Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR

ERY MURDIYANINGSIH
857793081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU


SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ SURAKARTA
2022.1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat,
dan Anugrah-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah “ PENDIDIKAN DI
SEKOLAH DASAR” tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini bertujuan menyelesaikan
tugas matakuliah Teknik Penulisan Karya Ilmiah.

Makalah ini berisikan tentang infomasi Pendidikan di Sekolah Dasar. Diharapkan


makalah ini dapat memberikan infomasi kepada kita semua. Saya menyadari dalam penulisan
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dai kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari pihak pembaca sangat saya butuhkan agar makalah ini dapat menjadi lebih baik
lagi nantinya. Demikian, apabila tedapat banyak kesalahan saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambahkan pengetahuan dan wawasan
pembaca dan bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.

Karanganyar, 23 Mei 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i


BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................................. 2
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 3
2.1 Hakikat Pendidikan di SD ................................................................................................... 3
2.1.1 Definisi Pendidikan ....................................................................................................... 3
2.1.2 Tujuan Pendidikan di SD ............................................................................................. 6
2.1.3 Fungsi Pendidikan di SD.............................................................................................. 7
2.1.4 Prinsip-prinsip Pendidikan di SD ............................................................................... 10
BAB III …………………………………………………………………………………………14
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................….14
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia,


karena dimana pun dan kapan pun di dunia terdapat pendidikan. Pendidikan pada
hakikatnya merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu
membudayakan manusia atau untuk memuliakan kemanusiaan manusia. Untuk
terlaksananya pendidikan secara baik dan tepat, maka diperlukan suatu tujuan dan
fungsi pendidikan yang dijadiakan sebagai acuan dalam membentuk peserta didik yang
baik untuk masa mendatang. Dalam melaksanakan pendidikan itu, selain dibutuhkan
tujuan dan fungsi maka diperlukan pula suatu prinsip-prinsip yang dijadikan tumpuan
untuk melaksanakan pendidikan itu sendiri. Dengan demikian selain bersifat universal,
pendidikan juga bersifat nasional. Sifat nasionalnya akanmewarnai penyelenggaraan
pendidikan bangsa.

Pendidikan sekolah dasar sebagai jenjang paling dasar pada pendidikan formal
mempunyai peran besar bagi keberlangsungan proses pendidikan selanjutnya. Hal ini
sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 pasal 17 ayat 1 yang
menyebutkan bahwa “ Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah.” Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk
Satuan Pendidikan Dasar (Tahun 2007 Semester I&II) dijelaskan bahwa “Tujuan
Pendidikan Dasar adalah meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.”
Membekali peserta didik agar cerdas secara intelektual pengetahuan dan sosial
merupakan peran guru di sekolah. Maka guru sebagai pengajar maupun pendidik memiliki
peran besar terhadap siswa dan keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Hal ini sejalan
dengan pendapat Hamzah B. Uno (2006: 168) yaitu guru harus menguasai keterampilan
dalam mengajar agar dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik yang berimplikasi
pada peningkatan kualitas lulusan sekolah dan diharapkan dapat menyelesaikan berbagai
permasalahan yang timbul dalam proses kegiatan belajar mengajar.

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini diharapkan pembaca mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian pendidikan
2. Menjelaskan tujuan dan fungsi pendidikan di SD
3. Menjelaskan tentang prinsip-prinsip pendidikan di SD

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa definisi pendidikan?
2. Apa tujuan pendidikan di SD?
3. Apa fungsi pendidikan di SD?
4. Apa saja prinsip-prinsip pendidikan di SD?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Pendidikan di SD

2.1.1Definisi Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu fenomena manusia yang sangat kompleks. Karena
sifatnya yang kompleks itu maka pendidikandapat dilihat dan dijelaskan dari
berbagai sudut pandang, seperti dari sudut pandang psikologi, sosiologi dan
antropologi, ekonomi, politik, komunikasi dan lain-lain. Oleh karena itu definisi
pendidikan yang dikemukakan para ahli pun berbeda-beda karena landasan falsafah
yang digunakan berbeda-beda pula. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat ( UU Sisdiknas No.2.1989 ).

Ki Hajar Dewantara, sebagai Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia, peletak dasar


yang kuat pendidikan nasional yang progresif untuk generasi sekarang dan generasi
yang akan datang merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut :
“pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti
(kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek dan tubuh anak); dalam Taman Siswa
tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu supaya kita memajukan
kesempurnaan hidup, kehidupan, dan penghidupan anak-anak yang kita didik,
selaras dengan dengan dunianya”

Pengertian yang terdapat dalam “Dictionary of Education”, mengemukakan bahwa


:
“Pendidikan ialah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap
dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya didalam masyarakat dimana ia hidup,
proses sosial dimana seseorang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang
terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat
memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan
individu yang optimum” (Dijen Dikti, 1983/1984: 19).

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.20 Tahun 2003 Bab I


Pasal I menggariskan bahwa :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”

3
Pengertian pendidikan yang ada dalam UUSPN No.20 Tahun 2003 dipertegas
dengan Ketetapan MPR, bahwa pendidikan adalah upaya untuk :
“Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah,
terpadu, dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh
komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai
dengan hak dukungan dan lingkungan sesuai dengan potensinya”

G.Tompson (1957) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah pengaruh


lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap di
dalam kebiasaan-kebiasaan, pemikiran, sikap-sikap, dan tingkah laku. Sejalan
dengan pandangan tersebut, Crow and Crow (1960) mengemukakan : harus diyakini
bahwa fungsi utama adalah bimbingan terhadap individu dalam upaya memenuhi
kebutuhan dan keinginan yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya sehingga dia
memperoleh kepuasan dalam seluruh aspek kehidupan pribadi dan kehidupan
sosialnya.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas, dapat diberikan beberapa ciri atau unsur
umum dalam pendidikan, yaitu :
1. Pendidikan harus memiliki tujuan, yang pada hakikatnya adalah
pengembangan potensi individu yang bermanfaat bagi kehidupan pribadinya
maupun bagi warga negara atau warga masyarakat lainnya.
2. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan perlu melakukan upaya yang
disengaja dan terencana yang meliputi upaya bimbingan, pengajaran dan
pelatihan.
3. Kegiatan tersebut harus diwujudkan di dalam lingkungan keluarga, sekolah
dan masyarakat yang lazim disebut dengan pendidikan formal, informal dan
nonformal.

Beberapa asumsi dasar yang berkenaan dengan hakikat pendidikan menurut Raka
Joni (1985: 2) sebagai berikut :
1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusia yang ditandai oleh
keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan
pendidikan.
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi
lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat.
3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup.
5. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu
pengetauan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.
Pada dasarnya pendidikan harus dilihat sebagai proses dan sekaligus sebagai tujuan.
Asumsi dasar pendidikan tersebut memandang pendidikan sebagai kegiatan
kehidupan dan masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia seutuhnya yang
berlangsung sepanjang hayat.

4
Tilaar (1999: 28) merumuskan hakikat pendidikan sebagai suatu proses
menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya,
dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional, dan global.
Rumusan hakikat pendidikan tersebut memiliki komponen-komponen sebagai
berikut :
1. Pendidikan merupakan suatu proses berkesinambungan. Artinya, proses
pendidikan mengimplikasikan bahwa peserta didik memiliki kemampuan-
kemampuan yang immanent (tetap ada) sebagai makhluk sosial, dan juga
mengimplikasikan bahwa manusia adalah makhluk yang tidak pernah
selesai.
2. Proses pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia.
Artinya, keberadaan manusia adalah suatu keberadaan interaktif. Interaksi
manusia ini tidak saja dengan sesamanya, tetapi juga dengan alam, ide, dan
dengan Tuhannya.
3. Eksistensi manusia yang memasyarakat. Proses pendidikan adalah proses
mewujudkan eksistensi manusia yang memasyarakat. Dalam proses ini
terjadi internalisai nilai-nilai, pembaharuan dan revitalisasi (penyegaran)
moral.
4. Proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi waktu dan
ruang. Proses tersebut dapat menembus masa lalu, kini, dan masa depan.
Selain itu berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi,
proses pendidikan juga dapat menembus dimensi lokal, nasional, regional
dan global.

Dalam proses pendidikan terjadi proses perkembangan. Pendidikan adalah proses


membantu peserta didik agar berkembang secara optimal; yaitu berkembang setinggi
mungkin, sesuai dengan potensi dan sistem nilai yang dianutnya dalam masyarakat.
Pendidikan bukanlah proses memaksakan kehendak orang dewasa (guru) kepada
peserta didik, melainkan upaya menciptakan kondisi yang kondusif bagi
perkembangan anak, yaitu kondisi yang memberi kemudahan kepada anak untuk
mengembangkan dirinya secara optimal. Ini berarti bahwa di dalam pendidikan anak
aktif mengembangkan diri dan guru aktif membantu menciptakan kemudahan
(facilitating) untuk perkembangan yang optimal itu.

Sekolah Dasar (SD), menurut Waini Rasyidi (1993) pada hakikatnya merupakan
suatu satuan atau unit lembaga sosial yang diberi amanah atau tugas khusus oleh
masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan dasar secara sistematis. Atas
pemahaman tentang beberapa definisi pendidikan maka anda dapat mendefinisikan
pendidikan sekolah dasar sebagai suatu proses yang bukan hanya memberi bekal
kemampuan intelektual dasar dalam membaca, menulis dan berhitung saja
melainkan juga sebagai proses mengembangkan kemampuan dasar peserta didik
secara optimal dalam aspek intelektual, sosial, dan personal, untuk dapatmelanjutkan
pendidikan di SLTP atau yang sederajat.

5
2.1.2 Tujuan Pendidikan di SD

Tujuan pendidikan merupakan gambaran kondisi akhir atau nilai-nilai yang ingin
tercapai dari suatu proses pendidikan. Setiap pendidikan memiliki dua fungsi,
yaitu :
1. Menggambarkan kondisi akhir yang ingin dicapai.
2. Memberikan arah dan cara bagi semua usaha atau proses yang dilakukan.

Di dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah menumbuhkembangkan
pribadi-pribadi yang :
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa
2. Berakhlak mulia
3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan
4. Mrmiliki kesehatan jasmani dan rohani
5. Memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri
6. Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan

Tujuan pendidikan nasional itu terarah pada perkembangan kehidupan anak sebagai
pribadi, sebagai warga masyarakat, sebagai warga negara indonesia dan sebagai
warga dunia.

Upaya dalam mengembangkan kehidupan siswa sebagai pribadi adalah


1. Memperkuat dasar keimanan dan ketaqwaan
2. Mengembangkan sikap dan kebiasaan hidup yang baik
3. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar
4. Memelihara kesehatan jasmani dan rohani
5. Meningkatkan kemampuan belajar
6. Membentuk pribadi yang mantap dan mandiri

Upaya dalam mengembangkan siswa sebagai masyarakat adalah


1. Memperkuat kesadaran hidup bersama dengan orang lain
2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial
3. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk
berperan dalam kehidupan bermasyarakat

Upaya dalam mengembangkan siswa sebagai warga negara adalah


1. Mengetahui hak dan kewajibannya sebagai warga negara Republik
Indonesia
2. Menumbuhkembangkan rasa tanggung jawab terhadap kemajuan bangsa
dan negara
3. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk
berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

6
Sedangkan upaya untuk mengembangkan siswa sebagai anggota umat manusia
adalah
1. Meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat
2. Meningkatkan kesadaran tentang Hak Asasi Manusia
3. Memberikan pengertian tentang pentingnya ketertiban dunia
4. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya persahabatan antar bangsa

Secara teknis, pendidikan sekolah dasar dapat diartikan sebagai proses atau usaha
sadar untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan dasar
dalam aspek intelektual, sosial, personal, dan spiritual yang sesuai dengan
karakteristik perkembangannya sehinggadia mampu melanjutkan pendidikan
sekolah menengah pertama atau yang sederajat.

Tujuan pendidikan di SD diuraikan secara terperinci seperti berikut :


1. Memberikan bekal kemampuan membaca, menulis dan berhitung

Said Hamid (1989) mengemukakan bahwa keterampilan dasar yang diakui


secara universal adalah membaca, menulis dan berhitung. Yang
sesungguhnya ditegaskan dalam pasal 34 ayat 3 mengenai isi kurikulum
pendidikan dasar bahwa membaca, menulis dan berhitung merupakan bahan
kajian minimal.

2. Memberikan kemampuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi


kehidupan siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya

Menurut Ahman (2000) tujuan pendidikan di SD tidak lagi menyiapkan


siswa untuk terjun ke masyarakat melainkan menyiapkan siswa untuk
melanjutkan pendidikan tingkat selanjutnya.

3. Mempersiapkan anak untuk mengikuti pendidikan di SLTP atau sederajat

Rohman Natawidjaja (1989) menyatakan bahwa program pendidikan di SD


perlu lebih ditekankan pada segi pendidikan daripada pengajaran dalam
rangka pembentukan landasan kepribadian yang kuat.

2.1.3 Fungsi Pendidikan di SD


Para pakar pendidikan banyak yang sependapat bahwa fungsi pendidikan adalah
meliputi: (1) fungsi individuasi, (2) fungsi sosialisasi, (3) fungsi nasionalisasi,
dan (4) fungsi humanisasi. Di dalam prakteknya bertujuan antara fungsi satu
dengan yang lain sulit di pisah-pisahkan.
Pertama adalah fungsi individuasi merujuk pada proses untuk menjadi diri
sendiri sebagai pribadi yang unik, berbeda dengan pribadi yang lain. Jadi

7
individuasi merupakan tujuan dan fungsi pendidikan yang hakiki. Berbeda sekali
dengan istilah individualisasi yang merujuk pada suatu proses dalam interaksi
sosial dimana tingkah laku seseorang diarahkan hanya untuk memenuhi
kebutuhan dirinya sendiri, tanpa menghiraukan kebutuhan dan keberadaan orang
lain. Jadi antara individuasi dan individualisasi cukup kontras perbedaanya.
Individuasi konotasinya pada pola perbuatan seseorang yang mandiri, sedangkan
individualisasi konotasinya pada pola perbuatan seseorang yang lebih menonjol
kepentingan diri sendiri tanpa menghiraukan orang lain.

Kedua adalah fungsi sosialisasi dan pembudayaan. Fungsi ini adalah untuk
mengembangkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang baik.
Fungsi ini tidak dapat dipisahkan dengan fungsi pembudayaan. Dengan fungsi ini
pendidikan yang di selenggarakan harus selalu mendorong dan mengkondisikan
anak didik untuk melakukan apa yang disebut dengan belajar sosial (sosial
learning), anak diajarkan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain
dengan memahami, manghayati melaksanakan sistem nilai dan norma yang
berlaku di masyarakat. Anak akan menunjukan prilaku sosial yang baik seperti
jujur, peduli, sopan-santun, toleransi dan sebagainya bilamana lingkungan
sosialnya memang demikian. Jadi dengan fungsi ini anak akan memiliki identitas
sosio-budaya yang unik, berbeda dengan anak yang lainhidup dengan lingkungan
sosio-budaya yang lain.

Ketiga adalah fungsi nasionalisasi. Fungsi ini mengandung arti bahwa pendidikan
harus mendidik anak untuk menjadi warga negara yang baik. Dengan fungsi ini
pendidikan harus menumbuhkembangkan kesadaran kecintaan dan kebanggaan
setiap anak didik untuk menjadi warga negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Pendidikan harus mengenalkan berbagai khasanah kekayaan yang
dimiliki oleh negara dalam berbagai aspek agar anak memiliki rasa cinta dan
bangga terhadap negaranya sendiri.

Keempat adalah fungsi humanisasi. Fungsi ini mengandung arti bahwa


pendidikan kewajiban untuk menumbuhkembangkan anak untuk menjadi bagian
dari umat manusia di dunia, tanpa harus rikuh dengan perbedaan suku, ras, dan
agama. Dengan melaksanakan fungsi ini, anak dididik untuk mengenbangkan
sikap saling menghargai atau toleransi terhadap perbedaan, hidup rukun dan
damai dalam keragaman tanpa kehilangan identitasnnya sendiri. Cara yang dapat
diupayakan antara lain adalah anak SD mulai diperkenalkan dengan bahasa
inggris sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan warga negara
lain di dunia, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui internet.

Dengan rumusan yang berbeda, Umar Tirtarahardja Dan La Sula (1995)


mengemukakan fungsi pendidikan sebagai berikut

8
1. Tranformasi budaya, pendidikan dalam hal ini berfungsi untuk
mewariskan budaya dari generasi ke genarasi berikutnya. Misalnya,
bagaimana suatu masyarakat melestarikan adat istiadat, nilai atau
kebiasaan-kebiasaan yang dianngap baik kepada anak dan generasi
penerusnya.
2. Pembentukan kepribadian, pendidikan merupakan budaya yangsistematis
untuk membentuk dan meningkatkan kualitas kepribadian individu.
Karakteritik kepribadian yang kreatif, mandiri, tanggung jawab, ulet dan
tekun merupakan sifat-sifat yang dituju dari fungsi ini.
3. Penyiapan warga masyarakat dan warga negara, pendidikan berupaya
untuk membentuk siswa agar menjadi warga masyarakat dan warga
negara yang baik, sesuai dengan tujuan dan falsafah bangsa, mengetahui
dan mampu menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat
dan warga Negara Kesatuaan Republik Indonesia sesuai dengan
perundang-undangan dan hukum yang berlaku.
4. Penyiapan tenaga kerja, pendidikan berupaya memberi berbagai
kemampuan, sikap serta keterampilan kepada siswa untuk menjadi
manusia yang produktif bagi kehidupan dirinya, keluarga, masyarakat,
dan bangsa.

Pendidkikan dasar berfungsi sebagai jenjang awal dari pendidkan di sekolahuntuk


mengembangkan dasar pribadi manusia sebagai masyarakat dan warganegara yang
berbudi luhur, beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta
memiliki kemampuan dan keterampilan dasar sebagai bekal hidup di masyarakat.

Memperhatikan fungsi pendidikan pada umumnya dan fungsi pendidikan diatas,


maka fungsi pendidikan di SD adalah:
Pertama, fungsi yang sangat mendasar dari pendidikan di SD adalah fungsi
pembentukan dan pengenbangan dasar kepribadian anak. Sebagai individu, setiap
anak SD memiliki kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia
dan tingkat kematanganya masing-masing.

Kedua, fungsi pendidikan di SD adalah menyampaikan warga masyarakat dan


warga negara Republik Indonesia yang baik. Anak harus belajar, mengetahui dan
menyadari hak dan kewajiban dan sebagai warga masyarakat dan warga negara
yang baik dan memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan serta
memiliki budi pekerti yang luhur, beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.

Ketiga, transformasi budaya yaitu bagaimana pendidikan mempertahankan dan


atau mengubah nilai-nilai tertentu atau mengembangkan nilai-nilai baru yang
dipandang lebih sesuai dengan perkembangan masyarakat.

9
Keempat, fungsi transisional (antara). Sejak dilaksanakannya wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun, fungsi pendidikan SD telah mengalami perubahan yang
mendasar. Pendidikan SD tidak menjalankan fungsi terminal melaikan
menjalankan fungsi transisional. Artinya, bagi setiap anak usia sekolah (6-13
tahun), pendidikan di SD bukan lagi sebagai kondisi akhir dari pendidikan formal
yang diharapkan melainkan sebagai tujuan karena setelah itu semua pihak harus
membantu individu tamatan SD untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya.

Anda sebagai pendidik di SD harus menciptakan suasana belajar dan proses


pembelajaran yang kondusif atau mendukung agar pendidikan benar-benar
mengimplementasikan fungsi-fungsi tersebut secara terintegrasi, dinamis, dan
efektif. Oleh sebab itu, menurut sunaryo karta dinata (1996) pekembangan siswa
secara optimal harus menjadi tujuan pembelajaran di SD jangan diartikan sama
dengan pembelian materi pelajaran saja. Perkembangan etika siswa di SD
cenderung masih berorientasi eksternal. Moralitas, etika, dan norma ditaati supaya
terhindar dari hukuman atau untuk memperoleh ganjaran semata.

2.1.4 Prinsip-prinsip Pendidikan di SD

Pendapat dan pandangan beberapa pakar pendidikan yang memegang prinsip


pendidikan dari prespektif perkembangan dikemukakan berikut ini, antara lain
Abin Syamsuddin Makmum (1996) yang meyatakan bahwa prinsip dan hukum-
hukum perkembangan individu harus menjadi titik tolak pendidikan, mengigat
setiap pendidikan dan proses pembelajaran pada khasusnya akan selalu berhadapan
dengan individu manusia yang sedang berkembang. Berdasarkan atas hasil kajian
kepadanan antara hukum perkembangan dan prinsip pendidikan dikemukakan,
seperti berikut.

Hukum Perkembangan Prinsip Pendidikan


1. Perkembangan dipengaruhi oleh 1) Perkembangan konsep, kurikulum dan
(a) pembawaan, (b) lingkungan, program pendidikan harus
dan (c) faktor kematangan (P =f( memperhatikan ketiga faktor tersebut
H,E,T)
2. Proses perkembangan langsung 2) Program kurikulum bel;ajar mengajar
secara bertahap (progresif, disusun secara bertahap dan berjenjang
sistematik dan berkesinambungan) a. Dari sederhana menuju kompleks
b. Dari mudah menuju sukar
c. Sistem belajar mengajar
diorganisasikan agar terlaksana
prinsip belajar tuntas dan maju
berkelanjutan.
3. Bagian-bagian dari fungsi 3) Sampai batas tertentu, program dan
organisme garis perkembangan strategi belajar mengajar dalam bentuk:
dan tingkat kematangan masing- a. Isi kurikulum yang saling berkolerasi
masing meskipun demikian, b. Broad fields

10
sebagai kesatuan organisasi dalam c. Berorientasi kompetensi.
prosesnya terhadap korelasi dan
bahkan kompensantoris antara
yang satu dengan yang lainnya.
4. Terhadap variasi dalam tempo dan 4) Program dan strategi belajar mengajar
irama perkembangan individual sampai batas tertentu seyogianya
dan kelompok tertentu menurut diorganisasi agar memungkinkan belajar
latar belakang jenis, geografis dan secara kelompok, misalnya dengan
kultural. menggunakan sistem modul.
5. Proses perkembangan itu pada 5) Program dan strategi belajar mengajar
tahap awalnya bersifat diferensiasi seyogianya di organisasikan agar
dan pada tahap akhirnya lebih memungkiankan proses yang bersifat:
integratif. a. Deduktif-induktif
b. Analisis-sintesis
c. Global-spesifik-glpbal.
6. Dalam batas-batas masa peka 6) Program dan strategi belajar mengajar
perkembangan dapat dipercepat seyogianya dikembangkan dan
atau diperlambat oleh kondisi diorganisasikan agar merangsang,
lingkungan. mempercepat dan menghindari ekses
memperlambat laju perkembangan
peserta didik.
7. Laju perkembangan anak 7) Lingkungan hidup dan pendidik kanak-
berlangsung lebih pesat dari pada kanak (TK) amat penting untuk
periode kanak-kanak dari pada memperkaya pengelaman dan
periode-periode berikutnya. pencepatan laju perkembangan.

Sejalan dengan pandangan diatas, Sunaryo Kartadinata (1996) menjelaskan prinsip


prinsip perkembangan diswa SD dan kesempatannya dengan prinsip-prinsip pendidikan
SD.

Prinsip-prinsip perkembangannya adalah berikit ini.


1. Perkembangan adalah proses yang tak pernah berakhir, oleh karena itu pendidik
atau belajar merupakan proses sepanjang hayat
2. Setiap anak bersifat individual dan berkembangan dalam percepatan individual.
3. Semua aspek perkembangan saling berkaitan.
4. Perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan. Secara umum perkembangan
manusia itu adalah sebagai berikut:

a. Bergerak dari kepala ke kaki atau dari pusat kebagian.


b. Bergerak dari struktur dan fungsi.seseorang anak tidak dapat diajari membaca
sebelum kelenjar matanya belum berfungsi untuk membaca atau diajari menulis
sebelu otot tangannya berfungsi untuk memegang alat tulis.
c. Bergerak dari konkret ke abstrak. Pelajaran hendaknya dimulai dari hal-hal yang
konkret ke hal-hal yang bersifat abstrak, konseptual dan pemahaman hubungan
sebab akibbat.

11
d. Bergerak dari egosentris ke perspektif menuju pemahaman. Dalam usia yang
masih dini anak harus belajar bagaimana belajar memahami kondisi objektif
orang lain.
e. Bergerak dari heteronon ke otonom. Pendidikan harus memungkinkan anak
menjadi mandiri, dapat membuat pilihan, dan keputusan sendiri serta mampu
mempertanggung jawabkan perbuatannya.
f. Bergerak dari absolutisme ke relativisme. Pendidikan harus menyadarkan anak
selalu terbuka terhadap hal-hal baru yang dan hal-hal yang bersifat khusus.
g. Bergerak spiral kearah tujuan. Sekalipun anak sudah memiliki arah minat
tertentu, namun guru harus tetap memberi arahyang sesuai dengan tujuan akhir
yang diharapkan.
Dengan mengacu kepada aspek karakteristik serta prinsip perkembangan siswa SD
yang didefinisikan diatas maka dapat dikemukakan prinsip-prinsip pendidikan terutama
prinsip-prinsip pembelajaran di SD, yaitu proses pembelajaran di sd harus bersifat
terpadu dengan perkembangan sisiwa, baik perkembangan fisik, kognitif,sosial, moral
maupun emosional. Artinya pengenbangan bahan ajar dan proses pembelajaran di SD
harus bertitik tolak dari prinsip ketercernaan bagi peserta didik.

Untuk memperdalam pemahaman anda tentang prinsip-prinsip pendidikan berbasis


perkembangan individu, berikut disampaikan pendapat Sunaryo Kaetadinata (1996- 68-
71).
1. Guru sekolah dasar harus selalu peduli dan memahami anak sebagai
keseluruahan.
2. Kurikulum dan proses pembelajaran di sd harus bersifat terpadu.
Aspek keterpaduan di atas meliputi tiga sub-aspek dan setiap aspeknya memilikiprinsip
tersendiri. Ketiga aspek itu adalah (1) aspek perkembangan fisik, (2) aspek
perkembangan konegtif, dan (3) aspek perkembangan sosioemosional dan moral. Dari
aspek perkembangan kognitif, prinsip-praktis bagi anak usia sekolah dasar adalah
sebagai berikut.

Dari aspek perkembangan sosial-emosional dan moral, prinsip praktis yang relevan
adalah berikut ini..
1. Guru perlu mengetahui pentingnya pengembangan hubungan kelompok yang
positif serta mengembangkan kesempatan dan dukungan bagi kerja sama
kelompok yang tidak sekedar mengembangkan ranah kognitif, tetapi juga
meningkatkan interaksi sebaya.
2. Kurikulum atau proses pembelajaran harus menyajikan bahwa ajaran yang
sepadan dengan perkembangan anak yang memungkinkan mereka melakukan
eksplorasi, berfikir, dan memperoleh kesempatan untuk berinteraksi dan
berkomunikasi dengan anak lain dan orang dewasa.
3. Prinsip praktif yang relefan dengan pembelajaran ialah bahwa anak usia dini
sekolah dasar harus diberi kesempatan untuk bekerja dalam kelompok kecil, dan
guru menciptakan kemudahan diskusi antara anak dengan jalan memberikan
komentar dan dukungan atas pendapat dan gagasan anak.

12
4. Untuk mengembangkan perasaan mampu (kompeten) ini, anak usia sekolah
dasar perlu memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diakui oleh
budayanya sebagai sesuatu yang penting terutama kecakapan membaca,
menulis dan menghitung.
5. Guru dan orang tua perlu membantu anak menerima kata hatinya dan
memperoleh kemampuan mengendalikan diri.

Dari aspek keragaman individual dalam pendekatan perkembangan, prinsip praktis


yang relevan bahwa anak usia sekolah dasar dan keragaman latar belakangnya
memperluas keragaman metode pengajaran dan bahan ajar. Demikianlah prinsip-
prinsip praktis pendidikan atau pembelajaran disekolah dasar yang diyakini apabila di
implementasikan dengan baik maka perkembangan yang optimal dari setiap siswa SD
kemungkinan besar dapat dicapai.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini sebagai berikut :
1. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha manusia memanusiakan manusia, yaitu
membudayakan manusia untuk memuliakan kemanusiaan manusia.
2. Tujuan pendidikan di SD mencakup pembentukan dasar kepribadian siswa
sebagai manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan tingkat perkembangan
dirinya.
3. Fungsi pendidikan di SD sebagai jenjang awal pendidikan di sekolah yaitu untuk
mengembangkan dasar pribadi manusia sebagai warga masyarakat dan warga
negara yang berbudi luhur, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
sertamemiliki kemampuan dan keterampilan dasar sebagai bekal untuk jenjang
pendidikan selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

De Jong, Willem. 2014. Pendekatan Pendagogik dan Diktatik pada Siswa dengan Masalah
dan Gangguan Perilaku. Terjemahan oleh Julia Maria Van Tiel. Depok : prenada.

Depdiknas. 2005. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.

El-Idhami, Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung :


PT Remaja Rosdakarya.

Mudyahardjo, Redja. 2014. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Grafindo Persada.

Sumantri, Muhammad Syarif dkk. 2017. Pengantar Pendidikan. Tangerang Selatan :


Universitas Terbuka.

Sumantri, Mulyani. 2019. Perkembangan Peserta Didik. Tangerang Selatan : Universitas


Terbuka.

Syafril dan Zelhendri Zen. 2012. Pengantar Pendidikan. Padang : Sukabina.

Syafril dan Zelhendri Zen. 2017. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Padang : Kencana.

Taufiq, Agus dkk. 2019. Pendidikan Anak di SD. Tangerang Selatan :


Universitas Terbuka.

Marina, Weni. 2017. Perkembangan Kognitif Peserta Didik SD/MI.


https://wenimarinna.blogspot.com/2017/08/perkembangan-kognitif-peserta-didik-sd.html .
diakses pada 23 Mei 2022 10.13 WIB

15

Anda mungkin juga menyukai