Disusun Oleh:
Kelompok 1
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Kelompok “Bentuk dan Model
Pendidikan Muhammadiyah”. Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu menyelasaikan makalah ini.
Dalam menyelesaikan tugas ini penulis telah berusaha untuk mencapai hasil yang
maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan
yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa makalah ini masih perlu penyempurnaan. Oleh
karena itu, diharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan sempurnanya tugas ini sehingga
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................... 3
A. Faktor yang Melatarbelakangi Gerakan Muhammadiyah dibidang Pendidikan.......3
B. Cita-cita Pendidikan Muhammadiyah........................................................................................ 5
C. Bentuk dan Model Pendidikan Muhammadiyah....................................................................6
D. Pemikiran dan Praksis Pendidikan Muhammadiyah...........................................................9
E. Tantangan dan Revitalisasi Pendidikan Muhammadiyah...............................................10
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan......................................................................................................................................... 14
B. Saran...................................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................ 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu organisasi sosial keagamaan terbesar dan terpenting yang ada di
Indonesia adalah Muhammadiyah yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada
tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan dengan tanggal 18 November 1912M di
Yogyakarta. Muhammadiyah didirikan dengan tujuan “menegakkan dan menjunjung
tinggi ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.
Jauh sebelum Muhammadiyah resmi berdiri pada tahun 1912, KH. Ahmad
Dahlan telah merintis pendidikan modern yang memadukan antara pendidikan Barat
yang hanya mengajarkan “ ilmu-ilmu umum” dan pendidikan Islam yang hanya
mengajarkan “ilmu-ilmu agama”.Gagasan pembaharuan Muhammadiyah di dalamnya
sudah termasuk gagasan pembaharuan di bidang pendidikan. KH. Dahlan melihat
adanya problematika obyektif yang dihadapi oleh pribumi yaitu terjadinya
keterbelakangan pendidikan yang takut karena adanya dualisme model pendidikan
yang masing-masing memiliki akar dan kepribadian yang saling bertolak belakang. Di
satu pihak pendidikan Islam yang berpusat di pesantren mengalami kemunduran
karena terisolasi dari perkembangan pengetahuan dan perkembangan masyarakat
modern, di pihak lain sekolah model Barat bersifat sekuler dan a-nasional mengancam
kehidupan batin para pemuda pribumi karena dijauhkan dari agama dan budaya
negerinya.
1
yang digagas oleh KH. Ahmad Dahlan dalam hal perjuangan di bidang pendidikan
yang menjadi warna pendidikan Muhammadiyah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor yang melatarbelakangi gerakan Muhammadiyah di bidang
pendidikan?
2. Apa cita-cita pendidikan Muhammadiyah?
3. Bagaimana bentuk dan model pendidikan Muhammadiyah?
4. Bagaimana pemikiran dan praksis pendidikan Muhammadiyah?
5. Apa saja tantangan dan revitalisasi pendidikan Muhammadiyah?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui faktor yang melatarbelakangi gerakan Muhammadiyah di bidang
pendidikan?
2. Mengetahui cita-cita pendidikan Muhammadiyah?
3. Mengetahui bentuk dan model pendidikan Muhammadiyah?
4. Mengetahui pemikiran dan praksis pendidikan Muhammadiyah?
5. Mengetahui tantangan dan revitalisasi pendidikan Muhammadiyah?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kelemahan praktek ajaran agama Islam dapat dijelaskan melalui dua bentuk.
1) Tradisionalisme
2) Sinkretisme
3
dalam aqidah Islam banyak yang tidak dapat dipertanggung jawabkan
secara Tauhid.
2. Faktor Eksternal
a. Kristenisasi
4
agama Kristenisasi inilah yang terutama menggugah K.H. Ahmad Dahlan
untuk membentengi umat Islam dari pemurtadan.
b. Kolonialisme Belanda
5
Tujuan yang dirumuskan dinilai dengan kondisi dan kebutuhan umat Islam
pada masa itu, terutama di Yogyakarta dan sekitarnya. K.H Ahmad Dahlan melalui
pengamatannya yaitu mengembalikan umat Islam kepada ajarannya yang murni.
Usaha dan pemurnian akan lebih efektif dilakukan dengan mengadakan pembaharuan
di bidang pendidikan.
6
menolong fakir-miskin, dan harus mengamalkan isinya. Setelah santri-santri itu
mengamalkan perintah itu baru diganti surat berikutnya. Ada semangat yang musti
dikembangkan oleh pendidik Muhammadiyah, yaitu bagaimana merumuskan sistem
pendidikan ala al-Ma’un sebagaimana dipraktekan Kyai Dahlan.
1. Pendidikan Integralistik
7
dan yang kedua sudah banyak dilakukan oleh yayasan pendidikan Islam lain.
Namun, ide model pendidikan integralistik mampu melahirkan muslim ulama-
intelek masih terus dalam proses pencarian.
8
lembaga pendidikan di atas baru disadari sesudah 24 tahun Muhammadiyah berdiri,
tapi disimpulkan bahwa tujuan umum pendidikan Muhammadiyah menurut Ahmad
Dahlan adalah: baik budi, alim dalam agama, luas pandangan, alim dalam ilmu-
ilmu dunia (umum), dan bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.
9
pada tingkat nasional (kebangkitan nasional) maupun internasional (diskursus
pembaharuan Islam).
Bahwa amal usaha Muhammadiyah dalam hal kualitas mengalami dua masalah
sekaligus, yaitu, pertama, terlambatnya pertumbuhan kualitas dibandingkan dengan
penambahan jumlah yang spektakuler, sehingga dalam beberapa hal kalah bersaing
dengan pihak lain. Kedua, tidak meratanya pengembangan mutu lembaga
pendidikan.Dalam sejumlah aspek banyak disoroti kelemahan amal usaha
khususnya di bidang pendidikan yang kurang mampu menunjukkan daya saing di
tingkat nasional apalagi internasional. Amal usaha Muhammadiyah tidak
mengalami proses inovasi yang merata dan signifikan, sehingga cenderung berjalan
di tempat, kendati beberapa lainnya mulai bangkit mengembangkan ide-ide dan
metode baru dalam peningkatan kualitas dan keberadaan amal usaha
Muhammadiyah.
10
2. Permasalahan Profesionalisme Guru
Salah satu komponen penting dalam kegiatan pendidikan dan proses pembelajaran
adalah pendidik atau guru. Betapapun kemajuan taknologi telah menyediakan
berbagai ragam alat bantu untuk meningkatkan efektifitas proses pembelajaran,
namun posisi guru tidak sepenuhnya dapat tergantikan. Itu artinya guru merupakan
variable penting bagi keberhasilan pendidikan.
Kebudayaan yaitu suatu hasil budi daya manusia baik bersifat material maupun
mental spiritual dari bangsa itu sendiri ataupun dari bangsa lain. Suatu
perkembangan kebudayaan dalam abad moderen saat ini adalah tidak dapat
terhindar dari pengaruh kebudayan bangsa lain. Kondisi demikian menyebabkan
timbulnya proses alkulturasi yaitu pertukaran dan saling berbaurnya antara
kebudayaan yang satu dengan yang lainnya.
Era globalisasi dewasa ini mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap
pola pembelajaran yang mampu memberdayakan para peserta didik. Tuntutan
global telah mengubah paradigma pembelajaran dari paradigma pembelajaran
tradisional ke paradigma pembelajaran baru. Paradigma pembelajaran sebagai
berpusat pada guru, menggunakan media tunggal, berlangsung secara terisolasi,
interaksi guru-murid berupa pemberian informasi dan pengajaran berbasis faktual
atau pengetahuan.
Sebagimana telah kita sadari bersama bahwa dampak positif dari pada kemajuan
teknologi sampai kini, adalah bersifat fasilitatif (memudahkan). Teknologi
menawarkan berbagai kesantaian dan ketenangan yang semangkin beragam.
11
Dampak negatif dari teknologi moderen telah mulai menampakan diri di depan
mata kita, yang pada prinsipnya melemahkan daya mental-spiritual / jiwa yang
sedang tumbuh berkembang dalam berbagai bentuk penampilannya. Pengaruh
negatif dari teknologi elektronik dan informatika dapat melemahkan fungsi-fungsi
kejiwaan lainya seperti kecerdasan pikiran, ingatan, kemauan dan perasaan (emosi)
diperlemah kemampuan aktualnya dengan alat-alat teknologi-elektronis dan
informatika seperti Komputer, foto copy dan sebagainya.
Alat-alat diatas dalam dunia pendidikan memang memiliki dua dampak yaitu
dampak positif dan juga dampak negatif. Misalnya pada pelajaran bahasa asing
anak didik tidak lagi harus mencari terjemah kata-kata asing dari kamus, tapi sudah
bisa lewat komputer penerjemah atau hanya mengcopy lewat internet. Nah dari
sinilah nampak jelas bahwa pengaruh teknologi dan informasi memiliki dampak
positif dan negatif.
Melalui tayangan acara-acara di media elektronik dan media massa lainnya, yang
menyuguhkan pergaulan bebas, sex bebas, konsumsi alkohol dan narkotika,
perselingkuhan, pornografi, kekerasan, liar dan lain-lain. Hal ini akan berimbas
pada perbuatan negatif generasi muda seperti tawuran, pemerkosaan, hamil di luar
nikah, penjambretan, pencopetan, penodongan, pembunuhan oleh pelajar, malas
belajar dan tidak punya integritas dan krisis akhlaq lainnya.
12
khususnya generasi muda dalam hal ini pelajar atau mahasiswa. Mereka lebih
mementingkan urusan duniawi daripada urusan akhirat.
Dari semua bentuk penyimpangan ini membutuhkan suatu upaya yang sangat
serius untuk mengatasinya. Salah satu cara mengatasinya adalah melalui
pendidikan, dalam hal ini pendidikan kemuhammadiyahan. Dengan
kemuhammadiyahan dampak-dampak buruk dari kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi bisa di minimalisir.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Muhammadiyah sebagai organisasi Islam sejak awal berdiri memiliki
komitmen yang teguh dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui jalur
pendidikan, hingga saat ini lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah terus
berkembang dan bertambah baik secara kuantitas maupun kualitas, walaupun di sisi
lain tidak dapat dipungkiri ada lembaga pendidikan Muhammadiyah yang mengalami
keterpurukan bahkan ada yang tutup, hal ini merupakan dinamika lembaga pendidikan
yang dimiliki oleh Muhammadiyah.
B. Saran
Manajemen yang selama ini berlaku di Muhammadiyah justru membuat para
perintis lembaga pendidikan di Muhammadiyah bersemangat untuk berkompetisi
secara positif, walaupun demikian, menurut hemat penulis manajemen yang sekarang
berlaku membutuhkan evaluasi secara mendalam untuk peningkatan mutu pendidikan
Muhammadiyah secara umum.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anam, Zahrul dan Sidik Jatmika. 2010. Kauman (Muhammadiyah Undercover). Yogyakarta:
Gelanggang,
Rais, Muhammad Amien dkk. 1985. Pendidikan Muhammadiyah dan Perubahan Sosial
(sarasehan pimpinan pusat ikatan pelajar muhammadiyah). Yogyakarta : PLP2M
Safwan, Mardanas dan Sutrisno Kutojo. 1991. K.H. Ahmad Dahlan : riwayat hidup dan
perjuangannya. Bandung: Angkasa
Yunus, Mahmud. 1996. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung
15