“Kepribadian Muhammadiyah”
AIK 2 : Kemuhammadiyahan
Dosen Pembimbing :
Noor Amiruddin, S.Pd.I.,M.Pd.I
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Nurul Masrukhah (190402014)
Roikhatul Jannah (190402015)
Segala puji bagi Allah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana yang telah memberi
petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya. Salawat serta salam
semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang membimbing umat nya degan suri
tauladan-Nya yang baik.
Dan segala Syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan anugrah, kesempatan
dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini . Makalah ini merupakan
pengetahuan tentang Kepribadian Muhammadiyah, semua ini di rangkup dalam makalah ini ,
agar pemahaman terhadap permasalahan lebih mudah di pahami dan lebih singkat dan
akurat .
Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi atas materi yang
telah dan akan dibahas dalam bab tersebut .Selanjutnya , membaca akan masuk pada inti
pembahasaan dan di akhiri dengan kesimpulan , saran dan makalah ini. Diharapkan pembaca
dapat mengkaji berbagai permasalahan tentang Kepribadian Muhammadiyah, kami penyusun
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaaat bagi kita semua. Terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Cover........................................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang............................................................................................1
2. Rumusan Masalah.......................................................................................1
3. Tujuan Makalah..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
1. Sejarah Dirumuskannya Kepribadian Muhammadiyah............................2
2. Kepribadian Muhammadiyah.......................................................................3
3. Hakikat Muhammadiyah...............................................................................4
4. Dasar Amal Usaha Muhammadiyah.............................................................5
5. Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah...........................................6
6. Sifat Muhammadiyah.....................................................................................7
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan...................................................................................................10
2. Saran..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang yang mewarnai dilahirkanya Kepribadian Muhammadiyah
adalah masuknya pemikiran dan cara-cara politik dalam mengelola dan menggerakan
Muhammadiyah setelah Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) dibubarkan
dan orang-orang Muhammadiyah yang berkecimpung di Partai Politik Islam tersebut
kembali ke Muhammadiyah.
Muhammadiyah sebagai organisasi dan gerakan sosial keagamaan didirikan
oleh KH. Ahmad Dahlan (1868-1923) pada awal abad kedua puluh, tepatnya pada 8
Dzulhijjah 1330 H, bersesuaian dengan tanggal 18 Nopember 1912. Pendirian
organisasi ini, antara lain, dipengaruhi oleh gerakan tajdîd (reformasi, pembaruan
pemikiran Islam) yang digelorakan oleh Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab (1703-
1792) di Arab Saudi, Muhammad ‘Abduh (1849-1905), Muhammad Rasyîd Ridhâ
(1865-1935) di Mesir, dan lain-lain. Masing-masing tokoh tersebut memiliki corak
pemikiran yang khas, berbeda satu dengan yang lain.
Jika Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhâb menekankan pemurnian akidah,
sehingga gerakannya lebih bersifat puritan (purifikasi), maka Muhammad ‘Abduh
lebih menekankan pemanfaatan budaya modern dan menempuh jalur pendidikan, dan
karena itu, gerakannya lebih bersifat modernis dan populis. Sementara itu, Rasyîd
Ridhâ menekankan pentingnya keterikatan pada teks-teks al-Qurân dalam kerangka
pemahaman Islam, yang dikenal dengan al-Rujû’ ilâ al-Qur’ân wa al-Sunnah (kembali
kepada al-Qur’an dan al-Sunnah). Oleh karena itu, gerakannya lebih bersifat
skriptualis (tekstual), yang kelak menjadi akar fundamentalisme (al-ushûliyyah) di
Timur Tengah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dirumuskannya kepribadian muhammadiyah?
2. Bagaimana kepribadian muhammadiyah?
3. Apa hakikat muhammadiya?
4. Apa dasar amal usaha muhammadiyah?
5. Apa amal usaha dan perjuangan muhammadiyah?
6. Bagaimana sifat muhammadiyah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah dirumuskannya muhammadiyah.
2. Untuk mengetahui kepribadian muhammadiyah.
3. Untuk mngetahui hakikat muhammadiyah.
4. Untuk mengeahui dasar amal usaha muhammadiyah.
5. Untuk mengetahui amal usaha dan perjuangan muhammadiyah.
6. Untuk mengetahui sifat muhammadiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Kepribadian Muhammadiyah
Sesungguhnya kepribadian Muhammadiyah itu merupakan ungkapan dari
kepribadian yang memang sudah ada pada Muhammadiyah sejak lama berdiri. KH.
Faqih Usman pada saat itu hanyalah mengkonstantir, -meng-idhar-kan apa yang telah
ada; jadi bukan merupakan hal-hal yang baru dalam Muhammadiyah. Adapun mereka
yang menganggap bahwa Kepribadian Muhammadiyah sebagai perkara yang baru,
hanyalah karena mereka mendapati Muhammadiyah sudah tidak dalam keadaan yang
sebenarnya.
K.H. Faqih Usman sebagai seorang yang telah sejak lama berkecimpung
dalam Muhammadiyah, sudah benar-benar memahami apa sesungguhnya sifat-sifat
khusus (ciri-ciri khas) Muhammadiyah itu. Karena itu kepada mereka yang berlaku
tidak sewajarnya dalam Muhammadiyah, beliaupun dapat memahami dengan jelas.
Yang benar-benar dirasakan oleh almarhum ialah bahwa Muhammadiyah
adalah Gerakan Islam, berdasar Islam, menuju terwujudnya masayarakat utama, adil
dan makmur yang diridhai Allah Subhanahu wata’ala, bukan dengan jalan politik,
bukan dengan jalan ketatanegaraan, melainkan dengan melalui pembentukan
masyarakat, tanpa memperdilikan bagaimana struktur politik yang manguasainya
sejak zaman Belanda, zaman militerisme Jepang, dan samapai zaman kemerdekaan
Republik Indonesia.
Muhammadiyah tidak buta politik, tidak takut politik, tetapi Muhammadiyah
bukan organisasi politik. Muhammadiyah tidak mencampuri soal-soal politik , tetapi
apabila soal-soal politik masuk dalam Muhammadiyah, ataupun soal-soal politik
mendesak-desak urusan Agama Islam, maka Muhammadiyah akan bertindak menurut
kemampuan, cara dan irama Muhammadiyah sendiri.
Sejak partai politik Islam Masyumi dibubarkan oleh presiden Sukarno, maka
warga Muhammadiyah yang selama ini berjuang dalam medan politik praktis, mereka
masuk kembali dalam Muhammadiyah. Namun karena sudah terbiasa dengan
perjuangan cara politik, maka dalam mereka berjuang dana beramal dalam
Muhammadiyah pun masih membawa cara dana nada politik cara partai.
Oleh almarhum K.H. Faqih Usman dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada
saat itu, cara-cara demikian dirasakan sebagai cara yang dapat merusak nada dan
irama Muhammadiyah. Muhammadiyah telah mempunyai cara perjuangan yang khas.
Muhammadiyah bergerak bukan untuk “Muhammadiyah’ sebagai golongan.
Muhammadiyah bergerak dan berjuang untuk tegaknya Islam, untuk
kemenangan kalimah Allah, untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur
yang diridlai Allah Subhanahu wata’ala. Hanya saja Islam yang digerakkan oleh
Muhammadiyah adalah Islam yang sajadah, Islam yang lugas (apa adanya), Islam
yang menurut Al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw; dana menjalankannya dengan
menggunakan akal pikirannya yang sesuai dengan ruh Islam.
3. Hakikat Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah persyarikatan gerakan islam. Sebagai suatu gerakan,
Muhammadiyah selalu bergerak maju dengan mengemban dua misi :
1. Menyebarluaskan cita – cita Muhammadiyah ke seluruh masyarakat
Indonesia
2. Menyebarluaskan organisasi Muhammadiyah ke seluruh wilayah nusantara
6. Sifat Muhammadiyah
a) “Beramal dan Berjuang Untuk Perdamaian dan Kesejahteraan".
Dengan sifat ini, Muhammadiyah tidak boleh mencela dan mendengki
golongan lain. Sebaliknya, Muhammadiyah harus tabah menghadapi celaan dan
kedengkian golongan lain tanpa mengabaikan hak untuk membela diri kalau perlu,
dan itu pun harus dilakukan secara baik tanpa dipengaruhi perasaan aneh.
c) "Lapang Dada, Luas Pandang dan Dengan Memegang Teguh Ajaran Islam"
Lapang dada atau toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun yang hidup
dalam masyarakat, apalagi hidup dalam masyarakat yang majemuk seperti
masyarakat Indonesia. Tanpa adanya lapang dada, kehidupan akan goncang. Dan
prinsip "Memperbanyak Kawan" tentu berubah menjadi "Memperbanyak Musuh".
Namun bagaimana, pun dalam berlapang dada, kita tidak boleh kehilangan
identitas sebagai warga Muhammadiyah yang harus tetap memegang teguh ajaran
Islam. Dengan demikian, bebas tetapi tetap terkendali.
f) "Amar Maruf Nahi Munkar Dalam Segala Lapangan Serta Menjadi Contoh
Teladan Yang Baik"
Salah satu kewajiban tiap muslim ialah beramar ma'ruf dan bernahi munkar,
yakni menyuruh berbuat baik dan mencegah kemunkaran. Yang dimaksud
kemunkaran ialah semua kejahatan yang merusak dan menjijikkan dalam
kehidupan manusia.
Tanpa adanya amar ma'ruf dan nahi munkar, tidak akan kebaikan dapat
ditegakkan, dan tidak akan kejahatan dapat diberantas. Untuk itu, Muhammadiyah
harus sanggup menjadi suri teladan dalam kegiatan ini, baik ke dalam tubuh
sendiri ataupun ke luar, ke tengah-tengah masyarakat ramai, dengan penuh
kebijaksanaan dan pendekatan yang simpatik.Amar ma'ruf nahi munkar,
bagaimanapun harus kita lakukan dengan cara yang baik, sebab kalau tidak begitu,
adalah Machiavellisme namanya.
h) "Kerjasama Dengan Golongan Lain Mana Pun, Dalam Usaha Menyiarkan Dan
Mengamalkan Ajaran Islam Serta Membela Kepentingannya"
Menyiarkan Islam, mengamalkan dan membela kepentingan Islam, bukan
hanya tugas Muhammadiyah, tetapi juga tugas semua umat Islam. Karena itu,
Muhammadiyah perlu menjalin kerjasama dengan semua golongan umat Islam.
Tanpa kerjasama ini, tidak mudah kita melaksanakan tugas yang berat ini.
2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
saran, kritik yang membangun sangat penulis harapkan agar kedepannya penulis
dapat membuat makalah dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Djindar Tamimy dan Djarnawi Hadikusuma, Penjelasan Anggaran Dasar dan Kepribadian
Muhammadiyah, Yogyakarta: P.T Persatuan,
Haedar Nashir, Meneguhkan Ideologi Gerakan Muhammadiyah: UMM Press. 2006
(http://suryaramadan.wordpress.com/2014/05/21/makalah-kepribadian-muhammadiyah/ )
Khozin dan Syaukani, Pembaruan Islam Konsep,Pemikiran, dan Gerakan:UMM Press. 2000