Tim Penyusun:
Kelompok 7
Ananda Dikky Nur Efendi (220732602732) (Ketua)
Dian Puspita Sari (220331606485)
Muhammad Bayu Yusuf ` (220312611693)
Rega Pratama (220342605212)
Dosen Pengampu:
Mochammad Rizal Ramadhan, M.Pd
PENDAHULUAN
Berdasarkan pada rumusan masalah yang ada, tujuan dari penelitian ini
adalah:
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
ٰ ِ ََولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِ ٓى َءا َد َم َو َح َم ْل ٰنَهُ ْم فِى ْٱلبَ ِّر َو ْٱلبَحْ ِر َو َر َز ْق ٰنَهُم ِّمنَ ٱلطَّيِّ ٰب
ٍ ِت َوفَض َّْلنَهُ ْم َعلَ ٰى َكث
ير ِّم َّمن خَ لَ ْقنَا
ِ تَ ْف
ضي ًل
Maksud ayat tersebut adalah, Allah memuliakan semua manusia, baik manusia
beragama Islam maupun yang non Islam, Dia memberikan kemudahan kepada
manusia supaya bias menguasai daratan dan lautan untuk mencukupi
kehidupannya. Dari segi fisik, manusia diciptakan dengan fisik yang
paripurna, dan dari segi psikis, manusiadiberi akal pikiran dan potensi fithrah
yang jauh lebih unggul dari makhluk lainnya. Dengan demikian, manusia
dilantik oleh Allah untuk menjadi khalifah dalam rangka untuk mengurus alam
jagat raya ini, memelihara dan melestarikan, membangun peradaban, agar
kehidupan berperan sebagai masyarakat madani dan manusia diberi kelebihan
dan peranan untuk mampu menjaga ekosistem.
c) Ibrahim Anis
Menjelaskan bahwa akhlak adalah suatu kondisi atau sifat yang
terpatri dan meresap dalam jiwa, sehingga si pelaku perbuatan
melakukan sesuatu itu secara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat,
Sifat yang telah meresap dan terpatri dalam jiwa itu juga disyaratkan
dapat menimbulkan perbuatan perbuatan yang mudah dan tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan lagi.
d) Ahmad Ahmin
Menjelaskan bahwa ‘adah adalah perbuatan yang dilakukan
berdasarkan kecenderungan hati yang selalu diulang-ulang tanpa
pemikiran dan pertimbangan yang rumit , sedangkan yang melakukan
iradah ialah menangnya keinginan untuk melakukan sesuatu setelah
mengalami kebimbangan untuk menetapkan pilihan terbaik diantara
beberapa alternatif.
e) Zakki Mubarak
Beliau menegaskan bahwa arti kehendak itu adalah sesuatu
yang membangkitkan hati pada apa yang ia ketahui yang sesuai dengan
tujuan, baik itu tujuan sementara atau pun tujuan yang akan dating.
Dari beberapa definisi diatas disepakati bahwa akhlak itu adalah sifat
yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga ia akan muncul secara
spontan apabila dibutuhkan, tanpa memerlukan pemikiran atau
pertimbangan terlebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari
luar. Kembali pada masalah akhlak yang dibatasi sebagai sebagai suatu
kondisi atau sifat yang tertanam dalam jiwa manusia.
Ayat ini menginformasikan kepada umat manusia, bahwa Nabi Muhammad SAW
memiliki pahala dan kebajikan yang tidak pernah putus-putusnya, dan Nabi
Muhammad itu benar-benar memiliki akhlak yang paling agung. Karena itulah,
Nabi dijadikan sebagai uswah, firman Allah ‘Azza wa Jalla:
لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َرسُوْ ِل هّٰللا ِ اُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكانَ يَرْ جُوا هّٰللا َ َو ْاليَوْ َم ااْل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ْير ًۗا
Artinya : Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS al-Ahzab (33) : 21)
Disamping al-Qur’an yang informasinya bersifat benar, bahwa pada diri
Rasulullah itulah benar-benar terdapat suri tauladan yang baik. Manusia yang
menjadikan Nabi suri tauladan tersebut adalah manusia yang selalu berharap
kepada Allah, beriman kepada hari pembalasan dan mereka selalu banyak
mengingat dan menyebut nama Allah.
Akhlak adalah kumpulan norma, tata krama, dan sikap yang dianggap baik
dan mulia dalam suatu masyarakat atau agama. Dasar konsep akhlak meliputi:
1. Kebaikan: memperlakukan orang lain dengan baik dan adil
2. Kepedulian: memperhatikan dan membantu kebutuhan orang lain
3. Intergritas: menjaga kredibilitas dan memegang teguh pada prinsip moral
4. Tanggung jawab: bertanggung jawab atas Tindakan dan pilihan yang diambil
5. Jujur: mengatakan kebenaran dan tidak berbohong
6. Keramahtamahan: menjaga hubungan baik dengan orang lain melalui sikap
ramah dan sopan.
Akhlak dapat dibentuk berdasarkan asumsi, bahwa akhlak adalah hasil dari
usaha pembinaan, bukan terjadi dengan sendirinya. Proses pembentukan akhlak
dapat dilakukan antara lain melalui pembiasan, keteladanan, dan refleksi diri.
2.4.2 Pembiasaan
Secara spesifik, pembiasaan sebagai strategi untuk membentuk akhlak
yang baik dapat dilakukan dengan langkah-langkah sistematik. Lickona
(dalam El Mubarak, 2008) menegaskan bahwa untuk membentuk karakter dan
nilai-nilai yang baik diperlukan pengembangan yang integral meliputi
pengetahuan tentang perbuatan baik, kesadaran tentang hal baik, dan tindakan
baik. Hal ini diperlukan agar individu mampu memahami, merasakan dan
mengerjakan sekaligus nilai-niai kebaikan.
2.4.3 Keteladanan
Prinsip keteladanan ini sangat efektif dilakukan karena fitrah manusia
adalah lebih kuat untuk dipengaruhi dari melihat contoh disekitarnya
(Syafri,2012). Demikian pula ditegaskan Muhaimin (1993) bahwa setiap
individu memiliki kecenderungan belajar melalui peniruan terhadap kebiasaan
dan tingkah laku orang-orang di sekitarnya. Akhlak itu tidak hanya dibentuk
melalui instruksi dan anjuran saja, melainkan harus diperlukan dengan contoh
teladan yang baik dan nyata dari diri dan lingkungan sekitar.
1) Menutup aurat
2) Longgar, sehingga tidak membentuk lekukan tubuh
3) Berbahan tebal, tidak transparan
4) Tidak menggunakan pakaian syuhrah (sensaional)
5) Tidak menyerupai pakaian lawan jenis
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang kami gunakan adalah metode penelitian kualitatif, karena
bertujuan menjelaskan fenomena dengan mendalam dan dilakukan dengan
mengumpulkan data secara lebih terperici dengan menggunakan teknik pengumpulan data
berupa wawancara dengan para santriwati yang andil dalam studi kasus yang kelompok
kami lakukan dan menggunakan studi literature atau studi pustaka untuk sebagai
pengembangan informasi untuk penyusunan makalah yang kami buat. Instrumen yang
kami gunakan sebagai pendukung terlaksananya metode penelitian adalah berupa
rekaman suara, foto dokumentasi, dan notulensi hasil wawancara.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Bentuk Penyimpangan Akhlak Pada Santri Pondok Pesantren Annuriyah Malang
Pondok pesantren Annuriyah menerapkan peraturan tata tertib yang sudah
ditetapkan secara ketat. Santri yang melanggar peraturan dicatat oleh Sie Keamanan
Santri. Peraturan dibuat oleh para pengurus pondok bertujuan untuk membuat santri
lebih giat lagi dalam belajar dan juga lebih disiplin dalam berperilaku. Berdasarkan
hasil wawancara santri yang melakukan penyimpangan perilaku dengan melanggar
tata tertib pondok disebabkan karena adanya belum terbiasa dengan lingkungan
pondok dan juga ketidak peduliannya terhadap peraturan tata tertib yang dibuat oleh
para pengurus pondok. Peraturan dibuat untuk ditaati para santri. Jika ada yang
melanggar maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang
dilakukannya berat, sedang atau ringan dan mendapatkan pembinaan dari Sie
Kemaanan Santri.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Walaupun sudah diterapkan peraturan tata tertib yang ketat, ternyata masih
terdapat penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh para santri Pondok Pesantren
Annuriyah. Bentuk penyimpangan perilaku yang masih dilakukan santri, seperti
melanggar tata tertib pondok pesantren, misalnya bolos, terlambat shalat berjamaah, tidak
sholat berjamaah, menyimpan menggunakan barang-barang elektronik (handphone), tidak
mengikuti kegiatan wajib pondok, membawa novel, keluar lingkungan pondok tanpa izin,
dan berkata jorok. Selain itu, masih terdapat tindak penyimpangan dalam kategori berat,
yaitu mencuri barang-barang milik temannya dan ketahuan jika berpacaran (bermesraan)
di lingkungan Pondok Pesantren Annuriyah.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat kita ketahui pentingnya sosialisasi
berkaitan dengan tata tertib terhadap para santri oleh pengurus perlu ditingkatkan, selain
itu juga dapat diberikan siraman rohani atau pembelajaran moral melalui ceramah tiap
hari Minggu pagi, membuat artikel-artikel Islami perlu diadakan dengan cara
menempelkan di mading-mading yang ada, dan memberikan apresiasi ke pada santri atas
usaha mereka yang sudah bisa menahan diri agar tidak melakukan pelanggaran. Selain
itu, pihak pengurus
DAFTAR PUSTAKA
(Anam et al., 2019)Anam, S., Degeng, I. N. S., Murtadho, N., & Kuswandi, D. (2019). The moral
education and internalization of humanitarian values in pesantren. Journal for the Education of
Gifted Young Scientists. https://doi.org/10.17478/jegys.629726
Rahmawati, I. (2013). POLA PEMBINAAN SANTRI DALAM MENGENDALIKAN PERILAKU MENYIMPANG
DI PONDOK PESANTREN SABILUL MUTTAQIN, DESA KALIPURO, KECAMATAN PUNGGING,
MOJOKERTO. Kajian Moral Dan Kewarganegaraan.
Anam, S., Degeng, I. N. S., Murtadho, N., & Kuswandi, D. (2019). The moral education and
internalization of humanitarian values in pesantren. Journal for the Education of Gifted Young
Scientists. https://doi.org/10.17478/jegys.629726
Wibowo, A. H. (2020). Relevansi Pendidikan Karakter dalam Perspektif Filsafat Al-Ghazali. Al-I’jaz :
Jurnal Studi Al-Qur’an, Falsafah Dan Keislaman. https://doi.org/10.53563/ai.v2i2.42
Ulfah, N., Hidayah, Y., & Trihastuti, M. (2021). URGENSI ETIKA DEMOKRASI DI ERA GLOBAL:
MEMBANGUN ETIKA DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT BAGI MASYARAKAT AKADEMIS
MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Jurnal Kewarganegaraan.
https://doi.org/10.31316/jk.v5i2.1576
Shaik Abdullah Hassan Mydin, Abdul Salam Muhamad Shukri, & Mohd Abbas Abdul Razak. (2020).
Peranan akhlak dalam kehidupan: Tinjauan wacana akhlak Islam. Jurnal Islam Dan Masyarakat
Kontemporari.
Mustopa, M. (2018). BAIK BURUK DALAM PRESPEKTIF ILMU AKHLAK. JURNAL YAQZHAN: Analisis
Filsafat, Agama Dan Kemanusiaan. https://doi.org/10.24235/jy.v4i2.3553
Fauzi, M., Firdaus, M. Y., Fikra, H., & Vera, S. (2021). Akhlak Menuntut Ilmu Menurut Hadis serta
Pengaruh Zaman terhadap Akhlak Para Peserta Didik. Jurnal Riset Agama.
https://doi.org/10.15575/jra.v1i3.15375
Sri Handayani, N., Abdussalam, A., & Supriadi, U. (2021). Akhlak Peserta Didik dalam Menuntut Ilmu:
Sebuah Pemikiran Reflektif KH. Hasyim Asy’ari dalam Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan
Agama Islam Al-Thariqah. https://doi.org/10.25299/al-thariqah.2021.vol6(2).8105
Ah. Syamli, & Firdausi. (2018). STRATEGI KYAI DALAM PEMBINAAN DAN PEMBENTUKAN MORAL
SANTRI DI MA’HAD TAHFIDZ AL-QUR’AN ZAINUL IBAD PRENDUAN. JPIK.
Izzah, L., & Hanip, M. (2018). Implementasi Pendidikan Akhlak dalam Pembentukan Akhlak
Keseharian Santri. LITERASI (Jurnal Ilmu Pendidikan).
https://doi.org/10.21927/literasi.2018.9(1).63-76
Hermansyah, H., & Julaeha, S. (2020). METODE PEMBIASAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN DALAM
MEMBENTUK AKHLAKUL KARIMAH SANTRI DINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH AL ISTIQOMAH.
Iktisyaf: Jurnal Ilmu Dakwah Dan Tasawuf. https://doi.org/10.53401/iktsf.v2i1.12
Rokayah. (2015). Penerapan Etika dan Akhlak dalam Kehidupan Sehari-hari. TERAMPIL: Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar.
Urrahim, K. (2022). POLA PEMBELAJARAN TA’LIM MUTA’ALLIM DAN IMPLEMENTASI NILAI-NILAI
ETIKA BELAJAR DI PESANTREN DARUT TAUHID DUSUN ULU SUNGGAI. Lingua Franca:Jurnal
Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya. https://doi.org/10.30651/lf.v6i1.12119
Munirah. (2017). Akhlak Dalam Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Dasar Islam.
Habibah, S. (2015). Akhlak dan Etika Islam. Jurnal Pesona Dasar.
Munandar, U. A. (2008). Adab Berpakaian Bagi Muslimah. Adab Berpakaian Bagi Muslimah Sumber:
Https://Muslimah.or.Id/80-Adab-Berpakaian-Bagi-Muslimah.Html.
Ahmala, M. (2020). Sistem Pendidikan Akhlak dalam Bermedia Sosial bagi Siswa. 1st International
Conference on Morality (InCoMora) 2020; Dignity and Rahmatan Li Al-Alamin.
Wardiani, I., & Suryatman, H. . (2018). PERAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT DALAM
MEMBENTUK KEPRIBADIAN DAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA SMP DI WILAYAH PESISIR
MUNDU KABUPATEN CIREBON. Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi.
https://doi.org/10.24235/edueksos.v7i2.3165
Muslim, M., Hayyie Al-Kattani, A., & Supraha, W. (2019). KONSEP ADAB PENUNTUT ILMU MENURUT
IBN ABD AL-BARR DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN NASIONAL. Tawazun: Jurnal
Pendidikan Islam. https://doi.org/10.32832/tawazun.v10i2.1164
Arif, M. (2019). ADAB PERGAULAN DALAM PERSPEKTIF AL-GHAZÂLÎ: Studi Kitab Bidâyat al-Hidâyah.
Islamuna: Jurnal Studi Islam. https://doi.org/10.19105/islamuna.v6i1.2246
Achlami HS, M. (2018). Internalisasi Kajian Kitab Akhlak Tasawwuf dan Pendidikan Karakter di
Pesantren Al-Hikmah Bandar Lampung. Analisis: Jurnal Studi Keislaman.
https://doi.org/10.24042/ajsk.v18i1.3302
Gumilang, R., & Nurcholis, A. (2018). PERAN PONDOK PESANTREN DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER SANTRI. Comm-Edu (Community Education Journal).
https://doi.org/10.22460/comm-edu.v1i3.2113