ID SIMPKB : 201699627910
Asal Instansi : SMP ‘Aisyiyah Boarding School Bandung
KB 2 : Kongruensi Modulo
A. Kekongruenan
Definisi:
1) Jika 𝑚 suatu bilangan bulat positif
membagi 𝑎−𝑏 maka dikatakan 𝑎
kongruen terhadap 𝑏 modulo 𝑚 dan
ditulis 𝑎≡𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚).
2) Jika 𝑚 tidak membagi 𝑎−𝑏 maka
dikatakan 𝑎 tidak kongruen terhadap
𝑏 modulo 𝑏 dan ditulis 𝑎≢𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚).
Teorema:
1) Untuk bilangan bulat sebarang 𝑎 dan
𝑏, 𝑎≡𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) jika dan hanya jika 𝑎
dan 𝑏 memiliki sisa yang sama jika
dibagi 𝑚.
2) Untuk 𝑚 bilangan bulat positif dan
𝑝,𝑞, dan 𝑟 bilangan bulat, berlaku
a. Sifat Refleksif
𝑝≡𝑝 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
b. Sifat Simetris
𝑝≡𝑞 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) jika dan hanya jika
𝑞≡𝑝 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
c. Sifat Transitif
d. Jika 𝑝≡𝑞 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) dan 𝑞≡𝑟 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
maka 𝑝≡𝑟 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
3) Jika 𝑝,𝑞,𝑟, dan 𝑚 adalah bilangan-
bilangan bulat dan 𝑚>0 sedemikian
hingga 𝑝≡𝑞(𝑚𝑜𝑑 𝑚), maka:
a. 𝑝+𝑟≡𝑞+𝑟(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
b. 𝑝–𝑟≡𝑞–𝑟(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
c. 𝑝𝑟≡𝑞𝑟(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
4) Jika 𝑎≡𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) dan 𝑐≡𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
maka
a. 𝑎+𝑐≡𝑏+𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
b. 𝑎−𝑐≡𝑏−𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
c. 𝑎𝑐≡𝑏𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
5) Jika 𝑎≡𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) dan 𝑐≡𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
maka 𝑎𝑥+𝑐𝑦≡𝑏𝑥+𝑑𝑦 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
6) Jika 𝑝≡𝑝𝑞(𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka 𝑝𝑟≡𝑞𝑟 (𝑚𝑜𝑑
𝑚𝑟).
7) Jika 𝑎≡𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka 𝑎𝑛≡𝑏𝑛 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
untuk 𝑛 bilangan bulat positif.
8) Misalkan 𝑓 suatu polinom dengan
koefisien bilangan bulat, yaitu
𝑓(𝑥) = 𝑑0 𝑥 𝑛 + 𝑑1 𝑥 𝑛−1 + 𝑑2 𝑥 𝑛−2 + ⋯ + 𝑑𝑛−1 𝑥 + 𝑑𝑛
Dengan 𝑑0 , 𝑑1 , … , 𝑑𝑛 masing-masing
bilangan bulat.
9) Jika 𝑎 suatu solusi 𝑓(𝑥)≡0(𝑚𝑜𝑑 𝑚) dan
𝑎≡𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka 𝑏 juga solusi 𝑓(𝑥)
itu.
10) Jika 𝑑|𝑚 dan 𝑎≡𝑏(𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka 𝑎≡𝑏
(𝑚𝑜𝑑 𝑑)
11) Misalkan (𝑎,𝑚)=𝑑
𝑎𝑥=𝑎𝑦 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) jika dan hanya jika 𝑥 ≡
𝑚
𝑦 (𝑚𝑜𝑑 𝑑 )
12) Misalkan (𝑎,𝑚)=1.
𝑎𝑥≡𝑎𝑦 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) jika dan hanya jika 𝑥≡𝑦
(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
13) Jika 𝑎𝑥≡𝑎𝑦 (𝑚𝑜𝑑 𝑝) dengan 𝑝∤𝑎 dan 𝑝
bilangan basit, maka 𝑥≡𝑦 (𝑚𝑜𝑑 𝑝)
14) Diketahui bilangan-bilangan bulat
𝑎,𝑝,𝑞,𝑚, dan 𝑚>0.
a. 𝑎𝑝≡𝑎𝑞(𝑚𝑜𝑑 𝑚) jika dan hanya jika
𝑚
𝑝 ≡ 𝑞(𝑚𝑜𝑑 (𝑎,𝑚))
b. 𝑝≡𝑞(𝑚𝑜𝑑 𝑚1) dan 𝑝≡𝑞(𝑚𝑜𝑑 𝑚2) jika
dan hanya jika 𝑝≡𝑞(𝑚𝑜𝑑[𝑚1,𝑚2])
B. Sistem Residu
Definisi:
1. Suatu himpunan {𝑥,𝑥,…,𝑥} disebut suatu
sistem residu lengkap modulo 𝑚. Jika
dan hanya jika untuk setiap y dengan
0≤𝑦<𝑚, ada satu dan hanya satu 𝑥
dengan 1≤𝑖<𝑚, sedemikian hingga
𝑦≡𝑥(𝑚𝑜𝑑 𝑚) atau 𝑥≡𝑦(𝑚𝑜𝑑 𝑚).
2. Suatu himpunan bilangan bulat
{𝑥1,𝑥2,…,𝑥𝑘} disebut suatu sistem residu
tereduksi modulo 𝑚 jika dan hanya jika:
a) (𝑥𝑖,𝑚)=1,1≤𝑖<𝑘
b) 𝑥𝑖≡𝑥𝑗(𝑚𝑜𝑑 𝑚) untuk setiap 𝑖≠𝑗
c) Jika (𝑦,𝑚)=1, maka 𝑦≡𝑥𝑖(𝑚𝑜𝑑 𝑚) untuk
suatu 𝑖=1,2,…,𝑘
3. Ditentukan 𝑚 adalah suatu bilangan
bulat positif. Banyaknya residu di dalam
suatu sistem residu tereduksi modulo 𝑚
disebut fungsi 𝜙-Euler dari 𝑚, dan
dinyatakan dengan 𝜙(𝑚).
Teorema sistem residu:
1. Ditentukan (𝑎,𝑚)=1
2. Jika {𝑥1,𝑥2,…,𝑥𝑘} adalah suatu sistem
residu modulo 𝑚 yang lengkap atau
tereduksi, maka {𝑎𝑥1,𝑎𝑥2,…,𝑎𝑥𝑘} juga
merupakan suatu sistem residu modulo
𝑚 yang lengkap atau tereduksi.
3. Teorema Euler:
4. Jika 𝑎,𝑚∈Ζ dan 𝑚>0 sehingga (𝑎,𝑚)=1,
maka 𝑎𝜙(𝑚)≡1(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
5. Teorema Kecil Fermat:
6. Jika 𝑝 adalah suatu bilangan prima dan 𝑝
tidak membagi 𝑎, maka 𝑎𝑝−1≡1(𝑚𝑜𝑑 𝑝)
7. Jika (𝑎,𝑚)=1, maka hubungan 𝑎𝑥≡𝑏(𝑚𝑜𝑑
𝑚) mempunyai selesaian 𝑥=𝑎𝜙(𝑚)−1.𝑏 +𝑡𝑚
8. Teorema Wilson:
9. Jika 𝑝 adalah suatu bilangan prima,
maka (𝑝–1)!≡−1(𝑚𝑜𝑑 𝑝)
10. Jika 𝑛 adalah suatu bilangan bulat positif
sehingga (𝑛–1)!≡–1(𝑚𝑜𝑑 𝑛), maka 𝑛 adalah
suatu bilangan prima.
KB 3 : Notasi Sigma, Barisan dan Deret
A. Notasi Sigma
Secara umum bentuk notasi sigma
didefinisikan
∑𝑛𝑘=1 𝑎𝑘 = 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + ⋯ + 𝑎𝑛
Sifat:
1. ∑𝑛𝑘=1 1 = 𝑛
2. ∑𝑏𝑘=𝑎 𝑐𝑓(𝑘) = 𝑐 ∑𝑏𝑘=𝑎 𝑓(𝑘)
3. ∑𝑏𝑘=𝑎 (𝑓(𝑘) + 𝑔(𝑘)) = ∑𝑏𝑘=𝑎 𝑓(𝑘) +
∑𝑏𝑘=𝑎 𝑔(𝑘)
4. ∑𝑚−1
𝑘=1 𝑓(𝑘) + ∑𝑛𝑘=𝑚 𝑓(𝑘) =
𝑛
∑𝑘=1 𝑓(𝑘)
𝑛+𝑝
5. ∑𝑛𝑘=𝑚 𝑓(𝑘) = ∑𝑘=𝑚+𝑝 𝑓(𝑘 − 𝑝)
B. Barisan dan Deret
1) Barisan dan Deret Aritmetika
Definisi:
Setiap dua bilangan berurutan
mempunyai selisih yang tetap
Rumus suku ke-n:
𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
Deret:
1
𝑆𝑛 = 𝑛(𝑎 + 𝑈𝑛 )
2
1
𝑆𝑛 = 𝑛[2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏]
2
𝑈𝑛 = 𝑎𝑟 𝑛−1
Deret:
𝑎(𝑟 𝑛 − 1)
𝑆𝑛 =
𝑟−1
𝑎(1−𝑟 𝑛 )
𝑆𝑛 = 1−𝑟
, dengan 𝑟 ≠ 1
D. Barisan Fibonacci
Barisan Fibonacci adalah barisan
rekursif (pemanggilan ulang /
pengulangan) yang ditemukan oleh
seorang matematikawan
berkebangsaan Italia yang bernama
Leonardo da Pisa
Jadi barisan ini didefinisikan secara
rekursif sebagai berikut.
𝐹𝑛 = {0, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛 = 0 1, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛
= 1 𝐹𝑛 − 1 + 𝐹𝑛
− 2, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎
E. Golden Ratio
Golden ratio atau rasio emas
(𝜑=1.618205...) merupakan suatu
nilai rasio (ratio number) konvergen
yang diperoleh apabla suku-suku di
atas dua belas pada barisan fibonacci
dibagi dengan satu suku sebelumnya.
KB 4 : Induksi Matematika
a. Postulat Peano
1. 1 adalah anggota Ν.
2. Setiap anggota 𝑥∈Ν mempunyai
pengikut 𝑝(𝑥)∈Ν.
3. Dua bilangan di Ν yang berbeda
mempunyai pengikut yang berbeda.
4. 1 bukan pengikut bilangan 𝑥∈Ν
yang manapun.
5. Jika subhimpunan 𝑆⊆Ν memuat 1
dan pengikut dari setiap bilangan
di 𝑆, maka 𝑆=Ν.
b. Definisi Indusksi Matematika
Teknik pembuktian yang baku dalam
matematika dan merupakan salah
satu metoda/alat yang digunakan
untuk membuktikan suatu
pernyataan matematika, khususnya
pernyataan-pernytaan yang berkaitan
dengan bilangan asli atau bilangan
bulat positif
c. Prinsip
Misalkan {𝑃𝑛} adalah suatu barisan
proposisi (pernyataan) yang
memenuhi kedua persyaratan ini:
(i) 𝑃𝑁 adalah benar (biasanya 𝑁
adalah 1).
(ii) Kebenaran 𝑃𝑘 mengimplikasikan
kebenaran 𝑃𝑘+1≥𝑁.
Maka, 𝑃𝑛 adalah benar untuk setiap
bilangan bulat 𝑛≥𝑁.
2 Daftar materi yang sulit 1. Kongruensi Modulo
dipahami di modul ini 2. Induksi Matematika
3 Daftar materi yang sering 1. Kongruensi Modulo
mengalami miskonsepsi 2. Induksi Matematika