Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENCAPAIAN DAN PERSOALAN-PERSOALAN PENDIDIKAN


NASIONAL KONTEMPORER

DISUSUN OLEH:

Nama : Windi Dea Ariska


NIM : 143278420222007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH MANOKWARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya, Guna untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Pengantar
Pendidikan . Dengan judul “Pencapaian Dan Persoalan-Persoalan Pendidikan
Nasional Kontemporer”

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, serta khususnya kepada teman-teman mahasiswa
untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


dalam pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Manokwari,28 Oktober 2022

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................I

DAFTAR ISI...........................................................................................................II

BAB 1......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Kondisi Kontemporer Dunia Pendidikan Indonesia.....................................3

B. Persoalan-persoalan Pendidikan Indonesia...................................................4

C. Pencapaian Dan Pendidikan Non Formal.....................................................5

BAB III....................................................................................................................7

PENUTUP................................................................................................................7

A. Kesimpulan...................................................................................................7

B. Saran..............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

II
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan human investment yang sangat strategis untuk
mencetak generasi di masa mendatang. Format pendidikan yang lebih baik
sudah barang tentu menjadi keharusan seperti saat ini. Masyarakat dengan
berpengetahuan tinggi sudah menjadi sebuah keniscayaan, tidak terkecuali
pada masyarakat Islam. Dalam catatatan sejarah, peradaban Islam sebenarnya
telah menunjukkan betapa pentingnya pendidikan yang komprehensif dan
kondusif dalam rangka memajukan dan meninggikan martabat manusia.
Namun selama beberapa abad terakhir, peradaban Islam seakan mengalami
kemerosotan bahkan kemunduran akibat kurangnya pendidikan yang
mencerdaskan. Pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses
pemberdayaan manusia menuju taklif (kedewasaan), baik secara akal, mental
maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban-sebagai
seorang hamba (abd) dihadapan Khaliq-nya dan sebagai “pemelihara”
(khalifah) pada semesta. Pendidikan Islam bukan sekedar proses penanaman
nilai moral untuk membentengi diri dari akses negative globalisasi atau
modernisme. Tetapi yang paling penting adalah bagaimana nilai moral yang
telah ditanamkan pendidikan Islam mampu berperan sebagai pembebas dari
himpitan kebodohan dan keterbelakangan.

Dalam mengembangkan kualitas pendidikan kontemporer, ada beberapa


catatan yang perlu diperhatikan. Pertama, pendidikan semakin dituntut untuk
tampil sebagai kuncul dalam pengembangan kualiatas sumberdaya manusia
(output of education). Kedua, dalam perspektif dunia kerja, orientasi kepada
kemampuan nyata (what one can do) yang dapat ditampilkan oleh lulusan
pendidikan yang amat kuat. Ketiga, sebagai dampak globalisasi, maka mutu
pendidikan suatu komunitas atau kelompok masyarakat, tidak hanya diukur
berdasarkan kriteria dalam internal mereka melainkan juga harus
dibandingkan dengan kualitas pendidikan komunitas lain.

1
Pendidikan islam bukan sekedar penanaman nilai moral untuk
membentengi diri dari akses negative globalisasiri akses negative globalisasi
atau di tanamkan Pendidikan mampu berperan sebagai pembebas dari
himpitan kebodohan dan keterbelakangan.

B. Rumusan Masalah

1. Kontemporer Dunia Pendidikan Indonesia


2. Persoalan-persoalan Pendidikan Indonesia
3. Pencapaian dan persoalan pendidikan non formal

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui kontemporer dunia pendidikan indonesia


2. Untuk mengetahui Persoalan-persoalan Pendidikan Indonesia
3. Untuk mengetahui pencapaian dan persoalan pendidikan non formal

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kondisi Kontemporer Dunia Pendidikan Indonesia

a. Pendidikan Umum

Berbicara masalah pendidikan di Indonesia adalah membahas hal


yang sangat luas, dinamis, fluktuatif dan relatif. Oleh karena itu, kita
hanya bisa mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia ‘gagal’ secara
kategoris. Sebenarnya pendidikan Indonesia telah banyak menghasilkan
tokoh-tokoh nasional dan output yang brilyan dan kompetitif dari masa ke
masa. Kalau digeneralisasi bahwa dunia pendidikan kita sudah gagal,
maka Republik ini sudah lama bubar. Salah satu contoh keberhasilan
pendidikan kita misalnya adalah menjamurnya sekolah-sekolah yang
‘berprestasi’ khususnya pada jenjang Sekolah Menengah yang dalam
periode 1996-1997 sering dikenal sebagai SMU (sekarang kembali ke
istilah Sekolah Menengah Atas atau SMA) ‘unggulan’ atau SMU
‘plus.Dari studi Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang Depdiknas terhadap
12 SMU yang dinilai berprestasi yang tersebar di beberapa propinsi di
Indonesia, prestasi yang dicapai oleh sekolah berprestasi ini cukup
melegakan.

b. Pendidikan Islam
Pendidikan adalah proses mempersiapkan masa depan anak didik dalam
mencapai tujuan hidup secara efektif dan efisien. Sedangkan Pendidikan Islam
menurut para tokoh ialah sebagai berikut : Pertama, menurut Ahmadi
mendefinisikan Pendidikan Islam adalah segala usaha untuk memelihara fitrah
manusia serta sumber daya insani yang ada padanya menuju terbentuknya
manusia seutuhnya (insan kamil) yang sesuai dengan norma Islam. Kedua,
menurut Syekh Musthafa Al-Ghulayani memaknai pendidikan adalah
menanamkan akhlak mulia dalam jiwa murid serta menyiraminya dengan
petunjuk dan nasehat, sehingga menjadi kecenderungan jiwa yang membuahkan

3
keutamaan kebaikan serta cinta belajar yang berguna bagi tanah air. Dalam
definisi diatas terlihat jelas bahwa pendidikan Islam itu membimbing anak didik
dalam perkembangan dirinya, baik jasmani maupun rohani menuju terbentuknya
kepribadian yang utama pada anak didik nantinya yang didasarkan pada hukum-
hukum islam.
c. Isu Kontemporer
Pendidikan di Indonesia Isu-isu kontemporer pendidikan di Indonesia saat
ini banyak sekali. Isu-isu tersebut berkembang begitu cepat dan pesat dengan
adanya ICT sekarang ini. Kontemporer artinya kekinian, modern atau sesuatu
yang sama dengan kondisi waktu yang sama saat ini. Jadi isu kontemporer
pendidikan menurut penulis adalah isu-isu terkait dunia pendidikan yang tidak
terikat lagi oleh
aturan-aturan zaman dulu, dan berkembang sesuai zaman sekarang. Salah
satu isu kontemporer pendidikan di Indonesia yaitu "Komersialisasi Pendidikan".
Harus jujur diakui praktik komersialisasi pendidikan yang terjadi di Indonesia saat
ini telah menjadi sebuah rahasia umum. Nampaknya gejala komodifikasi
pendidikan itu telah menjangkit mulai dari jenjang playgroup hingga perguruan
tinggi, baik itu swasta maupun negeri.

B. Persoalan-persoalan Pendidikan Indonesia

Tanggung jawab akan keberhasilan dan keberlangsungan pendidikan


Indonesia sebenarnya adalah salah satu tugas pemerintah. Ironisnya, di
negara ini, apabila kita ingin menyelamatkan pendidikan, justru yang
harus dibenahi terlebih dahulu adalah kebijakan-kebijakan pemerintah.
Artinya bahwa penyebab utama kemunduran pendidikan di Indonesia,
lebih disebabkan oleh kebijakan pemerintah itu sendiri.

Kebijakan pemerintah selama ini tidak pernah menjawab tantangan-


tantangan pendidikan di Indonesia maupun tantangan-tantangan
pendidikan yang bersifat universal. Permasalahan-permasalahan mulai dari
substansi pendidikan hingga ke praksis pendidikan tidak pernah secara
tuntas diselesaikan. Wacana-wacana yang berkembang pun hanya berkisar

4
pada dekonstruksi-dekonstruksi kebijakan yang pernah ada sebelumnya,
tanpa ada solusi yang pasti, dengan kata lain bahwa setelah paradigma
lama dianggap sudah tidak mampu lagi menjawab tantangan zaman, dan
sekuat tenaga “dihancurkan”, namun paradigma baru pun belum juga bisa
dipetakan secara jelas. Oleh karena itu, hasilnya bukan seberkas sinar
terang yang memberikan pencerahan, melainkan sesuatu yang
membingungkan dan menjadikan wajah pendidikan Indonesia semakin
carut-marut. Dengan kata lain bahwa para pelaksana yang seharusnya
bertanggungjawab di bidang pendidikan khususnya pemerintah tidak
serius dan telah gagal menterjemahkan hakikat pendidikan nasional dalam
bingkai perkembangan kehidupan sosial budaya masyarakat.

Perkembangan atau dinamika seperti di atas yang mewarnai


perjalanan panjang nasib pendidikan Indonesia, mungkin bagi Hegel
seorang filosof berkebangsaan Jerman adalah hal yang wajar. Hegel
pernah merumuskan tentang hukum dialektika yang menyatakan bahwa
sepanjang sejarah peradaban umat manusia ada satu hukum yang selalu
menjadi penyebab terjadinya perubahan-perubahan besar pada setiap
zaman. Hukum dialektika Hegel ini menjelaskan bahwa realitas yang
terjadi di masyarakat sesungguhnya merupakan sebuah siklus yang selalu
ditandai oleh kenyataan dialektis. Satu sisi ada social reality yang
posisinya sebagai challenge, di sisi lain ada social reality yang posisinya
sebagai response. Di satu sisi ada tesis, di sisi lain ada antitesis. Satu sisi
ada aksi, sisi lain ada reaksi dan demikian seterusnya sehingga pada
klimaksnya akan memunculkan sebuah tesis baru berupa realitas sosial
baru.

C. Pencapaian Dan Pendidikan Non Formal

1. Pengertian Pendidikan Non Formal

Menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional yang dimaksud dengan pengertian pendidikan non

5
formal adalah: jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

Melalui pendidikan luar sekolah ini sangat membantu juga dalam


menunjang kesejahteraan masyarakat. Karena melalui pendidikan luar
sekolah juga masyarakat dapat memperoleh banyak keterampilan, karena
banyak jenis pendidikan luar sekolah yaitu:

 pendidikan kesetaraan
 pendidikan keaksaraan fungsional
 pendidikan pelatihan
 pendidikan kepemudaan
 pemberdayaan wanita
 kursus
 majelis taqlim

Itu sebabnya banyak manfaat yang diberikan pendidikan luar


sekolah dalam pembangunan masyarakat. Dimana fungsi pendidikan luar
sekolah itu adalah sebagai pengganti dari pendidikan formal yaitu
pendidikan kesetaraan. Baik paket A,B, dan paket C. sebagai penambah
dan pelengkap pendidikan yang diperoleh dari pendidikan formal seperti
kursus keterampilan maupun kursus untuk mata pelajaran tertentu.

Berdasarkan fungsi pendidikan luar sekolah dalam pembangunan


maka program-program pendidikan ini dapat diklasifikasi ke dalam lima
kategori:

A. Pendidikan luar sekolah yang berkaitan dengan pendidikan ideologi negara


dan moral bangsa bagi masyarakat.
B. Pendidikan dasar, yaitu Kelompok Belajar Paket A, untukmemberantas
buta aksara dan angka, buta pengetahuan dasar dan buta bahasa Indonesia.
C. Pendidikan mata pencaharian yang mencakup antara lain Kelompok
Belajar Usaha yang menyelenggarakan kegiatan belajar dalam bidang
industri makanan, alat-alat olah raga, perkakas rumah tangga, tata busana,
dan pertanian.

6
Terdapat beberapa jenis lembaga pendidikan yang menyediakan layanan
pendidikan non-formal di Indonesia, yaitu:

A. Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (BP-PLSP)


B. Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB)
C. Sanggar Kegiatan Belajar (SKB )
D. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM )
E. Lembaga PNF

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah faktor yang mendukung keberhasilan program pendidikan dalam
proses pembelajaran yaitu sarana dan prasarana. Prasarana dan sarana pendidikan
adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan perlu
peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang cukup canggih. Sarana prasarana adalah salah satu bagian input,
sedangkan input merupakan salah satu subsistem.
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan, dimana terjadi pewarisan ilmu
untuk dapat dipahami dan diterapkan, bahkan dapat mengembangkan dan
menciptakan suatu ilmu untuk meningkatkan kualitas yang berguna bagi
kehidupan manusa. 
Relevansi pendidikan merupakan acuan untuk mengetahui sejauh mana
sistem pendidikan dapat menyelesaikan masalah pendidikan seperti yang
digambarkan pada tujuan pendidikan nasional dan berkaitan dengan kemampuan
individu yang siap menghadapi dunia luar sesuai dengan tuntutan masyarakat.

7
B. Saran
Pendidikan kontempor harus menyusaikan perkembangan zaman
dan perkembangan teknologi. Untuk itu yang perlu dilakukan adalah
mengembangkan system pendidikan yang berwawasan global agar
menghasilkan out put (lulusan) dari lembaga pendidikan yang lebiih
bermutu, supaya mereka percaya dari dalam menghadapi persaingan
global, dan mengedepankan metode ingerdisipliner, interkonektifitas..
Pada masyarakat cederung konsep deslektis terbangun sebab pedidikan
telah memberikan pondasi kuat akan pendidikan.

Mahasiswa memahmi apa yang menjadi tujuan masuk di perguruan tinggi


agar tridarma perguruan tinggi dapat berjalan secara optimal dan memahami
bagaimana tugas mahasiswa pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir, 1994. From. http://wanty-visiislami.blogspot.com


/2013/01 /25/makalah-problematika-pendidikan-islam.html

Assegaf, Abd. Rachman, 2011. Filsafat Pendidikan Islam, paradigma baru


pendidikan hadhari berbasis integratif interkonektif, Jakarta: PT. Raja
Grafindo.

Hasmiyati Gani Ali, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Quantum Teaching


Ciputat Press Group, 2008.

Isma’il SM, Strategi Pembelajaran Islam Berbasis PAIKEM : Pembelajaran


Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, Semarang : Rasail,
2008.

Musthofa Rembangy, Pendidikan Transformatif : Pergulatan Kritis


Merumuskan Pendidikan di Tengah Pusaran Arus Globalisasi, Yogyakarta
: Teras, 2010), Cet. II.

8
Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: PT. Raja
GrafindoPersada, 1996.

Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam : Dalam Sistem Pendidikan Nasional


di Indonesia, Jakarta : Kencana, 2004.

http:// nanogummy.wordpress.com/2013/015/25/demokrasi-pendidikan-
dalam-islam/

Abdul Wahid, Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam, (Semarang : Need’s


Press, 2008), Cet. I.

Anda mungkin juga menyukai