Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PROBLEMA PENDIDIKAN DASAR

”Problema Pendidikan Dasar Dan Jenis-Jenisnya”

Dosen Pengampuh : Rahma Kumullah S.Pd,M.Pd

DiSusun Oleh : Kelompok 4

 Alif Faizal (919862060004)


 Hardianti (919861060014)
 Hilda Indriani (919862060016)
 Anis Sarkasi (919861060007)
 Hajratul Aswad Syam (919862060013)

SEMESTER/KELAS : 4/ A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP ANDI MATAPPA
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT yang telah banyak
memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. rahmat beserta salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, pemimpin akhir zaman yang
sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW.sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul
”PROBLEMA PENDIDIKAN DASAR DAN JENIS-JENISNYA “ ini sengaja
di bahas karna sangat penting untuk kita khususnya sebagai mahasiswa yang
ingin lebih mengenal mengenai problema pendidikan dasar.

Selanjutnya, penyusun mengucapkan terimah kasih khususnya kepada


Dosen”Rahma Kumullah, S.Pd.,M.Pd”dan juga kepada semua pihak yang telah
memberikan pengarahan-pengarahan sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Oleh karena itu,kritik dan saran sangat kami
harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah ini

Wassalamu’alaikum wr. Wb.

Pangkep, 10 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3

A. PROBLEMATIKA PENDIDIKAN...................................................3
B. JENIS-JENIS PROBLEMATIKA....................................................13

BAB III PENUTUP.....................................................................................20

A. Kesimpulan.......................................................................................20
B. Saran.................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Problema-problema pendidikan dari masa ke masa menjadi perhatian para


ahli. Pendidikan merupakan usaha manusia meningkatkan kesejahteraan lahir
batin suatu bangsa dan masyarakat. Karena pendidikan sangat mempengaruhi
kemajuan suatu bangsa. Berfikir secara bijaksana sangat dibutuhkan dalam
menyelesaikan problema-problema yang ada.

Indonesia mempunyai cita-cita yang jelas dalam hal pendidikan. Untuk


mewujudkan cita-cita tersebut dibutuhkan kerjasama lapisan masyarakat. Guru
adalah salah satu lapisan masyarakat yang mempengaruhi pendidikan anak.
Terutama guru MI/SD yang menjadi peletak dasar-dasar kecerdasan anak
Pendidikan adalah salah satu hal yang penting kita perhatikan, pentingnnya
pendidikan sangat terlihat jelas. Melamar pekerjaan yang layak tentu
membutuhkan ijazah sesuai dengan jabatan yang akan kita lamar. Jabatan yang
tinggi tentunya membutuhkan orang yang memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi juga yang dibuktikan dengan ijazah. Tapi apakah ijazah yang notabene
merupakan simbol tingkat pendidikan sesorang berbanding lurus dengan
pengetahuan yang dimiliki. Hal ini patut kita perhatikan dan amati bersama,
apalagi di era globalisasi yang penuh persaingan dan tidak sedikit orang yang
menghalalkan segala cara untuk memenangkan kompetisi tersebut.

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk


pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan
tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan
baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bab ini akan mengkaji mengenai
permasalahan pokok pendidikan, dan saling keterkaitan antara pokok tersbut,
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya dan masalah-masalah aktual
beserta cara penanggulangannya.

1
Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang
tidak pernah terpikirkan sebelumnya.Mengenai masalah pedidikan, perhatian
pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari
beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah,
pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU
pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita
kedepannya makin terpuruk.

Apa jadinya bila pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan


pembangunan di bidang pendidika. Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi
apa gunanya bila moral bangsa terpuruk. Jika hal tersebut terjadi, bidang ekonomi
akan bermasalah, karena tiap orang akan korupsi. Sehingga lambat laun akan
datang hari dimana negara dan bangsa ini hancur. Oleh karena itu, untuk
pencegahannya, pendidikan harus dijadikan salah satu prioritas dalam
pembangunan negeri ini.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Problema Pendidikan
2. Jelaskan Masalah-Masalah Pokok Pendidikan di Indonesia
3. Jelaskan Jenis-Jenis Masalah Pendidikan Dasar

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Peoblema Pendidikan
2. Untuk Mengetahui Masalah-Masalah Pokok Pendidikan Di Indonesia
3. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Masalah Pendidikan Dasar

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. PROBLEMATIKA PENDIDIKAN
1. Pengertian Problematika Pendidikan

Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem”


artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu
ketidaktentuan. Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai macam,
namun secara umum ada yang mendefinisikan bahwa, pendidikan adalah suatu
hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan
hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan
pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan
mereka berkembang.

Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di


dalam mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya
kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di
simpulkan disini bahwa pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka
menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan
pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun
psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh  seorang individu.

Adapun yang dimaksud dengan problematika pendidikan adalah,


persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh
dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.

Problem di Indonesia, memiliki beberapa kriteria diantaranya sebagai


berikut:

a. Sistem pendidikan yang masih bermasalah


b. Kurangnya pengakuan terhadap mutu lulusan
c. Kualitas guru masih rendah dan salah pegang materi pelajaran

3
d. Sarana dan prasarana kurang memadai
e. Kurangnya tanggung jawab oleh semua pihak (pemerintah,orang tua
dan masyarakat)
f. Kurangnya dana yang memadai dan atau memadai tidak lancar.

Mochtar Buchori membagi problem pendidikan di Indonesia menjadi tiga


peringkat:

1) Problem Fundamental yaitu ketidak jelasan pengertian mutu


pendidikan, sebab di indonesia dari pergantian pemimpin satu
kepemimpin yang lain selalu berubah dan bergantinya juga kebijakan
tentang pendidikan, tetapi mutunya selalu dibawah negara tetangga
yang sama-sama serumpun.
2) Problem Struktural yaitu terjadinya “keketatan” birokrasi
menyebabkan lambatnya pelayanan pelaksana pendidikan .
3) Problem operasional yaitu profesionalisme guru masih rendah, dan
berakibat juga terhadap mutu lulusan
2. Masalah-Masalah Pokok Pendidikan di Indonesia

Ada empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesempatan


nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya. Masalah yang
dimaksud adalah:

a) Masalah Pemerataan Pendidikan


Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem
pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan,
sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana
sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah
pemerataan memperoleh pendidikan dipandang penting sebab jika
anak-anak usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada SD,
maka mereka memiliki bekal dasar berupa kemampuan membaca,
menulis, dan berhitung sehingga mereka dapat mengikuti

4
perkembangan kemajauan melalui berbagai media massa dan
sumber belajar yang tersedia baik mereka itu nantinya berperan
sebagai produsen maupun konsumen. Dengan demikian mereka
tidak terbelakang dan menjadi penghambat pembangunan.

Oleh karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung di dalam upaya
pemerataan pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk dapat
berpatisipasi dalam pembangunan, maka setelah upaya pemerataan pendidikan
terpenuhi, mulai diperhatikan juga upaya pemerataan mutu pendidikan. Hal ini
akan dibicarakan pada butir tentang masalah mutu pendidikan.

Perkembangan iptek menawarkan beraneka ragam alternatif model


pendidikan yang dapat memperluas pelayanan kesempatan belajar. Dilihat dari
segi waktu belajarnya bervariasi dari beberapa jam, hari, minggu, bulan,
sampai tahunan, melalui proses tatap muka sampai pada lingkungan alam yang
dapat mendung

b) Masalah Mutu Pendidikan


Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum
mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil
pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai
produsen tenagan terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi.
Selanjutnya jika luaran tesebut terjun kelapangan kerja penilaian
dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan
sistem tes unjuk kerja. Lazimnya masih dilakukan pelatihan dan
pemagangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan
persyaratan kerja dilapangan, dan berkarya.

Jadi mutu pendidikan pada akhirnya dilihat pada kualitas keluaranya. Jika
tujuan pendidikan nasioanl dijadikan kriteria, maka pertanyaanya adalah:
apakah keluaran dari sistem pendidikan menjadikan pribadi yang bertakwa,
mandiri, anggota masyarakat yang sosial yang bertanggung jawab. Dengan
kata lain keluaran ini mewujudkan diri sebagai manusia-manusia pembangunan

5
yang dapat membangun dirinya dan membangun lingkungannya. Kualitas
luaran seperti tersebut adalah nurturant effect. Meskipun disadari bahwa
hakikatnya produk dengan ciri-ciri seperti itu tidak semata-mata hasil dari
sistem pendidikan itu sendiri. Yang menjadi persoalan ialah bahwa cara
pengukuran mutu produk tersebut tidak mudah. Dan pada umumnya hanya
dengan mengasosiasikan dengan hasil belajar yang sering dikenal dengan ujian
atau hasil sipenmaru.

c) Masalah Efisiensi Pendidikan


Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan
pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya
manusia. Efesiensi artinya dengan menggunakan tenaga dan biaya
sekecil-kecilnya dapat diperoleh hasil yang sebesar-besarnya. Jadi,
sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang
terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas
tinggi. Oleh sebab itu, keterpaduan pengelolaan pendidikan harus
tampak diantara semua unsur dan unit, baik antar sekolah negeri
maupun swasta, pendidikan sekolah maupun luar sekolah, antara
lembaga dan unit jajaran depertemen pendidikan dan kebudayaan.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah:
a.  Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan
b. Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan digunakan
c.  Bagaimana pendidikan diselenggarakan
d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga.
d) Masalah Relevansi Pendidikan
Maslah relevensi adalah masalah yang timbul karena tidak
sesuainya sistem pendidikan dengan pembangunan nasional setara
kebutuhan perorangan, keluarga, dan masyarakat, baik dalam
jangka pendek, maupun dalam jangka panjang.

Pendidikan merupakan faktor penunjang bagi pembangunan ketahanan


nasional. Oleh sebab itu, perlu keterpaduan di dalam perencanaan dan

6
pelaksanaan pendidikan dengan pembangunan nasional tersebut. Sebagai
contoh pendidikan di sekolah harus di rencanakan berdasarkan kebutuhan
nyata dalam gerak pembangunan nasional, serta memperhatikan ciri-ciri
ketenagaan yang di perlukan sesuai dengan keadaan lingkungan di wilayah-
wilayah lingkungan tertentu.

Sebenarnya kriteria relevansi seperti yang dinyatakan  tersebut cukup ideal


jika dikaitkan dengan kondisi sistem pendidikan pada umumnya dan gambaran
tentang pekerjaan yang ada antara lain sebagai berikut :

a. Status lembaga pendidikan sendiri masih bermacam-macam kualitasnya.

b. Sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan luaran siap pakai. Yang ada
ialah siap kembang.

c. Peta kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratannya yang dapat digunakan


sebagai pedoman oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk menyusun
programnya tidak tersedia.

3. Solusi Pemecahan Problematika Pendidikan di Indonesia


a. Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak macam  pemecahan masalah yang telah dan sedang
dilakukan oleh pemerintah untuk  meningkatkan pendidikan
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, antara lain
1) Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau
ruangan belajar.
2) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem
bergantian pagi dan sore).
3) SD kecil pada daerah terpencil
4) Sistem guru kunjung
5) SMP terbuka
6) Sistem kejar paket
7) Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka.
b. Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan.

7
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis
besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak,
personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
1) Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah,
khususnya untuk SLTA dan Perguruan Tiggi
2) Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui
studi lanjut.
3) Penyempurnaaan kurikulum
4) Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan
yang tenteram untuk belajar
5) Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media
pembelajaran
6) Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang
mengenai anggaran
7) Kegiatan pengendalian mutu.
4. Permasalahan Pendidikan Disekolah Dasar

Berbagai permasalahan pendidikan di sekolah dasar sepertinya tidak habis


dibicarakan.Masalah-masalah yang akhir-akhir ini mencuat yaitu mutu
pendidikan,perubahan kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan,sistem
evaluasi, sertifikasi guru,dan masalah-masalah lain yang menjadi proses belajar
mengajar.

Persoalan alam pembelajaran merupakan suatu dinamika kehidupan


guru dan murid di sekolah. Masalah itu tidak akan pernah habis untuk dikupas
dan tidak pernah tuntas dibahas.Maka dari itu, guru hendaknya dengan
seprofesional mungkin, begitu juga dengan murid-murid, setiap tahun berganti
murid, masalah yang dihadapi guru akan berbeda pula. Salah satu masalah
yang juga menarik untuk segera ditangani secara mendalam salah satunya
adalah permasalahan pembelajaran di dalam kelas. Masalah-masalah tersebut
antara lain :

8
a. Guru kurang menguasai materi pembelajaran
Guru yang kurang menguasai materi akan membuat siswa sulit untuk
memahami apa yang telah diajarkan karena pemahaman setiap siswa
berbeda-beda. Bisa-bisa konsep yang diajarkan akan melenceng dari
konsep yang seharusnya.

Solusi :
Guru haruslah sering membaca dan mempelajari dengan detail apa yang
akan dia ajarkan kepada siswanya sehingga pada waktu pembelajaran
berlangsung semua tersampaikan dengan baik.
Guru mengajak siswa untuk sama-sama berfikir dan membangun
(menkonstruksi) pengetahuannya juga secara bersama-sama.
b. Guru kurang kreatif dan inovatif dalam mengajar
Guru hanya menggunakan metode ceramah dan siswa hanya sebagai
pendengar sehingga pelajaran terasa kurang menarik sehingga siswa
menjadi jenuh dan kurang memperhatikan.
Solusi :
Guru harus sering melatih diri untuk lebih banyak berkreasi dalam
mengajar, seperti mengikuti seminar-seminar atau workshop yang dapat
menambah pengalaman baru.
Sering bertukar pikiran dan pengalaman sesama guru agar lebih banyak
ilmu yang didapat.
Guru harus mampu membuat media-media pembelajaran yang inovatif dan
kreatif sehingga menarik siswa untuk lebih memperhatikan proses
pembelajaran.
c. Kurangnya kesiapan guru dalam mengajar
Guru tidak siap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia
pendidikan. Seperti contohnya saat ini ketika pergantian kurikulum terjadi,
dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum
2013, terjadi kebingungan luar biasa dari guru-guru dalam menjalankan
metode dan model pembelajaran.

9
Dari pembelajaran yang terpisah-pisah antar bidang studi menjadi
pembelajaran terpadu tematik integratif membuat kebingungan guru dalam
mengajar. Sehingga tidak semua guru mampu menerapkan dengan cepat
perubahan tersebut. Hal tersebut membuat pembelajaran kurang maksimal
karena proses ini memerlukan sosialisasi yang tidak sebentar.Guru pun juga
harus siap mengahdapi perubahan terhadap pergantian siswa setiap tahunnya.
Setiap tahun siswa berganti-ganti, tentunya dengan watak dan karakter yang
berbeda pula.

Solusi:

Guru harus bersiap diri atas segala kemungkinan perubahan-perubahan


yang terjadi dalam dunia pendidikan. Pergantian terhadap kurikulum harus
dikaji secara mendalam sehingga tidak membuat guru dan siswa kebingungan
terhadap perubahan.

d. Kurangnya konsentrasi siswa


Konsentrasi siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain :
1) Lingkungan
Faktor lingkungan di sini adalah faktor dari sekelilingnya. Misalnya,
anak diberi tugas menggambar. Pada saat yang bersamaan, ia
mendengar suara ramai dan itu lebih menarik perhatiannya sehingga
tugasnya pun diabaikan. Berarti lingkungan mempengaruhi
konsentrasinya.
2) Psikologi
Faktor psikologis anak juga bisa mempengaruhi konsentrasi anak.
Anak yang mengalami tekanan, ketika mengerjakan sesuatu ia bisa
menjadi tidak konsentrasi sehingga tidak fokus dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Contoh yang berbeda, misalnya “suasana di sekolah
yang berbeda dengan suasana di rumah. Anak kaget, karena
mempunyai teman yang lebih berani, sehingga ketakutan dan

10
kekhawatiran si anak membuatnya sulit untuk konsentrasi. Akibatnya,
konsentrasi di kelas untuk menerima pelajaran menjadi berkurang.
Jadi, karena faktor psikologis anak yang disebabkan karena kurangnya
kemampuan bersosialisasi bisa membuat anak menjadi kurang
berkonsentrasi di sekolah.
3) Internal
Faktor internal adalah faktor dari dalam diri sendiri. Dapat terjadi
karena adanya gangguan perkembangan otak dan hormon yang
dihasilkan lebih banyak sehingga anak cenderung menjadi hiperaktif.
Jika anak lamban/lambat disebabkan karena hormon yang dihasilkan
oleh neurotransmitter-nya kurang sehingga bisa mengakibatkan
lambannya konsentrasi.

e. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa


Guru yang cenderung kaku dan kurang bersahabat dengan siswanya akan
membuat hubungan terasa ada jarak. Sehingga jika terjadi kebingungan
siswa terkadang malu dan takut untuk bertanya sehingga siswa menjadi
pasif.
Solusi :
Guru haruslah bersikap hangat terhadap siswanya dan lebih sering
berinteraksi sehingga hubungan terasa lebih nyaman dan tidak membuat
siswa takut bertanya dan memancing keaktifan siswa.
Menjadikan guru benar-benar sebagai orangtua ke dua di sekolah.
Guru harus mampu mengenali berbagai karakter siswanya sehingga
mampu memberikan solusi atas apapun yang dialami oleh siswa.
 

11
B. JENIS JENIS PERMASALAHAN DISEKOLAH DASAR
Masalah merupakan sesuatu atau persoalan yang harus diselesaikan atau
dipecahkan. Masalah yang menimpa seseorang bila dibiarkan berkembang
dan tidak segera dipecahkan dapat mengganggu kehidupan, baik dirinya
sendiri maupun oranglain. Sikap dan perilaku anak-anak yang menyimpang
karena adanya suatu masalah dapat juga mengganggu tugas-tugas
perkembangan anak pada fase berikutnya yaitu fase masa puber dan sebagai
akibatnya, anak akan mengalami gangguan dalam menjalani kehidupan.
Beberapa masalah yang dialami oleh anak Sekolah Dasar:
1. Masalah emosi
Usia anak Sekolah Dasar merupakan peralihan dari masa anak-anak
menuju masa puber atau masa remaja. Pada tahap peralihan ini emosi anak
cenderung naik turun, anak belum dapat mengendalikan emosinya karena
belum sampai pada tahap kematangan emosi.Covey (2005) mengemukakan
bahwa kematangan emosi adalah kemampuan untuk mengekspresikan

12
perasaan yang ada dalam diri secara yakin dan berani, yang diimbangi dengan
pertimbangan-pertimbangan akan perasaan dan keyakinan akan individu lain.
Sedangkan pada masa anak-anak, pemikirannya masih bersifat konkret,
belum dapat membedakan baik dan buruk serta belum dapat
mempertimbangkan perasaan dan keyakinan oranglain. Semakin berkembang
usia individu, maka diharapkan akan semakin mampu melilhat segala
sesuatunya secara objektif, mampu membedakan perasaan dan kenyataan,
serta bertindak atas dasar fakta daripada perasaan.
Contoh masalah emosi yang sering terjadi pada anak Sekolah Dasar antara
lain: gelisah, aktivitas berlebihan, tidak matang, takut, mudah marah, mudah
tersinggung, dan murung.
2. Masalah penyesuaian diri
Salah satu tugtas seorang anak Sekolah dasar adalah berhubungan dengan
penyesuaian sosial,karena pada usia sekolah dasar anak mulai belajar
menyesuaika diri dengan lingkungannya. Penyesuaian diri yang dibtuhkan
oleh anak sekolah Dasar antara lain : kebutuhan untuk berteman ,
bersosialisasi, bertegur sapa bergabung dan hidup bersama dengan orang lain,
bekerjasama dan bercakap-cakap dengan orang lain, serta untuk mendapatkan
afeksi dari orang lain.

Untuk itulah maka sekolah harus ikut membantu tgas-tugas perkembangan


anak tersebut agar mereka tidak mengalami kesalahan dalam penyesuaian
diri. Melalui penyediaan sarana dan prasarana serta fasilitas pembinaan bakat
dan minat baik lewat kegiatan kurikuler maupun kokurikuler di sekolah,
diharapkan dapat mencegah dan mengatasi kesalahan pergaulan tersebut.

3. Masalah perilaku seksual


Pada masa sekolah dasar anak sudah mulai tertarik pada lawan jenis, mulai
bersifat romantis yang diikui oleh keinginan yang kuat untuk memperoleh
dukungan dan perhatian dari lawan jenis. Seharusnya mereka mencari atau
memperoleh informasi seksual yang benar, ooleh karen aitu dibutuhkan
pendidikan seksual secara dini di sekolah dasar. Yang perlu dipahami sebagai

13
orang tua atau pendidik adalah pendidikan seksualitas tidak pernah
mengajarkan anak tentang bagaimana cara melakukan hubungan seks,
ataupun hal-hal lainnya yang terkesan vulgar dan menjijikan.
Seksualitas itu sendiri membicarakan tentang totalitas ekspresi kita sebagai
laki-laki atau perempuan, apa yang kita percayai, kita pikirkan dan kita
rasakan tentang diri kita, bagaimana kita bereaksi terhadap lingkungan,
bagaimana kita menampilkan diri kita, bagaimana kita berbudaya dan
bersosial, etika dan adab pergaulan, yang kesemuanya tersebut akan
mencirikan identitas kita. Pendidikan seksualitas bagi anak akan
menjadikannya mengerti benar hal-hal yang berkenaan dengan dirinya,
tubuhnya, fungsi dari bagian-bagian tubuhnya, serta bagaimana menjaga diri
dari hal-hal yang tidak diperkenankan. Pendidikan seksualitas juga berguna
dalam mempersiapkan anak memasuki masa pubernya, agar saatnya nanti
anak tidak lagi kaget, bingung, malu, dan cemas dalam menghadapi berbagai
perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik dan jiwa mereka.
Dengan diberikannya pendidikan seksualitas pada anak, seorang laki-laki
diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi laki-laki seutuhnya, begitu pula
dengan anak perempuan, diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi
seorang perempuan seutuhnya. Selain itu, diharapkan anak akan lebih mudah
untuk membentengi diri dari pengaruh-pengaruh lingkungan yang tidak baik.
Manfaat yang bisa dipetik dari pendidikan seksualitas pada anak antara lain :
· Mengerti dan memahami dengan peran jenis kelaminnya
Dengan diberikannya pendidikan seksualitas pada anak, seorang anak laki-
laki diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi laki-laki seutuhnya, begitu
pula dengan anak perempuan, diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi
seorang perempuan seutuhnya. Sehingga tidak ada lagi yang merasa tidak
nyaman dengan peran jenis kelamin yang dimilikinya.
· Menerima setiap perubahan fisik yang dialami dengan wajar dan apa
adanya
Masa kanak-kanak adalah masa dimana seorang manusia sedang
mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis.

14
Terutama saat mereka mulai memasuki masa pubertas, dimana perubahan
fisik dan psikis mengalami tahap paling cepat dibandingkan dengan masa
sebelum dan sesudahnya. Dengan diberikannya pendidikan seksualitas
menjadikan anak-anak mengerti dan paham tentang bagaimana mereka
menyikapi perubahan-perubahan tersebut, sehingga mereka tidak akan merasa
asing, kaget, bingung, dan takut saat menghadapinya.
· Menghapus rasa ingin tahu yang tidak sehat
Sebaiknya, orang-orang terdekat seperti orang tua dan guru bisa menjadi
sosok yang menyenangkan bagi anak untuk bisa memenuhi rasa ingin
tahunya yang menggebu tentang banyak hal termasuk tentang seksualitas. Ini
dimaksudkan agar anak tidak memutuskan untuk mencari tahu jawaban akan
pertanyaan-pertanyaannya melalui teman, komik, VCD, ataupun media
lainnya yang tidak menjamin anak mendapatkan informasi yang sebenar-
benarnya.
· Memperkuat rasa percaya diri dan bertanggung jawab pada dirinya
Percaya diri akan timbul jika seorang anak sudah merasa nyaman dengan
dirinya. Anak akan merasa nyaman pada dirinya jika telah mengetahui setiap
bagian dari dirinya juga fungsi dari bagian-bagian tersebut. Sehingga, anak
akan mengetahui apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan. Pada
akhirnya, anak akan mulai belajar untuk bertanggung jawab atas dirinya
sendiri.
· Mengerti dan memahami betapa besarnya kuasa Sang Pencipta
Pemahaman tentang bagian-bagian dan fungsi-fungsi yang ada pada
tubuhnya akan membuat anak semakin mengerti dan memahami betapa luar
biasanya ciptaan Tuhan YME.
4. Masalah perilaku sosial
Tanda-tanda masalah perilaku sosial pada anak-anak dapat dilihat dari
adanya diskriminasi terhadap mereka yang berlatar belakang ras,agama, atau
sosial ekonomi yang berbeda. Dengan pola-pola perilaku sosial se[erti ini,
maka dapat melahirkan geng-geng atau kelompok-kelompok yang
pembentukkannya berdasarkan atas kesamaan latar belakang agama,suku, dan

15
sosial ekonomi. Pembentukan kelompok atau geng pada anak tersebut dapat
memicu terjadinya permusuhan antar kelompok atau geng. Untuk mencegah
dan mengatasi masalah-masalah tersebut diatas, sekolah dapat
menyelenggarakan kegiaan-kegiatan kelompok (baik kurikuler maupun
kokurikuler) dengan tidak memperhatikan latar belakang suku,agama,ras dan
sosial ekonomi. Sekolah harus memperlakukan siswa secara sama, tuidak
membeda-bedakan sisswa yang satu dengan yang lain.
5. Masalah moral
Masalah moral yang terjadi pada anak sekolah dasar ditandai oleh adanya
ketidakmampuan anak membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Ketidakmampuan membedakan mana yang benar dan mana yang sala dapat
membawa masalah bagi kehidupan anak pada khususnya, dan semua orang
pada umumnya. Masalah-masalah moral seperti bicara porno, sering
mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak sopan.
Untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalh yang demikian, maka
sekolah sebaiknya mnyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan guna
meningkatkan pendidikan budi pekerti.
6. Masalah keluarga
Sering ditemukan berbagai permasalahn anak yang penyebab utamanya
adalah terjadinya kesalahpahaman antara anak dengan orang tua. Sebab-sebab
umum pertentangan keluarga masa anak-anak adalah : standar perilaku,
metode disiplin, dan hubungan dengan saudara kandung.
7. Masalah belajar
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan
menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu itu dapat
berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang
dimilikinya dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya
dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga
dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.

16
Dari pengertian masalah belajar di atas maka jenis-jenis masalah belajar si
Sekolah Dasar dapat dikelompokkan kepada murid-murid yang mengalami.
 Keterlambatan akademik, yaitu keadaan murid yang diperkirakan memiliki
intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkan secara
optimal.
 Kecepatan dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat
akademik yang cukup tinggi atau memilki IQ 130 atau lebih, tetapi masih
memerlukan tugas-tugas khusus untukmemenuhi kebutuhan dan
kemampuan belajarnya yang amat tinggi.
 Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memilki bakat
akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk
mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
 Kurang motivasi belajar, yaitu keadaan murid yang kurang bersemangat
dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
 Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi murid yang
kegiatannya tau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan
seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu,
membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui
dan sebagainya.
 Sering tidak sekolah, yaitu murid-murid yang sering tidak hadir atau
menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga
kehilanggan sebagian besar kegiatan belajarnya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem”


artinya, soal, masalah atau teka-teki, sedangkan Pendidikan adalah, suatu usaha
sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang

17
berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek
sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang
individu.

Problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-


permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara
Indonesia. Dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal
yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih menghadapi sejumlah
masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai
pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat
penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan
selanjutnya. Problem di Indonesia, memiliki beberapa kriteria diantaranya
sebagai berikut:

1. Sistem pendidikan yang masih bermasalah


2. Kurangnya pengakuan terhadap mutu lulusan
3. Kualitas guru masih rendah dan salah pegang materi pelajaran
4. Sarana dan prasarana kurang memadai
5. Kurangnya tanggung jawab oleh semua pihak (pemerintah,orang tua dan
masyarakat)
6. Kurangnya dana yang memadai dan atau memadai tidak lancar.
Permasalahan pendidikan disekolah dasar antara lain : Mutu pendidikan,
Perubahan kurikulum, Sarana dan prasarana pendidikan, Sistem evaluasi, dan
masalah-masalah lain yang menjadi proses belajar mengajar.Salah satu
masalah yang juga menarik untuk segera ditangani secara mendalam salah
satunya adalah permasalahan pembelajaran di dalam kelas, antara lain :
1. Guru kurang menguasai materi pembelajaran
2. Guru kurang kreatif dan inofatif dalam mengajar
3. Kurang kesiapan guru dalam mengajar
4. Kurangnya konsentrasi siswa
5. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa
Jenis-jenis masalah di sekolah dasar antara lain :

18
 Masalah emosi,
 Masalah penyesuain diri,
 Masalah perilaku seksual,
 Masalah perilaku sosial,
 Masalah moral,
 Masalah keluarga dan masalah belajar.
B. Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
pembahasan dalam makalah ini. Dalam hal ini,penyusun menyarankan kepada
pembaca khususnya peserta didik agar semakin giat belajar. Dengan belajar kita
dapat menambah pengetahuan serta mengubah sikap dan perilaku menjadi pribadi
yang lebih baik. Kami juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
kelemahan dalam makalah ini. Kami selaku penyusun banyak berharap para
pembaca mampu memberikan kritik dan saran yang tentunya membangun kepada
kami,demi tercapainya kesempurnaan dalam Makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://mohamadnatarmohune.blogspot.com/2013/07/problematika-pendidikan-
dasar_22.html?m=1

https://www.muttaqin.id/2015/11/makalah-tentang-problematika-
pendidikan.html?m=1

19
http://koranbogor.com/berita/kampus-kita/problematika-pendidikan-di-sekolah-
dasar-2/

http://yuli-iluy.blogspot.com/2011/05/jenis-jenis-masalah-di-sd.html?
m=1#:~:text=Jenis%2Djenis%20masalah%20di%20sekolah%20dasar%20antara
%20lain%20masalah%20emosi,masalah%20keluarga%20dan%20masalah
%20belajar.

20

Anda mungkin juga menyukai