Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

LANDASAN LANDASAN PENDIDIKAN


Dalam Rangka Memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Pendidikan

Dosen Pengampu:
Dr. Ririanti Rachmayanie Jamain, S.Psi, M.Pd
Disusun Oleh Kelompok 3 :
1. Alvin Ryshakti 2310112110013
2. Desy Maulana Andini 2310112220029
3. Julfa Isnani 2310112220041
4. Muhammad Argian Naufal 2310112110003
5. Nida Hasanah 2310112120009
6. Pirda Aulia 2310112220024
7. Qathrun Nada 2310112220028
8. Rabiatul Husna 2310112120004
9. Siti Zahrah 2310112220005
10. Sri Amelia 2310112120010
11. Syifa Aulia 2310112220002
12. Syarah 2310112220051

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena dengan
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pengantar Pendidikan. Adapun
judul dari makalah yang kami buat, yaitu “ LANDASAN – LANDASAN PENDIDIKAN ”.
Dalam pembuatan makalah ini, tidak lupa kami sampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen mata kuliah Pengantar Pendidikan Ibu Dr. Ririanti Rachmayanie
Jamain, S.Psi, M.Pd. yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.Maka dari itu, kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya, apabila dalam penulisan terdapat kata-kata yang tidak berkenan di
hati. Kritik dan saran selalu kami terima agar kami dapat menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini membantu para membaca menambah
wawasan pengetahuan.

Banjarmasin, 29 Oktober 2023

Penulis Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................II
DAFTAR ISI..................................................................................................................III
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................4
A. Pengertian Landasan Pendidikan...........................................................................4
B. Jenis Landasan Pendidikan....................................................................................5
C. Tujuan Landasan Pendidikan.................................................................................8
D. Asas – asas Pendidikan..........................................................................................9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................13
B. Saran ...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi yang
bertujuan memberdayakan diri. Jadi, banyak hal yang dibicarakan Ketika kita memberikan
Pendidikan. Karenanya, Pendidikan berkaitan deangan bagaimana manusia dipandang.
Dalam hal ini, pandangan ilmiah tentang manusia memiliki implikasi terhadap Pendidikan.
Ini merupakan wilayah studi antropologi Pendidikan, Antropologi sendiri merupakan ilmu
tentang asal-usul, perkembangan, karakteristik jenis (spesies) manusia atau studi tentang
manusia.
Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan
manusia bisa mengendalikan dirinya sehingga akan mampu mengembangkan potensi
dirinya dengan cara pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
keterampilan, serta kekuatan spiritual keagamaan. Dengan demikian melalui pendidikan
manusia akan mampu mengenal dirinya dan hidup bermasyarakat dengan baik. Saat ini
pemahaman mengenai arti pendidikan, makna pendidikan, hakikat pendidikan, dan tujuan
pendidikan seringkali masih sulit dipahami secara baik oleh beberapa orang. Padahal tema
tersebut menjadi landasan paling penting dalam memahami Pendidikan itu sendiri. Mereka
akan gagal paham mengenai seluk beluk pendidikan dengan baik jika tidak memahami
cabang dan ranting dari pendidikan tersebut.
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya
manusia yang berkualitas. pendidikan menjadi penting bagi suatu bangsa. Sehingga
sepatutnya pendidikan benar-benar dijaga kualitasnya agar mampu menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas, berkompeten dalam berbagai situasi dan kondisi di
Masyarakat.
Pendidikan juga akan berpengaruh terhadap keberlangsungan suatu bangsa. Baik dari segi
moral, ekonomi dan peradabannya. Bangsa yang maju dan berkembang adalah bangsa
yang baik pendidikannya, sementara bangsa yang hancur adalah bangsa yang tidak
memperdulikan Pendidikan masyarakatnya.
Pendidikan dapat diperoleh secara formal dan non formal. Pendidikan formal diperoleh
dengan mengikuti program yang telah dirancang, disusun oleh institusi, dan kementerian
negara seperti di sekolah pendidikan memerlukan kurikulum untuk menjalankan
perancangan pengajaran. Sementara itu, Pendidikan non formal adalah pengetahuan yang

1
diperoleh dari kehidupan keseharian dari berbagai pengalaman yang dialami atau
dipelajari dari orang lain.
Pendidikan berasal dari kata ‘didik’ yang artinya memelihara dan memberikan Latihan.
Dengan demikian pendidikan memerlukan sebuah ajaran, tuntunan dalam mencapai
kecerdasan pikiran. Sehingga pendidikan itu penting bagi kehidupan manusia untuk
pendewasaan diri secara lahir dan batin untuk menunjang sikap dan perilaku dalam
mencapai cita-cita. Pendidikan juga diartikan sebagai pengajaran karena pendidikan tidak
akan terlepas dari pengajaran.
Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pengertian pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pengertian pendidikan Menurut Kamus Besar Bhs Indonesia (KBBI): Pendidikan yakni
satu sistem evaluasi untuk tiap-tiap individu untuk meraih pengetahuan serta pemahaman
yang lebih tinggi tentang object spesifik serta khusus. Pengetahuan yang didapat secara
resmi itu menyebabkan pada tiaptiap individu yakni mempunyai pola fikir, tingkah laku
serta akhlak yang sesuai dengan pendidikan yang diperolehnya.
Oleh karena itu, didalam makalah ini akan dipaparkan beberapa pembahasan mengenai
landasan landasan Pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian landasan Pendidikan?
b. Apa saja jenis landasan pendidikan?
c. Tujuan landasan Pendidikan?
d. Peran landasan Pendidikan?

1.3 Tujuan
a. Menjelaskan tentang landasan Pendidikan
b. Menjelaskan apa saja jenis landasan Pendidikan
c. Menjelaskan Tujuan landasan Pendidikan
d. Menjelaskan peran landasan Pendidikan.

2
1.4 Manfaat
Diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang sekiranya
membutuhkan, diantaranya:
a. Dapat menambah pengetahuan serta wawasan tentang landasan Pendidikan
b. Agar dapat mengetahui jenis dan tujuan landasan Pendidikan
c. Mengetahui peran landasan Pendidikan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan Pendidikan


Landasan pendidikan merupakan landasan filosofi, sosiologis, dan kultural, yang
sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya
landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan itu menjemput masa
depan. Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan
adalah tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak adalah dasar
pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula
bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat koseptual
identik dengan asumsi.
Implikasi landasan-landasan pendidikan meliputi, Implikasi religius yang dipengaruhi
pemikiran al-Ghazali khususnya dalam dunia pendidikan Islam. Implikasi filosofi
pendidikan adalah seperangkat filosofi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.
Implikasi sosial yang terjadi di masyarakat tentu dapat mempengaruhi pendidikan,
baik sebagai ilmu maupun aktivitas. Implikasi kultural kurikulum harus disusun
berdasarkan kondisi sosial kultural dari masyarakat. Implikasi psikologis, manusia
merupakan individu yang unik. Implikasi ilmiah dan teknologi merupakan
pembangunan yang didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam rangka untuk mempercepat terwujudnya ketangguhan dan keunggulan bangsa.
Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari sejumlah
landasan. Landasan tersebut sangat penting, karena pendidikan adalah pilar utama
terhadap pengembangan manusia dan masyarakat dalam suatu bangsa tertentu.
Beberapa jenis landasan pendidikan diantaranya adalah landasan religius, landasan
historis, landasan sosiologis, landasan psikologis, landasan budaya, landasan yuridis,
landasan iptek, dan landasan ekonomi yang sangat memegang peranan penting dalam
menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan
berfungsi dalam mendorong pendidikan itu untuk menjemput masa depan. Kajian
berbagai landasan landasan pendidikan itu akan membentuk sebuah wawasan yang
tepat tentang pendidikan. Dengan wawasan dan pendidikan yang tepat, serta juga
dengan menerapkan asas-asas pendidikan yang tepat, akan dapat memberi peluang
yang lebih besar dalam merancang dan menyelenggarakan sebuah program
pendidikan yang tepat wawasan. Berdasarkan uraian di atas ini dapat disimpulkan

4
bahwa landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau
titik tolak dalam rangka praktik pendidikan dan atau studi Pendidikan. Landasan
pendidikan secara singkat dapat diartikan sebagai tempat bertumpu atau dasar dalam
melakukan analisis kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan tentang kebijakan dan
praktik pendidikan. Kajian analisis kritis terhadap kaidah dan kenyataan tersebut
dapat dijadikan titik tumpu atau dasar dalam upaya penemuan kebijakan dan Praktik
pendidikan yang tepat guna dan bernilai guna. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa landasan pendidikan merupakan dasar bagi upaya pengembangan
kependidikan dalam segala aspeknya.

B. Jenis Landasan Pendidikan


1. Landasan Religius
Landasan religius merupakan suatu landasan yang paling mendasari dari landasan-
landasan pendidikan, sebab landasan agama adalah landasan yang diciptakan oleh Allah
swt. Bahkan di setiap pendidikan nasional mengharuskan setiap peserta didiknya
mengikuti pendidikan agama. Karena sistem pendidikan agama diharapkan sebagai
penyeru pikiran-pikiran produktif dan berhubungan dengan keperluan zaman yang
semakin modern. Pendidikan agama merupakan hak setiap peserta didik dan bukan
negara atau organisasi keagamaan.
2. Landasan Historis
Landasan historis memberikan peranan yang sangat penting karena dari suatu landasan
sejarah itu membuat arah pemikiran pada masa kini. Bidang pendidikan terlebih dahulu
memeriksa sejarah tentang pendidikan baik yang bersifat nasional maupun internasional.
Dengan demikian, setiap bidang kegiatan yang ingin dicapi manusia untuk maju, pada
umumnya dikaitkan dengan bagaimana keadaan bidang tersebut pada masa lampau.
Demikian juga halnya dengan bidang pendidikan. Sejarah pendidikan merupakan bahan
pembanding untuk memajukan pendidikan bagi suatu bangsa.
3. Landasan Sosiologis
Pendidikan merupakan suatu peristiwa sosial yang berlangsung dalam latar interaksi
sosial. Demikian, karena pendidikan tidak dapat dilepaskan dari suatu upaya dan proses
saling mempengaruhi antara individu yang terlibat di dalamnya. Dalam suatu posisi yang
demikian, apa yang dinamakan pendidik dan peserta didik, menunjukkan kepada dua
istilah yang dilihat dari kedudukannya dalam interaksi sosial. Artinya, siapa yang
bertanggung jawab atas perilaku dan siapa yang memilki peranan penting dalam suatu

5
proses mengubahnya. Karena itu, proses pendidikan untuk menentukan siapa yang
menjadi pendidik dan siapa yang menjadi peserta didik secara permanen, karena
keduanya dapat saling berubah fungsi dan kedudukan

4. Landasan Psikologis
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia. Oleh sebab itu, landasan
psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan.
Landasan psikologis pendidikan terutama tertuju kepada pemahaman manusia,
khususnya berkenaan dengan proses belajar manusia. Pemahaman terhadap peserta didik,
terutama sekali yang berhubungan dengan aspek kejiwaan, merupakan salah satu kunci
keberhasilan dalam pendidikan. Olh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis
sangat diperlukan penerapannya, pengetahuan tentang aspek-aspek pribadi, urutan, dan
ciri-ciri partumbuhan setiap aspek, dan konsep tentang cara-cara yang paling tepat untuk
pengembangan kepribadian.

Ada tiga teori atau pendekatan tentang perkembangan. Pendekatan-pendekatan yang


dimaksud adalah (Nana Syaodih, 1989).

1) Pendekatan tahapan perkembangan individu berjalan melalui tahapan-tahapan tertentu.


Pada setiap tahap memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan ciri-ciri pada tahap-
tahap yang lain.

2) Pendekatan diferensial. Pendekatan ini dipandang individu-individu itu memiliki


kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan. Atas dasar ini lalu orang-orang
membuat kelompok-kelompok. Anak-anak yang memiliki kesamaan dijadikan satu
kelompok. Maka terjadilah kelompok berdasarkan jenis kelamin, kemampuan intelek,
bakat, ras, status sosial ekonomi, dan sebagainya.

3) Pendekatan ipsatif. Pendekatan ini berusaha melihat karakteristik setiap individu, dapat
saja disebut sebagai pendekatan Individual. Melihat perkembangan seseorang secara
Individual.

5. Landasan Kultural
Peristiwa pendidikan adalah suatu bagian dari peristiwa budaya. Hal tersebut dapat
dikarenakan pendidikan dan kebudayaan mempunyai hubungan timbal balik.
Kebudayaan juga dapat dilestarikan dan dikembangkan dengan jalan mewariskannya

6
dari satu generasi ke genarasi berikutnya melalui kependidikan, baik pendidikan
informal, nonformal, maupun formal.\

6. Landasan Hukum
Pendidikan merupakan suatu peristiwa multidimensi, bersangkut paut dengan berbagai
aspek kehidupan manusia dan masyarakat. Kebijakan, penyelenggaraan, dan
pengembangan pendidikan dalam suatu masyarakat perlu disalurkan oleh titik tumpu
hukum yang jelas dan sah. Dengan berlandasan hukum, kebijakan, penyelenggaraan,
dan pengembangan pendidikan dapat terhindari dari berbagai benturan kebutuhan.
Setidaknya dengan landasan hukum segala hak dan kewajiban pendidik dapat di
pelihara

7. Landasan Iptek
Pendidikan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni mempunyai kaitan yang sangat erat.
Hal tersebut dapat di karena bagian utama dalam pendidikan, terutama dalam bentuk
pembelajaran. Oleh sebab itu, pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan
pengetahuan, teknologi, dan seni. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa landasan
ilmiah dan teknologi dapat dijadikan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan
dan praktik Pendidikan.

8. Landasan Ekonomi
Manusia pada umumnya tidak terlepas dari kebutuhan ekonomi. Sebab kebutuhan dasar
manusia membutuhkan ekonomi. Dunia sekarang ini tidak hanya di sebabkan oleh
dunia politik, melainkan juga masalah dari ekonomi. Pertumbuhan ekonomi menjadi
tinggi, dan penghasilan negara bertambah walaupun utang luar negeri cukup besar dan
penghasilan rakyat kecil masih minim. Perkembangan ekonomi pun menjadi pengaruh
dalam suatu bidang Pendidikan.

9. Landasan Filosofis
Landasan pendidikan ialah suatu gagasan tentang pendidikan yang Menjelaskan
berdasarkan filsafat umum dalam pendidikan yang terdiri dari Metafisika,
Ephistimologi dan Aksiologi. Menurut Cohen, L.N.M. (1999) bahwa terdapat 3
(tiga)cabang Filosofi (Filsafat) yang masing-masing memiliki sub cabang. Ketiga
cabang-cabang tersebut adalah Metaphysic (Metafisika), Ephistemology

7
(Epistemologi), dan Axiology (Aksiologi). Sebagaimana yang ada di dalam filsafat
umum, di dalam landasan filsafat pendidikan terdapat juga berbagai aliran.
Sehubungan dengan ini dikenal adanya landasan filosofis yang merupakan pendidikan
Idealisme, landasan filosofis pendidikan Realisme, landasan filosofis pendidikan
Pragmatisme. Selain ketiga filosofis pendidikan tersebut sebenarnya masih banyak
jenis landasan filosofil lainya. Namun demikian, bangsa Indonesia sesungguhnya
memiliki filosofis
pendidikan nasional tersendiri, yaitu filosofis pendidikan yang berdasarkan Pancasila.
Berhubungan dengan hal ini berbagai aliran filosofis pendidikan perlu kita pelajari,
namun demikian bahwa pendidikan yang kita selenggarakan hendaknya tetap
berlandaskan Pancasila. Landasan Filosofis Pendidikan Secara Umum. Landasan:
Menurut KBBI (1995) landasan dapat diartikan sebagai alas, dasar atau tumpuan.
Istilah landasan dapat diartikan juga sebagai fundasi. Dengan mengacu arti dari istilah
tersebut, dapat dipahami bahwa landasan adalah suatu pijakan, titik tumpu atau titik
tolak, suatu fundasi tempat berdirinya suatu hal.
Kata filosofis terbentuk dari 2 kata bahasa yunani, yaitu philo yang artinya cinta dan
shopos yang artinya kebijaksanaan. Dengan demikian filosofis diartikan sebagai cinta
kebijaksanaan. Secara maknawi filsafat dimaknai sebagai suatu pengetahuan yang
mencoba untuk memahami hakikat segala sesuatu untuk mencapai kebenaran atau
kebijaksanaan. Untuk mencapai dan menemukan kebenaran tersebut, filosof memiliki
karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Demikian pula kajian
yang dijadikan obyek telaan akan berbeda selaras dengan cara pandang terhadap
hakikat segala sesuatu (Suyitno,Y, 2009).

C. Tujuan Landasan Pendidikan


Landasan pendidikan berfungsi sebagai titik tolak, atau acuan bagi para pendidik
dalam rangka melaksanakan praktek pendidikan atau studi pendidikan. Selain itu
landasan pendidikan memiliki kegunaan untuk menghindari terjadinya berbagai
kesalahan, baik dalam rangka praktek maupun dalam memahami dan membangun
wawasan kependidikan. Didirikan dengan titik tumpu pada suatu landasan (pondasi)
yang kokoh. Apabila landasannya tidak kokoh, dan jika gedung itu didirikan dengan
tidak bertumpu pada pondasi atau landasan yang semestinya, maka gedung tersebut
tidak akan kuat untuk dapat berdiri tegak. maka Demikian pula pendidikan,
Pendidikan yang diselenggarakan dengan suatu landasan yang kokoh, maka

8
prakteknya akan mantap, benar dan baik, relatif tidak akan terjadi kesalahan
kesalahan yang dapat merugikan, sehingga praktek pendidikan menjadi efisien,
efektif, dan relevan dengan Kebutuhan individu, masyarakat, dan pembangunan.
Tujuan yang akan dicapai dalam proses pendidikan adalah kedewasaan jasmani dan
rohani. Kedewasaan dalam pengertian ini adalah jika seseorang badannya secara fisik
sudah cukup besar dan berkemampuan, maka telah sanggup melaksanakan tugas
hidupnya sesuai dengan tuntutan atau norma yang berlaku dalam suatu kehidupan
masyarakat, serta sudah bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Sifat
kedewasaan ini tampak juga pada keikutsertaan seseorang secara konstruktif dalam
kehidupan masyarakat, sesuai dengan norma yang ada pada masyarakat . ciri-ciri
orang dewasa sudah punya sifat tetap atau stabil yang bertanggungjawab serta dapat
mengambil keputusan sendiri.
Pada dasarnya pendidikan harus dilihat dalam proses dan sekaligus dalam tujuan.
Asumsi dasar pendidikan tersebut memandang pendidikan sebagai kegiatan
kehidupan dalam suatu masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia seutuhnya
yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan sebagai kegiatan kehidupan dalam
suatu masyarakat mempunyai arti penting, baik bagi individu ataupun masyarakat.
Sebab antara masyarakat dan individu saling berkaitan.

D. Asas-asas Pendidikan
Asas pendidikan merupakan suatu hal yang menjadi dasar atau acuan dalam berpikir
baik pada tahap perencanaan ataupun pelaksanaan pendidikan. Khususnya di
Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yaitu Asas Tut Wuri Handayani, Asas
belajar sepanjang hayat dan asas kemandirian dalam belajar hal tersebut memberi arah
dalam merancang dan melaksanakan pendidikan.
1. Asas Tut Wuri Handayani
Asas Tut Wuri Handayani yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dewantara ini
kemudian dikembangkan oleh Drs. R.P.M. Sosrokartono dengan menambahkan dua
semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso. Kini
ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:Ing Ngarso
Sung tulodo (jika di depan memberi contoh) In Madyo Mangun Karso (jika di tengah-
tengah memberi dukungan dan semangat) Tut Wuri Handayani (jika di belakang
memberi dorongan). Asas Tut Wuri Handayani tersebut merupakan gagasan yang

9
Awalnya dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara beliau adalah seorang perintis
kemerdekaan dan pendidikan nasional. Tut Wuri Handayani mengandung arti
pendidik dengan kewibawaan yang dimiliki mengikuti dari belakang dan memberi
pengaruh, tidak menarik menarik dari depan, membiarkan
anak mencari jalannya sendiri, dan apabila anak melakukan kesalahan maka pendidik
membantunya. Gagasan tersebut dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara pada masa
penjajahan dan masa perjuangan kemerdekaan.
Menurut asas Tut Wuri Handayani:
1. Pendidikan dilaksanakan tidak menggunakan syarat paksaan
2. Pendidikan adalah panggulawentah yang mengandung makna: Ngomong,
Among, ngemong (karya Ki Hajar Dewantara, hal. 13). Among mengandung arti
mengembangkan kodrat alam anak dengan tuntutan agar anak didik dapat
mengembangkan hidup batin menjadi subur dan selamat. Momong mempunyai
arti mengamat amati anak agar dapat tumbuh menurut kodratnya.Ngemong berarti
kita harus mengikuti apa yang ingin diusahakan anak sendiri dan memberi bantuan
pada saat anak membutuhkan.
3. Pendidikan menciptakan tertib dan damai (orde en vrede)
4. Pendidikan tidak ngujo (memanjakan anak)
5. Pendidikan menciptakan iklim , tidak terperintah, memerintah diri sendiri dan
berdiri di atas kaki sendiri (mandiri dalam diri anak didik).

2. Asas Kemandirian dalam belajar


Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktifitas belajar yang berlangsung
lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari
pembelajaran. Pengertian tantang belajar mandiri sampai saat ini belum ada
kesepakatan dari para ahli. Ada beberapa pandangan tentang belajar mandiri yang
diutarakan oleh para ahli seperti dipaparkan sebagai berikut:
 Belajar Mandiri memandang siswa sebagai para manajer dan pemilik tanggung jawab
dari proses pelajaran mereka sendiri. Belajar Mandiri mengintegrasikan self-
management (manajemen konteks, menentukan setting,sumber daya, dan tindakan)
dengan self-monitoring (siswa memonitor, mengevaluasi dan mengatur strategi
belajarnya).

10
 Peran kemauan dan motivasi dalam Belajar Mandiri sangat penting di dalam memulai
dan memelihara usaha siswa.
 Di dalam belajar mandiri, kendali secara berangsur-angsur bergeser dari para guru ke
siswa. Siswa mempunyai banyak kebebasan untuk memutuskan pelajaran apa dan
tujuan apa yang hendak dicapai dan bermanfaat baginya,42 Haris Mujiman dalam Joni
Raka, T mencoba memberikan pengertian belajar mandiri dengan lebih lengkap.
Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat
atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah. Di sini
belajar mandiri lebih dimaknai sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar
yang didasari oleh niatnya untuk menguasai suatu kompetensi tertentu. Belajar
mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk melakukan kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya sendiri
untuk menguasai suatu materi pembelajaran. Perwujudan asas kemandirian dalam
belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan motifator.

3. Asas Belajar Sepanjang Hayat


Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari
sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (long life education). Istilah
pendidikan seumur hidup erat kaitannya dan kadang-kadang digunakan saling
bergantian dengan makna yang sama dengan istilah belajar sepanjang hayat.
Kedua Sulesana Volume 7 Nomor 2 Tahun 2012 98 istilah ini memang tidak
dapat dipisahkan, tetapi dapat dibedakan. Penekanan istilah "belajar" adalah
perubahan perilaku (kognitif/afektif/psikomotor) yang relatif tetap karena
pengaruh pengalaman, sedang istilah "pendidikan" menekankan pada usaha sadar
dan sistematis untuk penciptaan suatu lingkungan yang memungkinkan pengaruh
pengalaman tersebut lebih efisien efektif, dengan kata lain, lingkungan yang
membelajarkan subjek didik. Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur
hidup, dalam proses belajar mengajar di sekolah seyogyanya mengemban
sekurang-kurangnya dua hal pokok, yaitu; pertama, membelajarkan peserta didik
dengan efisien dan efektif, dan kedua; meningkatkan kemauan dan kemampuan
belajar mandiri sebagai basis dari belajar sepanjang hayat. Ditinjau dari segi

11
kependidikan, perlunya merancang suatu program atau kurikulum yang dapat
mendukung terwujudnya belajar sepanjang hayat dengan. memperhatikan dua
dimensi, yaitu; Pertama, Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi
keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan
dengan kehidupan peserta didik di masa depan. Kedua, Dimensi horisontal dari
kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan
pengalaman di luar sekolah. Untuk mencapai integritas pribadi yang utuh
sebagaimana gambaran manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan nilai-niai
Pancasila, Indonesia menganut asas pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan
sepanjang hayat memungkinkan tiap warga negara Indonesia:
a. mendapat kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri dan kemandirian
sepanjang hidupnya,
b. mendapat kesempatan untuk memanfaatkan layanan lembaga-lembaga
pendidikan yang ada di masyarakat. Lembaga pendidikan yang ditawarkan dapat
bersifat formal, informal, non formal,
c. mendapat kesempatan mengikuti program-program pendidikan sesuai bakat,
minat, dan kemampuan dalam rangka pengembangan pribadi secara utuh menuju
profil Manusia Indonesia Seutuhnya (MIS) berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945, dan mendapat kesempatan mengembangkan diri melalui
proses pendidikan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu sebagaimana
tersurat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003,
Sesuai dengan uraian di atas, mengindikasikan bahwa pemerintah secara lintas
sektoral telah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas
pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaan sarana dan prasarana,
kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian Landasan Pendidikan Landasan pendidikan merupakan landasan filosofi,
sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan
tujuan pendidikan. Beberapa jenis landasan pendidikan diantaranya adalah landasan
religius, landasan historis, landasan sosiologis, landasan psikologis, landasan budaya,
landasan yuridis, landasan iptek, dan landasan ekonomi yang sangat memegang
peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Dengan wawasan dan
pendidikan yang tepat, serta juga dengan menerapkan asas-asas pendidikan yang tepat,
akan dapat memberi peluang yang lebih besar dalam merancang dan menyelenggarakan
sebuah program pendidikan yang tepat wawasan. Landasan Filosofis Landasan filosofis
adalah landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha
menelaah masalah-masalah pokok dalam pendidikan, seperti apakah pendidikan itu,
mengapa pendidikan diperlukan, dan apa yang seharusnya menjadi tujuan pendidikan.
Maka demikian pula pendidikan, Pendidikan yang diselenggarakan dengan suatu
landasan yang kokoh, maka prakteknya akan mantap, benar dan baik, relatif tidak akan
terjadi kesalahan kesalahan yang dapat merugikan, sehingga praktek pendidikan
menjadi efisien, efektif, dan relevan dengan Kebutuhan individu, masyarakat, dan
pembangunan.

B. Saran
Dalam penutup makalah ini, kami ingin menyajikan beberapa saran yang dapat menjadi
panduan bagi pembaca dan semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan.
Pertama, kami mendorong pembaca untuk terus memperdalam pemahaman mereka
tentang landasan pendidikan dengan memantau perkembangan literatur dan penelitian
terbaru dalam bidang ini. Pendidikan adalah ranah yang terus berubah, dan pemahaman
yang mendalam akan konsep landasan pendidikan akan membantu menjaga agar kita
tetap relevan. Kedua, kami menyarankan untuk menerapkan pemahaman ini dalam
praktik pendidikan sehari-hari. Hal ini mencakup merancang kurikulum yang
berlandaskan pada landasan yang kuat, mengambil keputusan pembelajaran yang lebih

13
baik, dan mengembangkan strategi pengajaran yang efektif. Ketiga, kolaborasi dan
diskusi antarpendidik, peneliti, dan pengambil keputusan dalam dunia pendidikan
adalah kunci. Diskusi ini memungkinkan pertukaran ide, identifikasi masalah, dan
berbagi pengalaman terkait dengan implementasi landasan pendidikan. Keempat,
penting untuk mengadaptasi konsep landasan pendidikan dengan konteks lokal dan
global. Landasan pendidikan mungkin memiliki variasi dalam berbagai budaya dan
sistem pendidikan, sehingga memahami konteks menjadi kunci dalam penerapannya.
Terakhir, kami mendorong aktif terlibat dalam pengambilan keputusan pendidikan,
termasuk perencanaan kebijakan, kurikulum, dan penilaian pendidikan. Dengan peran
aktif dalam pengambilan keputusan, kita dapat memastikan landasan pendidikan yang
kuat dan relevan dalam sistem pendidikan. Dengan menerapkan saran-saran ini, kita
dapat bersama-sama menciptakan perubahan positif dalam dunia pendidikan, sesuai
dengan perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat. Landasan pendidikan adalah
fondasi yang kita butuhkan untuk membangun sistem pendidikan yang lebih berkualitas
dan inklusif di masa depan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Suryadi, T. (2015). Landasan Pendidikan: Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada


Nurmalita, S (2019) Hakikat Pendidikan Dan Landasan pendidikan Dalam Proses Pembelajaran
Jurusan Bahasa dan Sastra indonesia dan Deeran Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Hurhuda, M. Pd. Landasan Pendidikan. Ahlimedia Book, 2022
Junaid, H. (2012). Sumber, Azas dan Landasan Pendidikan (Kajian Fungsionalisasi secara makro dan
mikro terhadap rumusan kebijakan pendidikan nasional). Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman, 7(2),
84-102.

Rasid, A. (2018). Implikasi Landasan-Landasan Pendidikan. AL- FIKRAH: Jurnal Studi Ilmu
Pendidikan dan Keislaman, 1(1), 1- 15

15

Anda mungkin juga menyukai