Pendidikan
Inklusif
Dalam
islam
Dr.Didin Sirojuddin M.Pdi
Penyusun
Izzaturrohmah 2201012597
I
KATA PENGANTAR
Jombang,22,mei 2023
Penyusun
II
DAPTAR ISI
B. Rumusan masalah.................................................................... 5
C. Tujuan ..................................................................................... 5
SOAL ........................................................................................ 17
INKLUSIF ............................................................................... 18
SOAL ........................................................................... 37
III
SOAL ......................................................................................... 50
SOAL ................................................................................68
IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu negara yang berpotensia tinggi dalam
segala hal adalah Indonesia, salah satunya ialah
Pendidikan, Indonesia wajib menyesesuaikan dengan
kondisi kekinian. .Keniscayaan akan design pendidikan
yang lebih baik telah menjadi "kewajiban" bersama
dalam usaha merealisasikannya. Melakukan suatu usaha
pembebasan terhadap pendidikan yang selama ini banya
diwarnai dengan nilai kreativitas berfikir murid, sudah
mengharuskan kita berusaha merubah sambil
menyampaikan konsep baru ihwal pendidikan yang
sebenarnya. memberikan sepenuhnya peluang pada
murid pada rangka pengembangan kemampuannya
sesuai dengan ability nya, akan berimplikasi positif bagi
pertumbuhan dan perkembangannya secara alamiah
(nature).1
1
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2005),
xiv
-1-
warganya. Di samping itu pemerintah juga berkewajiban
secara terus menerus melakukan berbagai upaya dalam
meningkatkan kualitas pendidikan rakyat.
Apalagi bila merujuk kepada HDI(Human Devlomen
Index) pada tahun 2011 Indonesia berada di No.124 dari
187 Negara, sedangkan di Asia Pasifik, Indonesia berada
di No.12 dari 21 Negara.2
Ini membuktikan bahwa kualitas pendidikan
bangsa kita masih belum mampu sejajar atau belum
mampu bersaing dengan negara lain. oleh sebab itu
pemerintah harus melakukan upaya secara kontinyu
untuk peningkatan kualitas pendidikan bangsa seperti
disebut diatas. kekeliruan satu perseteruan mendasar
pada global pendidikan Indonesia merupakan
aksestabilitasnya untuk menerima haknya sebagai warga
Negara yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar.
Disinyalir bahwa masih anak anyak usia sekolah
belum dapat mengenyam bangku sekolah. Belum lagi
banyak sekali problem yang tak jarang mendera dunia
pendidikan kita. Mulai dari wahana prasana yang tidak
layak, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
rendah, sumber belajar yang terbatas, aneka macam
konflik yangg mendera terkait keabsahan lahan sekolah
serta akhir ini yg marak, serta menjadi perhatian publik
seperti tawuran antar pelajar serta lain sebagainya.
2
http://datakesra.menkokesra.go.id/content/hdi-dindonesia-2011
diakses 27 Maret 2013
-2-
pada antara permasalahan tadi merupakan realitas
masih banyaknya siswa yang berkategori mempunyai
keterbatasan fisik juga mental dan tidak mendapatkan
hak pendidikan serta pengajaran sebagaimana yang
dinikmati oleh anak yang lainnya. istilah yang biasa
digunakan bagi mereka merupakan disabel atau difabel.
Information baru yg dirilis Kementerian
Kesehatan 2010, menyebut jumlah penderita difabel
mencapai 3,11 persen asal populasi penduduk atau lebih
kurang 6,7 jiwa. Sememntara bila mengacu pada baku
organisasi kesehatan global yaitu World Healt
Organizatin (WHO) menggunakan persyaratan yg lebih
ketat lagi tentunya, diketahui jumlah penyandang cacat
pada indonesia mencapi 10 juta jiwa. berasal jumlah itu,
separuh lebih merupakan anak yang tidak atau belum
mendapat kesempatan menikmati pendidikan. Jumlah
kaum tunanetra sendiri menurut information WHO tahun
2002 mencapai 1,5% dari all out populasi, jauh lebih
tinggi daripada negara berkembang seperti : Bangladesh
(1%), India (0,7%), Thailand (0,tiga%). Selama ini
pemerintah telah memberikan akses pendidikan bagi
Anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan difasilitasi di
Sekolah Luar Biasa (SLB) tetapi keberadaan forum itu
selama ini tidak relatif memberikan fasilitas yang
memadai bagi perkembangan ABK.
-3-
sudah diimplementasikan di madrasah, pesantren serta
institusi pendidikan Islam lainnya, merupakan sebuah
keniscayaan Jika forum pendidikan Islam berusaha
melakukan aneka macam inovasi dan pembaharuan
secara menyeluruh pada rangka menaikkan kualitasnya.
3
Fazlur Rahman juga lebih memilih istilah Intelektual Islam dari
pada Pendidikan Islam karena dipandang lebih elaboratif .Lihat
Fazlur Rahman, Islam and Modernity :Transformation of Intellectual
Tradition (Chicago: The Chicago University, 1982).
-4-
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Pendidikan inklusif
2. Landasan penyelenggaraan Pendidikan
inklusif
3. Model-medel Pendidikan inklusif
4. Pendidikan inklusif dalam islam
C. Tujuan masalah
Mengetahui dan Memahami pengertian dan
landasan hukum maupun teori-teori beserta model-model
Pendidikan inklusif, baik dalam Pendidikan nasional
umumnya dan Pendidikan islam khususnya
-5-
BAB II
PENDIDIKAN INKLUSIF
-6-
memadai bagi semua anak tanpa terkecuali, termasuk
anak-anak dengan kebutuhan khusus.4.
Setelah Deklarasi Bangkok, pada tahun 1994
diadakan Konvensi Pendidikan di Salamanca, Spanyol,
yang menghasilkan "Pernyataan Klarifikasi Salamanca
tentang Panduan yang Komprehensif." Konvensi ini
menegaskan pentingnya pendidikan inklusif. Secara
sejalan dengan tuntutan perkembangan pendidikan
inklusif di dunia, pada tahun 2004, Indonesia
menyelenggarakan Konvensi Nasional yang
menghasilkan Deklarasi Bandung, yang menegaskan
komitmen Indonesia terhadap pendidikan inklusif.
4
Baker,E.T.(1994). Metaanalysis enidence for non- inclusive
Educational practices. Disertasi. Temple University. Hlm. ii
-7-
pendidikan terpadu yang sebelumnya diluncurkan di
Indonesia pada tahun 1980-an, namun kurang
berkembang. Baru pada tahun 2000, program ini
dihidupkan kembali mengikuti tren global dengan
mengadopsi konsep pendidikan inklusif.5
5
5 Johnsen,Berit H dan Miriam D.Skjorten.(2003) Pendidikan
Kebutuhan khusus; Sebuah Pengantar, Bandung : Unipub
-8-
yang memiliki kebutuhan khusus atau luar biasa, tetapi
berlaku untuk semua anak tanpa terkecuali.6
6
Herawati Nenden Ineu.pendidikan inklusif. Hlm.2
-9-
menyusun program pendidikan yang sesuai dan
obyektif.7.
- 10 -
Penyelenggaraan pendidikan inklusif mengharuskan
pihak sekolah untuk melakukan penyesuaian dalam hal
kurikulum, fasilitas pendidikan, dan sistem pembelajaran
yang disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa. Oleh
karena itu, penting untuk melakukan identifikasi dan
asasesmen yang akurat oleh tenaga terlatih atau
profesional di bidangnya agar dapat menyusun program
pendidikan yang sesuai dan objektif.8
8
ttp://www.csie.org.uk/inclusion/what.html., diakses 28 Maret
2013.
- 11 -
memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuannya.9
1. J. David Smith
pendidikan inklusif sangat menekankan
pentingnya penilaian yang adil terhadap setiap
peserta didik, di mana setiap individu memiliki
hak dan kesempatan yang sama untuk mengakses
pendidikan dengan persyaratan dan fasilitas yang
sama. Ini berarti bahwa pendidikan inklusif tidak
melibatkan pemisahan atau perlakuan yang
berbeda dalam fasilitas pendidikan, melainkan
mengupayakan integrasi yang realistis bagi anak-
anak dengan berbagai kendala.
Konsep inklusif dalam pandangan ini
dilihat sebagai usaha positif untuk menyatukan
anak-anak dengan kendala menggunakan cara
yang realistis. Pendekatan inklusif juga dapat
berarti menerima anak-anak dengan hambatan ke
dalam kurikulum, lingkungan, dan hubungan
sosial tanpa melakukan pemisahan atau segregasi
9
Ibid 09
- 12 -
yang tidak perlu.10
ketiga mengacu pada sistem layanan
pendidikan di mana anak-anak berkebutuhan
khusus belajar di sekolah terdekat dalam kelas
reguler bersama teman sebayanya. Sekolah yang
menerapkan pendidikan inklusif adalah sekolah
yang mengakomodasi semua murid dalam satu
sekolah yang sama. Sekolah ini menyediakan
program pendidikan yang sesuai dan menantang,
namun disesuaikan dengan kemampuan dan
kebutuhan setiap murid, serta mendapatkan
bantuan dan dukungan dari tenaga pendidik
khusus agar anak-anak dapat berhasil.
10 10
J. Dafid Smith, Inklusi Sekolah Ramah untuk Semua (Bandung:
Nuansa, 2009), 397-400
- 13 -
Pendekatan ini menekankan pentingnya
integrasi anak-anak dengan kebutuhan khusus ke
dalam lingkungan pendidikan yang biasa,
sehingga mereka dapat merasakan pengalaman
belajar yang sama dengan teman sebayanya.
Tujuannya adalah untuk menciptakan pendidikan
yang inklusif, memenuhi kebutuhan setiap anak,
dan memberikan dukungan yang diperlukan
untuk kesuksesan mereka..11
2. Daniel P. Hallahan
pendidikan inklusif dapat didefinisikan
sebagai pendidikan di mana semua peserta didik
dengan kebutuhan khusus ditempatkan di sekolah
reguler sepanjang hari. Dalam konteks
pendidikan inklusif seperti ini, tenaga pendidik
khusus memiliki tanggung jawab penuh terhadap
peserta didik dengan kebutuhan khusus tersebut.
11
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi (Direktorat
Pendidikan Luar Biasa, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2005)
- 14 -
menjadi bagian dari komunitas sekolah yang
lebih luas.
12
Daniel P. Hallahan et.al.,Exceptional Learners: An Introduction to
Special Educatin (Boston: Pearson Education Inc., 2009), 53
- 15 -
reguler merupakan tempat belajar yang sesuai
bagi anak berkelainan, apapun jenis kelainannya
dan bagaimanapun gradasinya.13
4. Sapon-Shevin (dalam 0'Neil, 1995)
Menyatakan bahwa pendidikan inklusif
sebagai sistem layanan pendidikan
mempersyaratkan agar semua anak berkelainan
dilayani di sekolah-sekolah terdekat, di kelas
reguler bersama-sama teman seusianya.
13
Pedoman Umum Penyelenggaran Pendidikan Inklusif.hlm. 08
- 16 -
SOAL
- 17 -
BAB III
قال رسول هللا عليه وسلم "ان هلل ال ينظر: عن ابي هريرة قال
)الى صوركم واموالكم بل ينظرالى قلوبكم و اعمالكم (روه مسلم
- 18 -
bentuk dan harta kalian, akan tetapi Allah melihat
kepada hati dan perbuatan kalian” . (HR. Muslim)14
14
Al Imam Abi Husain Muslim bin Al Hajjaj, Shahih Muslim (Kairo:
Daar Ibnu Al Haitam, 2001), hlm. 655.
15
Syafrida Elisa dan Aryani Tri Wrastari, Sikap Guru terhadap
Pendidikan Inklusi Ditinjau dari Faktor Pembentuk Sikasp, Jurnal
- 19 -
Dan Allah menciptakan langit dan bumi, seperti manusia
yang memiliki kebutuhan khusus (inklusif) tapi yang
dilihat Allah hanya ketaqwaannya. Firman Allah QS. Al-
Raʻd: 22. Yaitu :
- 20 -
Dasar hukum adalah pertimbangan atau alasan
diadakannya suatu peraturan untuk mengatasi masalah
hukum atau mengisi kekosongan hukum, mengingat
undang-undang yang ada diubah, dicabut, untuk
mencapai kepastian hukum dan keadilan bagi warga
negara. pendidikan inklusif memiliki beberapa landasan
hukum, antara lain :
- 21 -
yang memiliki potensi cerdas dan berbakat
berhak memperoleh pendidikan khusus.
- 22 -
daerah terpencil atau yang pernah mengalami
bencana alam, bencana sosial dan berada dalam
keadaan ekonomi yang kurang mampu.
- 23 -
pendidikan khusus terdiri dari SDLB, SMPLB
dan SMA LB.
B. Landasan Imperis
16
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasiona
- 24 -
Deklarasi ini, berusaha melalui pengajaran dan
pendidikan untuk memajukan penghormatan
terhadap hak asasi manusia. hak asasi manusia
dan kebebasan-kebebasan ini dan untuk
memastikan, melalui disposisi nasional atau
internasional yang progresif, pengakuan dan
penghormatan mereka secara umum dan efektif
baik oleh rakyat negara-negara anggota itu
sendiri maupun oleh rakyat di wilayah-wilayah di
bawah yurisdiksi mereka. Dan jenis HAM yang
tercakup dalam isi pasal Deklarasi Universal
HAM, yang telah diterima dan diumumkan oleh
Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember
1948
- 25 -
13. Bebas berpindah tempat
14. Berhak mendapatkan perlindungan
15. Hak atas kewarganegaraan
16. HAM tidak bisa dihilangkan dan
diganggu-gugat
17. Tanggung jawab terhadap masyarakat
tempatnya berada
18. Tatanan sosial dan internasional
19. Hak menikmati kebudayaan dan
menciptakan karya
20. Hak mendapatkan Pendidikan
21. Hak jaminan kesehatan
22. Hak istirahat
23. Berhak atas pekerjaan dan mendirikan
serikat pekerja
24. Hak mendapat jaminan sosial
25. Berpartisipasi dalam demokrasi
26. Kebebasan berkumpul secara damai
27. Kebebasan berekspresi
28. Hak memeluk agama
29. Hak atas properti pribadi
30. Hak menikah dan membangun keluarga17
17
https://indonesiabaik.id/infografis/30-hak-asasi-manusia-dalam-
deklarasi-universal-ham
- 26 -
Pasal 1 Semua orang dilahirkan merdeka
dan mempunyai martabat dan hak yang
sama. Mereka memiliki akal dan hati
nurani, dan harus memperlakukan satu
sama lain sebagai saudara.
- 27 -
bentuk perbudakan dan perdagangan
budak harus dilarang.
- 28 -
Pasal 9 Tidak seorang pun dapat
ditangkap, ditahan atau dideportasi secara
sewenang-wenang.
18
Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal
10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III)
https://www.komnasham.go.id/files/1475231326-deklarasi-
universal-hak-asasi--%24R48R63.pdf
- 29 -
7. Hak untuk Mendapatkan Jaminan
Kesehatan19
19
Ibid 19
- 30 -
yang komprehensif, terutama untuk anak-
anak yang paling tidak beruntung.
- 31 -
dan kualitas dan apa yang harus kita lakukan
untuk mencapai harapan tersebut.20
20
tps://sites.google.com/a/students.unnes.ac.id/pus/pendidikan-
untuksemua/latar-belakang-pus
21
Drs. Ahmad suriyansyah M.pd P hd. Pendidikan inklusi
perkembangan dan strategi pembangunannya. Universitas lambunf
mangkurat,program pasca sarjana .him. 03
- 32 -
1).Memperluas pendidikan untuk anak
usia dini
- 33 -
pemeliharaan yang berkualitas di dalam
komunitas tempat tinggalnya sebagai
bagian dari program untuk
perkembanganusia dini anak, pra sekolah
dasar dan menengah, terutama mereka
yang pada saat ini masih belum diberi
kesempatan untuk memperoleh
pendidikan di sekolah umum atau masih
rentan terhadap marginalisasi dan
eksklusi
- 34 -
serta konsep kualitas sebagaimana telah disebutkan di
atas.
- 35 -
9) Program pendidikan pra-jabatan maupun pendidikan
dalam jabatan genius seyogyanya direvisi guna
mendukung pengembangan praktek inklusi sejak pada
tingkat usia pra sekolah hingga usia di atasnya dengan
menekankan pada pemahaman secara holistik tentang
perkembangan dan belajar anak termasuk pada intervensi
dini
C. Landasan filosofi
Secara filosofis, penyelenggaraan pendidikan
inklusif dapat dijelaskan sebagai berikut:
22
Nenden Ineu Herawati.pendidikan inklusif. Hlm 11-12
- 36 -
2. Pandangan agama khususnya Islam antara lain
ditegaskan bahwa:
SOAL
23
Johnsen,Berit H dan Miriam D.Skjorten.(2003) Pendidikan
Kebutuhan khusus; Sebuah Pengantar, Bandung : Unipub.
- 37 -
4.Apa Pernyataan Salamanca tentang pendidikan
inklusi, 1994 ?
BAB IV
- 38 -
bekerja sama dengan semua siswa24. pendidikan inklusif
mencakup siswa dari latar belakang, bakat dan
kemampuan yang berbeda, sehingga pelaksanaannya
memerlukan upaya serius untuk menciptakan
lingkungan yang ramah siswa di mana semua siswa
dapat belajar dengan nyaman dan bahagia. (Kadir, 2015)
- 39 -
A. Model pendidikan inklusif
2. model Bunch
25
sholihin, Kanwil Kemenag Kalbar, diakses pada
http://kalbar.kemenag.go.id, 2019
- 40 -
didik Berkebutuhan khusus (PDBK) mengalami
kesulitan dan hambatan pada belajarnya.26
26
ICODIF, Promoting Disability Rights in Indonesia, (Yogyakarta:
PLD Press, 2020)
- 41 -
dalam satu kelas reguler dengan pendamping
khusus. Di lain waktu, siswa dengan kebutuhan
khusus (PSS) ditempatkan di ruang kelas atau
lembaga khusus untuk memberi mereka layanan
khusus dengan materi, strategi, metode, dan alat
yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.
(Minasih, 2019).
- 42 -
(PDR) di kelas maupun berinteraksi langsung di
luar kelas.27.
27
Fitrianah, Meningkatkan Minat Belajar Anak Inklusif melalui
Midel Pull Out di MI Nurul Huda Kalangananyar Sedati, dalam
Jurnal UMSIDA, 2018
28
A. Kadir, Penyelenggaraan Sekolah Inklusi di Indonesia, dalam
Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2015
- 43 -
hambatannya, maka disinilah penulis berinisiatif untuk
memaparkannya. Penyelenggaraan pendidikan inklusif
sangat bervariasi dari satu negara ke negara lain, hal ini
disebabkan oleh adanya budaya dan tradisi yang
berbeda. Ada juga perbedaan dalam pelaksanaannya,
yang berlangsung di di tingkat provinsi dan kota dan
meluas ke sekolah kabupaten (Darma dan Rusyidi).
Keberhasilan pendidikan inklusif dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti budaya, politik dan sumber daya
manusia. Sampai saat ini, sekolah inklusi masih
melakukan pembenahan di beberapa daerah. Pelaksanaan
sekolah inklusi tidak semudah melaksanakannya di
sekolah umum, karena pelaksanaan sekolah inklusi
memerlukan fleksibilitas kurikulum, guru profesional
yang biasa disebut pendidik khusus, lingkungan sekolah
dan tenaga administrasi, kesempatan dan sarana
pendidikan, serta penilaian pembelajaran. Dalam
melaksanakan pendidikan inklusi, sekolah harus
memiliki tempat dan sarana prasarana yang layak dan
memadai, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas
siswa (Lisinus dan Sembiring, 2020)
- 44 -
pentingnya pendidikan inklusif Ford, A., R. Schnorr, L.
Meyer, L. Davern, J. Dark dan P. Dempsey (1989).
Beliau menekankan bahwa pendidikan inklusif memiliki
beberapa prinsip, seperti:
- 45 -
lainnya secara bersama-sama. 8. Persahabatan
antara keduanya selalu digalakkan
- 46 -
dengan disabilitas (kekhususan), orientasi, asal
daerah, dll..29. Lebih penting lagi, anak-anak
yang membutuhkan pendidikan khusus sejak
awal tidak menghadapi hambatan yang signifikan
untuk mendapatkan pendidikan di sekolah umum.
29
Y. Subasno, Pendidikan Inklusif untuk Mengakomodasi Peserta
Didik dalam Rangka Pengembangan Indonesia, dalam Jurnal
Institusional Repository UPH, 2018
30
Budiono dan Muslim, Individualized Education Program,
(Jember: CV Pustaka Abadi, 2020
- 47 -
kerja departemen. Pada umumnya guru yang
paling dikenal adalah mereka yang memiliki
kemampuan yang kompeten dalam memahami
perbedaan individu, mengembangkan materi
yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran
dan pelatihan dalam kemampuan menggunakan
metode.
4. Infrastruktur
5. Evaluasi
31
Sukadari, Model Pendidikan Inklusi dalam Pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus, (Yogyakarta: Kanwa Publishier, 2019)
- 48 -
2017). Evaluasi mengasumsikan penilaian yang
bersifat evaluatif, bukan kritis.
6. Tinjauan
7. Partisipasi
32
Pristiwaluyo, ABK Centre, diakses pada
http://abkcentre.b;ogspot.com, 2009
33
Ibid..
- 49 -
yang maksimal jika masyarakat tidak
34
berpartisipasi di dalamnya.
SOAL
34
. Kholida, Manajemen Pendidikan Inklusi, dalam Jurnal TARBAWI,
2016
- 50 -
BAB V
1. ayat 10
- 51 -
kendati tidak seketurunan, adalah bagaikan bersaudara
seketurunan, dengan demikian mereka memiliki
keterkaitan bersama dalam iman dan juga keterkaitan
bagaikan seketurunan (Shihab, 2009: 598).
- 52 -
yang baik diantara sesama manusia. Dalam hal ini sikap
toleransi yang inklusif sangat berperan dalam
pemersatuan tersebut.
2. ayat-11
س ٰى أ َ ْن َي ُكونُوا َ ع َ ا أ َ ُّي َها الَّذِينَ آ َمنُوا َال َي ْسخ َْر قَ ْو ٌم ِم ْن َق ْو ٍم
ۖ س ٰى أ َ ْن َي ُك َّن َخي ًْرا ِم ْن ُه َّن َ ع
َ ٍساء َ سا ٌء ِم ْن ِنَ َخي ًْرا ِم ْن ُه ْم َو َال ِن
س ِاال ْس ُم َ ب ۖ ِب ْئ ِ س ُك ْم َو َال تَنَا َب ُزوا ِب ْاْل َ ْلقَاَ َُو َال ت َْل ِم ُزوا أ َ ْنف
﴿ َالظا ِل ُمون َّ ان ۚ َو َم ْن لَ ْم َيتُبْ فَأُو ٰلَئِكَ ُه ُم ِ اْلي َمِ ْ َوق َب ْعدُ س ُ ُْالف
﴾١١
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah
suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain, (karena)
mungkin mereka (yang diolok-olok) itu lebih baik
daripada yang memperolok-olokkan dan jangan pula
wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain,
(karena) mungkin wanita-wanita (yang diprolok-olok)
itu lebih baik daripada wanita (yang mengolok-olok)
dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan
janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelargelar
yang buruk. Seburuk-buruknya panggilan ialah
(panggilan) yang buruk sesudah iman, dan barang siapa
yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang
yang dzalim.(Qs. Al-Hujurat : 11)
- 53 -
sebuah komunitas. Hal tersebut juga akan menimbulkan
cara berfikir radikal yang nantinya akan berakhir dengan
konsep Islam-Kafir. Padahal dalam ayat diatas
disebutkan untuk tidak saling mengolok-olok ataupun
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk karena hal
tersebut akan memicu kepada pertikaian. Dalam Tafsir
Misbah juga dijelaskan makna kata (memperolokolok)
yaitu menyebut kekurangan pihak lain dengan tujuan
menertawakan yang bersangkutan, baik dengan ucapan,
perbuatan atau tingkah laku (Quraish Shihab, 2009:
606).
3. ayat-12
- 54 -
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian
prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu
mencaricari kesalahan orang lain dan sebagian darimu
janganlah menggunjing sebagian yang lain. Sukakah
salah seorang diantara kamu memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha
Penyayang
Pada ayat di atas, kata,’’ُ( '' فَك َِر ْهت ُ ُموهmaka kamu
telah jijik kepadanya) mengandung sekian banyak
penekanan untuk menggambarkan betapa buruknya
menggunjing (Quraish Shihab, 2009: 612).
- 55 -
Dari ayat diatas terlihat bahwa alQur’an ketika
menguraikan tentang persaudaraan antara manusia
sesama muslim, yang ditekankan adalah tentang ishlah,
sambil memerintahkan agar menghindari hal-hal yang
dapat menimbulkan kesalahpahaman. Rasul saw pun
melukiskan petunjuk serupa. Beliau melukiskan dampak
persaudaraan dalam bentuk menafikan hal-hal buruk,
bukan hanya menetapkan hal-hal baik. Beliau bersabda
:”Muslim adalah saudara muslim yang lain. Ia tidak
menganiaya, tidak menyerahkan kepada musuhnya, tidak
membenci, tidak saling membelakangi, tidak bersaing
secara tidak sehat dalam jual-beli, tidak
mengkhianatinya, tidak membohonginya, dan tidak
meninggalkannya tanpa pertolongan”
4. ayat-13
اس إِ َّنا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن ذَ َك ٍر َوأ ُ ْنثَ ٰى َو َجعَ ْلنَا ُك ْمُ َيا أ َ ُّي َها ال َّن
َّ َّللا أ َ ْتقَا ُك ْم ۚ ِإ َّن
ََّللا ِ َّ َارفُوا ۚ ِإ َّن أ َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْند
َ شعُوبًا َوقَ َبا ِئ َل ِلتَ َع ُ
﴾١٣ ﴿ ير ٌ ع ِلي ٌم َخ ِب َ
Artinya : Wahai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seseorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.
Sesunguuhnya orang yang paling mulia disisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu.
- 56 -
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal. (Qs. Al-Hujurat : 13)
Kata ارفُوا
َ َ تَعyang artinya mengenal. Patron kata
yang digunakan ayat ini mengandung makna timbal
balik, dengan demikian ia berarti saling mengenal.
Semakin kuat pengenalan satu pihak kepada selainnya,
makan semakin terbuka peluang untuk saling memberi
manfaat. Karena itu, ayat diatas menekankan perlunya
saling mengenal. Perkenalan itu dibutuhkan untuk saling
menarik pelajaran dan pengalaman pihak lain guna
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt yang
dampaknya tercermin pada kedamaian dan kesejahteraan
hidup duniawi dan kebahagiaan ukhrawi.
- 57 -
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa untuk mencapai suatu kedamaian dan
kesejahteraan dalam bermasyarakat perlu adanya sikap
saling terbuka dimulai dengan adanya kesediaan untuk
saling menganal antara satu sama lain dan saling
menghargai perbedaan dengan tidak melakukan
diskriminasi terhadap golongan tertentu. Hal tersebut
akan terlaksana dengan mengenalkan pendidikan
Inklusif yang terbuka di mulai dari bangku sekolah.
- 58 -
Untuk mencegah lahirnya paham radikalisme di
sekolah, perlu adanya rombakan mindset terhadap agama
Islam itu sendiri. Cara mengajarkan pelajaran agama
kepada para peserta didik. Peran guru sebagai pendidik
menduduki posisi sentral. Sebab ditangan merekalah,
peserta didik dapat dibentuk cara pandangnya terhadap
agama dengan kacamata rahmatal lil ‘alamin. Maka
pendidik seperti disebut oleh Musaddad (2016: 102)
hendaklah menempatkan diri sebagai guru semata tanpa
menampilkan dirinya sebagai pendidik berkedok
penguasa.
35
DAIMAH. Pendidikan Inklusif Perspektif QS. Al-Hujurat Ayat 10-
13 Sebagai Solusi Eksklusifisme Ajaran di Sekolah .hlm: 51-
61(Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Jl. Marsada
Adisucipto Yogyakarta Kode Pos 55281 Email:
sholihahdaimah@gmail.com)
- 59 -
B. Nilai akar perilaku inklusif pada pandangan islam
- 60 -
keragaman adalah sebuah keniscayaan, maka tidak perlu
diperdebatkan ataupun dipertentangkan. Kedua, equal is
usual, adaptasi terhadap tatanan masyarakat plural
sebagai sunnatullah. Ketiga, modesty in diversity, sikap
moderat dan kearifan berpikir dibutuhkan dalam
menyikapi keragaman (Ahsantudhoni, 2018). Konsep
ta’aruf menekankan pada pengakuan adanya
keberagaman dan penolakan adanya sikap eksklusif
karena merasa lebih tinggi didasarkan pada ukuran suku,
bangsa dan sebagainya.
2. Al-Tasamuh
- 61 -
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah
Maha Mengetahui, Mahateliti” (LPMQ Kemenag, 2021).
Kebesaran jiwa dan kelapangan dada dibutuhkan dalam
menyikapi perbedaan (Arif, 2012).
3. At-Tawassuth
- 62 -
ع َلى ال َّنا ِس َ ش َهدَ ۤا َء ُ طا ِلتَ ُك ْونُ ْوا ً س َ َو َك ٰذلِكَ َج َع ْل ٰن ُك ْم ا ُ َّمةً َّو
َش ِه ْيدًا ۗ َو َما َجعَ ْلنَا ْال ِق ْبلَةَ الَّ ِت ْي ُك ْنتَ علَ ْي ُك ْم
َ س ْو ُل ُ الر َّ ََو َي ُك ْون
َ ع ٰلى
ع ِق َب ْي ۗ ِه َ ب ُ س ْو َل ِم َّم ْن َّي ْنقَ ِل َّ علَ ْي َها ٓ ا َِّال ِل َن ْعلَ َم َم ْن َّيتَّ ِب ُع
ُ الر َ
َُّللاَّللاُ َۗو َما َكانَ ه علَى الَّ ِذيْنَ َهدَى ه َ َت لَ َك ِبي َْرة ً ا َِّال ْ َوا ِْن َكان
ف َّر ِح ْي ٌم ٌ اس لَ َر ُء ْو َ ُض ْي َع اِ ْي َما َن ُك ْم ۗ ا َِّن ه
ِ َّللا ِبال َّن ِ ِلي
Artinya : Dan demikian pula Kami telah menjadikan
kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu
menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.
Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu
(berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui
siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke
belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat
berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh
Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu.
Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang
kepada manusia. (QS. Al Baqarah [2]: 143)” (LPMQ
Kemenag, 2021)
- 63 -
katanya adalah tatarruf yang mengacu pada kelompok
‘ekstrimisme’ dan ‘radikalisme’(Irawan, 2018).
- 64 -
At-tawassut menghimpun nilai-nilai
keseimbangan, keadilan, dan kebaikan sekaligus
(Irawan, 2018). Yang perlu diperhatikan dalam
penerapan sikap tawasut adalah sikap moderat dalam
menyebarluaskan ajaran Islam, tidak mudah melabeli
kafir/munafik/fasik terhadap sesama muslim hanya
karena perbedaan pemahaman, senantiasa toleran dan
menjaga hubungan sosial dalam bermasyarakat, serta
seimbang dalam segala urusan baik yang berhubungan
dengan duniawi maupun ukhrawi sehingga terhindar dari
sikap berlebih-lebihan (Karim, 2019). At-Tawasuth
menjadikan karakter inklusif dalam Islam tetap
proporsional tidak bermudah-mudahan maupun terlalu
kaku.
3. At Ta’awun
- 66 -
Dengan demikian, bersikap inklusif adalah
perwujudan baiknya hubungan hamba dengan
Tuhannya.36
36
Purnomo, Putri Irma Solikhah. Konsep Dasar Pendidikan Islam
Inklusif : Studi Tentang Inklusivitas Islam Sebagai Pijakan
Pengembangan Pendidikan Islam Inklusif hlm : 118-120 (IAIN
Salatiga, Indonesia)
- 67 -
SOAL
2. Menurut Quraish Shihab kata,’’ُ( '' فَك َِر ْهت ُ ُموهmaka kamu
telah jijik kepadanya) dalam surah Al-Hujurat ayat 12
mengandung ?
3. Kata ارفُوا
َ تَ َعyang artinya mengenal. Patron kata yang
digunakan ayat ini mengandung makna timbal balik,
dengan demikian ia berarti ?
- 68 -
DAPTAR PUSTAKA
1
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam (Jakarta:
Kencana, 2005), xiv
1
5 Johnsen,Berit H dan Miriam D.Skjorten.(2003)
Pendidikan Kebutuhan khusus; Sebuah Pengantar,
Bandung : Unipub
1
Baker,E.T.(1994). Metaanalysis enidence for non-
inclusive Educational practices. Disertasi. Temple
University. Hlm. ii
Herawati Nenden Ineu.pendidikan inklusif. Hlm.2
1
ttp://www.csie.org.uk/inclusion/what.html., diakses 28
Maret 2013.
11
J. Dafid Smith, Inklusi Sekolah Ramah untuk Semua
(Bandung: Nuansa, 2009), 397-400
1
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi
(Direktorat Pendidikan Luar Biasa, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional, 2005)
1
Daniel P. Hallahan et.al.,Exceptional Learners: An
Introduction to Special Educatin (Boston: Pearson
Education Inc., 2009), 53
1
Pedoman Umum Penyelenggaran Pendidikan
Inklusif.hlm. 08
- 69 -
Al Imam Abi Husain Muslim bin Al Hajjaj, Shahih
Muslim (Kairo: Daar Ibnu Al Haitam, 2001), hlm. 655.
1
Syafrida Elisa dan Aryani Tri Wrastari, Sikap Guru
terhadap Pendidikan Inklusi Ditinjau dari Faktor
Pembentuk Sikasp, Jurnal Psikologi Perkembangan dan
Pendidikan Vol.2, No. 01. Febuari 2013, Hlm. 03.
Ermawati, Mengenal Lebuh Jauh Sekolah Inklusi,
Pedagogik Jurnal Pendidikan,5,1, 25-35.
https://scholar.google.com/scholar?q=Mengenal+Lebuh+
Jauh+Sekolah
+Inklusi&btnG=&hl=en&as_sdt=0%2C5&as_vis=1,
diakses 2 November 2016.
1
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasiona
https://indonesiabaik.id/infografis/30-hak-asasi-
manusia-dalam-deklarasi-universal-ham
1
Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB
pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A
(III) https://www.komnasham.go.id/files/1475231326-
deklarasi-universal-hak-asasi--%24R48R63.pdf
1
Ibid 19
1
tps://sites.google.com/a/students.unnes.ac.id/pus/pendidi
kan-untuksemua/latar-belakang-pus
1
Drs. Ahmad suriyansyah M.pd P hd. Pendidikan inklusi
perkembangan dan strategi pembangunannya.
Universitas lambunf mangkurat,program pasca sarjana
.him. 03
- 70 -
1
Nenden Ineu Herawati.pendidikan inklusif. Hlm 11-12
1
Johnsen,Berit H dan Miriam D.Skjorten.(2003)
Pendidikan Kebutuhan khusus; Sebuah Pengantar,
Bandung : Unipub.
1
kadir, Penyelenggaraan Sekolah Inklusi di Indonesia,
Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2015
1
sholihin, Kanwil Kemenag Kalbar, diakses pada
http://kalbar.kemenag.go.id, 2019
1
ICODIF, Promoting Disability Rights in Indonesia,
(Yogyakarta: PLD Press, 2020)
1
Fitrianah, Meningkatkan Minat Belajar Anak Inklusif
melalui Midel Pull Out di MI Nurul Huda
Kalangananyar Sedati, dalam Jurnal UMSIDA, 2018
1
A. Kadir, Penyelenggaraan Sekolah Inklusi di
Indonesia, dalam Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2015
1
Y. Subasno, Pendidikan Inklusif untuk Mengakomodasi
Peserta Didik dalam Rangka Pengembangan Indonesia,
dalam Jurnal Institusional Repository UPH, 2018
1
Budiono dan Muslim, Individualized Education
Program, (Jember: CV Pustaka Abadi, 2020
1
Sukadari, Model Pendidikan Inklusi dalam
Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus, (Yogyakarta:
Kanwa Publishier, 2019)
1
Pristiwaluyo, ABK Centre, diakses pada
http://abkcentre.b;ogspot.com, 2009
1
. Kholida, Manajemen Pendidikan Inklusi, dalam Jurnal
TARBAWI, 2016
- 71 -
1
Purnomo, Putri Irma Solikhah. Konsep Dasar
Pendidikan Islam Inklusif : Studi Tentang Inklusivitas
Islam Sebagai Pijakan Pengembangan Pendidikan Islam
Inklusif hlm : 118-120 (IAIN Salatiga, Indonesia
اس إِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن ذَك ٍَر َوأ ُ ْنث َ ٰى َو َجعَ ْلنَا ُك ْم ُ َّيَا أَيُّ َها الن
ََّّللا أَتْقَا ُك ْم ۚ ِإن
ِ َّ ارفُوا ۚ ِإنَّ أَك َْر َم ُك ْم ِع ْن َد َ شعُو ًبا َوقَبَائِ َل ِلت َ َع
ُ
﴾١٣ ﴿ ير ٌ ِع ِلي ٌم َخب َ ََّللا
َّ
Pendidikan
inklusif mengacu pada sistem layanan pendidikan di
mana anak-anak dengan kebutuhan khusus belajar
bersama dengan teman sebaya mereka di sekolah reguler
terdekat. Tujuan utama pendidikan inklusif adalah
memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada
semua anak untuk mendapatkan pendidikan berkualitas
sesuai dengan kebutuhan individu mereka tanpa adanya
diskriminasi
- 72 -