Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN

ALIRAN FILSAFAT PERENIALISME, ESENSIALISME


DAN REKONTRUKSIONISME

Dosen Pengampu : Dr. SUDIRMAN,SE,. M.Pd

Kelompok 6

Ary Candra (2233351003)


Devi Patricia Gurning (2231151016)
Gustira Widjayanti (2233151018)
Nazwa Dea Salasabillah Harahap (2231151006)
Vicky Finanda (22330115660)

PRODI PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’Alaikum Wr. Wb. Pertama-tama kami mengucapkan puji


syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, sebab telah memberikan rahmat dan
karuniaNya serta kesehatan kepada kita semua, sehingga mampu menyelesaikan
“MAKALAH” ini . Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah
kami yaitu “FILSAFAT PENDIDIKAN”.
Tugas makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kita semua khususnya dalam hal Aliran filsafat
perenialaisme,esensialisme,dan rekontruksionisme.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, kami mohon
maaf karna sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas ,
karna keterbatasan ilmu dan pemahaman kami yang belum seberapa.
Kami juga bersyukur telah mengenal Bapak Dr. SUDIRMAN,SE,.M.Pd
yang tak henti henti nya mendorong kami untuk tidak berhenti membaca dan
menulis , karena itulah bentuk konstribusi yang semestinya diberikan oleh
akademisi selain bentuk konstribusi lain yang diberikan. Melalui obrolan dan
diskusi kami telah banyak belajar dari bapak bagaimana agar berjalan dengan
baik nya pembelajaran filsafat pendidikan .
Karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami khususnya. Atas
perhatian nya kami ucapkan terimakasih.

Medan, September 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

D. Metode Penelitian.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. ESENSIALISME..........................................................................................3

1. Pengertian..................................................................................................3

2. Penganut Paham Esensialisme..................................................................3

3. Ciri-ciri Aliran Esensialisme.......................................................................4

4. Pandangan Umum Filsafat Esensialisme.....................................................4

B. PERENIALISME..........................................................................................6

1. Pengertian..................................................................................................6

2. Pandangan Perelialisme Terhadap Pendidikan..........................................6

3. Kelebihan Dan Kekurangan Aliran Perelialisme.........................................7

4. Prinsip Pendidikan Perelialisme..................................................................7

C. REKONTRUKSIONISME...........................................................................8

1. Pengertian..................................................................................................8

2. Konsep Aliran Rekontruksionisme..............................................................9

3. Kelebihan Dan Kekurangan Aliran Rekontruksionisme...........................10

ii
BAB III PENUTUP..............................................................................................11

A. KESIMPULAN...........................................................................................11

B. SARAN.......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata filsafat berasal dari bahasa yunani filosofia yang berasal dari

kata kerja filosofien berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga

berasal dari bahasa yunani philosophy, Ada pula yang mengatakan filsafat

berasal dari bahasa arab falsafah yang artinya hikmah. Dengan demikian

diartikan ” cinta kebijaksanaan atau kebenaran. Suka kepada hikmah dan

kebijaksanaan.jadi orang yang berfilsafat adalah orang yang mencintai

kebenaran, ahli hikmah dan bijaksana.

Selanjutya kata filsafat yang banyak terpakai dalam bahasa

indonesia, menurut prof. Dr. harun Nasution bukan berasal dari kata arab

falsafah dan bukan pula dari kata Barat philosophy. Disini dipertanyakan

tentang apakah fil diambil dari kata Barat dan safah dari bahasa Arab,

sehingga terjadi gabungan antara keduanya dan menimbulkan kata

filsafat?

Filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas

(tidak terikat pada tradisi, dogma serta agama) dan dengan sedalam-

dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalanya.

Ibnu Sina, membagi filsafat dalam dua bagian, yaitu teori dan

praktek, yang keduanya berhubungan dengan agama, di mana dasarnya

terdapat dalam syari’at tuhan, yang penjelasan dan kelengkapanya

diperoleh dengan tenaga akal manusia.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan perenialisme?

2. Apa yang dimaksud dengan esensialisme?

3. Apa yang dimaksud dengan rekonstruksionisme?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. ESENSIALISME

1. Pengertian
Aliran esensialisme merupakan aliran pendidikan yang
didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal
perdaban umat manusia (Jalaludin & Abdullah ,2012:99).
Dasar pijakan aliran pendidikan ini lebih fleksibel dan terbuka
untuk perubahan,toleran,dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin
tertentu
Esensialisme mempunyai pandangan bahwa pendidikan sebagai
pemeliharaan kebudayaan. Aliran ini ingin kembali ke kebudayaan lama,
warisan warisan sejarah yang telah membuktikan kebaikan kebaikan
bagi kehidupan manusia. Menurut esensialisme pendidikan harus di
dasarkan pada nilai nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal
peradaban umat manusia.
Esensialisme memandang bahwa kebudayaan modern sekarang
ini adanya gejala gejala penyimpangan dari jalan yang telah di tanamkan
oleh kebudayaan warisan masalalu..
Penganut paham esensialisme mengemukakan beberapa prinsip
pendidikan(sadulloh.2003),sebagai berikut;
a. Pendidikan dilakukan dengan usaha keras, tidak timbul dengan
sendirinya dari dalam diri peserta didik.
b. Inisiatif pelaksanaan pendidikan datang dari guru bukan peserta
didik. Guru berperan menjembata antara dunia orang dewasa dengan
dunia peserta didik, Oleh karena itu kendali pelaksanaan
pembelajaran ada pada guru atau pendidik.
c. Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang
telah ditentukan. Materi pelajaran direncanakan sepenuhnya oleh

3
orang dewasa dan sekolah yang baik adalah apabila sekolah tersebut
berpusat pada masyarakat (society centered school).
d. Metode-metode tradisional yang bertautan dengan disiplin mental
merupakan metode yang diutamakan dalam pendidikan di sekolah.
Pengikut esensialisme mengakui bahwa problem solving atau
metode pemecahan masalah ada manfaatnya, namun tidak perlu
dilaksanakan dalam setiap pembelajaran, karena pengetahuan tidak
selalu didasarkan atas fakta-fakta, tetapi banyak yang abstrak
sehingga tidak dapat dipecahkan ke dalam masalah-masalah yang
konkrit.
e. Tujuan akhir pendidikan adalah meningkatkan kesejahteraan atau
kebahagiaan sesuai dengan tuntunan demokrasi

2. Ciri-ciri Aliran Esensialisme


Wiliam C. Bagley telah memaparkan beberapa ciri-ciri filsafat
pendidikan esensialisme, diantaranya;
1. kesan pada awal pembelajaran yang menarik dapat meninbulkan
minat yang kuat dan tahan lama dalam diri siswa.
2. Pada perkembangan manusia di usia balita, pengawasan,
pengarahan, dan bimbingan dari orang tua akam melekat pada
proses pertumbuhannya.
3. Menjadikan sikap disiplin sebagai tujuan dari pendidikan tersebut
4. Esensialisme menyajikan teori pendidikan yang kuat dan kokoh,
sedangkan sekolah lain menyajikan teori yang lebih lemah

4
3. Pandangan Umum Filsafat Esensialisme

A. PANDANGAN ONTOLOGI
Dalam pandangan ini para filsafat esensialisme dalam
idealisme pendidikan menyatakan bahwa kenyataan dan kebenaran
pada hakikatnya adalah ide2 atau hal2 yang bersifat spiritual.
Dengan pendidikan yang berarti membimbing dan mendidik
kepribadian serta moral menuju segala hal baik dan bertaraf tinggi,
peserta didik ditinjau terlebih dahulu dengan pemahaman bahwa
sejatinya dirinya adalah makhluk spiritual yang menjalani
kehidupan teologis dan idealistic

B. PANDANGAN EPISTEMOLOGI
Pandangan ini bersifat tetap. Ada yang idealis maupun realis.
Pendidik hendaknya tidak menjadikan peserta didik terombang
ambing dalam hal yg bersifat relatif/temporer. Karena epistemologi
ini mencari suatu ketetapan yg bersifat empiris.
 Epistemologi Idealisme
Pandangn dimana manusia adalah refleksi Tuhan yang
terhubung secara harmoni dg alam semesta, sehingga manusia
bisa mendapat pengetahuan dengan berpikir, melalui intuisi,
atau introspeksi.
 Epistemologi Realisme
Adalah pandangan di luar dunia subyek. Yaitu dimana segala
sesuatu dapat diakui keberadaannya jika dapat dibuktikan
secara empiris. Dan juga pandangan realisme ini menyatakan
bahwa pengetahuan sudah ada dalam realitas, tinggal kita yang
mengambilnya

5
C. PANDANGAN AKSIOLOGI
Aksiologi merupakan pandangan bahwa faktor peserta didik
juga ikut menentukan hakikat nilai. Ada 2 macam Pandangan
Aksiologi.
 Aksiologi Idealisme
Para filsafat idealisme sepakat bahwa nilai hakikatnya bersifat
mutlak dan abadi (relitan absolut). Filsafat ini menjunjung nilai
sosial seperti cinta bangsa dan tanah air. Menurut Hegel Negara
adalah manifestasi Tuhan sehingga perlunya warga negara
untuk setia dan menjunjung negara.
 Aksiologi Realisme
Para Filsuf Realisme percaya bahwa standar nilai tingkah laku
ditentukan oleh hukum alam. Dalam taraf yg lebih rendah diatur
oleh kebiasaan, adat dan budaya masyarakat di sekitarnya, yaitu
faktor dari terbentuknya moral.

B. PERENIALISME

1. Pengertian
Aliran Perenialisme adalah merupakan aliran dalam filsafat
pendidikan yang memandang bahwa kepercayaan aksiomatis zaman kuno
dan abad dan pertengahan perlu dijadikan dasar pendidikan sekarang.
perenialisme memandang bahwa pendidikan harus di dasari nilai
nilai kultural masa lampau (regresive read to culture) oleh karena itu
kehidupan modern saat sekarang banyak menimbulkan krisis dalam
banyak bidang kehidupan. Watak umum perenialisme tersimpul dalam
makna istilah yang menjadi nama aliran ini , istilah “pereniel” berati “
everlasthing” atau abadi.
Kepercayaan filsafat Perenialisme ialah nilai nilai, Norma Norma
yang bersifat kekal dan abadi bahkan keadilan bahkan keabadian itu
sendiri. Perenialisme mengambil analogi realita sosial budaya manusia

6
2. Pandangan Perelialisme Terhadap Pendidikan

Aliran ini dibangun atas dasar keyakinan ontologis, bahwasanya


pengetahuan pendidikan itu sudah ada sejak dulu dengan adanya subyek
individu yang sedang mencari ilmu dan bagaimana ia menggunakan ilmu
tersebut. Dan aliran ini memiliki prinsip dasar dalam mencari kebenaran
abadi. Dimana kebenaran ini dapat kita peroleh dengan latihan
intelektual yang menyebabkan fikiran menjadi teratur.
Aliran pendidikan berpendapat bahwa transfer ilmu pengetahuan
tentang kebenaran mutlak. Pengetahuan yaitu hasil akhir/ informasi
apabila seseorang sudah mencari kebenarannya. Karena pada dasarnya
setiap pendidikan mencari data yang valid agar mendapatkan tujuan
akhir yaitu kebenaran. Dengan demikian, solusi untuk menumbuhkan
rasa semangat untuk belajar adalah dengan mendisiplinkan diri. Disiplin
mampu diraih dengan melalui disiplin eksternal terlebih dahulu.
Dapat disimpulkan bahwasanya belajar sangat penting untuk
memcahkan suatu problem dengan metode mencari kebenaran pada isi
aliran ini, dengan tanda kutip boleh mengikuti adanya perkembangan
teknologi, tetapi tidak menghilangkan nilai-nilai budaya aslinya. Pada
aliran ini atau dikenal dengan aliran perenialisme aliran masa lampau.
Penerapan aliran perenialisme dalam pendidikan sangat dibutuhkan agar
individu tidak menghilangkan nilai-nilai budaya yang sudah ada.

7
3. Kelebihan Dan Kekurangan Aliran Perelialisme
a. Kelebihan
Perenialisme mengangkat kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip
umum yang menjadi pandangan hidup yang kokoh pada zama kuno
dan abad pertengahan. Kurikulum menekankan pada perkembangan
intelektual siswa pada seni dan sains.

b. Kekurangan
Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan
kegiatan sehari-hari. Perenialisme kurang menerima adanya
perubahan

4. Prinsip Pendidikan Perelialisme

1. Pada hakikatnya manusia adalah sama dimanapun dan kapanpun


punya berada, yang walaupun lingkungan yang berbeda
2. Bagi manusia, pikiran adalah kemampuan yang paling tinggi.
Karena itu manusia harus menggunakan pikirannya untuk
mengembangkan bahwa hanya sesuai dengan tujuan nya. Manusia
memiliki kebebasan namun harus belajar untuk mempertajam
pikiran dan dapat mengontrol hawa nafsunya.
3. Fungsi utama pendidikan adalah memberikan pengetahuan tentang
kebenaran yang pasti dan Abadi. Pengetahuan yang penting
diberikan kepada peserta didik adalah mata pelajaran pendidikan
umum atau general education, bukan mata pelajaran yang hanya
penting sesaat atau menarik ingat pada saat tertentu saja atau
seketika.
4. Pendidikan adalah persiapan untuk hidup bukan penerimaan untuk
hidup

8
5. Peserta didik harus mempelajari karya-karya besar dalam literatur
yang menyangkut sejarah,filsafat,seni,kehidupan sosial terutama
politik dan ekonomi

C. REKONTRUKSIONISME

1. Pengertian
Kata Rekontruksionisme berasal dari kata bahasa inggis
Reconsteuct yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat
pendidikan,aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan
membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.
Aliran rekontrusionisme dalam satu prinsip sependapat
dengan,perenialisme bahwa ada satu kebutuhan amat mendesak untuk
kejelasan dan kepastian bagi budaya zaman modern sekarang,yang
sekarang mengalami ketakutan, kebimbangan dan kebingungan.tetapi
aliran rekontrusionisme tidak sependapat dengan cara dan jalan pemecah
yang di tempuh filsafat perenialisme.
Filsafat rekontruksionisme ingin merombak tata susunan lama dan
membangun tata susunan Hidup yang sama sekali baru, melalui lembaga
dan proses pendidikan
Secara ringkas, rekontrusionisme bercita cita untuk mewujudkan
dan melaksanakan sinthesa, perpaduan ajaran Kristen dan demokrasi
modern dengan teknologi modern dan seni modern di dalam satu
kebudayaan yang di bina bersama oleh seluruh kedaulatan bangsa bangsa
sedunia. Filsafat rekontruksionisme mencipta citakan terwujudnya satu
dunia baru,dengan satu kebudayaan baru di bawah satu kedaulatan
dunia,dalam kontrol mayoritas umat manusia. (Dr. Edward Purba, 2023)

9
2. Konsep Aliran Rekontruksionisme
Konsep pendidikan konstruktivisme ini bahwasanya belajar
merupakan suatu kegiatan yang aktif dilakukan oleh peserta didik yang
membangun pengetahuannya secara mandiri. Hal ini merupakan sebuah
proses penyesuaian konsep dan ide baru dengan kerangka berpikir yang
telah ada dalam diri peserta didik. Peserta didik harus mampu membuat
hipotesis, memecahkan
masalah, mencari jawaban, menggambarkan, mengadakan refleksi,
mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan gagasan dan lain-lain
untuk membentuk konstruktif yang baru.
Teori konstukrtivisme berpandangan bahwa dalam proses belajar
mengajar seorang siswa harus memiliki penekanan. Siswa yang harus
aktif dalam mengembangkan wawasan dan
pengetahuan, bukan guru ataupun orang lain. Kreatif dan inovatif dari
peserta didik akan menghasilkan orang yang lebih kritis dalam
menganalisis suatu hal karena siswa berpikir bukan meniru saja.
Mengajar juga demikian tidak hanya mentransfer pengetahuan dari
orang yang sudah mengerti ( guru) kepada yang belum mengerti (peserta
didik), melainkan membantu seseorang agar mampu mengkonstruksi
pengetahuan lewat kegiatan terhadap berbagai macam fenomena dan
objek yang diketahui oleh peserta didik. Oleh sebab itu, menurut aliran
konstruktivisme guru hanya sebatas mediator dan fasilitator yang
membantu agar proses belajar pesertadidik berjalan sesuai dengan tujuan
yang dikehendaki. Pendekatan kepada peserta didik yang belajar, dan
bukan pada guru yang mengajar. Penekanan pada siswa ini belakangan
mengakibatkan konsep learning centered yaitu pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik. Tugas guru dalam proses ini adalah
merangsang pemikiran, menciptakan persoalan, membiarkan murid
mengungkapkan gagasan dan konsepnya (Nursikin, 2016).

10
3. Kelebihan Dan Kekurangan Aliran Rekontruksionisme
A. Kelebihan Aliran Rekontrusionisme
1. Guru bukan satu-satunya sumber belajar
2. Siswa lebih aktif dan kreatif
3. Pembelajaran menjadi lebih bermakna
4. Pembelajaran memiliki kebebasan dalam proses kegiatan belajar
mengajar (dr. Muhammad Kristiawan, 2016)

B. Kekurangan Aliran Rekontruksionisme


1. Belajar konstruktivisme secara konseptual adalah proses belajar
yang bukan perolehan informasi yang berlangsung satu arah
dari luar ke dalam diri siswa kepada pengalaman melalui proses
asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutakhiran
struktur kognitif.
2. Peran siswa, menurut pandangan ini, belajar merupakan suatu
proses pembentukan pengetahuan.
3. Peran guru tidak menerapkan pengetahuan yang telah
dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk
pengetahuannya sendiri
4. Sarana belajar, pendekatan ini menekankan bahwa peran utama
dalam kegiatan belajar adalah aktivitas siswa dalam
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
5. Evaluasi, pandangan ini mengemukakan bahwa lingkungan
belajar sangat mendukung munculnya berbagai pandangan dan
interpretasi terhadap realitas, konstruksi pengetahuan serta
aktivitas lain yang didasarkan pada pengalaman (Suparlan, 2019).
(Drs.H Amsal Amri, 20017)

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan
segalasesuatunya secara mendalam dan sungguh-sungguh, serta radikal
sehinggamencapai hakikat segala situasi tersebut. Dalam rangka
perwujudan pendidikanyang baik maka filsafat berperan penting dalam
penciptaan-penciptaan kondisi- kondisi yang benar-benar mendukung bagi
pelaksanaan suatu kegiatankependidikan.Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa
dan negaraLahirnya aliran-aliran dalam filsafat pendidikan pun selalu
didasarkan ataskeinginan menciptakan manusia-manusia ideal melalui jalur
pendidikan. Aliran-aliran di dalam filsafat pendidikan di antaranya adalah
perenialisme,essensialisme, dan rekonstruksionisme.

B. SARAN
Sebagai calon guru sudah sepantasnya kita memilih filsafat yang
baikuntuk kita terapkan dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
supaya kitamenjadi insan yang memahami akan makna kehidupan dunia ini
dan supaya bisamenjadi uswatun khasanah (suri tauladan) bagi peserta
didik kita.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Edward Purba, M. (2023). Filsafat pendidikan . medan: unimed press.


dr. Muhammad Kristiawan, M. (2016). filsafat pendidikan. jogjakarta: valia
pustaka jogjakarta.
Drs.H Amsal Amri, M. (20017). studi filsafat pendidikan. Medan: pena banda
aceh.
YUSNADI. (3015). FILSAFAT PENDIDIKAN. BANDUNG: UNIMED PRESS.

13
Pertanyaan serta Jawaban dari hasil presentasi, 2 Oktober 2023

1. Jelaskan apa pengaruh filsafat rekontruksionisme terhadap asas belajar?


(Sintiya Indriyani, kelas B)
Jawab : Dapat menekankan penerapan pengetahuan dalam konteks
kehidupan nyata dengan membuat pembelajaran relevan dangan
kehidupan sehari-hari, dapat mendorong partisipasi aktif siswa
dalam proses pembelajaran, menciptakan lingkungan pembelajaran
yang lebih dinamis dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis,
kreativitas, serta penerimaan terhadap perspektif yang berbeda.

2. Jelaskan secara terperinci mengenai teori kontruksionisme! (Joy, kelas B)


Jawab : Teori ini menekankan peran aktif siswa dalam pembangunan
pengetahuan mereka, teori ini berpendapat bahwa setiap individu
membangun pemahaman mereka sendiri melalui interpretasi dan
pengalaman pribadi.

3. Apa kelebihan dan kekurangan aliran perelialisme? (Stephany Wulandari,


kelas B)
Jawab : Kelebihannya, dapat memiliki tujuan yang jelas dan terukur karena
focus pada perubahan perilaku yang konkret, memberikan kerangka
kerja yang terstruktur untuk proses pembelajaran.
Kekurangannya, cenderung mengabaikan aspek kognitif seperti
pemahaman konsep dan pemikiran kritis, penggunaan hukuman dapat
memicu kritik karena dapat menciptakan lingkungan belajar yang
tidak kondusif.

4. Jelaskan mengenai pandangan dari aliran esensialisme? (Syadika, kelas B)


Jawab : Esensialisme dalam pendidikan menekankan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan dasar yang dianggap esensial.

14

Anda mungkin juga menyukai