DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
DOSEN PENGAMPU:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas rahmat,
karunia serta kasih sayangnya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Islam
dan Ilmu Pengetahuan ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya
uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa pula saya ucapkan
terima kasih kepada Ibu. Mutia Dewi, M.Pd.I .selaku dosen mata kuliah Islam dan
ilmu Pengetahuan. Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih
banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan
materi pembahasan maupun dengan teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah
usaha maksimal kami selaku para penulis usahakan. Semoga dalam makalah ini
para pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan diharapkan kritik
yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan
sebagaimana mestinya.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................4
BAB 2......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1 Konsep Pendidikan Islam...............................................................................5
2.2 PROBLEMATIK PENDIDIKAN ISLAM DI ERA GLOBALISASI............8
2.3 SOLUSI PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ISLAM DI ERA
GLOBALISASI..................................................................................................13
2.4 TANTANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI ERA GLOBALISASI........14
BAB 3....................................................................................................................17
KESIMPULAN......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................18
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.
Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama
bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam
kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui
pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat
1
Pendidikan Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk
membentuk pribadi Muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia
baik yang berbentuk jasmani maupun rohani. Pendidikan Agama merupakan
upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia
dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci
Al-Quran dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta
penggunaan pengalaman
Keuntungan yang akan kita terima dalam penelitian ilmiah islam khusus agar
kami dapat memberikan saran dan pelajaran hidup berdasarkan al-qur'an dan
hadits, dan dapat diketahui yang mana mana yang baik dan mana yang buruk.
Karena diri kita sendiri, kita bisa menjadi lebih dekatkepada allah swt. Bangun
kebiasaan berpikirlah secara ilmiah, dinamis dan kritis tentang permasalahan
disekitarnya pendidikan agama islam. Sediakan platform berpikir secara
komprehensif tentang ajaran islam dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu
pengetahuan berkembang oleh para intelektual di luar islam.
2
Umat islam tetap harus mampu kondisi pendidikan islam juga dirimu sendiri.
Aplikasi pendidikan sebuah islam yang tidak berarti apa-apa landasan islam itu
sendiri memberikan dampak negatif terhadap pendidikan islam. Pendidikan islam
berpotensi tersesat dari ajaran islam. Karena itu umat islam seharusnya tidak
hanya itu peduli seumur hidup mana yang berbau teknologi, tapi mana yang benar,
yang mereka lakukan adalah menerima globalisasi tanpa harus melupakan ajaran
Islam.
Globalisasi menyebabkan perubahan sosial pada diri individu, tidak jarang itu
pun membuat seorang lebih jauh dari akhlak yang semestinya. Ketika kita
temukan anak seusia sekolah dasar, yang telah dikenalkan dengan telepon
genggam, di luar pengawasan, anak itu telah mengenal banyak hal lewat aplikasi-
aplikasi yang termuat di dalamnya, dan itu membuat kecenderungan dirinya
menjadi lebih dekat dengan telepon genggam dibanding dengan orang tuanya
sekalipun. Secara tidak langsung anak tersebut telah dibudakkan oleh telepon
genggam dan pasti akhlaknya terkikis sedikit demi sedikit jika tidak ada
bimbingan dan didikan yang lebih intens
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan pokok masalah yang
di pertanyakan dalam penelitian sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Penelitian ini sebagai sumbangan pikiran bagi ilmu pengetahuan dalam
bidang pendidikan islam
2. Secara praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dalam
penanaman akhlak bagi para praktisi pendidikan islam di lingkungan
lembaga pendidikan agama Islam, pendidik khususnya ilmu agama Islam,
dan orang tua.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
Dalam definisi diatas terlihat jelas bahwa pendidikan Islam itu membimbing
anak didik dalam perkembangan dirinya, baik jasmani maupun rohani menuju
terbentuknya kepribadian yang utama pada anak didik nantinya yang didasarkan
5
pada hukum-hukum islam. Beberapa ahli pendidikan Islam memberikan definisi
pendidikan Islam dari berbagai sudut pandang yang berbeda secara redaksional,
diantaranya adalah:
Dalam ilmu pendidikan Islam, beberapa istilah bahasa Arab yang sering
digunakan oleh para ulama untuk mendefinisikan pendidikan Islam berbeda-beda,
walaupun kadang dibedakan, tetapi sering disamakan, yaitu al-tarbiyah, al-ta'dib
dan al-ta'lim Sayid Muhammad al-Naquib al-Attas lebih menyukai ungkapan al-
ta'dib untuk menyampaikan makna pendidikan dibandingkan dengan ungkapan
lainnya, karena al-ta'dib berarti pendidikan hanya untuk manusia, sedangkan
ungkapan altarbiyah dan alta'lim berlaku untuk makhluk lain (binatang).
6
Dan di bawah ini kami akan mencoba menjelaskan penyebutan pendidikan Islam
dalam bahasa Arab satu per satu.
1. Istilah At-Tarbiyah
Istilah al-tarbiyah berasal dari kata rabb, meskipun kata rabb memiliki
banyak arti, namun arti dasarnya adalah menumbuhkan, mengembangkan,
memelihara, mengatur, melestarikan (keberadaan). Secara etimologis, kata
“Altarbiyah” berasal dari tiga kata dasar, yaitu Rabba-yarbu yang artinya
tumbuh, tumbuh dan berkembang. Abdurrahman al-Nahlawi berpendapat
bahwa pengertian pendidikan Islam yang tersirat dalam istilah al-tarbiyah
meliputi atas empat unsur pendekatan yaitu:
2. Al-Ta'lim
Kata ta'lim berasal dari akar kata "allama - yu'allimu - ta'lîm". Ahli bahasa
mendefinisikan kata ta'lim sebagai pengajaran, misalnya 'allamahu al-'ilma
yang berarti mengajarkan ilmu, dan tarbiyah berarti latihan. Jika kita lihat ke
belakang, al-ta'lim telah digunakan sejak awal tahun 1990-an. pelaksanaan
pendidikan Islam. Para ahli pendidikan berpendapat bahwa al-ta'lim diartikan
7
lebih luas dari pada al-ta'dibi dan al-ta'dibi. Hal ini juga diperkuat dengan
pendapat Abdul Fattah yang mengungkapkan bahwa istilah al-ta’lim lebih
tepat digunakan untuk mendefinisikan pendidikan.
3. Al-Ta'dib
1. Faktor Internal
a. Relasi Kekuasaan dan Orientasi Pendidikan Islam
8
memakmurkan kehidupan dan memelihara lingkungan. Tujuan pendidikan
yang selama ini diorientasikan memang sangat ideal bahkan, lantaran terlalu
ideal, tujuan tersebut tidak pernah terlaksana dengan baik.
b. Masalah Kurikulum.
Sistem sentralistik terkait erat dengan birokrasi atas bawah yang sifatnya
otoriter yang terkesan pihak “bawah” harus melaksanakan seluruh keinginan
pihak “atas”. Dalam system yang seperti ini inovasi dan pembaruan tidak akan
muncul. Dalam bidang kurikulum sistem sentralistik ini juga mempengaruhi
output pendidikan. Tilaar menyebutkan kurikulum yang terpusat,
penyelenggaraan sistem manajemen yang dikendalikan dari atas telah
menghasilkan output pendidikan manusia robot. Selain kurikulum yang
sentralistik, terdapat pula beberapa kritikan kepada praktik pendidikan
berkaitan dengan saratnya kurikulum sehingga seolah-olah kurikulum itu
kelebihan muatan. Hal ini mempengaruhi juga kualitas pendidikan. Anak-anak
terlalu banyak dibebani oleh mata pelajaran.
c. Pendekatan/Metode Pembelajaran
9
pendidikan genap 20% hingga tahun 2009 sebagaimana yang dirancang dalam
anggaran strategis pendidikan
e. Biaya Pendidikan
10
termaktub dalam UUD 45 hasil amandemen, serta UU Sisdiknas No. 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional yang memerintahkan negara
mengalokasikan dana minimal 20% dari APBN dan APBD di masing-masing
daerah, namun hingga sekarang belum terpenuhi. Bahkan, pemerintah
mengalokasikan anggaran pendidikan genap 20% hingga tahun 2009
sebagaimana yang dirancang dalam anggaran strategis pendidikan.
2. Faktor Eksternal
a. Dichotomic
b. To General Knowledge
11
Persoalan besar lainnya yang menjadi penghambat kemajuan dunia
pendidikan islam ialah rendahnya semangat untuk melakukan
penelitian/penyelidikan. Syed Hussein Alatas merujuk kepada pernyataan The
Spiritus Rector dari Modernisme Islam, Al Afghani, Menganggap rendahnya
“The Intellectual Spirit” (semangat intelektual) menjadi salah satu faktor
terpenting yang menyebabkan kemunduran Islam di Timur Tengah.
d. Memorisasi
Hal ini pada gilirannya menjadikan belajar lebih banyak bersifat studi
tekstual daripada pemahaman pelajaran yang bersangkutan. Hal ini
menimbulkan dorongan untuk belajar dengan sistem hafalan (memorizing)
daripada pemahaman yang sebenarnya. Kenyataan menunjukkan bahwa abad-
abad pertengahan yang akhir hanya menghasilkan sejumlah besar karya-karya
komentar dan bukan karya-karya yang pada dasarnya orisinal.
e. Certificate Oriented
Pola yang dikembangkan pada masa awal-awal Islam, yaitu thalab al’ilm,
telah memberikan semangat dikalangan muslim untuk gigih mencari ilmu,
melakukan perjalanan jauh, penuh resiko, guna mendapatkan kebenaran suatu
hadits, mencari guru diberbagai tempat, dan sebagainya. Hal tersebut
memberikan isyarat bahwa karakteristik para ulama muslim masa-masa awal
didalam mencari ilmu adalah knowledge oriented. Sehingga tidak
mengherankan jika pada masa-masa itu, banyak lahir tokoh-tokoh besar yang
memberikan banyak konstribusi berharga, ulama-ulama encyclopedic, karya-
karya besar sepanjang masa. Sementara, jika dibandingkan dengan pola yang
12
ada pada masa sekarang dalam mencari ilmu menunjukkan kecenderungan
adanya pergeseran dari knowledge oriented menuju certificate oriented
semata.
13
mengatasi tantangan tersebut. Melakukan nazhar dapat berarti attaammul wa
al’fahsh, yakni melakukan perenungan atau menguji dan memeriksanya secara
cermat dan mendalam, dan bias berarti taqlib albashar wa al-bashirah li idrak al-
syai’ wa ru’yatihi, yakni melakukan perubahan pandangan (cara pandang) dan
cara penalaran (kerangka pikir) untuk menangkap dan melihat sesuatu, termasuk
di dalamnya adalah berpikir dan berpandangan alternatif serta mengkaji ide-ide
dan rencana kerja yang telah dibuat dari berbagai perspektif guna mengantisipasi
masa depan yang lebih baik
14
mampu bersaing pada level kebudayaan di tingkat global. Berdasarkan uraian di
atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam memandang perkembangan iptek
sebagai tantangan yang harus dihadapi dan dikuasai, sehingga generasi muslim
tidak tertinggal oleh kebudayaan yang berkembang. Konteks ini ada dua hal yang
penting untuk dipikirkan, yaitu (1) bagaimana supaya perkembangan iptek tidak
terlepas dari nilai-nilai ajaran Islam; (2) bagaimana pendidikan Islam dapat
berkonstribusi bagi kemajuan iptek di masa depan.
2. Demokratisasi
3. Bidang Budaya
15
Hal ini merupakan sebuah tantangan yang mutlak dijawab oleh pendidikan
Islam dengan tujuan dan cita-citanya yang luhur, walaupun pada dasarnya Islam
sebagai sebuah sistem telah memberikan wacana tentang perubahan yang memang
harus terjadi demi mencapai tujuan hidup manusia yang dijadikan landasan tujuan
pendidikan Islam. Sebagaimana difirmankan Allah swt dalam QS al- Ra’d / 13 :
11
sendiri …”
16
BAB 3
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Syahrin, Perguruan Tinggi Islam di Era Globalisasi, Cet. I, (Yogyakarta:
IAIN Sumatera Utara, 1998)
Indra, Hasbi, Pendidikan Islam Melawan Globalisasi, Cet. II (Jakarta: Rida Mulia,
2005)
Dwistia, H., Sajdah, M., Elfina, N., & Awaliah, O. (2022). Pemanfaatan Media
Sosial Sebagai Media Pendidikan Agama Hindu. Ar Rusyd: Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 2(1), 81–97.
18