Anda di halaman 1dari 27

Pengaruh Minat Belajar, Perhatian Orang Tua dan Lingkungan

Sekolah terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas 12 SMAN 3


Nganjuk

Oleh:
Dina Mahardika Sari
22080555091

Dosen Pengampu:
Drs. Bambang Suyadi, M.Si.

JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS


FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan persoalan yang penting bagi kemajuan bangsa.


Hasil dari sebuah proses pendidikan dilihat dari prestasi belajar siswa. Prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai seseorang atau siswa berupa penguasaan
pengetahuan atau ketrampilan dalam waktu tertentu. Prestasi belajar Ekonomi
merupakan salah satu indikator untuk mengetahui keberhasilan proses pendidikan.
Proses pendidikan dikatakan berhasil ketika prestasi belajar siswa tinggi.

Pendidikan dipandang sebagai penentu untuk hari depan yang lebih cerah.
Sehingga banyak orang tua yang rela berkorban untuk pendidikan anakanaknya
hingga tamat sekolah atau perguruan tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang semakin besar pula harapan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik. Namun untuk mendapatkan pendidikan dibutuhkan pemilihan yang selektif.
Banyaknya lembaga pendidikan saat ini, sehingga menimbulkan banyaknya
persaingan. Setiap lembaga pendidikan yang berdiri memiliki banyak kelebihan
dan kekurangan, sehingga dibutuhkan pemilihan yang benar-benar selektif baik
dari kualitas lembaga, keunggulan lembaga, fasilitas lembaga, dll. Di era
globalisasi sekarang ini, persaingan lembaga pendidikan semakin kompetitif,
persaingan baik lembaga negeri maupun suwasta untuk menawarkan kualitas
terbaik dari lembaganya.

Dalam pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun


1945 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Berdasarkan pasal tersebut dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dan
Presiden Republik Indonesia menetapkan Undang-Undang No.20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam UU No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat
(1) menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah


minat belajar. Minat belajar adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu kegiatan atau aktivitas. SMA N 2
Nganjuk telah mengupayakan berbagai hal untuk menumbuhkan minat belajar
siswa. Upaya tersebut antara lain menciptakan lingkungan yang nyaman, fasilitas
belajar yang memadai, kegiatan pembelajaran yang menarik dan lain-lain. Ada
beberapa indikator yang bisa dipakai untuk melihat seberapa besar minat belajar
siswa. Indikator tersebut antara lain kegairahan atau semangat dalam mengikuti
pembelajaran, partisipasi aktif siswa, dan perhatian yang lebih besar pada
pelaksanaan pembelajaran (Djamarah, 2002: 132). Minat belajar siswa yang tinggi
untuk mata pelajaran tertentu membuat siswa semakin giat dalam belajar dan
berusaha untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Minat
belajar dan semangat 4 belajar yang tinggi akan meningkatkan prestasi belajar
siswa. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa.

Orang tua memiliki pengaruh yang yang cukup besar dala perkembangan
pendidikan anak. Hal ini terkait dengan perhatian yang diberikan orang tua kepada
anak. Ada beberapa indikator yang dapat dipakai untuk melihat perhatian orang
tua, yaitu: pemberian penghargaan dan hukuman, pemberian contoh, pemberian
motivasi berprestasi, dan menyediakan fasilitas belajar.

Pengaruh lingkungan terhadap karakter siswa di sekolah cukup besar,


karena sekolah adalah lingkungan sosial kedua setelah keluarga yang akan dikenal
oleh siswa. Dalam lingkungan sekolah, siswa merupakan subjek dan objek yang
memerlukan bimbingan dari orang lain untuk mengarahkan potensi yang
dimilikinya serta bimbingannya menuju kedewasaan yang berkarakter dengan
pembentukan karakter secara terus menerus diharapkan dapat membentuk siswa
yang berkarakter dan berakhlakul karimah.

Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah jenjang pendidikan menengah pada


pendidikan formal di Indonesia yang dilaksanakan setelah lulus dari Sekolah
Menengah Pertama (SMP) atau sederajat. Jenjang pendidikan ini dimulai dari
Kelas 10 sampai Kelas 12 dengan siswa yang umumnya berusia 15-18 tahun.
Pada tahun pertama yakni kelas 10, siswa mendapatkan pelajaran umum. Tetapi
pada tahun kedua atau Kelas 11, siswa SMA diwajibkan memilih salah satu dari 3
jurusan yang ada, yaitu Sains, Sosial, dan Bahasa yang kurikulumnya disesuaikan
dengan jurusan yang dipilihnya.

SMAN 3 Nganjuk merupakan salah satu sekolah menengah atas yang


berada di kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Kenyataan yang dijumpai di Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Nganjuk menunjukkan bahwa minat siswa pada
mata pelajaran ekonomi masih tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan dengan tidak
antusiasnya siswa selama proses pembelajaran. Siswa terlihat pasif, cenderung
mendengar dan mencatat apa saja yang disampaikan oleh guru sehingga
pembelajaran berjalan satu arah.

Pada saat diberikan kesempatan untuk bertanya sebagian besar siswa diam.
Hal ini membuat guru merasa kesulitan untuk mengetahui sampai dimana
kemampuan siswa dalam memahami konsep yang harus mereka kuasai. Untuk
mengatasi hal ini, guru sudah mencoba memvariasikan model dan metode
pembelajaran untuk menumbuhkan minat belajar namun ketidaksiapan siswa
dalam belajar dan rendahnya minat membuat proses pembelajaran menjadi satu
arah. Hal ini terbukti dengan rata-rata hasil Ujian Tengah Semester I Mata
Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XII SMA Negeri 3 Nganjuk Tahun Pelajaran
2023/2024 masih banyak yang berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di SMA Negeri 3
Nganjuk yaitu sebesar 77. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1 Pencapaian Nilai Ekonomi Kelas 12 SMAN 3 Nganjuk
Kelas Jumlah Siswa Tuntas Siswa Tidak Tuntas
Siswa Jumlah % Jumlah %
12 IPS 1 35 22 62,8% 13 37,2%
12 IPS 2 34 16 47% 18 53%
12 IPS 3 33 10 30,3% 23 69,7%
12 IPS 4 35 15 42,8% 20 57,2%
Jumlah 137 63 74

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dijelaskan bahwa sebanyak dari 137 jumlah
siswa, terdapat 74 siswa yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditetapkan yakni 77 pada mata pelajaran ekonomi di kelas XII
SMAN 3 Nganjuk. Penilaian tengah semester pelajaran ekonomi yang paling
rendah adalah kelas XII IPS 3 yakni sebanyak 23 siswa belum mencapai KKM.
Hal ini mengindikasikan adanya hambatan pada hasil belajar ekonomi yang
menyebabkan banyak siswa belum berhasil dalam pembelajaran tersebut. Oleh
karena itu peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Minat Belajar, Perhatian
Orang Tua, dan Lingkungan Sekolah terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa
Kelas XII SMAN 3 Nganjuk”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini


adalah:

1. Bagaimana pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa


kelas 12 SMAN 3 Nganjuk?
2. Bagaimana pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar ekonomi
siswa kelas 12 SMAN 3 Nganjuk?
3. Bagaimana pengaruh lingkungan sekolah terhadap hasil belajar ekonomi
siswa kelas 12 SMAN 3 Nganjuk?
4. Bagaimana pengaruh minat belajar, perhatian orang tua dan lingkungan
sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas 12 SMAN 3 Nganjuk?
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai dalam


penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa


kelas 12 SMAN 3 Nganjuk
2. Mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar ekonomi
siswa kelas 12 SMAN 3 Nganjuk
3. Mengetahui pengaruh lingkungan sekolah terhadap hasil belajar ekonomi
siswa kelas 12 SMAN 3 Nganjuk
4. Mengetahui pengaruh minat belajar, perhatian orang tua dan lingkungan
sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas 12 SMAN 3 Nganjuk

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah dalam usaha


meningkatkan prestasi belajar siswa dan peningkatan mutu pendidikan.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan informasi
yang bermanfaat untuk melakukan perbaikan-perbaikan dan
pengembangan yang berorientasi pada masa depan, utamanya pada
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar ekonomi.
3. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan pada sekolah
tentang pentingnya minat belajar siswa, perhatian orang tua dan
lingkongan sekolah terhadap hasil pembelajaran siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar

Dalam pembahasan mengenai faktor yang mempengaruhi belajar, dari


faktor internal dapat dibagi menjadi dua aspek, yaitu aspek fisiologis (jasmaniah)
dan aspek psikologis (rohaniah). Banyak faktor dalam aspek psikologis yang
dapat mempengaruhi belajar siswa. Namun, yang umumnya dianggap lebih
esensial yaitu tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa,
minat siswa dan motivasi belajar.

Minat belajar merupakan aspek psikis yang memiliki pengaruh cukup


besar terhadap pencapaian prestasi belajar. Minat dapat timbul karena adanya daya
tarik dari luar dan dari dalam diri seseorang. Minat belajar yang besar terhadap
mata pelajaran menjadi modal yang harus dimiliki untuk memperoleh tujuan akhir
suatu pembelajaran yang secara umum dilihat dari nilai mata pelajaran tertentu.

Secara sederhana Muhibbin Syah (2008: 136) berpendapat bahwa minat


(interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu. Minat belajar ini berpengaruh terhadap pencapaian hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu. Ketika seorang siswa memiliki minat
yang tinggi dalam suatu mata pelajaran, maka secara tidak langsung siswa akan
memusatkan perhatian terhadap mata pelajaran yang diminati. Pemusatan
perhatian yang lebih akan membuat siswa belajar lebih giat untuk mata pelajaran
tersebut dan pada akhirnya prestasi yang diharapkan tercapai.
b. Klasifikasi Minat

Dewa Ketut Sukardi (1993: 117) berpendapat bahwa minat pada dasarnya
dibagi menjadi tiga jenis.

1. Minat jabatan
Dalam jabatan kita mengenal berbagai lapangan jabatan yang ada.
Lapangan jabatan tersebut antara lain ekonomis, teknikal (teknik),
outdoors, pelayanan (service), humane (penyayang), artistik dan ilmu
pengetahuan (scientific).
2. Minat terhadap mata pelajaran
Dalam minat terhadap mata pelajaran, daftar minat terhadap mata
pelajaran di sekolah ini bersifat fleksibel. Sehingga siswa tidak perlu
memberikan nilai terhadap mata pelajaran yang tidak diberikan di sekolah.
3. Menilai sendiri tingkat kemampuan
Menilai sendiri taraf kemampuan ini mencakup beberapa hal, yaitu
kemampuan akademis (academic ability), kemampuan mekanikal
(mechanical ability), kemampuan sosial (social ability), dan kemampuan
klerikal (clerical ability).

Slameto (2003: 180) berpendapat bahwa suatu minat dapat diekspresikan


melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu
hal daripada hal yang lain. Minat dapat pula ditunjukkan melalui partisipasi dalam
suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung
untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut.

Sedangkan Djamarah (2002: 132) menyatakan hal yang hampir sama


dengan yang diungkapkan oleh Slameto. Menurut Djamarah minat dapat
diekspresikan anak didik melalui:

1. Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada lainnya.


2. Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan.
3. Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya
tanpa menghiraukan yang lain (fokus).

Menurut M. Dalyono (2009: 56) minat yang besar terhadap sesuatu


merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai/memperoleh tujuan yang
diminati. Dalam sebuah pembelajaran tujuan yang akan dicapai seorang siswa
adalah prestasi belajar yang tinggi untuk mata pelajaran tersebut. Minat akan
mendorong siswa untuk berupaya mencapai prestasi belajar yang tinggi. Usaha
yang dilakukan oleh siswa antara lain aktif dalam pembelajaran, berkonsentrasi,
tekun dan teliti dalam mengerjakan tugas dari guru dan berusaha keras selama
pembelajaran

2. Perhatian Orang Tua

a. Pengertian Perhatian Orang Tua

Baharuddin (2009: 177) menyebutkan bahwa perhatian (attention)


merupakan salah satu aktivitas psikis, dapat dimengerti sebagai keaktifan jiwa
yang dipertinggi. Bimo Walgito (1997: 56) mengungkapkan bahwa perhatian
merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang
ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Sedangkan Slameto (2003: 105)
mengungkapkan bahwa perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang
dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari
lingkungannya.

Pengertian orang tua menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 802)
orang tua adalah “ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua, orang yang
dihormati”. Orang tua adalah ayah dan atau ibu seorang anak, baik melalui
hubungan biologis maupun hubungan yang bersifat sosial. Sehingga dengan kata
lain orang tua adalah ayah dan ibu dari anak (jika anak itu tinggal bersama ayah
dan ibu) atau orang lain yang bertanggung jawab atas pendidikan anak tersebut,
wali siswa atau orang tua asuh atau jika anak tersebut tinggal bersama wali. Dari
penjelasan di atas, orang tua bukan hanya ayah dan ibu kandung atau ayah dan ibu
secara biologis. Orang tua dapat diartikan sebagai ayah ibu, yang mendidik anak
menjadi manusia yang bermanfaat dan lebih baik lagi.

Perhatian yang diberikan orang tua kepada anak sangat berpengaruh


terhadap prestasi belajar anak. Hal ini dikarenakan perhatian orang tua mencakup
banyak hal yang mendorong anak berprestasi. Menurut Ravik Karsidi (2008: 55)
ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk melihat perhatian orang tua
kepada anak. Indikator tersebut anatra lain:

1. Pemberian penghargaan
Pemberian penghargaan yang dimaksud bukan hanya berupa materi, tetapi
juga dengan ungkapan yang bisa disampaikan orang tua kepada anak.
Selain itu, pemberian hukuman termasuk dalam indikator ini. Hukuman
jika anak berbuat salah merupakan salah satu cara untuk menunjukkan
penghargaan kepada anak supaya senantiasa melakukan hal yang baik.
2. Pemberian contoh
Pemberian contoh kepada anak dapat dilakukan dengan menunjukkan
objek lain yang bisa dijadikan contoh, tetapi juga bisa dengan melakukan
hal-hal yang bisa dicontoh oleh anak.
3. Pemberian motivasi berprestasi
Pemberian motivasi kepada anak dimaksudkan agar anak senantiasa
bersemangat untuk mencapai prestasi yang tinggi.
4. Penyediaan fasilitas belajar
Penyediaan fasilitas belajar yang nyaman bukan hanya secara fisik, tetapi
juga suasana belajar. Fasilitas belajar yang dimaksud misalnya ruang
belajar, buku-buku pelajaran, alat tulis dan suasana belajar yang nyaman.
5. Membantu kegiatan belajar anak
Dalam kegiatan belajar anak seringkali mereka mengalami kesulitan
belajar, sebagai orang tua hendaknya bisa membantu anak dalam
memecahkan kesulitan belajar tersebut. Namun, indikator ini tidak
digunakan dalam penelitian karena dianggap kurang sesuai untuk pelajar
tingkat SMA yang mulai beranjak dewasa.
b. Peran dan Fungsi Orang Tua

M. Dalyono (2009: 59) berpendapat bahwa faktor orang tua berupa pendidikan orang
tua, penghasilan orang tua, keakraban antara anak dan orang tua, serta perhatian dan
bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada perkembangan anak serta pencapaian hasil
belajarnya.

Sedangkan, Ravik Karsidi (2008: 57) mengungkapakan bahwa keluarga merupakan


lingkup kehidupan yang paling berpengaruh terhadap perjalanan seorang individu, maka
peran keluarga dalam hubungan sosialisasi anak juga dipengaruhi oleh berbagai ciri yang
melekat di dalam keluarga tersebut. Ciri yang melekat tersebut dibagi menjadi dua yaitu
aspek internal dan aspek sosial. Aspek internal menggambarkan corak hubungan antara
orang tua dan anak. Sedangkan aspek sosial menyangkut status sosial yang dimiliki oleh
keluarga tersebut dalam struktur dan status kehidupan masyarakatnya.

Keluarga pada dasarnya merupakan institusi sosial yang bersifat universal dan
multifungsional. Keluarga fungsi pengawasan, sosial, pendidikan, keagamaan,
perlindungan dan rekreasi. Kemajuan jaman dan teknologi telah merubah berbagai fungsi
tersebut. Namun, pada dasarnya tetap ada tiga fungsi utama yang tetap melekat. Menurut
Vembriarto (Ravik Karsidi, 2008: 51-52) tiga fungsi utama tersebut antara lain:

1. Fungsi Biologis
Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak. Sehingga fungsi biologis
yang dimaksud di sini adalah peran keluarga untuk melahirkan anak.
Namun, kemajuan jaman sekarang ini membuat keluarga cenderung
menginginkan jumlah anak yang sedikit.

2. Fungsi Afeksi
Fungsi ini menggambarkan hubungan sosial di dalam keluarga. Hubungan
afeksi yang tumbuh merupakan gambaran dari hubungan kasih sayang
yang menjadi dasar pernikahan. Hubungan kasih sayang tersebut semakin
lama tumbuh menjadi hubungan persaudaraan, persahabatan, kebiasaan,
identifikasi dan persamaan pandangan mengenai nilai-nilai yang ada.
Dasar cinta kasih dan hubungan afektif dalam keluarga sangat penting. Hal
ini membuat anak merasa memiliki kedekatan yang erat dalam keluarga
dan mempengaruhi perkembangan pribadi seorang anak

3. Fungsi Sosialisasi
Fungsi ini menggambarkan peran keluarga dalam pembentukan pribadi
anak. Interaksi yang ada secara tatap muka (face to face) dalam keluarga
membantu anak dalam mempelajari sikap, pola perilaku, keyakinan, cita-
cita, norma serta nilai dalam masyarkat. Hal-hal yang didapat dari
hubungan atau sosialisasi dalam keluarga dijadikan pedoman bagi seorang
anak dalam proses perkembangan dirinya di luar lingkungan keluarga.

c. Jenis – Jenis Perhatian

Ditinjau dari berbagai segi, Baharuddin (2009: 179-181) membagi perhatian


menjadi beberapa macam.

1. Ditinjau dari segi timbulnya


Perhatian dibagi menjadi dua, yaitu perhatian spontan dan perhatian tidak
spontan. Perhatian spontan merupakan perhatian yang timbul dengan sendirinya
(bersifat pasif). Sedangkan perhatian tidak spontan merupakan perhatian yang
timbul dengan sengaja, sehingga harus ada kemauan yang menimbulkannya
(bersifat aktif).
2. Ditinjau dari segi banyaknya objek yang dicakup
Perhatian dibedakan menjadi perhatian sempit dan perhatian luas. Perhatian
sempit merupakan perhatian individu pada suatu saat hanya memperhatikan objek
yang sedikit. Sedangkan perhatian luas adalah perhatian individu yang dapat
memperhatikan objek yang banyak pada waktu bersamaan.
3. Ditinjau dari segi luas dan sempitnya
Perhatian dibagi menjadi perhatian konsentratif (memusat) dan perhatian
distributif (terbagi-bagi). Perhatian konsentratif merupakan perhatian yang
ditujukan pada satu objek. Sedangkan perhatian distributif adalah perhatian yang
ditujukan pada beberapa objek pada waktu bersamaan.
4. Ditinjau dari segi sifatnya
Perhatian dibagi menjadi perhatian statis dan perhatian dinamis. Perhatian statis
adalah perhatian yang tetap terhadap suatu objek tertentu. Individu yang memiliki
perhatian ini sukar memindahkan perhatiannya dari suatu objek ke objek yang
lain. Sedangkan perhatian dinamis merupakan saat seseorang perhatiannya dapat
berubah-ubah atau selalu berganti objek.
5. Ditinjau dari segi derajatnya
Perhatian dikelompokkan menjadi perhatian tingkat tinggi dan perhatian tingkat
rendah. Rentetan perhatian itu mempunyaiperbedaan yang kualitatif. Individu
yang mengalami perhatian tingkat tinggi kadang-kadang melupakan waktu dan
keadaan sekelilingnya.

d. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perhatian Orang Tua

Menurut Abu Ahmadi (2001: 150) hal-hal yang mempengaruhi perahatian


orang tua terhadap anak adalah:
1. Pembawaan
Hal ini berhubungan dengan tipe-tipe pribadi yang dimiliki oleh setiap
orang tua. Tipe-tipe kepribadian yang berbeda pada orang tua akan
berbeda pula sikapnya dalam memberikan perhatian kepada anak.
2. Latihan dan Kebiasaan
Orang tua mengalami kesukaran dalam memberikan perhatian, namun
adanya latihan sebagai usaha mencurahkan perhatian, maka lambat laun
akan menjadi suatu kebiasaan.
3. Kebutuhan
Timbulnya perhatian karena adanya suatu kebutuhan-kebutuhan tertentu.
Kebutuhan adalah dorongan. Orang tua memberikan perhatian kepada
anak disebabkan adanya tujuan yang hendak dicapai misalnya orang tua
mengharapkan anaknya mengetahui suatu nilai yang berlaku.
4. Keadaan Jasmani
Tidak hanya kondisi psikologis tetapi kondisi fisiologis juga berhubungan
dengan perhatian orang tua. Kondisi fisiologis yang tidak sehat akan
berdampak pada usaha orang tua dalam mencurahkan perhatiannya.
5. Suasana Jiwa
Keadaan batin, perasaan atau pikiran yang sedang berlangsung dapat
mempengaruhi perhatian orang tua. Pengaruh tersebut bisa bersifat
membantu atau malah menghambat usaha orang tua memberikan
perhatian.
6. Suasana Sekitar
Suasana dalam keluarga, misalnya adanya ketegangan di antara anggota
keluarga akan berdampak pada perhatian orang tua.

3. Lingkungan Sekolah

a. Pengertian Lingkungan Sekolah

Secara harfiah menurut kamus besar bahasa indonesia, lingkungan diartikan


sebagai suatu tempat mempengaruhi pertumbuhan manusia, sedangkan menurut
kamus bahasa inggris enviroment diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan
dengan lingkungan atau suasana. Jika dikombinasikan pengertian lingkungan
dapat diartikan sebagai suatu tempat atau suasana (keadaan) yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang.

Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan


pendidikan. Sekolah yang kaya dengan aktivitas belajar, memiliki sarana dan
prasarana yang memadai, terkelolah dengan baik, diliputi suasana akademis yang
wajar, akan sangat mendorong semangat belajar pada siswanya.

Jadi, lingkungan sekolah adalah seluruh kondisi yang ada di lembaga formal
yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan
dalam rangka membantu siswa agar mampu mengengembangkan potensinya.
Ditempat inilah peserta didik menimbah ilmu pengetahuan dengan bantuan guru.
Sebagai lembaga pendidikan yang setiap hari peserta didik datangi tentu saja
mempunyai dampak yang besar bagi peserta, kenyamanan dan ketenangan peserta
didik dalam belajar akan ditentukan sampai sejauh mana kondisi dan sistem sosial
di sekolah dalam menyediakan lingkungan yang kondusif dan kreatif.

b. Ruang Lingkup Lingkungan Sekolah

1. Lingkungan fisik sekolah

Salah satu lingkungan sekolah adalah lingkungan fisik sekolah, faktorfaktor


yang termasuk lingkungan fisik adalah bangunan sekolah, sarana dan prasarana
sekolah, keadaan geografis di sekitar sekolah. Faktor-faktor ini dipandang turut
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Selain itu pentingnya penataan
sarana prasarana merupakan sumber utama yang memerlukan penataan sehingga
fungsional, aman untuk keperluan proses belajar di sekolah. Secara fisik sarana
dan prasarana harus menjamin adanya kondisi yang higienis dan secara psikologis
dapat menimbulkan minat belajar, hampir separuh waktunya siswa-siswa bekerja,
belajar dan bermain di sekolah, karena itu lingkungan sekolah (sarana dan
prasarana) harus aman dan sehat.

2. Lingkungan budaya sekolah

Budaya sekolah merupakan sesuatu yang dibangun dari hasil pertemuan antara
nilai-nilai yang dianut oleh kepala sekolah sebagai pemimpin dengan nilai-nilai
yang dianut oleh guru-guru dan para karyawan yang ada dalam sekolah tersebut.
Jadi budaya sekolah dibentuk melalui pikiran-pikiran manusia yang ada dalam
sekolah.dari pikiran itulah kemudian muncul menjadi nilai-nilai yang diyakini
bersama yang menjadi bahan utama sebagai pembentuk budaya sekolah.

3. Lingkungan sosial sekolah

Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada dan terjadi di


sekeliling proses pendidikan (manusia dan lingkungan fisik). Jadi lingkungan
sekolah merupakan lingkungan yang berpengaruh kedua setelah lingkungan
keluarga, dan adapun keberhasilan proses pembelajaran tidak hanya ditentukan
oleh sebuah proses atau lingkungan sekolah saja melainkan lingkungan keluarga
dan lingkungan masyarakat juga menjadi faktor keberhasilan tersebut.
c. Unsur – Unsur Lingkungan Sekolah

Proses belajar mengajar itu memerlukan ruang dan lingkungan pendukung


untuk dapat membantu siswa dan guru agar dapat berkonsentrasi dalam belajar.
Adapun unsur-unsur lingkungan sekolah meliputi:

1. Pendidik

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Bab I


ayat satu tentang Guru dan Dosen, “Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
mengevaluasi peserta didik usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menegah.

2. Peserta Didik

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan


potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan
informal, pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang
pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.

3. Sarana dan Prasarana Sekolah

Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan


suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan pulik, karena apabila
kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat
mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Sarana adalah segala
sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses
pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan
sekolah, dan sebagainya. Kelengkapan sarana merupakan komponen penting yang
dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
4. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari proses belajar sesuai dengan
tujuan pendidikan. Hasil belajar diukur untuk mengetahui pencapaian tujuan
pendidikan sehingga hasil belajar harus sesuai dengan tujuan pendidikan. Manusia
mempunyai potensi perilaku kejiwaan yang dapat dididik dan diubah perilakunya
yang meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar mengusahakan
perubahan peilaku dalam domain-domain tersebut ehingga hasil belajar
merupakan perubahan perilaku dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Siswa adalah pelajar, murid. Siswa atau biasa juga disebut anak didik
adalah subjek utama dalam pendidikan yang belajar setiap saat dengan jadwal
belajar yang telah diprogramkan. Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal
kecakapan (skill) maupun kepribadian, kecakapan yang dimiliki masing-masing
siswa itu meliputi kecakapan potensial yang memungkinkan untuk dikembangkan,
seperti bakat dan kecerdasan, maupun kecakapan yang diperoleh dari hasil belajar
Siswa identik dengan kata “belajar”. Belajar merupakan sebuah proses yang
kompleksyang terjadi pada semua orang dn berlangsung seumur hidup, sejak
masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu tanda bahwa orang khususnya
siswa telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.

b. Pengertian Belajar

Belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku karena hasil dari


pengalaman yang diperoleh. Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar,
menurutnya belajar adalah suatu prose usaha yang dilkukn individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar merupakan suatu kewajiban bagi setiap orang yang beriman agar
memperoleh ilmu pengetahuan dalam meningkatkan derajat kehidupan mereka.
Akhirnya dapat di simpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif,
afektif, dan psikomotor.

c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Adapun faktor-faktor baik yang datang dari dalam siswa atau yang datang
dari luar adalah sebagai berikut:
1. Luar:
a) Lingkungan: sekolah, keluarga, Masyarakat,
b) Instrumental: kurikulum, program, sarana dan fasilitas, guru
2. Dalam:
a) Fisiologi: Kondisi fisiologi, kondisi panca indera
b) Psikologis: Minat, Bakat, Motivasi, Kemampuan kognitif .

B. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Bepikir


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian skripsi ini adalah di SMA N 3 Nganjuk yang terletak di


Jl. Bengawan Solo No.109, Mangunan, Begadung, Kec. Nganjuk, Kabupaten
Nganjuk, Jawa Timur 64413. Adapun yang menjadi alasan dipilihnya SMA N 3
Nganjuk sebagai lokasi penelitian di sebabkan karena hasil belajar mata pelajaran
ekonomi di sekolah ini banyak di bawah KKM.

B. Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan obyek penelitian (Arikunto,


2002:108). Sedangkan menurut Sudjana, (1996:6) populasi adalah totalitas semua
nilai yang mungkin, hasil menghitung, ataupun pengukuran, kuantitatif maupun
kualitatif mengenai mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan
yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatya. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua siswa kelas 12 jurusan IPS SMA N 3 Nganjuk tahun
ajaran 2023/2024. jumlah seluruh siswa kelas 12 IPS SMA N 3 Nganjuk adalah
137 siswa.

C. Variabel Penetian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja dan
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian dapat diketahui kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 60). Variabel
merupakan sebuah karakteristik yang terdapat pada individu atau benda dan
menunjukkan adanya perbedaan (variasi) nilai atau kondisi yang dimiliki. Variabel
dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah minat belajar dilambangkan dengan X1, perhatian orang tua
dilambangkan dengan X2 dan lingkungan sekolah dilambangkan dengan X3.

Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau


yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar Ekonomi siswa kelas 12 SMA N 3 Nganjuk .
Prestasi belajar dilambangkan dengan Y.

D. Teknik Peengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian dibutuhkan teknik pengumpulan data


yang sesuai dengan data yang diperlukan dalam penelitian. Seorang peneliti harus
jeli memilih teknik pengumpulan data ini untuk memudahkan pengumpulan data
sehingga data yang diteliti adalah data yang sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Peneliti menggunakan beberapa metode untuk mempermudah penelitian ini, yaitu:

1. Angket

Angket atau kuesioner merupakan teknik atau cara pengumpulan data


secara tidak langsung yaitu peneliti tidak secara langsung bertanya jawab dengan
responden (Sudaryono, dkk, 2013: 30). Angket merupakan daftar pertanyaan atau
pernyataan yang diberikan kepada orang lain (responden) yang bersedia
memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna.

Penyebaran angket dilakukan untuk mencari informasi yang lengkap


mengenai suatu masalah dari responden. Seorang responden haruslah mengatahui
informasi yang diminta dalam angket yang diberikan. Dalam penelitian ini angket
atau kuesioner diberikan kepada siswa kelas 12 SMA N 3 Nganjuk. Angket
diberikan untuk mengetahui pengaruh minat belajar, perhatian orang tua dan
keikutsertaan siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah.
2. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan suatu cara memperoleh data mengenai


hal-hal tertentu terutama peninggalan tertulis, arsip-arsip dan sebagaimana yang
berkaitan dengan subyek yang diteliti. Dalam penelitian ini subjek penelitian
adalah siswa kelas 12 SMA N 3 Nganjuk. Metode dokumentasi ini dilakukan
untuk memperoleh data mengenai nilai rapor mata pelajaran Ekonomi siswa kelas
12 SMA N 3 Nganjuk pada semester ganjil.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur


fenomena alam maupun fenomena sosial yang diamati. Fenomena tersebut sering
disebut sebagai variabel penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah angket atau kuesioner dan dokumentasi. Angket atau kuesioner
ditujukan kepada siswa sebagai responden. Angket ini berisi daftar pernyataan
yang digunakan untuk mengetahui minat belajar, perhatian orang tua dan
bimbingan belajar di luar sekolah terhadap prestasi belajar Ekonomi.

F. Uji Coba Instrumen

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan


atau kesahihan dari suatu instrumen (Arikunto 2002:144). Dalam penelitian ini uji
validitas yang digunakan adalah validitas butir soal, sebuah skor butir soal
memiliki validitas yang tinggi apabila soal tersebut dapat mengukur apa yang
akan diukur. Untuk mengetahui ketepatan data diperlukan teknik uji validitas
dengan rumus korelasi product moment:
N ∑ XY −( ∑ X ) ( ∑ Y )
rxy =
√¿ ¿ ¿
(Arikunto, 2006)
Keterangan:

rxy = Nilai korelasi skor butir soal dengan skor total


X = Skor butir soal
Y = Skor total soal
N = Jumlah subjek
XY = Perkalian antara skor butir soal dan skor total soal
X2 = Kuadrat skor butir soal
Y2 = Kuadrat skor total soal

Kemudian harga rxy yang diperoleh dari perhitungan dikonsultasikan


dengan harga kritik product moment dalam tabel dengan taraf signifikan 5%.
Apabila rxy>rtabel maka soal dinyatakan valid dan apabila rxy

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat


digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik
(Arikunto, 2006:154). Reliabilitas instrumen dicari dengan menggunakan rumus
alpha karena instrumen tersebut berbentuk angket. Rumus alpha tersebut adalah:

r11 = ( )(
k
k −1
1−
∑ σb2
σt
2 )
(Arikunto, 2006)

Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan
∑σb2 = Jumlah varians total
σ t2 = Varians total

Kemudian harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel product


moment. Apabila r11 > r tabel dengan taraf signifikan 5% maka tes dinyatakan
reliabel.

G. Teknik Analisis Data

1. Statistika Deskriptif

Analisis statistika deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau


menjelaskan tentang gambaran yang diteliti melalui data sampel tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 2010: 29).
Analisis statistika deskriptif membahas beberapa hal terkait rata-rata (mean),
standar deviasi, nilai maksimum, nilai minimum, dan jumlah data penelitian

2. Statistika Inferensial

Teknik ini berhubungan dengan analisis data untuk penarikan kesimpulan


atas data. Teknik-teknik umum yang dipakai meliputi uji hipotesis, analisis
varians, dan teknik regresi dan korelasi.

3. Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis terhadap data yang telah diperoleh, terlebih


dahulu harus dilakukan uji prasyarat analisis agar kesimpulan yang ditarik sesui
dengan kenyataan di lapangan.

a. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui data yang diperoleh dari masing-
masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah
rumus Kolmogorov Smirnov. Kriteria yang digunakan yaitu jika nilai tersebut
kurang dari taraf signifikansi yang ditentukan 5% maka data tersebut tidak
berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai Asymp. Sig lebih dari atau sama dengan
5% maka data berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas


dengan variabel terikat bersifat linier atau tidak. Linieritas varibel dapat dilihat
dari ANOVA Table hasil uji F untuk baris Deviation from linearity. Pengujian
linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji F pada taraf signifikansi 5%.

Jika nilai P lebih besar dari 0,05 maka hubungan antar variabel adalah
linear. Sebaliknya jika nilai F hitung lebih dari F tabel dan P signifikansi lebih
kecil dari 0,05 maka hubungan antar variabel tidak linear. Apabila data yang
digunakan dalam penelitian setelah diuji tidak linear analisis data tidak berlaku,
karena prasyarat dalam asumsi data ini harus linear.

c. Uji Multikolinieritas

Analisis regresi ganda dalam sebuah penalitian digunakan untuk menguji


terjadi tidaknya multikolinieritas antar variabel bebas. Analisis ini mensyaratkan
untuk mendeteksi besarnya interkorelasi antar variabel bebas. Multikolinieritas
merupakan situasi di mana ada korelasi antara variabel bebas satu dengan yang
lain (Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer, 2006: 256).
Sedangkan menurut Imam Ghozali (2013: 230), multikolinieritas dapat dilihat
melalui determinan matriks kovarians. Nilai determinan matriks kovarians yang
sangat kecil (extremely small) mengindikasikan adanya masalah multikolinieritas
atau singularitas, sehingga data tersebut tidak dapat digunakan dalam penelitian.
Bila nilai variance inflation factor (VIF) untuk masing-masing variabel
independen kurang dari 5, maka model tersebut terbebas dari gejala
multikolinieritas dan analisis data dapat dilanjutkan.
d. Uji Heterokedastisitas

Langkah ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi yang
dibahas memiliki perbedaan variansi residu dari kasus pengamatan satu ke kasus
pengamatan yang lain (Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer,
2006: 258). Jika variasi residu dari kasus pengamatan satu ke kasus pengamatan
yang lain memiliki nilai tetap maka disebut homoskedastitas dan jika mempunyai
perbedaan maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik harus
memiliki homoskedastisitas dan tidak memiliki heteroskedastisita.
DAFTAR PUSTAKA

Andriana Ovi Kristanti. 2012. “Pengaruh Motivasi Belajar, Minat Belajar dan
Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI
IPS SMA Negeri 1 Kalasan Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

Anonim. 2003. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional. Semarang: CV. Aneka Ilmu

Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya

Dewa Ketut Sukardi. 1993. Analisis Inventori Minat dan Kepribadian. Jakarta: PT.
Rineka Cipta

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta

Djamarah dan Azwan Zain. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta

M. Dalyono. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Baharuddin. 2009. Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Ravik Karsidi. 2008. Sosiologi Pendidikan. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press
Abu Ahmadi. 2001. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Mariyana Rita dkk, 2010 Pengelolaan Lingkungan Belajar,Jakarta : Kencana

Hasbullah, 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo persada

Muhaimin, dkk. 2011, manajemen Pendidikan, Jakarta: Kencana

Nurkolis, 2002. manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta: Grasindo

Siregar Eveline,dkk, 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Ghalia


Indonesia

Anda mungkin juga menyukai