Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, Volume 7 Nomor 1, 2024 | 2466

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Submitted : 28/01/2024


http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jrpp Reviewed : 03/02/2024
Volume 7 Nomor1, 2024 Accepted : 09/02/2024
P-2655-710X e-ISSN 2655-6022 Published : 10/02/2024

Eka Adnan Agung1 PENGARUH SELF REGULATED LEARNING


Harti Oktarina2
DAN INTERAKSI SISWA TERHADAP HASIL
BELAJAR IPS DI SMA JAYA NEGARA
MAKASSAR
Abstrak
Penelitian ini dimaksudkan untuk menilai dampak positif dan signifikan dari Self-regulaed
learning dan Interaksi Siswa terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII di SMA Jaya Negara
Makassar, baik secara individu maupun bersama-sama. Metode penelitian ini bersifat kuantitatif
deskriptif. Subjek penelitian melibatkan seluruh siswa kelas VII SMA Jaya Negara Makassar,
terdiri dari dua kelas dengan total 68 siswa. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara
sampel jenuh, sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah 68 siswa. Analisis data
menggunakan metode analisis regresi linier berganda, uji t, dan uji F. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 1) Kemampuan Belajar Mandiri memiliki dampak secara parsial terhadap
Hasil Belajar IPS siswa kelas VII di SMA Jaya Negara Makassar. Ini menunjukkan bahwa
siswa yang mampu mengatur diri dan belajar secara mandiri cenderung meningkatkan prestasi
belajar mereka, 2) Interaksi Siswa memiliki dampak secara parsial terhadap Hasil Belajar IPS
siswa kelas VII di SMA Jaya Negara Makassar. Dengan kata lain, siswa yang memiliki
kemampuan berinteraksi dengan baik lebih mungkin diterima dalam lingkungan belajar mereka
tanpa tekanan berlebihan, sehingga berpotensi mencapai prestasi belajar yang lebih baik, dan 3)
Hasil uji simultan menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih besar dari F tabel (3878,581 > 3,14),
sehingga dapat disimpulkan bahwa Hipotesis Alternatif diterima dan Hipotesis Nol ditolak. Ini
mengindikasikan bahwa Self-regulated learning dan Interaksi Siswa memiliki dampak secara
bersama-sama terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII di SMA Jaya Negara Makassar.
Selain itu, R Square (R2) sebesar 0,992, menunjukkan bahwa Kemampuan Belajar Mandiri dan
Interaksi Siswa secara bersama-sama mempengaruhi prestasi belajar IPS siswa kelas VII SMA
Jaya Negara Makassar sebesar 99,2%, sementara 0,8% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Kemampuan Belajar Mandiri, Pola Interaksi, Prestasi Belajar

Abstract
This research aims to assess the positive and significant impact of self-regulated learning and
student interaction on the learning outcomes of Grade VII students in SMA Jaya Negara
Makassar, both individually and collectively. The research method employed is quantitative
descriptive. The study subjects include all Grade VII students in SMA Jaya Negara Makassar,
comprising two classes with a total of 68 students. The sampling technique utilized is saturation
sampling, resulting in a sample size of 68 students. Data analysis involves the multiple linear
regression analysis, t-test, and F-test. The research findings indicate that 1) Self-regulated
learning has a partial impact on the learning outcomes of IPS for Grade VII students in SMA
Jaya Negara Makassar. This suggests that students with good self-regulation and independent
learning skills tend to enhance their academic performance. 2) Student interaction has a partial
impact on the learning outcomes of IPS for Grade VII students in SMA Jaya Negara Makassar.
In other words, students with effective interaction skills are more likely to be accepted in their
learning environment without excessive pressure, potentially achieving better academic results.
3) The simultaneous test results show that the calculated F-value is greater than the tabulated F-
value (3878.581 > 3.14), leading to the acceptance of the alternative hypothesis and rejection of
the null hypothesis. This indicates that self-regulated learning and student interaction
collectively impact the learning outcomes of IPS for Grade VII students in SMA Jaya Negara

1,2
Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Patompo
email: ekaadnan.agung@gmail.com; hartioktarina@gmail.com

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP)


Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, Volume 7 Nomor 1, 2024 | 2467

Makassar. Moreover, the R Square (R2) value of 0.992 suggests that self-regulated learning and
student interaction together influence the IPS learning performance of Grade VII students in
SMA Jaya Negara Makassar by 99.2%, while the remaining 0.8% is influenced by other factors
not considered in this study.
Keywords: Self-regulated Learning, Student Interaction, Learning Achievement

PENDAHULUAN
Pendidikan di Indonesia terus mengalami perkembangan dalam upaya meningkatkan kualitas
dan relevansi pembelajaran. Oleh karena itu, peran pendidikan sangat vital dalam kehidupan,
baik di Negara maju maupun Negara berkembang. Kualitas sumber daya manusia menjadi kunci
utama yang diperlukan oleh setiap Negara, dan pendidikan dianggap sebagai elemen krusial
yang berkontribusi dalam membentuk generasi muda yang berkualitas. Tidak hanya berperan
dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan juga memiliki dampak signifikan dalam meningkatkan
mutu sumber daya manusia di Indonesia, sejalan dengan prinsip-prinsip yang tercantum dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Pendidikan dianggap sebagai fondasi yang berhubungan erat
dengan pembangunan suatu negara, dengan tujuan utama untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Salah satu tingkatan pendidikan menengah yang memiliki peran penting dalam membentuk
karakter dan pengetahuan siswa adalah Sekolah Menengah Atas (SMA). SMA Jaya Negara
Makassar sebagai lembaga pendidikan di tingkat menengah memiliki tanggung jawab untuk
mencetak generasi yang unggul dan siap menghadapi tantangan masa depan. Mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi bagian integral dari kurikulum SMA, memberikan
pemahaman yang lebih mendalam terhadap realitas sosial, ekonomi, dan politik. Dalam proses
pembelajaran ini, peran siswa dalam mengatur dan mengelola pembelajaran mereka sendiri
(self-regulated learning) menjadi faktor kunci yang dapat memengaruhi hasil belajar. Menurut
Sudrajat (2014:180) Pendidikan IPS bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan untuk menjadi warga masyarakat yang baik. Untuk dapat berpartisipasi menjadi
warga negara yang baik maka perlu memiliki kemampuan yang berupa; pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values), serta kemampuan
berperilaku, jadi menurut pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa IPS yaitu pengetahuan
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sapriya (2009:7) bahwa “mata pelajaran IPS
merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran sejarah, geografi, dan
ekonomi serta pelajaran ilmu sosial lainnya”. Muhammad Numan Somantri (2001: 44)
menjelaskan dan merumuskan tentang IPS di tingkat sekolah adalah “suatu penyederhanaan
disiplin ilmu-ilmu sosial, psikologi, filsafat, ideologi negara, dan agama yang diorganisasikan
dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan”. Dengan demikian, maka
mata pelajaran IPS di Indonesia ialah penyederhanaan ilmu-ilmu sosial yang disajikan secara
ilmiah dan psikologis yang memiliki tujuan untuk bidang pendidikan.
Dalam era perkembangan pendidikan saat ini, konsep self-regulated learning (pembelajaran
yang diatur oleh diri sendiri) menjadi sorotan utama. Siswa yang mampu mengelola dan
mengatur proses belajar mereka secara mandiri diharapkan memiliki hasil belajar yang lebih
baik. Oleh karena itu, penting untuk memahami sejauh mana kemampuan self-regulated
learning memengaruhi pencapaian akademis siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VII SMA
Jaya Negara Makassar.
Menurut Schunk (2012) self-regulated learning adalah kecenderungan siswa mengurangi
perilaku yang tidak tepat dalam belajar dan menggantikannya dengan perilaku yang tepat sesuai
dengan situasi belajar yang dihadapinya. SRL melibatkan adanya pilihan dari individu untuk
berperilaku dalam situasi belajar. Dalam pemahaman ini, individu akan memilih dan
merumuskan tujuan belajar yang diinginkannya. Tujuan belajar ini bervariasi pada setiap
individu berdasarkan hasil pertimbangan individu terhadap kemampuan maupun lingkungan
eksternal yang dihadapainya. Setelah merumuskan tujuan belajar yang diinginkan, maka
individu akan melakukan monitoring atau pemantauan terhadap perilakunya dan menilai apakah
perilaku tersebut dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
Menurut Stone, Schunk & Swartz (Fashikhah, 2013) self regulated learning, dipengaruhi
oleh tiga faktor utama yaitu keyakinan diri (self-efficacy), motivasi dan tujuan. Self-efficacy,

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP)


Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, Volume 7 Nomor 1, 2024 | 2468

motivasi dan tujuan. Frank dan Robert (dalam Indah, 2013) metode belajar self-regulated
learning mencakup tiga tahap kegiatan yakni; sebelum, selama dan sesudah melaksanakan tugas
belajar. Kebiasaan dalam mengatur dan mengarahkan diri sendiri, mengatur disiplin dalam
belajar. Disiplin dalam belajar yang dimaksud adalah mampu mengatur dan mengendalikan diri
sendiri, bila menghadapi tugas-tugas yang sulit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,
self regulated learning (SRL) merupakan kegiatan dimana individu yang belajar secara aktif
sebagai pengatur proses belajarnya sendiri, mulai dari merencanakan, memantau, mengontrol
dan mengevaluasi dirinya secara sistematis untuk mencapai tujuan dalam belajar, dengan
menggunakan berbagai strategi baik kognitif, motivasional maupun behavioral serta kebiasaan
belajar yang baik.
Berdasarkan observasi awal peneliti di SMA Jaya Negara Makassar ditemukan bahwa self
regulated learning (pengaturan diri dalam belajar) siswa tersebut masih terbilang rendah. Hal
demikian dapat diketahui pada saat proses belajar mengajar yang mana partisipasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran masih rendah sehingga interaksi yang terjadi di dalam kelas kurang
menyenangkan. Ketika siswa ditanya mengenai materi pelajaran yang telah dijelaskan
sebelumnya, banyak siswa yang tidak bisa menjawab. Hal tersebut dikarenakan dalam
mengikuti proses pembelajaran banyak siswa yang tidak fokus, izin keluar kelas dengan waktu
yang cukup lama dan bahkan terkadang ada siswa yang sampai tertidur di dalam kelas.
Hilangnya fokus siswa dalam mengikuti pembelajaran juga dikarenakan beberapa siswa yang
memainkan handphone pada saat belajar sehingga tidak mendengarkan penjelasan guru dengan
baik. Siswa dalam melakukan kegiatan belajar tidak melakukan perencanaan, pemantauan,
pengontrolan dan evaluasi dalam belajarnya sendiri.
Para siswa belum sepenuhnya memahami dan mengenal strategi kognitif yang dapat
membantu mereka memahami suatu materi. Mereka cenderung kurang melakukan praktik
berulang terhadap soal-soal dan kurang melakukan pembelajaran tambahan di luar konteks
sekolah atau kelas online. Keterbatasan ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa
terhadap pentingnya kesiapan menghadapi ujian, yang seringkali dipengaruhi oleh kebiasaan
tidur larut malam, rasa malu untuk bertanya, dan ketidakseriusan dalam menyelesaikan tugas-
tugas yang diberikan oleh guru.
Banyak siswa juga mengalami kesulitan berkonsentrasi selama proses pembelajaran, dan
terkadang mereka kurang siap untuk menerima pelajaran karena merasa mengantuk akibat
kelelahan, kecemasan, rasa malas, dan kurang semangat. Dampak dari kondisi ini mencakup
ketidakmampuan siswa dalam mengumpulkan tugas tepat waktu, pengerjaan tugas yang tidak
optimal atau dilakukan dengan cara yang kurang serius, kecenderungan untuk mengerjakan
tugas secara terburu-buru (kebut semalam), serta kurangnya persiapan saat menghadapi ujian.
Semua ini berkontribusi pada hasil belajar siswa yang rendah.
Selain terpengaruh oleh self-regulated learning, pencapaian hasil belajar siswa juga
dipengaruhi oleh interaksi di lingkungan sekolah. Dalam konteks pendidikan, pola interaksi
antara guru dan siswa selama proses belajar mengajar memiliki peran yang sangat penting untuk
mencapai tujuan yang diinginkan oleh lembaga pendidikan. Oleh karena itu, menciptakan
dorongan dari guru kepada siswa menjadi kunci penting guna mencapai hasil pembelajaran yang
optimal. Proses belajar mengajar tidak dapat dilepaskan dari peran interaksi; tanpa keberadaan
interaksi yang efektif, proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik. Kehadiran interaksi
ini menjadi mungkin jika hubungan antara guru dan siswa berlangsung dengan baik. Semua
komponen dalam sistem pembelajaran harus saling terkait untuk memastikan efektivitas proses
pembelajaran (Mahmud, 2012:169).
Untuk membina relasi positif antara guru dan siswa, seorang pendidik sebaiknya berinteraksi
dengan mengadopsi pola interaksi yang merangsang partisipasi aktif siswa, sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan efektif. Dalam konteks penelitian ini, pola interaksi yang dimaksud
mencakup cara guru berinteraksi dengan siswa selama proses pembelajaran atau
menggambarkan dinamika interaksi antara guru dan siswa dalam konteks pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh self-regulated learning dan interaksi
siswa terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS di kelas VII SMA Jaya Negara Makassar.
Dengan pemahaman lebih mendalam tentang faktor-faktor ini, diharapkan dapat ditemukan
strategi pembelajaran yang lebih efektif untuk meningkatkan pencapaian akademis siswa di
tingkat menengah. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan tidak hanya memberikan

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP)


Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, Volume 7 Nomor 1, 2024 | 2469

kontribusi pada pemahaman teoritis terkait self-regulated learning dan interaksi siswa, tetapi
juga dapat memberikan implikasi praktis untuk pengembangan kurikulum dan strategi
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SMA Jaya Negara Makassar,
khususnya pada mata pelajaran IPS. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk
pengambilan keputusan dan perbaikan kontinu dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di
tingkat menengah.

METODE
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Jaya Negara Makassar. Jenis penelitian yang
dilakukan adalah kuantitatif deskriptif. Kuantitaif deskriptif adalah jenis penelitian yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Adapun pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan survey. Sugiyono (2014) mendefinisikan penelitian survey adalah Penelitian survey
adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-
kejadian relative, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun
psikologis.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMA Jaya Negara Makassar
yang terdiri dari du akelas dengan jumlah 68 siswa. Menurut Suharsimi Arikunto (2010), jika
subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semuanya, jika subjeknya besar atau lebih
dari 100 orang dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Sehingga sampel yg digunakan
yaitu 68 siswa.
Pengumpulan data dilakukan melalui field research dan library research, yaitu dengan
metode Observasi, Dokumentasi dan Angket (kuesioner). Analisis data merupakan kegiatan
setelah data dari responden terkumpul dan bisa untuk di uji validitas dan reabilitasnya. Analisis
data dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik yang dipergunakan untuk menguji
hipotesis mengenai ada tidaknya perbedaan antara variabel yang sedang di teliti. Dalam analisis
data ini bertujuan untuk menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan analisis regresi linier
berganda, uji F (uji simultan), dan uji t (uji parsial).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Variabel self regulated learning dan Interaksi Siswa
Analisis menjelaskan tentang deskriptif penilaian responden terhadap variable yang teridir
dari self regulated learning dan pola interaksi. Penilaian terhadap variable penelitian inni diukur
dengan skor terendah 1 (tidak pernah), dan skor tertinggi adalah 4 (selalu). Hasil analisis
deskriptif terhadap variabel penelitian dapat ditunjukkan dengan tabel berikut :

Tabel 1. Hasil Analisis Statistika Deskriptif Variabel Self Regulated Learning dan Pola Interaksi
Variabel N Min. Max. Mean Deviation
Self Regulated Learning 68 1 4 3,55 8,70
Interaksi Siswa 68 1 4 3,57 6,68
Sumber: Olah Data SPSS, 2023

Dari hasil analisis deskriptif variabel self regulated learning, dapat disimpulkan dari tabel
diatas bahwa tanggapan 68 responden secara keseluruhan memberikan penilaian yang tinggi
terhadap self regulated learning yang ada pada siswa di SMA Jaya Negara Makassar. Hal tersebt
terbukti dengan nilai rata-rata sebesar 3,55 yang berada pada rentang interval 3,28 hingga 4,00.
Kesimpulan ini mengindikasikan bahwa siswa di SMA Jaya Negara Makassar umumnya
memiliki kemampuan dalam mengatur proses belajar (Self Regulated Learning) yang tinggi.
Hasil analisis deskriptif variabel pola interaksi dapat disimpulkan bahwa dari 68 responden,
ratat-rata memberikan penilaian yang tinggi terhadap pola interaksi. Hal ini tercermin dari nilai
rata-rata sebesar 3,57 yang berada dalam rentang interval 3,28 hingga 4,00. Kesimpulan ini
menunjukkan bahwa siswa di SMA Jaya Negara Makassar pada umumnya memiliki interaksi
yang baik.

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP)


Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, Volume 7 Nomor 1, 2024 | 2470

Deskripsi Variabel Variabel Hasil Belajar


Terdapat empat kategori hasil belajar IPS pada penelitian ini. Kategori tersebut adalah sangat
baik, baik, cukup dan kurang. Hasil analisis deskriptif mengenai kategori hasil belajar IPS dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Kategori Hasil Belajar IPS


Interval Nilai Kategori Frekuensi %
Nilai ≥ 90 A : Sangat Baik 24 35,29
80 ≤ Nilai < 90 B : Baik 24 35,29
70 ≤ Nilai < 80 C : Cukup 16 23,54
Nilai < 70 D : Kurang 4 5,88
Sumber : Olah data SPSS, 2023

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi hasil belajar IPS siswa
SMA Jaya Negara Makassar berada dalam kategori sangat baik sebanyak 24 siswa ataiu sebesar
35,39% dan berada dalam kategori baik sebanyak 24 siswa atau sebesar 35,39%. Untuk hasil
belajar siswwa yang berada dalam kategori cukup sebesar 16 siswa atau sebesar 23,54%. Hasil
belajar siswa yang berada dalam kategori kurang sebanyak 4 siswa atau sebesar 5,88%.
Uji Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh positif dan signifikan
Self Regulated Learning dan Interaksi Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII SMA
Jaya Negara Makassar. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
linier Berganda, Uji t-test, dan uji F. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis dalam
penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut:
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini, hipotesis diuji menggunakan analisis regresi berganda, di mana secara
empiris diuji untuk menemukan hubungan fungsional antara dua atau lebih variabel independen
dengan variabel dependen, atau untuk meramalkan dua atau lebih variabel independen terhadap
variabel dependen. Hasil dari uji analisis regresi berganda dalam penelitian ini dapat ditemukan
dalam tabel di bawah ini.

Table 3. Hasil Uji Regresi Linier Berganda


Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8.827 .857 10.299 .000
SRL .636 .119 .671 5.349 .000
Pola_interaksi .402 .155 .326 2.594 .012
a. Dependent Variable: Hasil_Belajar
Sumber : Olah data SPSS, 2023

Berdasarkan hasil dari table coefficients diatas diperoleh nilai konstanta sebesar 8,827
dengan nilai koefisien regresi variabel self regulated learning sebesar 0,636 dan variabel pola
interaksi sebesar 0,402. Berdasarkan perolehan tersebut, maka model persamaan regresi linier
berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = 8,827 + 0,636 X1 + 0,402 X2
Berdasarkan persamaan regresi diatas, maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 8,827 artinya jika tidak ada self regulated learning dan interaksi siswa
maka hasil belajar hanya sebesar 8,827
2. Koefisien regresi X1 sebesar 0,636 artinya setiap kenaikan satu satuan self regulated learning
akan meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 0,636. Dan sebaliknya setiap penurunan satu
satuan self regulated learning akan menurunkan hasil belajar siswa
3. Koefisien regresi X2 sebesar 0,402 artinya setiap kenaikan satu satuan interaksi siswa maka
akan meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 0,402. Dan sebaliknya setiap penurunan satu
satuan pola interaksi maka akan menurunkan hasil belajar siswa sebesar 0,402. Tanda (+)
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP)
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, Volume 7 Nomor 1, 2024 | 2471

menunjukkan arah hubungan yang searah dan tanda (-) menunjukkan arah hubungan yang
berbanding terbalik antar variabel independent (X) dengan variabel dependen (Y).
b. Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengevaluasi pengaruh parsial variabel independen terhadap variabel
dependen. Proses pengujian ini melibatkan perbandingan nilai probabilitas atau p-value (sig-t)
dengan tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai p-value kurang dari 0,05, maka hipotesis alternatif
(Ha) diterima; sebaliknya, jika nilai p-value lebih besar dari 0,05, maka Ha ditolak.

Tabel 4. Hasil Uji Parsial (Uji t)


Variabel thitung Sig. Keputusan
Self Regulated Learning 5,349 0,000 Ha diterima
Interaksi Siswa 2,594 0,012 Ha diterima
Sumber : Olah Data SPSS, 2023

Berdasarkan hasil analisis data pada table diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk
variable Self Regulated Learning sebesar 5,349 dan nilai signifikansi sebesar 0,000.
Berdasarkan nilai degree of freedom (df) = n – 2 = 66 dan nilai alpha 5% maka diperoleh nilai t
table sebesar 1,99656. Nilai t hitung diperoleh sebesar 5,349 lebih besar dari nilai t table sebesar
1,99656 dan nilai sig. 0,000 lebih kecil dari nilai alpha 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ada
pengaruh positif dan signifikan Self Regulated Learning terhadap Terhadap Hasil Belajar IPS
Siswa Kelas VII SMA Jaya Negara Makassar.
Dari hasil keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa secara umum, siswa cenderung berada
pada kategori yang cukup tinggi. Ini berarti bahwa siswa kelas VII SMA Jaya Negara Makassar
memiliki kemampuan belajar mandiri yang cukup, menerapkan berbagai strategi belajar secara
aktif dan konstruktif. Siswa ini mampu menetapkan tujuan pembelajaran mereka dengan
melibatkan metakognisi, motivasi, dan perilaku untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Tingkat self-regulated learning yang tinggi pada siswa dapat memberikan kontribusi
positif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sesuai dengan definisi oleh
Wolfolk (2009:130), self-regulated learning adalah suatu proses di mana siswa mengaktifkan
dan mempertahankan pikiran, perilaku, dan emosi untuk mencapai tujuan pembelajaran,
termasuk pencapaian hasil belajar yang diinginkan.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian oleh Nur Khairrunnisa, (2021) mengenai
“Pengaruh Self Regulated Learning terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Bimbingan dan
Konseling Islam IAIN Palopo”. Peneleitian ini membahas tentang Pengaruh Self Regulated
Learning terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Self
Regulated Learning (X) berpengaruh terhadap Prestasi Akademik (Y). Self Regulated Learning
mempengaruhi prestasi akademik sebesar 34,2% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisis data pada table diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk
variable Interaksi Siswa sebesar 2,594 dan nilai signifikansi sebesar 0,012. Berdasarkan nilai
degree of freedom (df) = n – 2 = 66 dan nilai alpha 5% maka diperoleh nilai t table sebesar
1,99656. Nilai t hitung diperoleh sebesar 5,349 lebih besar dari nilai t table sebesar 1,99656 dan
nilai sig. 0,012 lebih kecil dari nilai alpha 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ada pengaruh
positif dan signifikan Interaksi Siswa terhadap Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII
SMA Jaya Negara Makassar.
Hasil penelitian ini didukung oleh teori Menurut Elly M. Setiadi menyatakan bahwa manusia
berinteraksi dengan sesamanya dalam kehidupan untuk menghasilkan pergaulan hidup dalam
suatu kelompok. Interaksi sosial antarsiswa haruslah berjalan dengan baik, karena tidak sedikit
siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar karena pengaruh teman sebaya yang mampu
memberikan motivasi kepadanya untuk belajar.Sebaliknya, interaksi yang tidak baik antarsiswa
tentu menimbulkan kebencian, ketidaksukaan, dan merasa terganggu sehingga tidak jarang
siswa yang memiliki sikap ini tidak disukai. Interaksi yang seperti ini tentunya akan
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tersebut yang bersangkutan dan siswa yang lain di
sekitarnya. Siswa yang bersangkutan mendapatkan hasil belajar yang kurang karena dia tidak
termotivasi untuk belajar, sedangkan siswa yang lain nilainya menurun karena terganggu oleh
sikap siswa yang memiliki interaksi sosial yang buruk (disosiatif).

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP)


Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, Volume 7 Nomor 1, 2024 | 2472

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Siti Wardatul Latifah (2019) dengan judul
Pengaruh Interaksi Sosial Siswa Dengan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Matematika Siswa
Kelas V Di Mima Condro Jember Tahun Pelajaran 2018/2019. Dalam penelitian ini diperoleh
hasil bahwa : 1) Interaksi sosial siswa kelas V pada pembelajaran matematika di MIMA Condro
Jember Tahun Pelajaran 2018/2019 diperoleh dalam kategori Cukup-Cukup (CC) dengan
persentase 43%. 2.) Terdapat pengaruh positif antara interaksi sosial siswa proses asosiatif (X1)
terhadap hasil belajar (Y). Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai thitung 2,317 > 2,018,
koefisien regresi (b1) sebesar 0,069 dan nilai signifikan sebesar 0,655 > 0,05. 3) Terdapat
pengaruh negative dan signifikan dari variabel interaksi sosial proses disosiatif terhadap hasil
belajar pada pelajaran matematika. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan nilai thitung 2,440 >
2,018, nilai koefisien regresi (b2) sebesar -0,118 dan nilai signifikan korelasi sebesar 0,655 >
0,05. Dari hasi uji koefisien korelasi variabel X dan Y diperoleh 89% dipengaruhi oleh variabel
interaksi sosial siswa proses asosiatif (X1) dan variabel interaksi sosial siswa proses disosiatif
(X2) sisanya 11% dipengaruhi oleh variabel lain.
c. Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk menentukan apakah semua variabel independen yang dimasukkan
dalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Keputusan
diambil berdasarkan perbandingan antara nilai F hitung dan nilai F tabel atau nilai signifikan
dan nilai alpha. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari 68 responden, hasilnya sebagai
berikut:

Tabel 5. Hasil Uji F


ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4530.668 2 2265.334 3878.581 .000b
Residual 37.964 65 .584
Total 4568.632 67
a. Dependent Variable: Hasil_Belajar
b. Predictors: (Constant), Pola_interaksi, SRL
Sumber : Olah Data SPSS, 2023

Hasil pengujian pada table 4.9 menunjukkan nilai F hitung sebesar 3878,581 dengan nilai
signifikansi 0,000. Nilai degree of freedom (df1) = k – 1 = 2 dan nilai df2 = n – k = 65 dengan
nilai alpha sebesar 5% maka diperoleh nilai F table sebesar 3,14. Nilai F hitung sebesar
3878,581 lebih besar dari nilai f table maka dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak. Hal
ini berarti Self Regulated Learning dan Pola Interaksi berpengaruh secara simultan terhadap
Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII SMA Jaya Negara Makassar
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori oleh Zubaidah (2015) yang menyatakan bahwa Self
regulated learning (pengaturan diri) mengacu pada pikiran, perasaan dan tindakan yang
direncanakan sesuai dan disesuaikan untuk mencapai tujuan meliputi: menetapkan tujuan
belajar, berkonsentrasi pada instruksi, menggunakan strategi yang efektif untuk mengorganisir
ide-ide, menggunakan sumber daya yang ada secara efektif, monitoring kerja mengelola waktu
secara efektif dan memegang keyakinan positif tentang kemampuan seseorang yaitu
pemahaman sendiri terhadap keterampilan kognitif, termasuk memori, perhatian dan masalah-
masalah pemecahan masalah. Siswa yang memiliki Self regulated learning (SRL) akan menjadi
mahir dalam mengatur belajarnya sendiri dan mampu meningkatkan hasil belajar. Sekelompok
siswa yang memiliki Self regulated learning (SRL) membuktikan bahwa siswa tersebut mampu
mencapai hasil belajar yang bagus
Hasil penelitian ini didukung oleh teori Hamalik (2015:31) menjelaskan bahwa hasil belajar
bisa diketahui dari perubahan tingkah laku sikap yang ditunjukkan oleh seseorang, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar
dipengaruhi oleh faktor internal daan faktor eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi
hasil belajar adalah faktor guru, lingkungan sosial (termasuk interaksi sosial antara siswa
dengan guru atau siswa dengan siswa), kurikulum sekolah, sarana dan prasarana. Salah satu
faktor eksternal tersebut yaitu interaksi sosial. Kemampuan siswa dapat berinteraksi dengan
baik dapat dilihat dari kompetensi sosial siswa yang tinggi. Kompetensi sosial merupakan

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP)


Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, Volume 7 Nomor 1, 2024 | 2473

kemampuan seorang individu untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesame
siswa, tenaga kependidikan, pendidik, orang tua, dan lingkungan masyarakat sekitarnya. Siswa
yang memiliki kompetensi sosial yang baik itu dapat dikatakan memiliki interaksi sosial yang
baik pula. Jika siswa memiliki interaksi sosial yang baik dapat diterima dilingkungannya dengan
mudah sehingga tidak memiliki tekanan untuk belajar dan dapat memeroleh hasil belajar yang
bagus.
Berdasarkan informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki keterampilan
belajar mandiri dan kemampuan pengaturan diri yang memadai akan menjadi terampil dalam
mengelola proses pembelajaran sendiri dan mampu meningkatkan pencapaian hasil belajar.
Siswa yang juga memiliki interaksi yang positif antar sesama siswa dan hubungan yang baik
dengan guru dapat lebih mudah diterima di lingkungan mereka, tanpa tekanan berlebihan dalam
belajar, sehingga berpotensi untuk mencapai hasil belajar yang baik.
d. Uji Koefisien Determinasi
Setelah menguji hipotesis dan mendapatkan hasil yang menunjukkan adanya pengaruh,
langkah berikutnya adalah melakukan uji koefisien determinasi menggunakan R Square.
Tujuannya adalah untuk menilai sejauh mana variabel X mempengaruhi variabel Y. Perhitungan
ini dilakukan menggunakan aplikasi SPSS, dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.10 di bawah
ini:

Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi


Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .996a .992 .991 .76424
a. Predictors: (Constant), Pola_interaksi, SRL
Sumber : Olah data SPSS, 2023

Perolehan nilai R Square pada table diatas sebesar 0,992. Hasil tersebut disimpulkan bahwa
terdapat self regulated learning dan pola interaksi mempengaruhi hasil belajar IPS siswa kelas
VII SMA Jaya Negara Makassar sebesar 99,2%, sedangkan sisanya (100 – 99,2% = 0,8%)
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdapat pada penelitian ini.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel self regulated learning lebih
kecil daripada nilai alpha (0,000 < 0,05), dan nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel
(5,349 > 1,99656). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa self regulated learning
memiliki pengaruh secara parsial terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMA Jaya
Negara Makassar. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa yang memiliki kemampuan
mengatur diri dan belajar mandiri yang baik akan mampu meningkatkan hasil belajar
mereka.
2. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel pola interaksi lebih kecil
daripada nilai alpha (0,012 < 0,05), dan nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel (2,594
> 1,99656). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa interaksi siswa memiliki pengaruh
secara parsial terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMA Jaya Negara Makassar.
Artinya, siswa yang memiliki kemampuan berinteraksi yang baik cenderung lebih mudah
diterima di lingkungan mereka tanpa tekanan berlebihan dalam proses belajar, sehingga
memiliki potensi untuk mencapai hasil belajar yang baik.
3. Hasil uji simultan menunjukkan nilai F hitung lebih besar dari F tabel (3878,581 > 3,14)
maka dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti Self Regulated Learning
dan Interaksi Siswa berpengaruh secara simultan terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII
SMA Jaya Negara Makassar. Perolehan nilai R Square (R2) sebesar 0,992. Hasil tersebut
disimpulkan bahwa terdapat self regulated learning dan Interaksi Siswa mempengaruhi hasil
belajar IPS siswa kelas VII SMA Jaya Negara Makassar sebesar 99,2%, sedangkan sisanya
(100 – 99,2% = 0,8%) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdapat pada penelitian ini.

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP)


Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, Volume 7 Nomor 1, 2024 | 2474

DAFTAR PUSTAKA
Sudrajat Dadang, Abdillah, dan Imam. 2014. Pengembangan Permaianan Ular Tangga Pada
Pelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SDN Majalengka
Wetan VII. Jurnal Online ICT–STMIK IKMI, 11 (1), 43-50.
Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Schunk, D.H. (2012). Learning Theories. An educational Perspectives. Teori-teori
Pembelajaran: Perspektif Pendidikan. Edisi keenam. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Fasikhah, S. S., & Fatimah, S. (2013). Self-regulated learning (SRL) dalam meningkatkan
prestasi akademik pada mahasiswa. Jurnal ilmiah psikologi terapan, 1(1), 145-155.
Indah, Ahdilah. 2013. Jurnal Academia Fisip Untad. Sulawesi Tengah. Vol 05. No 02
Mahmud, “Antropologi Pendidikan”, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 169
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Nur Khairrunnisa, 2021. “Pengaruh Self Regulated Learning terhadap Prestasi Akademik
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam IAIN Palopo”. Skripsi Program Studi
Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah Institut Agama
Islam Negeri Palopo
Elly M. Setiadi. (2007). Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Siti Wardatul Latifah, 2019: Pengaruh Interaksi Sosial Siswa Dengan Hasil Belajar Pada
Pembelajaran Matematika Siswa Kelas V Di Mima Condro Jember Tahun Pelajaran
2018/2019. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Jember.
Hamalik, Oemar. (2015). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP)

Anda mungkin juga menyukai