Bab 2
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Peran Lembaga Penegak Hukum
Peran POLRI:
1. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
2. Menegakkan hukum;
3. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat;
4. Sebagai penyidik utama dalam menangani setiap kejahatan secara umum.
Ketentuan hukum tentang POLRI UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik
Indonesia.
Salah satu wewenang POLRI adalah melakukan tindakan penyelidikan dan penyidikan
yang dilaksanakan dengan syarat:
1. Tidak bertentangan dengan aturan hukum yang berlaku;
2. Selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut dilakukan;
3. Harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya’
4. Berdasarkan pertimbangan yang layak karena keadaan yang memaksa;
5. Menghormati hak asasi manusia.
Ketentuan hukum yang mengatur tentang Kejaksaan RI adalah UU No. 16 Tahun 2004
tentang Kejaksaan Republik Indonesia.
Rangkuman Materi PPKn Bab 2 Indiktor 2 Kelas XII – Peran Lembaga Penegak Hukum 1
Tugas dan wewenang Kejaksaan dikelompokkan menjadi tiga bidang, yaitu:
1. Di bidang pidana:
a. Melakukan penuntutan;
b. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap;
c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan
pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;
d. Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan UU;
e. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan
tambahan.
Perwujudan kekuasaan kehakiman diatur dalam UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman.
Berdasarkan UU No. 48 Tahun 2009 kekuasaan kehakiman di Indonesia dilakukan oleh:
1. Mahkamah Agung (MA);
2. Badan peradilan yang berada di bawah MA, yaitu:
a. Peradilan Umum;
b. Peradilan Agama;
c. Peradilan Militer;
d. Peradilan Tata Usaha Negara;
3. Mahkamah Konstitusi;
4. Peradilan Khusus (Pengadilan HAM, Pengadilan Tipikor, Pengadilan Anak, Pengadilan
Pajak, Pengadilan Hubungan Kerja Industrial, dan lain-lain).
Hakim berwenang untuk mengadili. Mengadili adalah serangkaian tindakan hakim unuk
menerima, memeriksa, dan memutuskan perkara hukum berdasarkan asas bebas, jujur, dan
tidak memihak.
Rangkuman Materi PPKn Bab 2 Indiktor 2 Kelas XII – Peran Lembaga Penegak Hukum 2
Lembaga-lembaga peradilan/penegak hukum di Indonesia
1. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung merupakan badan peradilan tertinggi di Indonesia yang
berkedudukan di ibukota Indonesia (Jakarta) atau di tetapkan oleh presiden. Daerah
hukumnya meliputi seluruh wilayah Indonesia.
Mahkamah Agung mempunyai kekuasaan dan kewenangan sebagai berikut:
a. Memeriksa dan memutus permohonan kasasi dan peninjauan kembali (PK);
b. Memberi pertimbangan dalam bidang hukum;
c. Memberikan nasihat hukum kepada Presiden untuk pemberian dan penolakan grasi;
d. Menguji secara material peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang;
e. Melaksanakan tugas dan kewenangan berdasarkan undang-undang.
3. Mahkamah Konstitusi
Tugas dan wewenang Mahkamah Konstitusi adalah mengadili pada tingkat terakhir
yang putusannya bersifat final untuk:
a. Menguji UU terhadap UUD NRI Tahun 1945;
b. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD;
c. Memutus pembubaran partai politik;
d. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
Advokat
Advokat disebut juga penasihat hukum yaitu orang yang diberi kuasa untuk memberi
bantuan di bidang hukum, baik perdata atau pidana kepada yang memerlukannya. Bantuan
hukum itu berupa:
1. Nasihat (konsultasi);
2. Bantuan hukum aktif di dalam maupun di luar pengadilan dengan jalan mewakili,
mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum
para pengguna jasanya.
Rangkuman Materi PPKn Bab 2 Indiktor 2 Kelas XII – Peran Lembaga Penegak Hukum 3
Keberadaan advokat sebagai salah satu penegak hukum diatur dalam UU No. 18 Tahun 2003
tentang Advokat.
Syarat-syarat untuk menjadi advokat diatur dalam Pasal 3 UU No. 18 Tahun 2003, yaitu:
1. Warga Negara Indonesia;
2. Bertempat tinggal di Indonesia;
3. Tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara;
4. Berusia sekurang-kurangnya 25 tahun;
5. Berijazah sarjana (hukum);
6. Lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat;
7. Magang sekurang-kurangnya 2 tahun terus menerus pada kantor advokat;
8. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan
pidana penjara 5 tahun atau lebih;
9. Berperilaku baik, jujur, bertanggungjawab, adil, dan mempunyai integritas yang tinggi.
KPK dibentuk berdasarkan UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.
Tugas KPK:
1. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi;
2. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi;
3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi;
4. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi;
5. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
Rangkuman Materi PPKn Bab 2 Indiktor 2 Kelas XII – Peran Lembaga Penegak Hukum 4