Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

“Permasalahan Pendidikan Indonesia”

Dosen Pembimbing :
M. Ikhlas, S. Pd., M. Sc.Ed

Oleh :
Kelompok IX

1. Sari Ramadani Basa


2. Cici Almaida
3. Fitri Handayani
4. M. Reza Syah Fahlevi

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA
BATANGHARI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,


karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesakan makalah
Permasalahn Pendidikan Indonesia dengan penuh kemudahan, tanpa
pertolongan-Mu mungkin makalah ini tidak dapat kami selesaikan.
Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan serta
agar pembaca lebih memahami arti dari Permasalahan Pendidikan
Indonesia sehingga diharapkan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Kami menyadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing
Pendidikan pancasila, bapak M. Ikhlas, S. Pd., M. Sc.Ed yang telah
membimbing kami dalam belajar dan juga pembuatan makalah ini.
Akhir kata, semoga Makalah Permasalahan Pendidikan Indonesia
ini bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
meridhoi segala usaha kami.

Muara Bulian 08 Juni 2022


Penulis

Sari Ramadani Basa


Cici Almaida
Fitri Handayani
M. Reza Syah Fahlevi

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................ii

DAFTAR ISI .............................................................................................iii

BAB I PENDAHULAUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1
B. Rumusan Masalh ...............................................................................2
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Permaslahan Pokok Pendidikan .........................................................3
1. Masalah Masalah Poko Pendidikan Saat ini ....................................3
2. Permasalahan Poko Pendidikan di Indonesia .................................5
B. Permasalahan Khusus Pendidik dan Tenaga Kependidikan ..............8
1. Pengertian Tenaga pendidik dan Tenaga Kependidikan .................8
2. Perananan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan .................8
3. Permasalahan-Permasalahan Khusus ............................................9
C. Saling Keterkaitan Antar Masalah Pendidikan ..................................10
D. Faktor yang mempengaruhi Berkembangnya Permasalahan
Pendidikan ......................................................................................12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................18
B. Saran ...............................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULAUAN

A. Latar Belakang Masalah


Paulo Freire dalam bukunya menyebutkan pendidikan itu dengan
konsep "banking", Pendidikan memandang bahwa siswa merupakan
sebuah wadah kosong (tabularasa) yang harus diisi oleh guru. Freire
(Dharma, 2012 hlm 3) mengemukakan tentang konsep banking yaitu "it
transforms students into receiving objects. It attempts to control thinking
and action, leads men and women to adjust to the world, and inhibits their
creative power", Pengantar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah Dasar
pendidikan yang diselenggarakan hanya sebatas transfer pengetahuan
dari guru kepada siswa di sekolah, dan siswa dituntut untuk mengikuti
sebagaimana arahan dari seorang guru, dengan demikian, secara tidak
langsung hal tersebut akan menghambat perkembangan siswa dari
seluruh potensi yang dimilikinya.
Selanjutnya, masih Paulo Freire (1985, hlm 253) menjelaskan
bahwa "A deepened consciousness of their situation leads people to
apprehend that situation as an historical reality susceptible of
transformation". Pendidikan seyogyanya mengharuskan individu memiliki
kesadaran, baik guru maupun siswa harus memiliki kecakapan dan
kemampuan dalam memasuki situasi pendidikan, sehingga akan memiliki
pemahaman tentang bagaimana seharusnya pendidikan itu dilaksanakan
dengan melihat realitas dalam situasi pendidikan.1
Melalui pendidikan kemudian karakter dapat dikembangkan dengan
berbagai macam kegiatan, seperti penanaman nilai, pengembangan budi
pekerti, nilai-nilai keagamaan, pembelajaran dan pelatihan nilai-nilai moral
yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Sifat pendidikan dapat
diajarkan melalui bimbingan orang lain dan juga dapat dilakukan secara
otodidak atau belajar sendiri. Pendidikan yang paling umum di berbagai

1
E Sulasmi, Buku Ajar Kebijakan dan Permasalahan Pendidikan, edisi 1 (umsu press, 2021)

1
2

daerah atau negara adalah dengan bersekolah. Di Indonesia salah satu


tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar bisa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa, mempunyai akhlak yang baik dan mulia, mempunyai jiwa
dan raga yang tubuh, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan mampu menjadi
warga negara yang demokratis serta mempunyai tanggung jawab yang
besar.
Bentuk-bentuk pendidikan terbagi menjadi tiga yaitu Pendidikan
formal, non-formal, dan informal. Pendidikan formal adalah Pendidikan
yang dapat diraih dengan menghadiri lembaga pendidikan seperti sekolah
dan institusi-institusi yang dianggap kompeten. Pendidikan informal
adalah pendidikan yang bisa didapatkan diluar Lembaga sekolah.2

B. Rumusan Masalh
1. Apa Permaslahan Pokok Pendidikan?
2. Apa Permasalahan Khusus Pendidik dan Tenaga Kependidikan?
3. Bagaimana Keterkaitan Antar Masalah Pendidikan?
4. Apa Faktor yang mempengaruhi Berkembangnya Permasalahan
Pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulian makalah ini untuk mengetahui permaslahan
Pendidikan yang ada di Indonesia. Sehingga dengan adanya msalah
Pendidikan di Indonesia memotivasi kita untuk lebih peduli kepada
Pendidikan untuk menghilangkan atau meminimalkan maslah Pendidikan
yang ada di Indonesia

2
M F Nugraha et al., PENGANTAR PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
DASAR (EDU PUBLISHER, 2020).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Permaslahan Pokok Pendidikan


1. Masalah Masalah Poko Pendidikan Saat ini
Kesalahan paling mendasar pada pendidikan dalam lingkungan
keluarga adalah kurangnya apresiatif dari segala pihak, khususnya
orangtua siswa terhadap penanaman nilai-nilai baik, terutama nilai
kepemimpinan. Terkadang orang tua menyekolahkan anak hanya demi
peningkatan derajat yang diharapkan dapat bertambah seiring gelar yang
tercantum pada nama si anak, tanpa orangtua memberikan contoh dari
perilaku mereka sehari-hari.
Pelimpahan tanggung jawab pendidikan oleh orang tua kepada
pihak sekolah, yang dianggap sebagai sarana paling berpengaruh dan
paling mampu membentuk watak dan karakter anak menjadi baik, adalah
sumber kesalahan sistem pendidikan di Indonesia. Orangtualah yang
seharusnya memegang andil lebih besar terhadap perkembangan
kecerdasan intelejensi dan emosi anak-anaknya. Orangtua yang
seharusnya mempunyai lebih banyak waktu untuk memperkenalkan nilai-
nilai baik kepada anaknya. Orangtua adalah pendidik utama yang dapat
membentuk karakter anak sedari dini.
Alasan yang sering terlontar manakala orang tua siswa
berpendidikan rendah adalah mereka tidak akan mungkin bisa
mengajarkan ilmu-ilmu yang sekolah tuntut kepada si anak. Mereka
berpikir hanya guru yang mampu membuat anaknya menjadi pintar.
Sementara, orang tua yang berpendidikan tinggi terkadang
beralasan tidak memiliki cukup waktu dalam menangani dan mengajari
anak-anaknya. Untuk mengatasi hal tersebut mereka pun menyekolahkan
anak-anaknya di sekolah swasta yang bergengsi, lengkap dengan
kegiatan ekstra kurikuler. Jika perlu, si anak diberikan pelajaran tambahan

3
4

atau les, seperti les musik, gambar, balet, bahasa Inggris, dan masih
banyak lagi.3
Menurut P.H. Combs (1968) ada lima masalah pokok pendidikan,
yaitu :
a. Banjir Murid.
Banjir murid yaitu bertambahnya jumlah anak anak yang
memerlukan pendidikan baik diseluruh dunia maupun di negara
berkembang, karena para pengelola pendidikan tidak mampu
menyediakan tempat belajar, guru, dan sarana pendidikan, serta
sulit untuk meningkatkan mutu pendidikannya.
b. Langkanya Sumber Daya Dan Dana.
untuk memenuhi kebutuhan pendidikan diperlukan sumber
daya dan dana yang mencukupiguna memenuhi kebutuhan
pendidikan, seperti penyediaan guru, gedung, buku dan sarana
penganjar, beasiswa, serta biaya lainnya. Meskipun sumber daya
dan dana sudah berlipat ganda, namun akibatnya banjir murid,
kebutuhan pendidikan semakin meningkat akibatnya kemampuan
sumber daya dan guna semakin menipis.
c. Biaya Pendidikan Yang Semakin Mahal.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, di usahakan mutu
guru harus ditingkatkan, gaji guru harus ditingkatkan, jumlah dan
mutu buku juga harus ditingkatkan, alat bantu pengajaran pun
harus ditingkatkan pula sehingga untuk meningkatkan mutu
pendidikan tentu dibutuhkan juga peningkatan biaya pendidikan
bagi setiap murid.
d. Ketidaktepatan Hasil Pendidikan.
Hasil pendidikan tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan
individu dalam masyarakat dan kebutuhan masyarakat karena tidak

3
Priarti Megawanti, “Permasalahan Pendidikan Dasar Di Indonesia,” Jurnal Ilmiah Pendidikan
MIPA, 2.3 (2012), 227–34.
5

sesuai dengan sikap dan minat terhadap pekerjaan dan bayangan


tentangkedudukan yang diinginkan oleh individual.
e. Kelambatan Dan Ketidakefisienan Sistem Pendidikan.
Sistem pengelolaan kurikulum, metode mengajar, pola pola
dan struktur pendidikan guru memperlihatkan kelambanan dan
ketidakefisienan dalam menghadapi tuntutan yang semakin
meningkat, sesuai dengan kemajuan IPTEK dan kebutuhan
masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan terdapat dua
permasalahan utama yang menjangkiti dunia pendidikan di
Indonesia, yaitu: bagaimana seluruh masyarakat bisa
memanfaatkan peluang pendidikan dan bagaimana pendidikan bisa
menyiapkan siswa dalam hal kemampuan dan skill yang siap untuk
bersaing di dunia kerja.4
2. Permasalahan Poko Pendidikan di Indonesia
Ada empat faktor sebagai poin penting dalam kaitannya dengan
permasalahan pokok Pendidikan di indonesia dan perlu segera untuk
diselesaikan, yaitu:
a. Masalah pemerataan pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan Masalah pemerataan
pendidikan, dimana isu ini berkaitan dengan sistem pendidikan
seyogyanya menyiapkan peluang yang sangat besar bagi seluruh
masyarakat agar dapat mengakses pendidikan, yang mana mampu
menjadi tempat bagi keberlanjutan peningkatan SDM di Indonesia.
Berdasarkan UU No.4 tahun 1950 sebagai landasan
pendidikan dan pengajaran disekolah bab XI, Pasal 17 :
“Tiap-tiap warga negara RI mempunyai hak yang sama untuk
diterima menjadi murid suatu sekolah jika syarat syarat yang
ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaran pada sekolah tersebut
terpenuhi”

4
Riza Yonisa Kurniawan, “Identifikasi Permasalahan Pendidikan Di Indonesia Untuk,”
jurnal Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia (KONASPI) VIII Tahun, May, 2016,
1415–20.
6

Kemudian berkaitan dengan wajib belajar bab VI, pasal 10


ayat 1:
“semua anak yang sudah berumur 6 tahun berhak dan yang
sudah berumur 8 tahun diwajibkan belajar di sekolah sedikitnya 6
tahun lamanya”.
Pasal 10 Ayat 2 : “belajar di sekolah beragama yangtelah
mendapatkan pengakuan dari mentri agama dianggap telah
memenuhi kewajiban belajar”
b. Masalah Mutu / Kualitas Pendidikan
Mutu pendidikan sangatlah luas cakupannya, banyak yang
hanya melihat dari kualitas luarannya. Apabila kita sadari proses
belajar yang baik akan menghasilkan luaran yang baik pula, maka
jika proses belajarnya kurang baik maka mutu hasil yang
diharapkan akan kurang baik juga. Jika terjadi pembelajaran yang
kurang optimal hal ini mengakibatkan nilai tes yang baik, sehingga
bisa dikatakan hasil belajar itu semu. Hal ini mengindikasikan
terdapat masalah pada kualitas pendidikan yang berkaitan dengan
“pemrosesan” pembelajaran.
Solusi yang bisa ditawarkan untuk meningkatkan mutu
pendidik diantaranya: (1) seleksi yang ketat untuk penerimaan
mahasiswa calon pendidik; (2) Pengembangan keteramilan tenaga
pendidik melalui pelatihan-pelatihan; (3) penyempurnaan kurikulum
yang materinya disesuaikan dengan muatan lokal di daerah
setempat; (4) pengembangan sarana dan prasaran yang dapat
menciptakan suasana belajar yang nyaman; (5) penyempurnaan
administrasi sekolah sehingga dapat efisiensi anggaran; (6)
pengorganisasian dalam rangka untuk menjaga kualitas
penyelenggara pendidikan perlu ditetapkan dengan didukung oleh
lembaga yang sudah diberi wewenang dalam menjamin mutu
diantaranya Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan, dari Badan
7

Akreditasi Nasional Sekolah Madrasah (BAN-SM) maupun dari


lembaga independen.
c. Masalah Efisiensi
Membahas tentang efisiensi dalam sistem pendidikan
dimana erat kaitannya dengan pemanfaatan segala kekuatan yang
dimiliki agar tercapai misi yang rencanakan. Apabila dalam
penggunaanya hemat dan cermat maka bisa disimpulkan bahwa
tingkat efisiensinya tinggi. Tetapi apabila terjadi sebaliknya, maka
efisiensinya dikatakan kurang.
Masalah ini meliputi : (1) kesenjangan antara lulusan dan
lapangan kerja, dimana lulusan atau angkatan kerja lebih tinggi dari
lapangan pekerjaan sehingga banya yang tidak terserap; (2)
Beberapa daerah masih banyak guru yang mengajar diluar bidang
keahlianya dan sukarnya untuk membuat guru mau mengabdi di
daerah perbatasan maupun yang minim akses ke kota juga
kurangnya insentif yang diberikan; (3) Pengembangan tenaga
pendidik yang kurang cepat seperti perubahan kurikulum baru,
sehingga banyak guru-guru yang belum siap menerima kurikulum
baru; (4) Distribusi dan penggunaan sarana pembelajaran bila tidak
diimbangi dengan kemampuan yang handal dari penggunanya
mengakibatkan terjadi masalah di lapangan. Kemudian perubahan
kurikulum yang menyebabkan buka lama tidak terpakai.
d. Masalah Relevansi
Masalah relevansi berkaitan erat dengan sistem pendidikan
dan pembangunan secara umum serta kepentingan perseorangan,
masyarakat secara jangka pendek maupun jangka panjang.
Masalah ini membahas seberapa dalam sistem pendidikan bisa
menciptakan karya yang cocok dengan keberlangsungan suatu
proses pembangunan. Apabila sistem pendidikan menciptakan
output yang dibutuhkan di semua lini pembanguanan, bisa
berhubungan langsung ataupun tidak dengan permintaan dunia
8

kerja maka kualitas luaran yang dipersyaratkan oleh lapangan


kerja, maka tingkat kebutuhan tersebut sesuai dengan yang
dibangun oleh lembaga.
Pada umumnya kriteria relevansi yang disebutkan diatas
cukup ideal apabila dihubungkan dengan keadaan yang ada di
Indonesia dimana: (1) kualitas lembaga pendidikan masih
bervariasi; (2) Sistem pendidikan kita banyak yang menciptakan
output yang siap diterima di dunia kerja; (3) belum dimilikinya
roadmap kebijakan kebutuhan tenaga kerja yang mana dapat
dipakai untuk menyiapkan lulusan yang bisa diterima di dunia
kerja.5
B. Permasalahan Khusus Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Pengertian Tenaga pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tenaga pendidik yaitu tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan (UU No. 20
tahun 2003 pasal 1, BAB 1 )
Tenaga kependidikan yaitu anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan (UU No.
20 tahun 2003 psl 1, BAB 1)
2. Perananan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tenaga pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melaksanakan pembimbingan dan pelatihan, serta
melaksanakan penelitian dan dedikasi kepada masyarakat, terutama bagi
tenaga pendidik pada perguruan tinggi tinggi. (UU No.20 THN 2003, PSL
39 (2)).

5
Ibid 1416-1418
9

Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan


untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional
Suatu keharusan bagi tenaga pendidik untuk mengetahui
kecakapan, tingkat mutu dan profesionalitas sehingga akan dihasilkan
tenaga pendidik yang berkualitas. Dan tenaga pendidik yang berkualitas
merupakan salah satu indikator dalam penjaminan mutu pendidikan.
Tenaga kependidikan merupakan tenaga yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan. (UU No.20 THN 2003, PSL 39
(1))
Tenaga kependidikan berperan sebagai penunjang
penyelenggaraan pendidikan. mulai dari pengaturan jadwal pembelajaran
yang teratur, kelengkapan sarana-prasarana sekolah yang memadai dan
memenuhi standar, kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekolah yang
selalu terjaga, manajemen sekolah yang tegas serta supervisi yang ketat.
Semua faktor itu yaitu kiprah strategis tenaga kependidikan, apakah itu
staf TU, pustakawan, laboran, pesuruh/ penjaga sekolah, pengawas
sekolah dan kepala sekolah. Penilaian keberhasian pendidikan tidak
hanya diukur dari faktor tenaga pendidik (guru dan dosen) saja, tetapi juga
harus dilihat dari banyak sekali sudut pandang.
3. Permasalahan-Permasalahan Khusus
Beberapa permasalahan yang dihadapi tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan antara lain :
a. Kesejahteraan Tenaga Pendidik Dan Tenaga Kependidikan.
Kebijakan “upah minimum” boleh jadi telah menimbulkan
pegawai bermental kuli, bukan pegawai yang mengejar prestasi.
Rendahnya dan bahkan tidak ada lagi insentif dari pemerintah
tempat terutama yang tinggal di desa terpencil. Bahkan untuk
tenaga kependidikan belum ada “pengakuan” dan penghargaan
10

atas kinerjanya menyerupai sertifikasi. Hal ini akan menimbulkan


kesenjangan yang menimbulkan peningkatan mutu pendidikan
terhambat.
b. Penilaian Dan Pengawasan Kinerja
Kinerja kompetensi guru masih jauh dibawah standar isi dan
proses.
c. Penempatan dan distribusi tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan.
d. Terjadi penumpukan tenaga pendidik di kota, tetapi di pedesaan
dan terpencil sangat kekurangan. Hal ini disebabkan banyaknya
mutasi tenaga pendidik lantaran problem jauh dari keluarga,
medann yang sulit, tidak betah tinggal dipedesaan dan terpencil.
Begitu juga dengan tenaga kependidikan, bahkan di pedesaan dan
terpencil tidak ada tenaga kependidikan.
e. Promosi kepangkatan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
Pengurusan promosi jabatan.pangkat bagi tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan terutama di tempat terpencil sangat sulit.
Karena medan yang sulit dan birokrasi yang berbelit.
f. Mutasi fungsional dan struktural
Banyaknya tenaga pendidik yang potensial direkrut dalam
jabatan struktural menyerupai camat, anggota dewan.6
C. Saling Keterkaitan Antar Masalah Pendidikan
Meskipun permasalahan pokok pendidikan yang telah dijelaskan
tersebut dapatdibedakan satu sama lain, namun dalam kenyataan
pelaksanaan pendidikan di lapangan permasalahan tersebut saling
berkaitan. Bahkan mungkin secara serentak muncul dalam permukaan
meskipun dengan bobot yang tidak sama.

Pada dasarnya pembangunan di bidang pendidikan tentu


menginginkan tercapainyakuantitas pendidikan dan pendidikan yang

6
https://sch.paperplane-tm.site/2019/11/permasalahan-permasalahan-yang-
dihadapi.html
11

berkualitas sekaligus. dalam sejarah terbukti bahwa belum ada suatu


negara yang dari sejak berdirinya mampu melaksanakan danmemenuhi
keinginan seperti itu. Lazimnya, yang terjadi ialah pada saat upaya
kuantitas pendidikan sedang dilancarkan, maka pada saat yang sama
kualitas pendidikan belum dapatdiwujudkan, malah sering terlantarkan.
Kondisi demikian itu wajar. )da dua "aktor yang dapatdikemukakan
sebagai penyebab mengapa pendidikan yang berkualitas belum
dapatdiusahakan pada saat demikian.
Pertama, gerakan perluasan pendidikan untuk melayani kuantitas
kesempatan pendidikan bagi rakyat banyak memerlukan penghimpunan
dan pengerahan dana dan daya.
Kedua, kondisi satuan-satuan pendidikan pada saat demikian
mempersulit upaya peningkatan kualitas karena jumlah murid dalam kelas
terlalu banyak, pengerahan tenaga pendidik yang kurang kompeten,
kurikulum yang belum mantap, sarana yang tidak memadai,dan
seterusnya.
Meskipun demikian kuantitas pemerataan pendidikan tidak dapat
diabaikan karenaupaya tersebut, terutama pada saat-saat suatu bangsa
sedang mulai membangun mempunyaitujuan ganda, yaitu di samping
tujuan politis memenuhi persamaan hak bagi rakyat banyak juga tujuan
pembangunan, yaitu memberikan bekal dasar kepada warga negara agar
dapatmenerima in"ormasi dan memiliki pengetahuan dasar untuk
mengembangkan diri sehinggadapat berpartisipasi dalam pembangunan.
Dalam uraian tersebut tampak bahwa permasalahan kuantitas
berkaitan erat dengan permasalahan kualitas pendidikan.
Bertolak dari gambaran tersebut terlihat juga kaitannya dengan
permasalahan e"isiensi.Karena kondisi pelaksanaan pendidikan tidak
sempurna, seperti telah digambarkan komponen pendidikan berada di
bawah standar$ maka dengan sendirinya pelaksanaan pendidikan dan
khususnya proses pembelajaran berlangsung tidak e"isien. Pertanyaan
yangtimbul kemudian ialah bagaimana hasil pendidiikan yang dapat
12

dicapai dengan kondisi sepertiitu. &awabnya sudah jelas bahwa hasilnya


belum dapat diharapkan rele/an dengan kebutuhanmasyarakat
pembangunan, baik kuantitati" #jumlah dan jenisnya tidak dapat mengisi
beraneka
ragam kebutuhan/lapangan kerja di masyarakat maupun kualitati"
kualitasnya belum sesuaidengan tuntutan persyaratan kerja di lapangan.
Apa yang digambarkan di atas itu umumnya terjadi pada tahap-
tahap awal dari pembangunan suatu bangsa. Pada saat ini kita dapat
meihat contoh-contoh seperti yang terjadi pada beberapa negara di
kawasan rika. negara kita sampai pada akhir Pelita II, perhhatian
dicurahkan pada upaya perluasan pendidikan, sehingga jika kualitas
pendidikan belum dapat dibenahi, dapatlah dipahami. Pada tahap Pelita
berikutnya barulah pembangunandi bidang pendidikan dapat
menempatkan prioritas pada peningkatan kualitas pendidikan. 7
D. Faktor yang mempengaruhi Berkembangnya Permasalahan
Pendidikan
pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan diatas merupakan
masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung
di dalam sistem pendidikan sendiri.
Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro
pembangunan, yaitu masalah di luar sistem pendidikan, sehingga harus
diperhitungkan dalam memecahkan masalah mikro pendidikan.
Masalah makro ini meliputi masalah perkembangan internasional,
masalah demografi, masalah politik, ekonomi, dan sosial budaya, serta
masalah perkembangan regional.
Masalah makro yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
berkembangnya masalah pendidikan, yaitu :
1. Perkembangan Iptek Dan Seni.

7
https://www.academia.edu/12174139/Permasalahan_Pokok_Pendidikan_dan_Pemecah
annya
13

Perkembangan Iptek, terdapat hubungan yang erat antara


pendidikan dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu
pengetahuan ialah hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi
mengenai alam semesta , dan teknologi adalah penerapan yang
direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan
hidup masyarakat.
Sebagai contoh hubungan antara pendidikan dan iptek,
misalnya sering suatu teknologi baru yang digunakan suatu proses
produksi menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran
perubahan persyaratan kerj, dan mungkin juga penguraian
jumlahtenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan bahan-bahan baru,
sistem pelayanan baru, sampai pada berkembangnya gaya hidup
baru, kondisi tersebut minimal bisa mempengaruhi perubahan isi
pendidikan dan metodenya, bahkan mungkin rumusan baru
tunjangan pendidikan, otomatis juga sarana sarana penunjangnya
seperti sarana laboratorium dan ketenangan.
Semua perubahan tersebut tentu juga membaw masalah
dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya. Contoh di
atas memberikan gambaran pengaruh tidak langsung iptek
terhadap sistem pendidikan. Di samping pengaruh tidak langsung
juga banyak pengaruh yang langsung dalam sistem pendidikan
dalam bentuk berbagai macam inovasi atau pembaruan dengan
aksentuasi tujuan yang bermacam-macam pula. Ada yang
bertujuan untuk mengatasi kekurangan guru dan gedung sekolah
seperti sistem Pamong dan SMP terbuka, pengadaan guru relatif
cepat seperti dengan program diploma, perlindungan terhadap
profesi guru seperti program akta mengajar.
Hampir setiap inovasi mengundang masalah. Pertama,
karena belum ada jaminan bahwa inovasi itu pasti membawa hasil.
Kedua, pada dasarnya orang merasa ragu dan gusar jika
menghadapi hal baru. Masalahnya ialah bagaimana cara
14

memperkenalkan suatu inovasi agar orang menerimanya. Setiap


inovasi mengandung dua aspek yaitu aspek konsepsional (memuat
ide, cita-cita, dan prinsip-prinsip) dan aspek struktur operasional
(teknik pelaksanaannya).
2. Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara
individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yamg
indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan
berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan
dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan.
Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya
manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang
besar karena dapat mengisi pengembangan dominan afektif
khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan
disamping domain kognitif yang sudah digarap melalui program
/bidang studi yang lain.
Dilihat dari segi lapangan kerja, dewasa ini dunia seni
dengan segenap cabangnya telah mengalami perkembangan pesat
dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat.
3. Laju Pertumbuhan Penduduk.
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2
hal, yaitu:
a. Pertambahan Penduduk.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka
penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen
penunjang terselenggaranya pendidikan harus di tambah. Dan ini
berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.
Pertumbuhan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya
usia rata-rata dan penurunan angka kematian, mengakibatkan
berubahnya struktur kependudukan, yaitu proporsi penduduk
usia sekolah dasar menurun, sedangkan proporsi penduduk usia
15

sekolah lanjutan, angkatan kerja, dan penduduk usia tua


meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan.
Dengan demikian terjadi pergesaran permintaan akan
fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjutan cenderung lebih
meningkat dibanding dengan permintaan akan fasilitas sekolah
dasar. Sebagai akibat lanjutan, permintaan untuk lanjutan
keperguruan tinggi juga meningkat, khusus untuk penduduk usia
tua yang jumlahnya meningkat perlu disediakan pendidikan non
formal.
b. Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak
merata. Ada daerah yang padat penduduk, terutama di kota-kota
besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu daerah
pedalaman khususnya di daerah terpencil yangberlokasi di
pegunungan dan di pulau-pulau. Sebaran penduduk seperti
digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan
sarana pendidikan.
Sebagai contoh adalah dibangunya SD kecil untuk
melayani kebutuhan akan pendidikan di daerah terpencil pada
pelita V, di samping SD yang reguler. Belum lagi kesulitan dalam
hal penyediaan dan penempatan guru.
c. Aspirasi Masyarakat
Dalam dua dasa warsa terakhir ini aspirasi masyarakat
dalam banyak hal meningkat, khususnya aspirasi terhadap
pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan,
kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap
pendidikan.
Pendidikan dianggap memberi jaminan bagi peningkatan
taraf hidup dan pendakian ditangga sosial. Gejala yang timbul
ialah membanjirnya pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar
16

menjadi meningkat. Di kota-kota , di samping pendidikan formal


mulai bermunculan beraneka ragam pendidikan nonformal.
Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah
seleksi penerimaan siswa pada berbagai jenis dan jenjang
pendidikan menjadi kurang objektif, jumlah murid dan siswa
perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah
membengkak , diadakannya kesempatan belajar bergilir pagi dan
sore dengan pengurangan jam belajar, kurang sarana belajar,
kekurangan guru, dan seterusnya. Keterbelakangan budaya
adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang
menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain
pendukung suatu budaya bagi masyarakat pendukung budaya,
kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai
dan baik.
4. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana Kehidupan.
Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh
sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju)
kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi masyarakat
pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai
sesuatu yang bernilai dan baik. Sesungguhnya tidak ada
kebudayaan yang secara mutlak statis, apalagi mandeg, tidak
mengalami perubahan.
Sekurang-kurangnya bagian unsur-unsurnya yang berubah
jika tidak seluruhnya secara utuh. Perubahan kebudayaan terjadi
karena ada penemuan baru dari luar maupun dari dalam
lingkungan masyarakat sendiri.
Kebudayaan baru itu baik bersifat material seoerti peralatan-
peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi,
dan yang bersifat non matreial seperti paham atau konsep baru
tentang keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan
terhadap waktu, dan lain-lain.
17

Keterbelakangan budaya terjadi karena:


a) Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal
terpencil)
b) Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsur budata baru
karena tidak dipahami atau karena dikhawatirkan akan
merusak sendik masyarakat.
c) Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomis menyangkut
unsur kebudayaan tersebut.
Sehubungan dengan faktor penyebab terjadinya
keterbelakangan budaya umumnya dialami oleh:
a) Masyarakat daerah terpencil.
b) Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis.
c) Masyarakat yang kurang terdidik.
Yang menjadi persoalan ialah bahwa kelompok masyarakat
yang terbelakang budayanya tidak ikut berperan serta dalam
pembangunanmsebab mereka kurang memiliki dorongan untuk
maju.
Lalu inti permasalahannya adalah menyadarkan mereka
akan ketertinggalannya, dan bagaimana cara menyediakan sarana
kehidupan, dan bagaimana sistem pendidikan dapat melibatkan
mereka.
Jika sistem pendidikan dapat menggapai masyarakat
terbelakang kebudayaanya berarti melibatkan mereka untuk
berperan serta dalam pembangunan8

8
http://www.altbrasov.org/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-berkembangnya-masalah-
pendidikan/
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Paulo Freire dalam bukunya menyebutkan pendidikan itu dengan
konsep "banking", Pendidikan memandang bahwa siswa merupakan
sebuah wadah kosong (tabularasa) yang harus diisi oleh guru. Freire
(Dharma, 2012 hlm 3) mengemukakan tentang konsep banking yaitu "it
transforms students into receiving objects. It attempts to control thinking
and action, leads men and women to adjust to the world, and inhibits their
creative power", Pengantar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah Dasar
pendidikan yang diselenggarakan hanya sebatas transfer pengetahuan
dari guru kepada siswa di sekolah, dan siswa dituntut untuk mengikuti
sebagaimana arahan dari seorang guru, dengan demikian, secara tidak
langsung hal tersebut akan menghambat perkembangan siswa dari
seluruh potensi yang dimilikinya.
Melalui pendidikan kemudian karakter dapat dikembangkan dengan
berbagai macam kegiatan, seperti penanaman nilai, pengembangan budi
pekerti, nilai-nilai keagamaan, pembelajaran dan pelatihan nilai-nilai moral
yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Sifat pendidikan dapat
diajarkan melalui bimbingan orang lain dan juga dapat dilakukan secara
otodidak atau belajar sendiri. Pendidikan yang paling umum di berbagai
daerah atau negara adalah dengan bersekolah. Di Indonesia salah satu
tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar bisa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa, mempunyai akhlak yang baik dan mulia, mempunyai jiwa
dan raga yang tubuh, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan mampu menjadi
warga negara yang demokratis serta mempunyai tanggung jawab yang
besar.
Bentuk-bentuk pendidikan terbagi menjadi tiga yaitu Pendidikan
formal, non-formal, dan informal. Pendidikan formal adalah Pendidikan
yang dapat diraih dengan menghadiri lembaga pendidikan seperti sekolah

18
19

dan institusi-institusi yang dianggap kompeten. Pendidikan informal


adalah pendidikan yang bisa didapatkan diluar Lembaga sekolah.
B. Saran
Tentunya dalam penulisan makalah ini banayak sekali terdapat
kekurangan yang perlu untuk di sempurnakan, maka kepada teman-teman
pembaca terutama Bapak Dosen untuk dapat memberikan masukan
terhadapa makalah ini agar lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Riza Yonisa, “Identifikasi Permasalahan Pendidikan Di


Indonesia Untuk,” jurnal Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia
(KONASPI) VIII Tahun, May, 2016, 1415–20
Megawanti, Priarti, “Permasalahan Pendidikan Dasar Di Indonesia,” Jurnal
Ilmiah Pendidikan MIPA, 2.3 (2012), 227–34
Nugraha, M F, B Hendrawan, A S Pratiwi, R Permana, Y T Saleh, M
Nurfitri, et al., Pengantar Pendidikan Dan Pembelajaran Di Sekolah
Dasar (EDU PUBLISHER, 2020)
Sulasmi, E, Buku Ajar Kebijakan dan Permasalahan Pendidikan, edisi 1
(umsu press, 2021)
http://www.altbrasov.org/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
berkembangnya-masalah-pendidikan/
https://www.academia.edu/12174139/Permasalahan_Pokok_Pendidikan_
dan_Pemecahannya
https://sch.paperplane-tm.site/2019/11/permasalahan-permasalahan-
yang-dihadapi.html

20

Anda mungkin juga menyukai