Anda di halaman 1dari 2

1. Adakah hal yang tidak boleh diungkapkan dalam penulisan sastra anak?

Sastra anak menghindari penulisan mengenai persoalan-persoalan yang menyangkut


masalah seks, cinta yang erotis, dendam yang menimbulkan kebencian, kekejaman,
prasangka buruk, kecurangan yang jahat, dan masalah kematian. Apabila ada hal-hal buruk
dalam kehidupan itu yang diangkat dalam sastra anak, misalnya masalah kemiskinan,
kekejaman ibu tiri, dan perlakuan yang tidak adil pada tokoh proagonis, biasanya amanatnya
lebih disederhanakan dengan akhir cerita menemui kebahagiaan atau keindahan, misalnya
dalam kisah Putri Salju, Cindrella, Bawang Merah Bawang Putih, Limaran, Cindelaras, dan
Putri Angsa.

2. Apa hubungan bahasa dan sastra untuk anak?


Pembelajaran bahasa dan sastra merupakan dua hal yang saling berkaitan antara yang satu
dengan yang lainnya. Sastra tanpa bahasa tidak akan terwujud. Namun ada kekhasan bahasa
dalam sastra adalah aspek estetik.
Misalnya seorang anak akan belajar bahasa melalui bunyi dan ucapan-ucapan yang didengar
dari sekelilingnya, salah satunya melalui sastra yang berkembang di masyarakat. Dengan
kata lain, bahasa digunakan sebagai media berkembangnya sastra. Sastra identik dengan
perkembangan anak. Melalui sastra seorang anak secara tidak langsung juga mempelajari
bahasa. Selain itu, dapat menumbuhkan karakter-karakter baik pada anak melalui pesan-
pesan yang terkandung dalam karya sastra

3. Apa pentingnya sastra anak dalam pembelajaran sastra di sekolah?


Alasan utama mengapa pembelajaran sastra di sekolah menjadi penting karena peserta didik
adalah tulang punggung bangsa. Karena itu, pembelajaran sastra sejak dini di sekolah
menjadi sangat penting. Sastra dianggap penting karena dapat menumbuhkan kreativitas
peserta didik, ini disebabkan karena sastra memiliki sisi kemanusiaan yang dapat menambah
wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.

4. Sebutkan contoh sastra anak yang ditinjau dari sasaran pembacanya?


Berdasarkan tinjauan sasaran pembaca, maka sastra anak dapat dibedakan antara sastra
anak untuk sasaran pembaca kelas awal, menengah, dan kelas akhir atau kelas tinggi. Sastra
anak secara umum meliputi (1) buku bergambar, (2) cerita rakyat, baik berupa cerita
binatang, dongeng, legenda, maupun mite, (3) fiksi sejarah, (4) fiksi realistik, (5) fiksi ilmiah,
(6) cerita fantasi, dan (7) biografi.

5. Bagaimanakah peranan sastra dalam pembentukan karakter anak?


Sastra mempunyai peranan penting dalam perkembangan kepribadian anak. Tokoh-tokoh
dalam karya sastra secara tidak sadar akan mendorong atau mempengaruhi anak-anak
mengendalikan berbagai emosi, misalnya: benci, cemas, takut, bangga, angkuh, sombong,
dan lainnya. Disini guru harus pintar-pintar memilih bacaan untuk anak yang didalamnya
terdapat pesan, kesan moral bagi anak.

Biasanya, dalam pembelajaran sastra pada anak-anak, mereka akan diminta untuk membuat
cerita atau puisi. dari situlah sifat kreatif mereka akan muncul. Karena dalam pembuatan
cerita atau puisi anak akan mulai berimajinasi.

Mula mula dari imajinasi, selanjutnya anak akan mulai mempraktekkan imajinasinya. Dari


imajinasi tersebut muncullah karya-karya baru dari anak tersebut

6. Perbedaan sastra anak dengan sastra dewasa?


Sastra anak menggunakan bahasa dan isi yang sederhana, sedangkan sastra dewasa
menggunakan bahasa dan isi yang kompleks. Biasanya, sastra dewasa menceritakan
percintaan, kesenjangan sosial, ataupun masalah-masalah rumit lainnya. Selain itu, dari segi
alur cerita juga mempunyai perbedaan. Alur cerita sastra anak lebih sederhana. Biasanya,
alur cerita sastra anak memunculkan konflik yang kecil dan sederhana pula. Misalnya, cerita
mengenai kancil mencuri mentimun. Hal ini juga disesuaikan dengan tingkat pola pemikiran
anak yang masih sederhana sehingga anak mudah memahami inti dari cerita.

Dalam hal ini terlihat bahwa sastra dewasa dan sastra anak mempunyai perbedaan sasaran
pembaca. Sastra anak dibuat untuk menjadi bahan bacaan anak-anak, sedangkan sastra
dewasa dibuat untuk menjadi bahan bacaan orang dewasa.

Anda mungkin juga menyukai