Makalah
Oleh
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Penulis
1.1.Latar Belakang
Sejak Indonesia merdeka pada tahun 1945 hingga saat ini, ujian yang
dilakukan secara nasional telah mengalami perubahan istilah. Dikutip dari
kemdikbud.go.id, berikut ini berbagai perubahan istilah untuk ujian yang
dilakukan secara nasional :
1965 – 1971 : Ujian Negara
1972 – 1979 : Ujian Sekolah
1980 – 2002 : Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas)
2003 – 2004 : Ujian Akhir Nasional (UAN)
2005 – 2019 : Ujian Nasional (UN)
Ujian berskala nasional tersebut diperuntukkan bagi seluruh siswa yang berada di
tingkat akhir masa sekolah, seperti kelas 6, 9, dan 12.
Pada dasarnya penyelenggaraan ujian berskala nasional tersebut dilakukan
sebagai pemetaan masalah pendidikan dalam rangka menyusun kebijakan
pendidikan nasional. Tetapi pada proses pelaksanaannya (Ujian Nasional) terdapat
pro kontra yang cukup keras pada kalangan masyarakat, baik kalangan pendidik,
peserta didik, orang tua, pengamat pendidikan, atau masyarakat lainnya. Hal
tersebut dikarenakan proses pelaksanaan dengan tujuan yang diharapkan terdapat
kesenjangan yang cukup signifikan.
Kesenjangan tersebut menurut Masdar Hilmy, Pertama Ujian Nasional
tidak merefleksikan Taksonomi Bloom, yang dimana didalamnya ada dua aspek
penting dalam pendidikan yang tertinggal yaitu afektif dan psikomotorik, kedua
sebagai penentu kelulusan siswa, padahal yang diujikan bukan seluruh mata
pelajaran; Kedua Ujian Nasional tidak berorientasi life skill, siswa yang lulus
Ujian Nasional dengan nilai tertinggi tidak dijamin mampu memecahkan berbagai
persoalan dalam kehidupannya, ketiga Ujian Nasional tidak mampu membaca
1.2.Rumusan Masalah
Berikut adalah permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah ini
antara lain :
1) Apakah yang dimaksud dengan Asesmen Nasional?
2) Apakah perbedaan antara Ujian Nasional dan Asesmen Nasional?
3) Apakah Keunggulan dan kelemahan Asesmen Nasional?
4) Bagaimana implementasi Asesmen Nasional disekolah?
2) Survei Karakter
Survei Karakter dikerjakan oleh murid untuk mendapatkan
informasi hasil belajar sosial-emosional. Survei Karakter ini akan
mengukur 6 (enam) aspek Profil Pelajar Pancasila, yaitu beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia,
Sumber : https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/akm/file_akm.pdf
2) Soal AKM
AKM mengukur kompetensi mendasar yang perlu dipelajari semua
murid tanpa membedakan peminatannya. Oleh karena itu seluruh murid
akan mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama. Keunikan
konteks beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan
tercermin dalam ragam stimulus soal-soal AKM. Sebagai persiapan
menghadapi AKM guru dapat menggunakan atau mengadopsi soal PISA
sebagi bahan latihan kepada peserta didik.
Untuk contoh soal AKM Pusmenjar menyediakan contoh soal AKM
pada laman: https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm. Berikut contoh soal
AKM.
a. Soal Literasi
Dalam soal-soal Literasi ada bebrapa hal yang harus
diperhatikan, diantaranya:
(1) Pesan
b. Soal Numerasi
Mengenai soal-soalnumerasi ada beebrapa hal yang harus
diperhatikan, diantaranya:
(1) Pesan:
Melalui contoh soal tersebut (AKM kelas 8 dan kelas 11 ) murid
memiliki kompetensi untuk mengolah informasi serta
menginterpretasi informasi, selain itu murid dituntut mampu bernalar
menggunakan konsep matematika yang telah dipelajari untuk
memberikan sebuah justifikasi terhadap suatu masalah.
(2) Soal:
Soal diberikan dengan konteks dunia nyata dan membawa murid
ke tahap bernalar, sehingga solusi yang diberikan lebih aplikatif.
Murid dilatih untuk berkontribusi dengan cara memberikan
justifikasi seperti contoh soal kelas 8 & 11.
Melalui soal AKM, murid melatih kemampuan bernalar dengan
konsep matematika yang sudah diajarkan sehingga mampu
Makalah Asesmen NAsional Page 24
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. (hal ini
tidak banyak ditemui di ujian pada umumnya),
Berikut beberapa contoh soal numerasi untuk kelas 5,8,dan 11 yang
dikutip https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/akm/file_akm2.pdf
b. Waktu Pelaksanaan
Direncanakan pelaksanaan AKM untuk murid kelas VIII jenjang
SMP/MTs, serta kelas IX jenjang SMA/MA, dan SMK akhir Maret
2021, pelaksanaan AKM untuk murid kelas V jenjang SD/MI adalah di
bulan Agustus 2021.
Pelaksanaan Asesmen Nasional untuk murid akan dilaksanakan
selama dua hari. Hari pertama untuk Asesmen Literasi Membaca dan
Survei Karakter, sedangkan hari kedua untuk Asesmen Numerasi dan
Survei Lingkungan Belajar. Alokasi waktu sesi asesmen maupun survei
d. Teknis Pelaksanaan
Terdapat sejumlah modifikasi pada teknik pelaksanaan
Asesmen Nasional, seperti bentuk soal, maupun sistem adaptif. Namun
secara umum tenaga teknis yang mampu melakukan UNBK semi daring
akan mudah mempelajari sistem pelaksanaan Asesmen Nasional.
Aturan pelaksanaan di sekolah akan dituangkan lebih detail di dalam
Prosedur Operasional Standar (POS) Asesmen Nasional.
Kemdikbud memberikan alokasi waktu dua minggu untuk guru
mengisi Survei Lingkungan Belajar. Diharapkan dalam tenggat waktu
tersebut semua guru akan berpartisipasi. Partisipasi setiap guru di dalam
Survei Lingkungan Belajar akan mempengaruhi akurasi gambaran
umum iklim belajar dan iklim satuan pendidikan.
Setiap sesi memerlukan waktu maksimal 140 menit untuk
jenjang SD sederajat dan 165 menit untuk jenjang SMP/SMA sederajat.
Oleh karena itu, dalam satu hari dapat diselenggarakan 3 sesi tes.
Pembagian waktu setiap sesi digambarkan pada tabel berikut:
Tabel 2.3. Jadwal pelaksanaan AN
SD Sederajat SMP, SMA, SMK Sederajat
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-1 Hari ke-2
7.00-7.30 Persiapan 7.00-7.30 7.00-7.30 7.00-7.30
tes Persiapan tes Persiapan tes Persiapan tes
7.30-8.45 7.30-8.45 7.30-9.00 7.30-9.00
Literasi Numerasi Literasi Numerasi
8.45-9.00 8.45-9.00 9.00-9.15 9.00-9.15
Penjelasan survei Penjelasan survei Penjelasan survei Penjelasan survei
9.00-9.20 Survei 9.00-9.20 Survei 9.15-9.45 Survei 9.15-9.45 Survei
Sesi II Sesi II Sesi II Sesi II
10.00-10.30 10.00-10.30 10.00-10.30 10.00-10.30
Persiapan tes Persiapan tes Persiapan tes Persiapan tes
10.30-11.45 10.30-11.45 10.30-12.00 10.30-12.00
Literasi Numerasi Literasi Numerasi
11.45-12.00 11.45-12.00 12.00-12.15 12.00-12.15
Penjelasan survei Penjelasan survei Penjelasan survei Penjelasan survei
3) Tindak Lanjut
a. Pelaporan
Asesmen Nasional digunakan sebagai alat refleksi bagi setiap
satuan pendidikan untuk mampu melakukan langkah perbaikan. AKM
melaporkan persentase murid dalam setiap level kompetensi.
Diharapkan semua murid mencapai level kompetensi cakap atau mahir.
Melalui AKM diharapkan akan memberikan potret level kompetensi
murid di setiap satuan pendidikan pada literasi membaca dan numerasi.
b. Tindak Lanjut
Sekolah diharapkan menjadikan hasil Asesmen Nasional
sebagai alat refleksi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan
iklim satuan pendidikan. Selain itu, hasil ini diharapkan dapat
digunakan untuk menyusun dan melaksanakan program-program
sekolah yang mendorong terciptanya iklim belajar yang positif dan
kondusif.
Fokus penguatan guru adalah saat menindaklajuti hasil AKM:
baik memaknai, memanfaatkan sebagai umpan balik proses
pembelajaran serta penguatan kapasitas guru dalam melakukan
pembelajaran serta merancang asesmen yang berkualitas.
Berikut contoh implikasi AKM untuk menguasai konten:
(1) Contoh Strategi Penguasaan Konten di Mata Pelajaran IPS
Pelaporan tingkat kompetensi dapat dimanfaatkan guru berbagai
mata pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif
dan berkualitas. Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran
dapat dilihat melalui contoh berikut:
3.2.Saran
Berdasarkan simpulan di atas, terdapat beberapa saran berkenaan dengan
makalah ini dan pemanfaatannya, yaitu:
1. Bagi guru dapat menggali informasi lebih dalam lagi mengenai teknis
pelaksaan asesmen nasional ini sehingga pada saat pelaksanaan sudah
mengetahui tahapan-tahapannya;
2. Perbanyak telaah soal-soal jenis AKM yang dapat diakses pada
https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm/ atau soal PISA secara langsung;
3. Penulis juga mengharapkan kkritik dan saran dalam penulisan makalah
dikemudian hari.