Anda di halaman 1dari 39

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN

LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP


PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM
STUDI AKUNTANSI STIENAS BANJARMASIN

Oleh:
One Farida
NIM. 20211211016

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


NASIONAL BANJARMASIN
2024
1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nasional Banjarmasin atau STIENAS

Banjarmasin adalah sebuah institusi Pendidikan berbentuk Perguruan Tinggi

Swata (PTS) yang terletak di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Nasional Banjarmasin berdiri pada 2 Februari 1984.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nasional Banjarmasin saat ini dipimpin oleh ketua

Bernama Hj. Diana Hayati, S.E, M.M. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nasional

Banjarmasin berada dibawah naungan Yayasan Pendidikan Bandarmasih. Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Nasional Banjarmasin beralamat di Jl. Mayjen Setoyo S

No.126, Antasan Besar, Kecamatan Banjarmasin Tengah , Kota Banjarmasin,

Kalimantan Selatan 70231, Indonesia.

Prestasi Belajar mahasiswa adalah hasil penilaian dari kegiatan belajar yang

telah dilakukan dan merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh

dosen untuk melihat sampai di mana kemampuan mahasiswa yang dinyatakan

dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan

hasil yang sudah dicapai. Prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat dari Indeks

Prestasi kumulatif (IPK) yang diperoleh mahasiswa. Namun untuk mendapatkan

Prestasi belajar yang baik bukanlah hal yang mudah, tetapi membutuhkan usaha

yang optimal.

Menurut Helmet (2012) keberhasilan merupakan suatu pencapaian terhadap

keinginan yang telah kita niatkan untuk kita capai atau kemampuan untuk

2
melewati dan mengatasi diri dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa

kehilangan semngat.

Menurut Wahyuni (2007) “keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh

perubahan dan pembaharuan dalam segala unsur-unsur yang mendukung

pendidikan. Adapun unsur tersebut adalah dosen, mahasiswa, alat dan metode,

materi dan lingkungan pendidikan, semua unsur tersebut paling terkait dalam

tercapainya tujuan pendidikan”.

Mahasiswa pada suatu perguruan tinggi terdiri dari berbagai ragam sikap dan

nilai sebagai pengalaman individu yang juga merupakan refleksi keberadaan

keluarga dan budaya, selanjutnya lembaga berupaya memberi stimulasi untuk

menggali dan menumbuhkan serta mengembangkan potensi yang dimiliki untuk

mewujudkan prestasi mahasiswa secara optimal. Dalam penyampaian materi,

setiap dosen menggunakan teknik dan metode yang berbeda, namun demikian

satu hal yang tidak dapat dipungkir, bahwa metode tersebut diharapkan mampu

memberikan pemahaman optimal pada mahasiswa (Munari, 2009).

Fenomena yang saat ini terjadi adalah kurangnya disiplin belajar para

mahasiswa STIENAS Banjarmasin, dapat terlihat dari cara mereka dalam

melakukan tugas dan pada saat tugas tersebut sudah mencapai batas akhir waktu

pengumpulan. Sebagian mahasiswa STIENAS Banjarmasin sekarang lebih sering

menunda-nunda mengerjakan tugas, mereka lebih memilih mengerjakan pada saat

tugas tersebut mau dikumpul.

Hal lain yang cukup menarik perhatian lainnya adalah lingkungan pergaulan

jaman sekarang. Di jaman yang serba online seperti jaman sekarang ini sebagian

3
para mahasiswa terlihat lebih sibuk menjalani pergaulan online mereka

dibandingkan dengan kehidupan belajarnya. Kehidupan online lebih menarik

perhatian para mahasiswa dibandingkan belajar. Hal tersebut terlihat saat para

mahasiswa STIENAS Banjarmasin sedang melakukan proses belajar mengajar,

banyak mahasiswa yang belajar ditemani dengan gadget mereka masing-masing.

Mereka masih bisa mengikuti proses belajar di kampus sambil chatting dan

browsing. Tentu saja hal tersebut dapat mengganggu konsentraasi belajar

mahasiswa.

Kontribusi dalam penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan

di bidang Akuntansi Keperilakuan mengenai prestasi belajar mahasiswa untuk

pengembangan teori sikap dalam akuntansi keperilakuan. Penelitian ini

diharapkan dapat memberikan gambaran pada mahasiswa agar tetap

mengembangkan ilmu pendidikan khususnya dalam rangka meningkatkan prestasi

belajar mahasiswa akuntansi.

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

mahasiswa pendidikan akuntansi dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Menurut Slameto (2010: 54),

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal antara lain fisik/jasmani, kematangan fisik,

kelelahan, psikologi berupa bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan

kemampuan kognitif maupun prestasi. Faktor eksternal meliputi lingkungan

alam, lingkungan keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,

4
latar belakang kebudayaan), lingkungan sekolah (metode mengajar, media

pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

siswa, disiplin sekolah, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,

metode belajar, tugas rumah), dan lingkungan masyarakat (kegiatan siswa

dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).

Menurut Slameto (2010: 67) “Agar mahasiswa belajar lebih maju, mahasiswa

harus disiplin baik di kampus, di rumah, dan di perpustakaan”. Baharuddin (2009:

19) juga menjelaskan “faktor eksternal dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan

sosial seperti lingkungan sosial sekolah yang di dalamnya termasuk dosen, faktor

penting yang mempengaruhi Prestasi Belajar salah satunya adalah disiplin belajar.

Di dalam pengelolaan pengajaran, disiplin merupakan suatu masalah penting.

Tanpa adanya kesadaran akan keharusan melaksanakan aturan yang sudah

ditentukan sebelumnya pengajaran tidak mungkin mencapai target yang

maksimal.

Seorang mahasiswa perlu memiliki sikap disiplin dengan melakukan latihan

yang memperkuat dirinya sendiri untuk selalu terbiasa patuh dan mempertinggi

daya kendali diri. Disiplin belajar adalah pengendalian diri mahasiswa terhadap

bentuk-bentuk aturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah diterapkan

oleh mahasiswa yang bersangkutan maupun berasal dari luar serta bentuk

kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelajar, baik disiplin di

rumah maupun di kampus dengan tidak melakukan sesuatu yang dapat merugikan

tujuan dari proses belajarnya. Menurut Prijodarminto dalam Syuaib (2017)

mengartikan disiplin yaitu sebagai suatu kondisiyang tercipta dan terbentuk

5
melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,

kepatuha, kesetiaan, keteraturan,dan atau ketertiban. Sikap disiplin yang timbul

dari kesadarannya sendiri akan dapat lebih memacu dan tahan lama dibandingkan

dengan sikap disiplin yang timbul karena adanya pengawasan dari orang lain.

Mahasiswa yang memiliki disiplin yang tinggi akan belajar dengan baik dan

teratur sehingga akan menghasilkan prestasi yang baik.

Lingkungan teman sebaya juga merupakan faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar mahasiswa program studi akuntansi. Lingkungan teman sebaya

merupakan lingkungan dimana terjadinya suatu interaksi yang intensif dan cukup

teratur dengan orang-orang yang mempunyai kesamaan dalam usia dan status,

yang memberikan dampak atau pengaruh positif maupun negatif yang

dikarenakan interaksi di dalamnya.

Lingkungan teman sebaya yang merupakan lingkungan bersentuhan langsung

dengan kehidupan mahasiswa setiap harinya. Slavin (2008: 98) mengungkapkan

bahwa “Lingkungan teman sebaya merupakan suatu interaksi dengan orang-orang

yang mempunyai kesamaan dalam usia dan status”. Intensitas pertemuan antar

mahasiswa dikampus yang tinggi memiliki pengaruh yang besar dalam suasana

perkuliahan. Teman sebaya mampu memberikan motivasi sekaligus suasana yang

membangun apabila berada sedang didalam kelas. Mahasiswa juga lebih merasa

nyaman jika belajar ataupun bertanya mengenai materi kuliah dengan teman

sebaya karena apabila bertanya dengan dosen biasanya akan muncul suatu

ketakutan tersendiri. Dengan adanya disiplin belajar yang tinggi dan Lingkungan

temansebaya yang mendukung maka prestasi belajar akan meningkat dan begitu

6
juga sebaliknya jika disiplin belajar rendah dan lingkungan teman sebaya yang

kurang mendukung maka prestasi belajar akan rendah. Sehingga kedua faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut mempunyai andil yang cukup besar

dalam kegiatan belajar.

Langkah-langkah pemecahan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Membagikan kuesioner kepada responden.

2. Melakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

3. Melakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas.

4. Melakukan uji hipotesis dengan analisis regresi linear berganda

menggunakan software statistik SPSS versi 16.

5. Menarik kesimpulan.

Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu, oleh Saputro (2012) yang

berjudul Pengaruh Disiplin Belajar Dan Lingkungan Teman Sebaya Terhadap

Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil penelitian Saputro

(2012) menyebutkan bahwa disiplin belajar dan lingkungan teman sebaya

berpengaruh terhadap prestasi belajar, oleh Dewi (2015) yang berjudul Pengaruh

Disiplin Belajar Dan Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS di SMA Negeri 14 Semarang. Hasil

penelitian Dewi (2015) menyebutkan bahwa disiplin belajar dan lingkungan

teman sebaya berpengaruh terhadap hasil belajar. Oleh Pungkasari (2018) yang

berjudul Pengaruh DisiplinBelajar, Lingkungan Teman Sebaya dan Kondisi Sosial

7
Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Bisnis Siswa Kelas X di

SMK Negeri 1 Depok. Hasil penelitian Pungkasari (2015) menyebutkan bahwa

disiplin belajar, lingkungan teman sebaya dan kondisi sosial ekonomi orang tua

berpengaruh terhadap prestasi belajar. Dan oleh Indriani (2022) yang berjudul

Pengaruh Disiplin Belajar Dan Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Hasil

Belajar Kelas VII SMP Negeri 3 Banjar. Hasil penelitian Indriani (2022)

menyebutkan bahwa disiplin belajar dan lingkungan teman sebaya berpengaruh

terhadap hasil belajar.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk menelaah

“Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Prestasi

Belajar Mahasiswa Program Studi Akuntansi STIENAS Banjarmasin”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan ini dapat

diidentifikasi yaitu:

1. Belum diketahui apakah disiplin belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar

mahasiswa program studi akuntansi STIENAS Banjarmasin.

2. Belum diketahui apakah lingkungan teman sebaya berpengaruh terhadap

prestasi belajar mahasiswa program studi akuntansi STIENAS Banjarmasin.

3. Belum diketahui apakah disiplin belajar dan lingkungan teman sebaya

berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa program studi akuntansi

STIENAS Banjarmasin.

8
Berdasarkan permasalahan yang ada di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah Disiplin Belajar berpengaruh terhadap Prestasi Belajar mahasiswa

Program Studi Akuntansi STIENAS Banjarmasin?

2. Apakah Lingkungan Teman Sebaya berpengaruh terhadap Prestasi Belajar

mahasiswa Program Studi Akuntansi STIENAS Banjarmasin

3. Apakah Disiplin Belajar dan Lingkungan Teman Sebaya secara bersama-

sama berpengaruh terhadap Prestasi Belajar mahasiswa Program Studi

Akuntansi STIENAS Banjarmasin?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka peneliti bertujuan untuk:

1. Membuktikan secara empiris pengaruh Disiplin Belajar terhadap Prestasi

Belajar mahasiswa Program Studi Akuntansi STIENAS Banjarmasin.

2. Membuktikan secara empiris pengaruh Lingkungan teman sebaya terhadap

Prestasi belajar mahasiswa Program Studi Akuntansi STIENAS Banjarmasin.

3. Membuktikan secara empiris pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan

Teman Sebaya secara simultan terhadap Prestasi Belajar mahasiswa Program

Studi Akuntansi STIENAS Banjarmasin.

9
D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Menambah wawasan pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan

dengan bidang akuntansi keperilakuan mengenai prestasi belajar mahasiswa

akuntansi di STIENAS Indonesia.

2. Kegunaan praktis

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi kontribusi positif bagi

pengembangan ilmu pendidikan khususnya dalam rangka meningkatkan

prestasi belajar mahasiswa akuntansi STIENAS Banjarmasin.

E. KERANGKA PEMIKIRAN dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Disiplin belajar dan lingkungan teman sebaya merupakan faktor penting yang

mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa tersebut. Mengingat pentingnya

prestasi bagi mahasiswa akuntansi maka diperlukan disiplin belajar dalam diri

mahasiswa terhadap prestasi untuk program studi akuntansi STIENAS

Banjarmasin. Disiplin belajar merupakan suatu tenaga yang menggerakkan

mahasiswa STIENAS Banjarmasin untuk berprestasi dalam program studi

akuntansi, yang diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan oleh

mahasiswa tersebut.

Menurut Prijodarminto dalam Syuaib (2017) mengartikan disiplin yaitu

sebagai suatu kondisiyang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian

10
perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuha, kesetiaan,

keteraturan,dan atau ketertiban.

Menurut Slameto (2010: 67) “Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus

disiplin baik di kampus, di rumah, dan diperpustakaan”. Sedangkan pengertian

teman sebaya menurut Slavin (2008: 98) “Lingkungan teman sebaya merupakan

suatu interaksi dengan orang-orang yang mempunyai kesamaan dalam usia dan

status”.

11
Berdasarkan paparan di atas, dapat dibuat model kerangka pemikiran

sebagai berikut:

Gambar 1

Model Kerangka Pemikiran

Masalah Pokok:

Pengaruh disiplin belajar dan lingkungan teman sebaya berpengaruh terhadap

prestasi belajar mahasiswa program studi akuntansi STIENAS Banjarmasin.

Identifikasi Masalah:

1. Belum diketahui apakah disiplin belajar berpengaruh terhadap prestasi

belajar mahasiswa program studi akuntansi STIENAS Banjarmasin.

2. Belum diketahui apakah lingkungan teman sebaya berpengaruh terhadap

prestasi belajar mahasiswa program studi akuntansi STIENAS

Banjarmasin.

3. Belum diketahui apakah disiplin belajar dan lingkungan teman sebaya

berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa program studi akuntansi

STIENAS Banjarmasin.

Perumusan Masalah:

1. Bagaimanakah pengaruh Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar

mahasiswa Program Studi Akuntansi STIENAS Banjarmasin?

2. Bagaimanakah pengaruh Lingkungan Teman Sebaya terhadap Prestasi

12
Belajar mahasiswa Program Studi Akuntansi STIENAS Banjarmasin?

3. Bagaimanakah pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan Teman Sebaya

secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar mahasiswa Program Studi

Akuntansi STIENAS Banjarmasin?

Pemecahan Masalah:

1. Membagikan kuesioner kepada responden

2. Melakukan uji validitas dan uji reliabilitas

3. Melakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas

4. Melakukan uji hipotesis dengan analisis regresi linear berganda

menggunakan software statistik SPSS versi 16

5. Menarik kesimpulan

Hasil Yang ingin dicapai:

Membuktikan secara empiris mengenai pengaruh disiplin belajar dan

lingkungan teman sebaya berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa

program studi akuntansi STIENAS Banjarmasin

Sumber : diolah Penulis. 2024

13
Penelitian tentang pengaruh disiplin belajar dan lingkungan teman sebaya

terhadap prestasi belajar mahasiswa program studi akuntansi STIENAS

Banjarmasin dengan melakukan penyebaran kuesioner, melakukan uji validitas

data, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis menggunakan analisis

regresi linier sederhana dan analisis regresi linier berganda dengan software

statistik SPSS versi 16. Penelitian ini ingin menguji pengaruh disiplin belajar dan

lingkungan teman sebaya berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa

program studi akuntansi STIENAS Banjarmasin.

H1: Pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa program studi

akuntansi STIENAS Banjarmasin.

H2: Pengaruh lingkungan teman sebaya terhadap prestasi belajar mahasiswa

program studi akuntansi STIENAS Banjarmasin.

H3: Pengaruh disiplin belajar dan lingkungan eman sebaya terhadap prestasi

belajar mahasiswa program studi akuntansi STIENAS Banjarmasin.

Gambar 2 Model Kerangka Hipotesis

Lingkungan
Disiplin Teman
Belajar
Sebaya
X 1
H1
X2 Prestasi Belajar
Y

H2 H3

14
Sumber : diolah Penulis 2024

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil

interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Slameto (2010: 2) “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”.

Menurut Sugihartono (2007: 74) “belajar merupakan suatu proses

memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku

dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya

interaksi individu dengan lingkungannya”. Menurut Ngalim (2006: 102) “belajar

adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau

pembaharuan dalam tingkah laku dan atau kecakapan”. Wina (2009: 112) “belajar

adalah proses mental yang terjadi di dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan

munculnya perubahan prilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi

individu dengan lingkungan yang disadari”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan

15
tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri

karena adanya interaksi dengan lingkungan yang disadari.

B. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut Winkel yang dikutip Noor Komari Pratiwi (2015:81)

merupakan “ bukti keberhasilan yng telah dicapai oleh seseorang. Dengan

demikian, prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh

seseorang setelah melakukan usaha-usaha belajar. Bukti keberhasilan dari

seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu

merupakan Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dalam waktu tertentu,

Menurut Nana (2009: 102):

Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari

kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang.

Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik

perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir

maupun keterampilan motorik.

Prestasi belajar adalah hasil penilaian dari kegiatan belajar yang telah

dilakukan dan merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh dosen

untuk melihat sampai di mana kemampuan mahasiswa yang dinyatakan dalam

bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil

yang sudah dicapai.

Berdasarkan beberapa pengertian Prestasi Belajar di atas dapat disimpulkan

bahwa Prestasi Belajar adalah hasil penilaian dari kegiatan belajar yang telah

dilakukan dan merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh dosen

16
untuk melihat sampai di mana kemampuan mahasiswa yang dinyatakan dalam

bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil

yang sudah dicapai.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Secara umum menurut Baharuddin (2009: 19) faktor-faktor yang

mempengaruhi Prestasi Belajar dibedakan menjadi dua kategori yaitu:

1. Faktor Internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu

dan dapat mempengaruhi Prestasi Belajar individu. Faktor-faktor internal ini

terdiri dari faktor fisiologis dan psikologi.

2. Faktor Eksternal, dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan sosial seperti

lingkungan sosial sekolah yang di dalamnya termasuk guru, administrasi dan

Teman Sebaya, lingkungan sosial masyarakat, dan lingkungan sosial keluarga

seperti ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga, status

sosial ekonomi. Sedangkan lingkungan nonsosial terdiri dari lingkungan

alamiah, faktor instrumental, faktor materi pelajaran.

Menurut Slameto (2010: 54), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar yang digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:

1. Faktor Internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,

antara lain: faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis

(intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), dan faktor

kelelahan.

2. Faktor Eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain: faktor

keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana

17
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang

kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,

tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman

bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

Menurut Ngalim (2006: 102) Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses

dan hasil belajar yaitu:

1. Faktor sosial meliputi: faktor keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat

yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang

tersedia dan motivasi sosial.

2. Faktor individu antara lain: kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan

faktor pribadi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Prestasi Belajar dapat

dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:

1. Faktor internal yakni faktor yang muncul dari dalam diri individu yang berupa

faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan, kecerdasan, latihan,

motivasi dan faktor pribadi) dan faktor kelelahan.

2. Faktor eksternal yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa diantaranya

lingkungan sosial seperti lingkungan sosial sekolah yang di dalamnya

termasuk metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar

18
pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah.

Lingkungan keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar

belakang kebudayaan) dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam

masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

D. Pengukuran Prestasi Belajar

Kegiatan pembelajaran, mahasiswa dikatakan berhasil atau tidak, salah satu

caranya dengan melihat nilai-nilai hasil perolehan mahasiswa dalam Kartu Hasil

Studi (KHS) maupun Dokumen Hasil Studi (DHS). Angka-angka maupun huruf-

huruf dalam Kartu Hasil Studi (KHS) maupun Dokumen Hasil Studi (DHS)

mencerminkan Prestasi Belajar atau sejauh mana tingkat keberhasilan siswa

mengikuti kegiatan belajar.

Menurut Sugihartono (2007: 130) menyatakan: Kegiatan belajar mengajar,

pengukuran hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh

perubahan tingkah laku siswa setelah menghayati proses belajar. Maka

pengukuran yang dilakukan guru lazimnya menggunakan tes sebagai alat

ukur. Hasil pengukuran tersebut berwujud angka ataupun pernyataan yang

mencerminkan tingkat penguasaan materi pelajaran bagi para siswa, yang

lebih dikenal dengan prestasi belajar.

Cara penilaian dan penentuan nilai akhir mahasiswa STIENAS Banjarmasin

adalah sebagai berikut:

19
1. Penentuan kemampuan akademik seorang mahasiswa sejauh mungkin

mempertimbangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

mencerminkan kompetensi mahasiswa.

2. Nilai suatu mata kuliah ditentukan dengan dasar lulus atau tidak lulus. Nilai

batas kelulusan adalah 6,0 (enam koma nol) untuk skala 0 s/d 10 atau 60

(enam puluh) untuk skala 0 s/d 100.

3. Nilai akhir dikonversikan ke dalam huruf A, A-, B+, B, B-, C+, C, dan D yang

standar dan angka/bobotnya ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 1 Cara Penilaian da Penentuan Nilai Akhir

Standar Nilai Nilai

0 s/d10 10 s/d 100 Huruf Angka/Bobot

8 – 10 80 – 100 A 4,0

7,5 – 7,9 75 – 79 B+ 3,5

7,0 – 7,4 70 – 74 B 3,0

6,5 – 6,9 65 – 69 C+ 2,5

6,0 – 6,4 60 – 64 C 2,0

0,5,9 0 – 59 D 1

Sumber: STIE Indonesia Banjarmasin, 2024

Prestasi Belajar Mahasiswa dapat dilihat dari Indeks Prestasi yang telah

dicapai mahasiswa. Menurut Peraturan Akademik STIENAS Banjarmasin:

1. Indeks Prestasi (IP) adalah nilai rerata hasil belajar yang menggambarkan

kadar daya serap belajar mahasiswa untuk semester tertentu.

20
2. Perhitungan IP ditentukan dengan cara: jumlah nilai huruf yang telah

ditransfer ke nilai angka/bobot dikalikan besarnya sks mata kuliah dibagi

jumlah sks yang diambil mahasiswa yang bersangkutan dalam semester

tertentu.

Menurut Sugihartono (2007: 129) “pengukuran sebagai usaha untuk

mengetahui sesuatu sebagaimana adanya, pengukuran dapat berupa pengumpulan

data tentang sesuatu”.

Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengukuran

Prestasi Belajar adalah suatu usaha mengetahui penguasaan materi kuliah dengan

mempertimbangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang mencerminkan

kompetensi mahasiswa yang hasilnya berupa nilai rerata hasil belajar yang

menggambarkan kadar daya serap belajar mahasiswa.

E. Pengertian Disiplin Belajar

Menurut Supriadi (2014) “ disiplin belajar adalah sikap taat dan patuh

terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang

menjadi tanggung jawabnya untuk beradaptasi memperoleh prubahan wawasan

dan tingkah laku dari pengalaman disiplinnya”. Menurut Slameto (2010: 67)

“Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin baik di kampus, di rumah,

dan di perpustakaan”. Sedangkan Moenir (2010: 94) memberikan “definisi

disiplin adalah suatu bentuk ketaatan terhadap aturan, baik tertulis maupun tidak

tertulis, yang telah ditetapkan”.

Menurut Malayu (2002: 193) “kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan

seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang

21
berlaku”. Kesadaran adalah sikap seseorang menaati semua peraturan dan sadar

akan tugas dan tanggung jawabnya. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku,

dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang

tertulis maupun tidak. Menurut Moenir (2010: 94) “disiplin dalam pengertian utuh

adalah suatu kondisi atau sikap yang ada pada semua anggota organisasi yang

tunduk dan taat pada aturan organisasi”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diartikan disiplin adalah pengendalian

diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan baik tertulis maupun tidak tertulis

yang telah diterapkan oleh orang yang bersangkutan maupun berasal dari luar

serta bentuk kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya.

Disiplin yang dikaitkan dengan belajar dapat diartikan bahwa disiplin yang

dimaksud adalah disiplin belajar. Berdasarkan definisi disiplin sebelumnya,

disiplin belajar dapat diartikan sebagai pengendalian diri mahasiswa terhadap

bentuk-bentuk aturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah diterapkan

oleh mahasiswa yang bersangkutan maupun berasal dari luar serta bentuk

kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelajar. Moenir (2010: 95)

mengemukakan:

Ada dua jenis disiplin yang sangat dominan dalam usaha untuk menghasilkan

sesuatu yang dikehendaki organisasi. Kedua disiplin itu ialah disiplin dalam

hal waktu dan disiplin dalam hal perbuatan. Kedua disiplin tersebut

merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan serta saling mempengaruhi.

F. Indikator-indikator Disiplin Belajar

22
Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat disiplin

belajar mahasiswa berdasarkan ketentuan disiplin waktu dan disiplin perbuatan

dikemukakan Moenir (2010: 95), yaitu:

1. Disiplin waktu, meliputi :

a. Tepat waktu dalam belajar, mencakup datang dan pulang kuliah tepat waktu,

mulai dan selesai belajar di kampus tepat waktu dan muli dan selesai belajar di

rumah.

b. Tidak keluar dan membolos saat kuliah

c. Menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditetapkan

2. Disiplin perbuatan, meliputi:

a. Patuh dan tidak menentang peraturan

b. Tidak malas belajar

c. Tidak menyuruh orang lain bekerja demi dirinya

d. Tidak suka berbohong

e. Tingkah laku yang menyenangkan, mencakup tidak mencontek, tidak

membuat keributan dan tidak mengganggu orang lain yang sedang belajar.

Indikator ini merupakan tolak ukur yang nantinya akan digunakan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar

mahasiswa.

Berdasarkan uraian-uraian di atas maka dapat disimpulkan apabila mahasiswa

memiliki disiplin belajar yang tinggi maka mahasiswa tersebut akan memiliki

kesadaran yang tinggi terhadap tugas dan tanggung jawabnya diantaranya disiplin

dalam mengikuti kegiatan belajar di kampus, disiplin mengikuti ujian, disiplin

23
dalam menepati jadwal belajar, ketepatan dalam melaksanakan dan

mengumpulkan tugas-tugas. Oleh karena itu dengan disiplin belajar yang tinggi

akan mampu memberikan arah bagi mahasiswa untuk mencapai prestasi belajar

yang optimal.

G. Pengertian Lingkungan Teman Sebaya

Menurut Slavin (2008: 98) “Lingkungan teman sebaya merupakan suatu

interaksi dengan orang-orang yang mempunyai kesamaan dalam usia dan status”.

Dalam berinteraksi seseorang lebih memilih bergabung dengan orang-orang yang

mempunyai pikiran, hobi dan keadaan yang sama. Menurut Ngalim (2006: 28)

“lingkungan adalah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam

cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan

atau life processes kita kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang

sebagai menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain”. Lingkungan itu dapat dibagi

menjadi tiga bagian yaitu lingkungan alam/luar, lingkungan dalam, dan

lingkungan sosial/ masyarakat.

Menurut Umar (2005: 181) “ Kelompok sebaya adalah suatu kelompok yang

terdiri dari orang yang bersamaan usianya”. Dengan menjadi anggota dalam

kelompok sebaya maka akan terjadi dampak yang positif maupun yang negatif

yang dikarenakan interaksi di dalamnya. Seperti yang diungkapkan Umar (2005:

181) “Dampak edukatif dari keanggotaan kelompok sebaya itu antara lain karena

interaksi sosial yang intensif dan dapat terjadi setiap waktu dan dengan melalui

peniruan”.

24
H. Fungsi Lingkungan Teman Sebaya

Menurut Vembriarto (2003: 60) Lingkungan Teman Sebaya itu mempunyai

fungsi sebagai berikut:

1. Di dalam kelompok teman sebaya anak belajar bergaul dengan sesamanya,

yakni belajar memberi dan menerima dalam pergaulannya dengan sesama

temannya. Bergaul dengan Teman Sebaya merupakan persiapan penting bagi

kehidupan seseorang setelah dewasa.

2. Di dalam kelompok teman sebaya anak mempelajari kebudayaan

masyarakatnya. Melalui kelompok sebaya anak belajar bagaimana menjadi

manusia yang baik sesuai dengan gambaran dan cita-cita masyarakatnya;

tentang kejujuran, keadilan, kerjasama, tanggung jawab; tentang peranan

sosialnya sebagai pria atau wanita; memperoleh berbagai macam informasi,

meskipun terkadang informasi yang menyesatkan, serta mempelajari

kebudayaan khusus masyarakatnya yang bersifat etnik, keagamaan, kelas

sosial dan kedaerahan.

3. Kelompok sosial teman sebaya mengajarkan mobilitas sosial. Anak-anak dari

kelas sosial bawah bergaul akrab dengan anak-anak dari kelas sosial

menengah dan kelas sosial atas. Melalui pergaulan di dalam lingkungan

kelompok sebaya itu anak-anak dari kelas sosial bawah menangkap nilai-

nilai, cita-cita, dan pola-pola tingkah laku anak-anak dari golongan kelas

menengah dan atas sehingga anak-anak dari kelompok kelas sosial bawah

memiliki motivasi untuk mobilitas sosial.

25
4. Di dalam kelompok teman sebaya, anak mempelajari peranan sosial yang

baru. Anak yang berasal dari keluarga yang bersifat otoriter mengenal

suasana kehidupan yang bersifat demokratik dalam kelompok sebaya, begitu

juga sebaliknya anak yang berasal dari keluarga yang bersifat demokratik

dapat mengenal suasana kehidupan yang bersifat otoriter.

5. Di dalam kelompok teman sebaya anak belajar patuh kepada aturan sosial

yang impersonal dan kewibawaan yang impersonal pula.

Sedangkan menurut Umar (2005: 181) fungsi Lingkungan Teman Sebaya

adalah:

1. Mengajarkan berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain.

2. Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas.

3. Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan

masyarakat orang dewasa.

4. Memberikan kepada anggota-anggotanya cara-cara untuk membebaskan diri

dari pengaruh kekuatan otoritas.

5. Memberikan pengalaman untuk mengadakan hubungan yang didasarkan pada

prinsip persamaan hak.

6. Memberikan pengetahuan yang tidak bisa diberikan oleh keluarga secara

memuaskan (pengetahuan mengenai cita, rasa, cara berpakaian, musik, jenis

tingkah laku, dan sebagainya).

7. Memperluas cakrawala pengetahuan anak sehingga bisa menjadi orang yang

lebih kompleks.

26
I. Indikator Lingkungan Teman Sebaya

Berdasarkan uraian mengenai fungsi Lingkungan Teman Sebaya yang

diungkapkan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa indikator Lingkungan Teman

Sebaya terdiri dari:

1. Interaksi sosial yang dilakukan, baik interaksi dengan Lingkungan Teman

Sebaya di lingkungan sekitar maupun di lingkungan tempat belajar

2. Tempat pengganti keluarga

3. Memberi pengalaman yang tidak didapat dalam keluarga

4. Partner belajar yang baik

Indikator ini merupakan tolak ukur yang nantinya akan digunakan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh Lingkungan Teman Sebaya terhadap Prestasi

Belajar Mahasiswa.

Berdasarkan uraian-uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Lingkungan

Teman Sebaya sangat lekat dengan kehidupan mahasiswa dalam pergaulan baik di

lingkungan kampus maupun di lingkungan sosial. Dengan tingginya intensitas

interaksi yang dilakukan, keterlibatan individu yang dilakukan dan dukungan dari

teman sebaya yang bersifat positif maka akan memberikan kontribusi yang baik

demi tercapainya prestasi belajar mahasiswa yang optimal.

Kesimpulannya, disiplin belajar adalah perilaku seseorang yang menunjukan

kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku karena didorong oleh adanya

27
kesadaran dari diri sendiri untuk melakukan tujuan belajar yang diinginkan dan

harus dilakukan berulang-ulang agar menjadi terbiasa. Lingkungan teman sebaya

adalah sesuatu yang ada disekitar lingkungan yang dapat mempengaruhi dirinya

dalam menjalankan tugas. Jika keadaan sekitar lingkungan yang baik, maka akan

baik pula lingkungan teman sebayanya, tapi jika keadaan sekitar lingkungan tidak

baik maka kemungkinan pengaruh yang didapat akan tidak baik pula.

J. Penelitian Terdahulu

1. Saputro (2012). Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan Teman Sebaya

Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi

Angkatan 2009 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil

penelitian saputro (2012) menunjukkan bahwa disiplin belajar berpengaruh

terhadap prestasi belajar mahasiswa dan lingkungan teman sebaya

berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Sementara secara

bersamaan disiplin belajar dan lingkungan teman sebaya berpengaruh

terhadap prestasi belajar mahasiswa.

2. Dewi (2015). Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan Teman Sebaya

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Di

SMA Negeri 14 Semarang. Hasil penelitian Dewi (2015) menunjukkan

bahwa disiplin belajar dan lingkungan teman sebaya berpengaruh secara

simultan terhadap hasil belajar siswa (62,9%). Pengaruh secara parsial juga

didapatkan pada tiap variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada disiplin

28
belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (15,3%). Adapun lingkungan

teman sebaya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (18,8%).

3. Pungkasari (2018). Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Teman Sebaya

dan Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi

Bisnis Siswa Kelas X di SMK Negeri 1 Depok. Hasil penelitian Pungkasari

(2015) menyebutkan bahwa disiplin belajar, lingkungan teman sebaya dan

kondisi sosial ekonomi orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar.

4. Indriani (2022). Pengaruh Disiplin Belajar Dan Lingkungan Teman Sebaya

Terhadap Hasil Belajar Kelas VII SMP Negeri 3 Banjar. Hasil penelitian

Indriani (2022) menyebutkan bahwa disiplin belajar dan lingkungan teman

sebaya berpengaruh terhadap hasil belajar.

29
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Penentuan Lokasi Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer. Data

primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti melalui penyebaran kuesioner

kepada responden. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk memperoleh data diri

responden dan penilaian terhadap disiplin belajar, lingkungan teman sebaya dan

prestasi belajar. Penelitian dilakukan pada mahasiswa jurusan akuntansi

STIENAS Banjarmasin. Penelitian ini dilakukan karena adanya fenomena yang

menunjukkan bahwa kurangnya disiplin belajar para mahasiswa STIENAS

Banjarmasin, dapat terlihat dari cara mereka dalam melakukan tugas dan pada saat

tugas tersebut sudah mencapai batas akhir waktu pengumpulan. Sebagian

mahasiswa STIENAS Banjarmasin sekarang lebih sering menunda-nunda

mengerjakan tugas, mereka lebih memilih mengerjakan pada saat tugas tersebut

mau dikumpul.

B. Metode Penelitian Yang Digunakan

30
Metode pengumpulan data primer dilakukan menggunakan pertanyaan lisan

dan tertulis. Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti

dengan subjek (responden) penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

sebagai pendekatan penelitian yang digunakan untuk mengetahui apakah disiplin

belajar dan lingkungan teman sebaya berpengaruh terhadap prestasi belajar

mahasiswa program studi akuntansi STIENAS Banjarmasin.

C. Variabel Penelitian dan Operasionalisasinya

1. Variabel Penelitian

Pengaruh disiplin belajar dan lingkungan teman sebaya berpengaruh terhadap

prestasi belajar mahasiswa program studi pendidikan akuntansi. Variabel

dalam penelitian ini berupa variabel yang dikelompokan sebagai berikut:

a. Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.) Disiplin belajar merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri

seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan di mana aturan tersebut diterapkan

oleh orang yang bersangkutan.

2.) Lingkungan teman sebaya merupakan suatu interaksi dengan orang-orang

yang mempunyai kesamaan dalam usia dan status.

b. Variabel Dependen

31
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa

program studi akuntansi STIENAS Banjarmasin.

D. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen penelitian

Variabel Dimensi Indikator Skala

efektifitas waktu yang


Ordinal
digunakan
Disiplin Belajar waktu belajar
pemanfaaatan waktu yang
Ordinal
digunakan dalam belajar

Lingkungan latar belakang usia teman Ordinal

Teman Sebaya pergaulan latar belakang teman Ordinal

Bukti

Prestasi Belajar Keberhasilan Nilai IPK Interval

Belajar

Sumber: Data diolah, 2024

Variabel-variabel penelitian tersebut diukur dengan menggunakan instrumen

pengukuran dalam bentuk kuesioner yang memuat seperangkat pertanyaan.

Prosedur pengukuran sebagai berikut:

1. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan umum yang akan

dipergunakan sebagai dasar apakah responden masuk dalam kriteria atau

tidak.

32
2. Responden diminta untuk menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap

pernyataan yang diajukan peneliti atas dasar persepsi masing-masing

responden. Jawaban terdiri dari lima (5) pilihan, yaitu: Sangat Setuju (SS),

Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

3. Pemberian nilai, untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberikan nilai 5 dan

seterusnya menurun sampai pada jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) yang

diberikan nilai 1.

Tabel 2 Skala Ordinal Untuk Kuesioner

Jawaban Responden Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Netral 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: data diolah, 2024

E. Populasi dan Sampel

populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi

angkatan tahun 2024 di STIENAS Banjarmasin sebanyak 50 responden.

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling.

F. Jenis dan Sumber Data

33
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang

diperoleh langsung dari mahasiswa melalui kuesioner yang dibagikan kepada

mahasiswa akuntansi STIENAS Banjarmasin.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diperolah melalui

metode survey, yaitu dengan cara membagikan kuesioner kepada mahasiswa

akuntansi STIENAS Banjarmasin.

H. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Variabel

dependen adalah prestasi belajar, sedangkan variabel independen yaitu, disiplin

belajar dan lingkungan teman sebaya dilakukan dengan uji asumsi klasik meliputi

uji linieritas, uji multikolinieritas, dan uji hipotesis. Alat analisis yang digunakan

berupa software SPSS versi 16. Pengujian hipotesis dilakukan setelah model

regresi linier berganda yang akan digunakan dianggap lolos dari penyimpangan

uji

Pengujian hipotesis dilakukan dengan model analisis regresi linier berganda

yang bertujuan untuk memprediksi kekuatan pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Beberapa langkah yang dilakukan dalam analisis

regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

1. Uji Validitas

34
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Pengujian validitas instrument/kuesioner dengan menggunakan

software statistik berupa SPSS (statistic product and service solution). Uji

validitas dilakukan dengan metode korelasi product momen dari pearson dimana

pengujian dilakukan dengan melihat angka koefisien korelasi (rxy) yang

menyatakan hubungan antara skor butir dikatakan valid jika nilai pearson

correlation > 0,3 dengan tingkat signifikasi lebih kecil dari 0,05.

2. Uji Reliabilitas

Uji reabilitas adalah pengujian untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliable atau handal jika jawaban seseorang terdapat pertanyaan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu.

Pengukuran reabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot

(pengukuran sekali saja). Disini pengukuran hanya dilakukan sekali dan

kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur

korelasi antar jawaban pertanyaan. Suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,06 (Nunnally, 1967 dalam

Ghozali, 2005).

3. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik terdiri dari Uji Normalitas Data, Uji Multikolinearitas, Uji

Autokorelasi, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Hipotesis sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Data

35
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen maupun independen mempunyai distribusi normal atau tidak

“model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati

normal” (ghozali, 2005). Dalam penelitian ini digunakan cara analisis plot grafik

histrogram dan uji kolmogrov-smirnov (uji K_S).

Analisis normalitas data dengan menggunakan grafik histogram dilakukan

dengan cara melihat apakah posisi histogram berada di tengah-tengah atau tidak.

Apabila posisi histogram sedikit menceng ke kiri atau ke kanan, maka data tidak

berdistribusikan secara normal. Sedangkan analisis normalitas dengan

menggunakan uji K-S dilakukan dengan melihat nilai probabilitas signifikan >

0,05.

b. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independen).Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Multikorelinearitas antar independen terjadi jika nilai toleransi < 0,10 dan VIF

<10 maka tidak terjadi multikorelinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidak

samaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, mak disebut

homoskedastisitas. Model inilah yang diharapkan terjadi jika variance dari

36
residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya berbeda, maka terjadi

hesteroskedastisitas Santoso (2012). Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan melihat grafik scatterplot.

d. Uji Hipotesis

Metode analisis regresi linear berganda berfungsi untuk mengetahui

hubungan/pengaruh dari variabel bebas dengan variabel terikat. Pengolahan data

akan dilakukan dengan menggunakan alat bantu aplikasi SPSS for windows versi

16. Model persamaan regresi linier berganda untuk menguji hipotesis

menggunakan tingkat signifikan sebesar 5% atau 0,5 dengan formulasi sebagai

berikut:

Y= a + β1 X1 + β2 X2 + e

Keterangan:

Y = Prestasi belajar

X1 = Disiplin belajar

X2 = Lingkungan teman sebaya

A = konstanta

Β = Koefisien

E = Kesalahan (error item)

e. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah suatu nilai yang menggambarkan beberapa

besar perubahan atau variasi dari variabel independen. Semakin tinggi nilai

koefisien determinasi maka semakin baik kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan perilaku variabel dependen.

37
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

dalam menerangkan variasi variabel terikat (Santoso, 2012: 224). Nilai koefisien

determinasi adalah 0 < R2< 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Kelemahan

mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bisa terhadap jumlah variabel

independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel

independen ke dalam model, maka R 2 pasti meningkat tidak peduli apakah

variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan tidak terhadap

variabel dependen. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun

apabila terdapat tambahan variabel independen dalam model. Oleh karena itu

sebaiknya digunakan nilai Adjusted R2 untuk mengevaluasi model regresi terbaik

(Saputro, 2012: 224).

f. Uji F

Uji F ini digunakan untuk menguji apakah variabel independen secara

simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Tingkat

kesalahan 5% kriteria pengujian, jika nilai signifikan lebih kecil dari 5% maka

secara parsial Ha diterima dan Ho ditolak.

g. Uji t

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen. Tingkat kesalahan dalam penelitian ini

sebesar 5% kriteria pengujian, jika nilai signifikan variabel independen lebih kecil

38
dari 5% secara parsial maka Ha diterima yang berarti variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependen atau Ho ditolak yang berarti variabel

independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

DAFTAR PUSTAKA

Helmet, Dodot. 2012. Tentang Kenyataan. Rumah Makna.

Baharudin dan Wahyuni, E.N., 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.


Jogjakarta:
ArRuzzMedia

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Mempengaruhinya. Jakarta: PT


Rineka
Cipta.

39

Anda mungkin juga menyukai