Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN DI INDONESIA ANTARA IDEALITAS DAN REALITAS


Disusun Guna Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: H. Moh. Abas, S.Pd, M.Pd

SITI MAR’ATUL ADWIYAH ( 21106011212)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat, taufik
dan hidayah-Nya kami tim penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertema
“Pendidikan di Indonesia antara Idealitas dan Realitas ” dengan lancar dan tepat pada waktu
tanpa suatu kendala apapun. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Filsafat
Pendidikan Islam . Makalah ini ditulis dari hasil ungkapan pemikiran tim penyusun yang
bersumber dari berbagai buku sebagai referensi makalah kami. Tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak H. Moh. Abas, S.Pd, M.Pd selaku dosen
pengampu dari mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam atas bimbingannya dalam proses
penyusunan makalah ini.Kami selaku penyusun berharap, dengan hadirnya makalah ini dapat
memberikan manfaat dan menambah wawasan kepada para pembaca. Demikian makalah ini
kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan atau pun adanya ketidaksesuaian materi
yang kami angkat pada makalah ini, kami memohon maaf. Kami selaku tim penyusun sangat
membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih
baik lagi.

Kendal, 22 Juni 2023

Siti Mar’atul Adwiyah

2
DAFTAR PUSTAKA

Isi
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.............................................................................................................................6

1. Idealitas Pendidikan...........................................................................................................6

2. Realitas Pendidikan di Indonesia......................................................................................9

BAB III.........................................................................................................................................12

PENUTUP....................................................................................................................................12

A. Kesimpulan........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara mengenai pendidikan tidak terlepas dari realitas yang ada dan bagaimana
idealitasnya. Pendidikan sendiri adalah upaya dalam mengembangkan potensi yang ada sehinga
tercapailah insan kamil dan tercapailah kebahagiaan dunia dan akherat. Pendidikan dalam
konteks ini terkait dengan gerak dinamis, positif dan kontinu setiap individu menuju idealitas
kehidupan kehidupan manusia agar mendapatkan nilai terpuji.

Tujuan pendidikan nasional diarahkan kepada “berkembangnya potensi siswa agar menjadi
manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab”.1

Dalam hubungan ini, tujuan pendidikan nasional tidak bisa lepas dari pendidikan Islam
karena pendidikan Islam berfungsi untuk membentuk manusia yang bertakwa kepada Allah,
memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan juga memiliki kemampuan mengembangkan diri,
bermasyarakat serta bertingkah laku yang berdasarkan norma-norma agama Islam

Dengan demikian, kata Islam yang berada di belakang kata pendidikan menjadi visi, misi,
tujuan, dan karakter pendidikan itu senidiri. untuk itu secara singkat pendidikan Islam dapat
diartikan pendidikan yang seluruh aspeknya: visi, misi, tujuan, proses belajar mengajar, pedidik,
peserta didik, sarana prasarana, pembiayaan, pengelolaan, lingkungan, evaluasi, dam sebagainya
haruslah didasarkan pada ajaran Islam. Pendidikan juga berpengaruh terhadap kualitas
suatuindividu. Sehingga, pendidikan juga mempunyai peranan penting untuk kemajuan bangsa.
Hal ini berangkat dari sebuah konsep bahwa maju atau tidaknya suatu bangsa tercermin dari
kualitas induvidu-individu yang menempatinya. Apabilaindividu tersebut berkualitas, maka
peluang suatu bangsa untuk maju sangatlah besar.

Sejauh ini pendidikan di Indonesia memang masih belum stabil baik sistemnya maupun
pelaksanyaanya. Sehingga tidak heran apabila masih banyak permasalahan yang muncul pada
1
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta: CV.
Absolute, 2003, hlm.15.

4
pendidikan di negeri ini. Beberapa masalah pendidikan yang sedang dialami oleh Indonesia
adalah mengenai pemerataan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Realitas pendidikan di Indonesia?
2. Bagaimana Idealits pendidikan yang ada di Indonesia?

BAB II

PEMBAHASAN

5
1. Idealitas Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pembentukan pribadi dan karakter seseorang menjadi
pribadi yang diharapkan oleh bangsa, negara dan agama. Dan semua itu dimulai dari pembiasaan
serta contoh atau tauladan yang diberikan seseorang dalam proses pembelajaran apapun.

Sungguh ironis bahwa idealitas pendidikan mengharapkan terjadinya keseimbangan antara


transfer knowledge dengan attitude. Sedang realitas pendidikan di Indonesia masih banyak yang
hanya menekankan pada knowledge saja tidak pada pembentukan karakter. Pendidikan juga
merupakan suatu usaha untuk mengembangkan intelektualitas supaya cepat dan tepat dalam
mencerna semua gejala yang ada. Pendidikan itu sendiri juga dapat dilakukan baik dari keluarga,
lingkungan, dan sekolah.2

Cara melaksanakan pendidikan di Indonesia sudah tentu tidak bisa terlepas dari tujuan
pendidikan Indonesia, sebab pendidikan Indonesia yang dimaksud di sini ialah pendidikan yang
dilakukan dibumi Indonesia kepentingan bangsa Indonesia. Pendidikan memiliki makna yang
sangat penting dalam kehidupan. Sebuah makna yang sangat penting, pendidikan ini telah
menjadi sebuah pemahaman yang luas dari setiap kelompok masyarakat. Untuk setiap
pelaksanaanya selalu menjadi bentuk kesadaran masyarakat baik secara individu dan kelompok,
apalagi menolak terhadap arti penting dan signifikansi pendidikan terhadap individu dan juga
masyarakat.3

Pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang menghasilkan manusia baik yang Universal.
Agar pendidikan yang diterima oleh peserta didik secara maksimal, haruslah dibuat sistem
pendidikan yang ideal. Yang dimaksud ideal adalah yang memenuhi beberapa kriteria seperti
pendidikan yang sesuai umur, sesuai kapasitas kemampuan peserta didik dalam menerima, dan
pendidikan yang diberikan secara bertingkat dan bertahap. Pendidikan sesuai umur maksudnya
adalah proses belajar dimana materi yang diberikan kepada peserta didik sesuai dengan umurnya.
Misalnya anak SMP tidak cocok lagi jika diajarkan penjumlahan bilangan puluhan bahkan
satuan, karena seharusnya mereka sudah paham karena sudah diajarkan sejak taman kanak-
kanak. Sebaliknya anak SD juga tidak cocok jika diajarkan pelajaran Biologi, yang membahas
tentang proses reproduksi pada manusia. Karena mereka dianggap belum mengerti tentang

2
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam. (Cet- 3, Pustaka Setia: Bandung. 2011) hlm. 6-7.
3
As’aril Muhajir, Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual, Cet 1 (ARRUZZ MEDIA : Jogjakarta. 2011), hlm.17

6
masalah itu, dan berbahaya jika disalahgunakan. Hal ini juga berhubungan dengan kriteria kedua
yaitu sesuai dengan kapasitas kemampuan sang peserta didik untuk menerima pelajaran tersebut.

Upaya dalam menyiapkan pendidikan yang berkualitas dapat dilakukan dengan menerapkan
langkah-langkah diantaranya :

1. Peningkatan kemampuan pembelajar, Peningkatan dan pengembangan kemampuan


profesional menurut Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah meliputi berbagai aspek antara
lain kemampuan menggunakan metode dan sarana dalam proses belajar mengajar,
melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar, kemampuan memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar, disiplin dan komitmen pembelajaranan terhadap tugas.
2. Pemanfaatan lingkungan, Peningkatan prasarana dan sarana, Pemanfaatan lingkungan,
meliputi peningkatan keberhasilan, keindahan, keamanan, kesehatan, dan pelestarian
lingkungan serta pemanfaatannya sebagai sumber dan alat belajar
3. Melakukan pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara terencana,
4. Pengembangan tes evaluasi belajar, Dalam penyusunan tes terdapat tes terdapat beberapa
langkah yang ditempuh dalam mengembangkan hasil atau prestasi belajar. Langkah-langkah
tersebut adalah : (1) menysusun spesifikasi tes, (2) menulis soal tes, (3) Menelaah soal tes, (4)
melakukan uji coba tes, (5) menganalisis butir soal, (6) Memperbaiki tes, (7) Merakit tes, (8)
melaksanakan tes dan (9) Menafsirkan hasil tes.
5. Menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat, Sekolah merupakan tempat pembinaan dan
pengembangan pengetahuan dan kebudayaan yang sesuai dan dikehendaki oleh masyarakat
dimana sekolah itu berada. Sebaliknya masyarakat diharapkan membantu dan bekerjasama
dengan sekolah agar program sekolah berjalan lancar dan lulusan yang dihasilkan memenuhi
kebutuhan masyarakat. Oleh sebab itu hubungan sekolah dengan masyarakat perlu dibina dan
dikembangkan secara terus menerus, yaitu : 1) Hubungan sekolah dengan orang tua peserta
didik. 2) Hubungan sekolah dengan instansi terkait. 3) Hubungan sekolah dengan dunia usaha
dan tokoh masyarakat. 4) Hubungan sekolah dengan lembaga pendidikan lainnya.
6. Meningkatkan kompetensi dasar dan memperbaiki sikap yang harus dimiliki pembelajar/guru.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran, seorang pembelajar harus memilki sikap dan
kemampuan :
a. Menguasai Kurikulum dan Perangkat Pembelajaran

7
b. Penguasaan Materi Bidang Studi
c. Penguasaan Metode dan Tekhnik Penilaian.
d. Komitmen atau Kecintaan Pembelajar/Guru Terhadap Tugasnya.
e. Disiplin.

Apabila langkah tersebut dilaksanakan, upaya menyiapkan pendidikan berkualitas akan tercapai
dengan baik.

2. Realitas Pendidikan di Indonesia

Realitas Pendidikan di Indonesia sebagian besar masih belum mampu untuk dapat
memahamkan ilmu pengetahuan bagi peserta didik secara mendalam. Karena realitas yang
dialami menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan itu memaksa peserta didik untuk selalu
tunduk pada susunan kurikulum yang ada, sehingga potensi akademik maupun nonakademik
siswa menjadi sulit berkembang.

8
Konsep Filsafat
a. Metafisika
1) Materialism: kenyataan yang sebenarnya hanyalah kenyataan fisik
2) Dualism: kenyataan yang sebenarnya adalah kenyataan yang bersifat fisik/material
dan bersifat rohaniah/immaterial
3) Pluralism: kenyataan yang sebenarnya terbentuk dari berbagai bentuk kenyataan.
b. Humanologi
1) Hakikat manusia terletak pada apa yang dapat dikerjakan.
2) Jiwa merupakan sebuah organism yang sangat komples yang mempunyai
kemampuan berfikir.
3) Manusia mungkin mempnyai kebebasan atau tidak mempunyai kebebasan.
c. Epistimologi
1) Prinsip ketidakbergantungan: kenyataan hadir dengan sendirinya tidak tergantung
pada pngetahuan dan gagasan manusia dan kenyataan dapat diketahui oleh pikiran.
2) Pengetahuan dapat diperoleh memalui pengindraan
3) Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan dengan memeriksa kesesuaiannya dengan
fakta.
d. Aksiologi
Tingkah laku manusia diaturoleh hokum-hukumalam yang diperoleh melalui ilmu dan
pada taraf yang lebih rendah diatur oleh kebiasaan-kebiasaan atau adat istiadat yang telah
teruji dalam kehidupan.
Konsep-konsep Pendidikan
a. Tujuan Pendidikan
Tujuan-tujuan pendidikan adalah dapat menyesuaikan diri secara tepat dalam hidup dan
dapat melaksanakan tanggung jawab social
b. Isi Pendidikan atau Kurikulum
1) Kurikulum komprehensif yang berisi semua pengetahuan yang berguna bagi
penyesuaian diri dalam hidup dan tanggungjawab social.
2) Kurikulum berisi unsur-unsur pendidikan liberal/pendidikan umum untuk
mengembangkan kamampuan berfikir, dan pendidikan praktis untuk kepentingan
bekerja.

9
c. Metode Pendidikan
1) Semua kegitan belajar berdasarkan pengalaman baik langsung maupun tidak
langsung.
2) Metode mengajar hendaknya bersifat logis, bertahap atau berurutan.
3) Pembiasaan merupakan sebuah metode pokok yang diergunakan baik oleh kalangan
penganut realism maupun behaviorisme
d. Peranan Peserta Didik dan Pendidik
1) Dalam hubungannya dengan pengajaran, peranan peserta didik adalah penguasaaan
pengetahhuan yang dapat berubah-ubah.
2) Dalam hubungannya dengan disiplin , tatacara yang baik sangat penting dalam
belajar. Peserta didik perlu mempunyai disiplin mental dan moral untuk setiap tingkat
kebajikan.
3) Peranan pendidik adalah menguasai pengetahuan, ketrampilan teknik-teknik
pendidikan dengan kewenangan untuk mencapai hasil pendidikan yang dibebankan
padanya. Tokoh-tokoh Pendukung Aristoteles, Johan Amos Comeneus, John Milton,
Montaigne

Realitas dunia pendidikan Indonesia saat ini menunjukkan semakin tidak relevan antara
apa yang dipelajari di sekolah dan pengalaman konkret dalam masyarakat. Lulusan dunia
pendidikan begitu gagap saat harus menghadapi kehidupan yang sesungguhnya. Apa yang dilihat
dan dipecahkan dalam kehidupan lebih sering tidak "nyambung" (match) dengan teori yang
dihafal dibangku kelas. Dengan demikian, pendidikan menghasilkan output yang tidak selaras
dengan dinamika kehidupan yang terus berkembang secara pesat. Ada permasalahan yang
semakin melebar antara idealitas pendidikan dan realitas kehidupan yang kian kompleks.

Jika melihat bagaimana realitas pendidikan sekarang, seakan bertolak belakang


dengan bagaimana konsep pendidikan menurut ki Hadjar. Pendidikan sekarang tidak lagi
berorientasi pada pembentukan budi pekerti dan kesaran diri, tapi lebih pada kualifikasi
dengan menggunakan standarisasi-standarisasi melalui angka, sehingga cenderung
positivistik dengan berpola mirip pendidikan gaya eropa yang berupa perintah, hukuman dan
hadiah. Tujuan dari pendidikan itu sendiri seakan tergerus karena masuknya kapitalisasi dunia
pendidikan yang semakin mengerdilkan apa yang disebut dengan pendidikan itu sendiri.
Pendidikan yang cenderung kapitalistik ini malah membuat lembaga sekolah tidak lagi jadi
wadah untuk membentuk siswa menjadi individu yang baik, tapi malah memobjektivasi siswa
jadi alat untuk memperoleh modal. Pendidikan seakan tercerabut dari sifatnya yang bebas
untuk siapa saja dengan maraknya sekolah-sekolah elit.

10
Jika melihat bagaimana realitas pendidikan sekarang, seakan bertolak
belakangdengan bagaimana konsep pendidikan menurut ki Hadjar. Pendidikan sekarang tidak
lagiberorientasi pada pembentukan budi pekerti dan kesaran diri, tapi lebih pada
kualifikasidengan menggunakan standarisasi-standarisasi melalui angka, sehingga
cenderungpositivistik dengan berpola mirip pendidikan gaya eropa yang berupa perintah,
hukuman danhadiah. Tujuan dari pendidikan itu sendiri seakan tergerus karena masuknya
kapitalisasi duniapendidikan yang semakin mengerdilkan apa yang disebut dengan
pendidikan itu sendiri.Pendidikan yang cenderung kapitalistik ini malah membuat lembaga
sekolah tidak lagi jadiwadah untuk membentuk siswa menjadi individu yang baik, tapi malah
memobjektivasi siswajadi alat untuk memperoleh modal. Pendidikan seakan tercerabut dari
sifatnya yang bebasuntuk siapa saja dengan maraknya sekolah-sekolah elit.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian tentang sistem pendidikan di Indonesia antara Idealitas dan realitas di atas
dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia dewasa ini tampak ada kesenjangan
antara Idealitas dan realitas. Secara makro dapat dilihat dalam aspek pengelolaan, peran
pemerintah dan masyarakat, kurikulum atau materi ajar, pendekatan dan metodologi
pembelajaran, sumber daya manusia, lingkungan kampus atau sekolah, dana, dan akreditasi.
Kesenjangan dalam sistem pendidikan tersebut disebabkan karena faktor politik, ekonomi,
sosial-budaya dan sebagainya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan dan perkembangan
zaman.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ghirahbelajar.com/2022/04/realitas-pendidikan-di-indonesia-efektif-atau-
formalitas.html. Diakses pada Kamis 22 Juni 2023.

https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-semarang/ilmu-pendidikan/
realitas-pendidikan-di-indonesia-dalam-filsafat-pendidikan-ki-hadjar-dewantara/31914776.
Diakses pada Kamis 22 Juni 2023.

Makalah: FPI (IDEALITAS DAN REALITAS PENDIDIKAN) | PENDIDIKAN ISLAM


(rizkanaya.blogspot.com)

Munirah, M. (2015). Sistem Pendidikan di Indonesia: antara keinginan dan realita.


AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 2(2), 233-245.

Nasional, I. D. P. (2003). Undang-undang republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang


sistem pendidikan nasional.

Pendidikan yang Ideal Bagi Indonesia - Kompasiana.com, di akses pada kamis 22 Juni 2023.

Tabroni, T. (2015). Upaya Menyiapkan Pendidikan Yang Berkualitas.

13

Anda mungkin juga menyukai