Anda di halaman 1dari 11

5 IRISAN KERUCUT

5.1 Irisan Kerucut

Perhatikan gambar 5.1. Garis l dan g berpotongan di O dan membentuk sudut 𝜃. Jika
garis l diputar mengelilingi garis g dengan besar sudut tetap (𝜃), maka lintasan hasil
perputaran berupa kerucut lingkaran tegak (sepasang kerucut lingkaran). Garis g disebut
garis sumbu, garis l disebut garis pelukis, titik O disebut titik puncak kerucut, dan 𝜃 disebut
setengah sudut puncak.

l g l
g

 
O O

Gambar 5.1
Jika ada sebuah bidang bidang V (bidang iris) memotong kerucut dengan membentuk sudut
sebesar 𝛼, maka terdapat 7 kemungkinan bentuk irisan bidang V dengan kerucut tersbut
(Gambar 5.2)

Catatan
 = Sudut antara bidang penampang
V = (bidang iris) dengan sumbu kerucut.
 = Setengah sudut puncak kerucut

Gambar 5.2

Irisan kerucut:
1. Jika bidang iris (bidang V) melalui titik puncak O, maka:
a. 𝛼 > 𝜃, irisannya berupa titik
b. 𝛼 < 𝜃, irisannya berupa dua garis berpotongan
c. 𝛼 = 𝜃, irisannya berupa sebuah garis singgung
2. Jika bidang iris (bidang V) memotong kerucut tidak pada puncak O, maka:
a. 𝛼 = 90, irisannya berupa lingkaran
b. 𝛼 = 𝜃 , irisannya berupa parabola
c. 𝛼 > 𝜃 , irisannya berupa ellips
75 |Page
d. 𝛼 < 𝜃 , irisannya berupa hiperbola
Grafik masing-masing irisan kerucut yang terbentuk adalah:

1. Titik

Jika bidang penampang V melalui titik


puncak kerucut dan  > , maka irisan
antara bidang V dengan kerucut berupa
sebuah titik, yaitu titik puncak kerucut
tersebut

Gambar 5.3

2. Dua garis berpotongan

Jika bidang penampang V


melalui titik puncak kerucut 0
dan  <  maka irisan antara
bidang V dengan kerucut
adalah dua garis yang
berpotongan di 0, yaitu garis g
dan h

Gambar 5.4
3. Garis

Jika bidang penampang V


melalui titik puncak kerucut
0 dan  =  berarti V
menyinggung kerucut, maka
irisan antara bidang V
dengan kerucut adalah
sebuah garis. yaitu garis g.
Gambar 5.5

4. Lingkaran

Jika bidang penampang V tegak lurus


sumbu kerucut ( = 900) maka irisan-
nya berupa sebuah lingkaran

Gambar 5.6

Page | 76
5. Parabola


O

Gambar 5.7
Jika bidang V tidak melalui puncak kerucut dan  =  atau V sejajar terhadap satu
garis pelukis, maka irisannya berupa sebuah parabola
5. Ellips

Jika  >  dan bidang V


tegak lurus bidang
kertas maka irisannya
berupa sebuah elips.

Gambar 5.8

6. Hiperbola

Jika bidang V tidak


melalui puncak kerucut
0; dan V tegak lurus
bidang kertas dan  < 
maka irisannya berupa
hiperbola

Gambar 5.9
Definisi

Irisan kerucut adalah tempat kedudukan titik-titik sedemikian hingga perbandingan


jarak titik kesuatu titik tertentu dan garis tertentu tetap harganya. Jika irisan kerucut
ditinjau secara analitik maka irisan kerucut adalah tempat kedudukan himpunan titik yang
perbandingan jarak titik tersebut dengan titik tertentu dan garis tertentu tetap nilainya. Nilai
tetap itu selanjutnya disebut eksentrisitas dan disingkat e. Kemungkinan-kemungkinan
irisan kerucut yang terjadi ditinjau dari nilai e adalah:
1. 𝑒 = 0, irisannya berupa lingkaran (ellips khusus)
2. 𝑒 = 1 , irisannya berupa parabola
3. 0 < 𝑒 < 1 , irisannya berupa ellips
4. 𝑒 > 1 , irisannya berupa hiperbola

77 |Page
Irisan Kerucut dalam matematika adalah lokus dari semua titik yang membentuk kurva dua
dimensi, dimana kurva tersebut terbentuk dari irisan sebuah kerucut dengan sebuah bidang.

5.2 Kedudukan Titik dan Garis Terhadap Irisan Kerucut

1. Kedudukan titik terhadap irisan kerucut


Untuk menentukan kedudukan suatu titik terhadap irisan kerucut, dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sbb.
a. Ruas kanan pada persamaan kurva irisan kerucut dijadikan sama dengan nol.
b. Substitusikan koordinat (x,y) pada persamaan kurva irisan kerucut tersebut.
c. Kedudukan titik (x,y) dapat ditentukan sbb.
1) Jika ruas kiri < 0, maka titik (x,y) terletak di dalam irisan kerucut.
2) Jika ruas kiri = 0, maka titik (x,y) terletak pada irisan kerucut.
3) Jika ruas kiri > 0, maka titik (x,y) terletak di luar irisan kerucut.
2. Kedudukan garis terhadap irisan kerucut
Untuk menentukan kedudukan suatu garis terhadap irisan kerucut, dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sbb.
a. Persamaan garis dijadikan persamaan x = … atau persamaan y = ….
b. Substitusikan persamaan garis tersebut pada persamaan kurva irisan kerucut,
sehingga menghasilkan persamaan kuadrat berbentuk 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0 atau . 𝑎𝑦 2 +
𝑏𝑦 + 𝑐 = 0
c. Kedudukan garis dapat ditentukan berdasarkan nilai diskriminan𝐷 = 𝑏2 − 4𝑎𝑐 sbb.
1) Jika D < 0, maka garis berada di luar irisan kerucut.
2) Jika D = 0, maka garis menyinggung luar irisan kerucut di satu titik.
3) Jika D > 0, maka garis memotong irisan kerucut di dua titik.

5.3. Tempat Kedudukan

Tempat kedudukan (locus) merupakan himpunan titik-titik yang memenuhi syarat-syarat


tertentu yang diberikan. Tempat kedudukan bisa juga didefinisikan sebagai lintasan dari
titik-titik yang bergerak yang dibatasi oleh satu atau beberapa syarat tertentu. Pada geometri
bidang, tempat kedudukan biasanya berupa sebuah kurva, meskipun kadang-kadang berupa
susunan lebih dari satu kurva dan kadang-kadang memuat satu atau beberapa titik yang
terisolasi. Jadi, misal tempat kedudukan titik-titik yang jaraknya 5 satuan dari titik asal,
maka tempat kedudukan tersebut adalah lingkaran dengan pusat di titik asal dan dengan
jari-jari 5.
Syarat yang ditentukan pada titik dalam tempat kedudukan bisa dinyatakan secara
analitik dengan sebuah persamaan, dimana koordinat-koordinat titik tersebut harus
memenuhi persamaan. Persamaan ini disebut persamaan tempat kedudukan, sebaliknya
tempat kedudukannya disebut tempat kedudukan dari persamaan. Secara umum prinsip
dasar geometri analitik adalah :

Jika koordinat suatu titik memenuhi persamaan, maka titik tersebut berada pada tempat
kedudukan persamaan.
Jika sebuah titik berada pada tempat kedudukan dari sebuah persamaan, maka koordinat
titik tersebut akan memenuhi persamaan.

5.4 Persamaan Tempat Kedudukan

Page | 78
Masalah mendasar yang kedua pada geometri analitik adalah mencari persamaan tempat
kedudukan titik-titik yang memenuhi syarat yang ditentukan. Prosedur umum dalam
menyelesaikan masalah tersebut adalah:
a. Buat sketsa gambar yang menunjukkan informasi data dan asumsikan bahwa P(x, y)
merupakan titik sembarang pada tempat kedudukan.
b. Tulislah hubungan atau syarat-syarat yang diberikan.
c. Nyatakan kondisi ini dalam bentuk koordinat x dan y pada titik P kemudian
sederhanakan persamaan yang terjadi.
Dalam geometri analitis masalah tentang tempat kedudukan mempunyai arti yang
sangat besar, serta menduduki tempat yang penting. Ilmu ini dapat dikatakan, merupakan
satu-satunya metode yang sangat sistematis, dari bawah disusun ke atas, menuju
kepemecahan masalah yang dihadapi.
Soal-soal mengenai tempat kedudukan dapat dibagi menjadi dua golongan, dan gabungan
atara keduanya:

1. Menjalankan Titik (𝑥0 , 𝑦0 )


Ambillah suatu titik sebarang (𝑥0 , 𝑦0 ), dan misalkan memenuhi syarat-syarat yang ada,
dengan kata lain, (𝑥0 , 𝑦0 ) terletak pada tempat kedudukan yang dicari. Dari syarat-syarat
yang ada, simpulkan hubungan antara 𝑥0 dan 𝑦0 dengan bilangan-bilangan yang diketahui.
Untuk tiap titik (𝑥1 , 𝑦1 ) pada tempat kedudukan itu berlakulah hubungan itu. Jadi hubungan
itulah (dengan meniadakan petunjuk-petunjuknya) merupakan tempat kedudukan yang
diminta. Cara meniadakan petunjuk-petunjuk itu disebut "menjalankan titik (𝑥0 , 𝑦0 )”. Perlu
diperhatikan, bahwa dalam hubungan tadi x dan y harus sudah lenyap lebih-dulu.

Contoh 5.1:
Tentukan tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap dua titik tertentu P(l,3)
dan Q(2,l).
Jawab:
Ambil sebarang titik 𝑅(𝑥0 , 𝑦0 ). Syarat harus PR = QR.
Tetapi 𝑃𝑅2 = (𝑥0 − 1)2 + (𝑦0 − 3)2 dan 𝑄𝑅2 = (𝑥0 − 2)2 + (𝑦0 − 1)2
Jadi : (𝑥0 − 1)2 + (𝑦0 − 3)2 = (𝑥0 − 2)2 + (𝑦0 − 1)2
Setelah diselesaikan didapat 2𝑥0 − 4𝑦0 + 5 = 0
Inilah hubungan yang sudah tidak mengandung x dan y.
Tempat kedudukan yang diminta diketemukan dengan menjalankan
(𝑥0 , 𝑦0 ), artinya meniadakan petunjuk, ialah : 2x - 4y + 5 = 0.

P(1,3)
2x-4y+5=0

Q(2,1)

O x

Gambar 5.10
Catatan :
Ternyata tempat kedudukan tersebut merupakan garis lurus karena persamaan linier, yang:
a. tegaklurus pada PQ, karena koefisien-arah PQ dikalikan koefisien-arah garis itu adalah
minus satu;
3
b. melalui tengah-tengah PQ, karena (2 , 2) memenuhi. Hasil ini memang sesuai benar
dengan apa yang telah diketahui dari geometri bidang.

79 |Page
Contoh 5.2:
Tentukan persamaan tempat kedudukan titik-titik yang jaraknya terhadap titik (–4, 0) adalah
sama dengan jarak titik tersebut dari sumbu y.
Jawab:
Misalkan P(x, y) sembarang titik pada tempat kedudukan. Misalkan A menyatakan titik (–4,
0) dan B titik proyeksi tegak lurus titik P pada sumbu-y. Perhatikan Gambar 5.11. berikut:
Maka syarat yang diberikan adalah
PA = PB (1)
Dengan rumus jarak, diperoleh:
𝑃𝐴 = √(𝑥 − (−4))2 + 𝑦 2 = √(𝑥 + 4)2 + 𝑦 2 (2)
Dengan definisi absis, maka jarak titik P dari sumbu-y adalah x. Oleh karena itu panjang PB
adalah
B = |x|

Sb y

P(x,y)
B

A(-4,0) O Sb x

Gambar 5.11
Dengan menggunakan (1) , (2), dan (3) diperoleh
( x  4) 2  y 2 = |x| (4)
Kemudian kuadratkan kedua ruas
2
(√(𝑥 + 4)2 + 𝑦 2 ) = (|𝑥 |)2
(𝑥 + 4)2 + 𝑦 2 = 𝑥 2
𝑥 + 8𝑥 + 16 + 𝑦 2 = 𝑥 2
2

𝑦 2 + 8𝑥 + 16 = 0

Setiap titik yang memenuhi syarat yang diberikan, yaitu setiap titik pada tempat kedudukan,
akan mempunyai koordinat yang memenuhi persamaan di atas. Sebaliknya, dengan
menelusuri ulang langkah-langkah pada penurunan persamaan, dapat dibuktikan bahwa
setiap titik yang koordinatnya memenuhi persamaan akan berada pada tempat kedudukan
dengan syarat yang diberikan.

Contoh 5.3:
Diketahui titik-titik P(—3,4) dan Q(3,—2). Tentukan tempat kedudukan titik-titik S yang
jaraknya terhadap P dan terhadap Q berbanding 2 : 1.
Jawab:
Misalkan titik 𝑆(𝑥0 , 𝑦0 ) memenuhi, maka PS : QS = 2 : 1.
atau √(𝑥0 + 3)2 + (𝑦0 − 4)2 ∶ √(𝑥0 − 3)2 + (𝑦0 + 2)2 = 2: 1
Setelah diselesaikan didapat :
𝑥0 2 + 𝑦0 2 − 10𝑥 + 8𝑦 + 9 = 0

Tempat kedudukan yang diminta adalah :


𝑥 2 + 𝑦 2 − 10𝑥 + 8𝑦 + 9 = 0
Catatan :

Page | 80
Persamaan ini merupakan persamaan lingkaran (karena koefisien 𝑥 2 = koefisien 𝑦 2 dan suku
xy tidak ada), yang berpusat di (5, —4) dan berjari-jari 4√2. Lingkaran ini disebut lingkaran
Apollonios

2. Menggunakan Parameter.

Diambillah mula-mula satu atau lebih parameter, ialah bilangan anu yang dapat berubah-
ubah. Dari syarat-syarat yang ada, carilah hubungan-hubungan_antara x,y dan parameter
itu. Eliminirlah sekarang parameter tadi. Tentulah terdapat tempat kedudukan yang diminta.
Dalam hal eliminasi (atau menghilangkan) diperlukan: dua persamaan, jika ada satu
parameter, atau tiga persamaan, jika ada dua parameter, dst., pendeknya soal tentang
eliminasi berdasarkan: banyaknya persamaan dengan parameter itu sama dengan
banyaknya parameter ditambah satu.

Contoh 5.4:
Tentukan tempat kedudukan titik-titik sudut P, sehingga ∠ APB = 90° kalau titik-titik A dan
B diketahui.
Jawab:
Dalam soal di atas tidak disebut-sebut tentang koordinat-koordinatnya A atau B. Oleh
karenanya sangat taktis, jika diambil garis AB sebagai sumbu-x, dan garis sumbu dari AB
sebagai sumbu-y.
Misalkan AB = 2a, maka A(—a,0) dan B(a,0). Misalkan garis AP ≡ y = m(x + a) dengan
1
parameter m, maka garis BP mempunyai persamaan y = − 𝑚 (x - a), karena AP ⊥ BP.
Eliminir m dari kedua persamaan itu.
y = m(x + a)
𝑦
𝑚=
𝑥+𝑎
1
y = − 𝑚 (x - a)
𝑥−𝑎
𝑚=−
𝑦
𝑦 𝑥−𝑎
=−
𝑥+𝑎 𝑦
Dari perhitungan didapatlah:
𝑦 2 = — (𝑥 2 — 𝑎2 ), atau 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑎2 , adalah persamaan lingkaran, yang berpusat di 0(0,0) dan
𝟏
berjari-jari a = AB, sesuai dengan apa yang telah diketahui dari geometri bidang.
𝟐

Contoh 5.5:
Diketahui lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑟 2 dan garis y = ax.
Tentukan tempat kedudukan tengah-tengah semua talibusur yang sejajar garis y = ax.
Jawab:
Garis-garis yang sejajar y = ax dapat dimisalkan y = ax + n, dimana n merupakan sebuah
parameter. Garis-garis ini memotong lingkaran menurut dua titik, yang absis-absisnya
merupakan akar-akar dari persamaan 𝑥 2 + (𝑎𝑥 + 𝑛)2 = 𝑟 2
Atau : (𝑎2 + 1)𝑥 2 + 2𝑎𝑛𝑥 + 𝑛2 − 𝑟 2 = 0.
Penting : Yang diperlukan disini hanyalah jumlah daripada kedua
akar itu; dan bukanlah akar-akarnya sendiri.
Kalau titik tengah itu 𝑇(𝑥𝑇 , 𝑦𝑇 ) , tentulah 𝑦𝑇 = 𝑎𝑥 𝑇 + 𝑛
1 𝑎𝑛
Tetapi : 𝑥 𝑇 = 2 (𝑥1 + 𝑥2 ) = − 𝑎2+1
𝑎𝑛
Jadi: 𝑦𝑇 = 𝑎(− 𝑎2+1) + 𝑛
Eliminir n
𝑎𝑛 𝑥𝑇 (𝑎 2 +1)
𝑥 𝑇 = − 𝑎2+1, 𝑛 = − 𝑎

81 |Page
𝑎𝑛
𝑦𝑇 = 𝑎(− 𝑎2+1) + 𝑛, 𝑦𝑇 (𝑎2 + 1) = 𝑎(−𝑎𝑛) + 𝑛(𝑎2 + 1)
𝑦𝑇 (𝑎2 + 1) = −𝑛𝑎2 + 𝑛𝑎2 + 𝑛, 𝑦𝑇 (𝑎2 + 1) = 𝑛,
𝑥𝑇 (𝑎 2 +1) 1
𝑦𝑇 (𝑎2 + 1) == − , 𝑦𝑇 = − 𝑎 𝑥 𝑇
𝑎
dan jalankan T
1
Terdapatlah: 𝑦 = − 𝑎 𝑥
Suatu garis yang melalui titik pangkal = pusat lingkaran yang diketahui, dan yang tegaklurus
garis yang diketahui; sesuai dengan apa yang telah diketahui dari geometri bidang.

Latihan 5 A

1. Tentukan tempat kedudukan titik-titik P, kalau selalu berlaku PA2 —PB2 = k2; A dan B
adalah dua titik yang diketahui.
2. Suatu segmen garis AB (=a) bergerak dengan A sepanjang sumbu-x dan dengan B
sepanjang sumbu y. Tentukan tempat kedudukan tengah-tengah AB.
3. Diketahui seperti soal nomor 2. Titik C terletak pada AB, sehingga AC : CB = 2 : 3.
Tentukan tempat kedudukan titik C.
4. Diketahui seperti soal nomor 2. Di A dan di B ditarik garis-garis yang tegak lurus sumbu
x dan sumbu y. Tentukan tempat kedudukan titikpotong kedua garistegaklurus itu.
5. Diketahui sebuah lingkaran dan sebuah titik P. Tentukan tengahtengah semua
garishubung titik P dengan titik-titik pada lingkaran.
6. Tentukan tempat kedudukan semua titik yang mempunyai Kuasa tetap (= k) terhadap
lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑟 2
7. Pada sumbu-x terletak titik P, dan pada sumbu-y titik Q sedemikian, sehingga OP + OQ
= 2k. Tentukan tempat kedudukan tengah-tengah segmen garis PQ.
8. Tentukan tempat kedudukan titik-titik yang terhadap lingkaran L1 = 0 dan lingkaran L2
= 0 mempunyai kuasa yang berbanding p : q. Selidiki tempat kedudukan itu untuk p =
q.
9. Diketahui dua titik A dan B. Tentukan tempat kedudukan tithctitik P, kalau selalu
berlaku PA2 + PB2 = k2. Bandingkan tempat kedudukan ini dengan hasil soal no. 1.
10. Diketahui dua titik A dan B. Tentukan tempat kedudukan titik P, jika selalu berlaku tan
PAB = k. tan PBA.
Carilah persamaan tempat kedudukan titik-titik dengan syarat-syarat yang diketahui
berikut:
11. Berjarak 5 dari titik (2, 3).
12. Berjarak sama terhadap titik A(7, 4) dan B(1, –2).
13. Berjarak sama terhadap titik (3, 6) dan terhadap sumbu-x.
14. Jaraknya terhadap titik asal sama dengan dua kali dari jarak titik tersebut terhadap
titik (2, 3).
15. Jaraknya dari titik (6, 0) sama dengan dua kali dari jarak titik tersebut terhadap
sb-y.
16. Jaraknya dari titik (6, 0) sama dengan setengah kali dari jarak titik tersebut terhadap
sb-y.
17. Jaraknya dari titik (6, 0) sama dengan setengah kali dari jarak titik tersebut terhadap
titik (–6, 0).
18. Jaraknya dari titik (6, 0) sama dengan dua satuan lebih panjang terhadap jaraknya
dengan titik asal.
19. Kuadrat jaraknya terhadap titik pusat sama dengan jaraknya terhadap titik (3, 4).
20. Perkalian jarak titik dari titik (5, 0) dan (–5, 0) sama dengan 25.
21. Jumlah jarak titik dari titik (4, 0) dan (–4, 0) sama dengan 10.
22. Selisih jarak titik dari titik (5, 0) dan (–5, 0) sama dengan 8.

Page | 82
5.5. Perpotongan Antar Kurva Irisan Kerucut

Jika tempat kedudukan dua persamaan berpotongan, maka koordinat masing-masing


titik potongnya harus memenuhi kedua persamaan tersebut. Oleh karena itu dalam
menentukan titik-titik potong dua kurva dikenal sebagai persamaan simultan dan
penyelesaiannya menggunakan metoda aljabar yang telah dikenal. Koordinat titik potong
kedua kurva tersebut berupa pasangan penyelesaian bilangan real. Penyelesaian yang
menghasilkan bilangan imajiner, meskipun valid secara aljabar, tetapi tidak bisa diterima
dalam pengertian secara geometrik, karena koordinat semua titik adalah bilangan real.

Contoh 5.6:
Tentukan titik potong tempat kedudukan yang persamaannya
x2 + y2 = 25 (1), dan 4x2 – 9y = 0 (2)
Jawab:
Dalam menyelesaikan persamaan simultan tersebut, dapat dilakukan dengan beberapa cara
yang dikenal dalam aljabar seperti substitusi atau eleminasi variabel. Misalkan diselesaikan
dengan cara eleminasi, maka langkah-langkahnya adalah:
4  (1) 4x2 + 4y2 = 100
(2) 4x2 – 9y = 0
4  (1) – (2) 4y + 9y = 100
2

Persamaan kuadrat yang diperoleh adalah, 4y2 + 9y – 100 = 0, dan dapat diselesaikan dengan
cara pemfaktoran yaitu;
4y2 + 9y – 100 = 0
 (y – 4)(4y + 25) = 0
25
 y = 4 atau y = – 4
Dengan metode substitusi y = 4 pada salah satu dari persamaan (1) atau (2) didapat x = 
25 15
3. Sedangkan dengan metode substitusi y = – 4 didapat x =  4 i. Jadi himpunan
penyelesaian dari persamaan simultan (1) dan (2) yaitu:
15 25 15 25
(3, 4), (–3, 4), ( 4 i, – 4 ), (– 4 i, – 4 ).
Dua jawaban pertama merupakan titik potong dari kurva yaitu (3, 4) dan ( –3, 4), dan
dua jawaban terakhir tidak tampak pada grafik karena imajiner.

Contoh 5.7:
Carilah titik potong kurva dari sistem persamaan:
−5𝑥 2 + 2𝑦 2 = 13 … (1)
{ 2
3𝑥 + 4𝑦 2 = 39 … . (2)
Jawab:
Persamaan (1) merupakan persamaan hiperbola vertikal yang mempunyai titik pusat di (0,
0). Persamaan (2) merupakan persamaan ellips horizontal dengan pusat di (0, 0). Dengan
cara mengeliminasi suku-y pada kedua persamaan, diperoleh:
−5𝑥 2 + 2𝑦 2 = 13 × 2 −10𝑥 2 + 4𝑦 2 = 26
3𝑥 2 + 4𝑦 2 = 39 × 1 3𝑥 2 + 4𝑦 2 = 39 −
−13𝑥 2 = −13
𝑥2 = 1
𝑥 = 1 atau 𝑥 = −1
Dengan metode substitusi x = 1 dan x = –1 pada persamaan (1), didapatkan
−5(1)2 + 2𝑦 2 = 13 −5(−1)2 + 2𝑦 2 = 13
2𝑦 2 = 18 2𝑦 2 = 18
2
𝑦 =9 𝑦2 = 9

83 |Page
𝑦 = 3 atau 𝑦 = −3 𝑦 = 3 atau 𝑦 = −3
Karena masing-masing nilai x =1 dan x = –1 dihasilkan dua nilai y, maka penyelesaian dari
sistem persamaan tersebut terdapat 4 pasangan terurut, yaitu (1, 3), (1, –3), (–1, 3), dan (–1,
–3). Sketsa Grafik sistem persamaan tersebut dapat ditunjukkan pada gambar 5.12 berikut
ini.
Sb y
−5𝑥 2 + 2𝑦 2 = 13

(-1,3) (1,3)

3𝑥 2 + 4𝑦 2 = 39

o Sb x

(-1,-3) (1,-3)

Gambar 5.12
Contoh 5.8:
Tentukan titik potong dua grafik yang dibentuk oleh persamaan-persamaan x2 – y = 4 dan y2
– x2 = 16.
Jawab:
Untuk menentukan titik potong dua grafik, kita terlebih dahulu harus menyelesaikan sistem
persamaan nonlinear berikut.
𝑥2 − 𝑦 = 4
{ 2
−𝑥 + 𝑦 2 = 16
Persamaan pertama adalah persamaan parabola vertikal, sedangkan persamaan kedua
adalah hiperbola vertikal yang memiliki titik pusat di (0, 0). Dengan cara mengeliminasi suku
yang memuat x pada kedua persamaan, didapatkan
𝑥2 − 𝑦 = 4
{ 2
−𝑥 + 𝑦 2 = 16 +
𝑦 2 − 𝑦 = 20
(𝑦 − 5)(𝑦 + 4) = 0
𝑦 = 5 atau 𝑦 = −4
Dengan metode substitusi y = 5 dan y = –4 ke persamaan pertama, didapat:
𝑥2 − 5 = 4 𝑥 2 − (−4) = 4
2
𝑥 =9 𝑥2 = 0
𝑥 = ±3 𝑥=0
Dengan metode substitusi y = 5 didapat dua nilai x, sedangkan dengan metode substitusi y
= –4 didapat satu nilai x. Sehingga, grafik kedua persamaan tersebut berpotongan di tiga
titik, yaitu (3, 5), (–3, 5), dan (0, –4). Hasil perhitungan secara analitik tersebut didukung oleh
grafik parabola dan hiperbola dari persamaan-persamaan yang diketahui (Gambar 5.13).

Page | 84
Sb y

(-3,5) (3,5)
(0,4) 𝑥2 − 𝑦 = 4

o Sb x
(0,-4)
−𝑥 2 + 𝑦 2 = 16

Gambar 5.13
Tiga contoh di atas merupakan metode-metode yang digunakan untuk menyelesaikan
sistem persamaan dari keluarga irisan kerucut. Penyelesaian tersebut, jika ada, merupakan
pasangan-pasangan terurut yang dinyatakan sebagai titik-titik potong dari grafik persamaan-
persamaan yang diberikan.

Latihan 5 B
Pada soal 1 – 14 tentukan titik potong dari pasangan persamaan tempat kedudukan yang
diberikan:
1. y = x2, y = x.
2. y = x2 – 2, y = x + 4.
3. y = x – 4x,
2 y = 16 – x2
4. x + y = 25,
2 2 x – 7y = –25.
5. 4y = x2, 4x = y2.
6. x + y = 5,
2 x2 + y2 = 25.
7. y = x2 – 2x, y = 4 – x2.
8. y = ½x – 2x – 1,
3 y + 1 = 0.
9. y = x2, y = 4 – x2.
10. x2 + y2 = 36, x2 + y = 6.
11. x + y = 9,
2 2 y = x2 + 3.
12. x + y = 4,
2 2 y = x2 – 2.
13. x3 = 3y, y = 3x.
14. 2x = y ,2 4y = x3.
15. Carilah jarak antara titik-titik potong tempat kedudukan dengan persamaan x2 – 6x + 7y
– 19 = 0 dengan x2 + y2 = 25.
16. Carilah kemiringan garis yang menghubungkan titik potong tempat kedudukan yang
persamaannya: y = 4 – x2 dengan y = x2 + 4x + 4

85 |Page

Anda mungkin juga menyukai