Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH SELF REGULATED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN EKONOMI


(Survei pada kelas XI IPS SMA Pasundan 3 Bandung)
THE EFFECT OF SELF REGULATED LEARNING ON STUDENTS' LEARNING
OUTCOMES IN ECONOMICS
(Survey in class XI IPS SMA Pasundan 3 Bandung)

Wulan Imelda
Universitas Pasundan, Jawa Barat, Indonesia
Alamat email:
WulanImelda79@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (i) self regulated learning siswa di kelas XI IPS
SMA Pasundan 3 Bandung pada pembelajaran indeks harga dan inflasi, (ii) hasil belajar siswa
di kelas XI IPS SMA Pasundan 3 Bandung pada pembelajaran indeks harga dan inflasi, (iii)
pengaruh self regulated learning terhadap hasil belajar siswa di kelas XI IPS SMA Pasundan
3 Bandung pada pembelajaran indeks harga dan inflasi. Metode penelitian yang digunakan
yaitu metode survei dengan mendekatan kuantitatif serta teknik pengumpulan data
menggunakan instrument angket dan test. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (i) Self
regulated learning siswa berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 3,56. (ii) hasil belajar
siswa menunjukan hasil yang baik dengan skor rata-rata 84,66, maka dapat diartikan
mayoritas hasil belajar siswa telah tuntas pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS (iii)
pengaruh self regulated learning terhadap hasil belajar siswa sebesar 0,697 atau 69,7%.
Penulis menyarankan kepada : (i) siswa diharapkan untuk menerapkan dan mengembangkan
self regulated learning sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal, (ii) guru
diharapkan dapat memberikan motivasi siswa dan menerapkan model pembelajaran yang
berbasis mandiri, (iii) sekolah dapat memberikan dukungan kepada guru, serta mengontrol
perkembangan siswa dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pendidikan yang
diharapkan tercapai.
Kata Kunci: Self regulated learning dan hasil belajar.

ABSTRACT
This study aims to determine: (i) self-regulated learning of students in class XI IPS SMA
Pasundan 3 Bandung on price index learning and inflation, (ii) student learning outcomes in
class XI IPS SMA Pasundan 3 Bandung on price index learning and inflation, ( iii) the effect of
self-regulated learning on student learning outcomes in class XI IPS SMA Pasundan 3
Bandung on price index and inflation learning. The research method used is a survey method
with a quantitative approach and data collection techniques using questionnaires and tests.
The results showed that: (i) Students' self-regulated learning was in the good category with an
average score of 3.56. (ii) student learning outcomes show good results with an average score
of 84.66, it can be interpreted that the majority of student learning outcomes have been
completed in economics subjects for class XI IPS (iii) the effect of self-regulated learning on
student learning outcomes is 0.697 or 69 ,7%. The author suggests to: (i) students are
expected to implement and develop self-regulated learning so as to achieve optimal learning
outcomes, (ii) teachers are expected to motivate students and apply independent-based
learning models, (iii) schools can provide support to teachers , as well as controlling the
development of students in the learning process so that the expected educational goals are
achieved.

Keywords: Self regulated learning and learning outcomes.


PENDAHULUAN
Pada era modern seperti saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan sangat berkembang
pesat pada segala bidang khususnya pada bidang pendidikan. Perkembangan yang terjadi
pada saat ini, penting dalam mengembangkan kemampuan untuk bersaing di era modern atau
abad ke-21. Berdasarkana teori-teori yang ada, perkembangan teknologi sangat
mempengaruhi sebuah pola serta model pembelajaran dalam bidang pendidikan, tidak hanya
itu perkembangan teknologi juga dapat meningkatkan kualitas atau nilai sumber daya
manusia. Sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan secara formal, pendidikan
sangat penting dalam upaya pembangunan sumber daya manusia yang berperan dalam
membentuk peserta didik yang diharapkan sehingga menjadi manusia yang produktif.
Pendidikan harus mampu menumbuhkan generasi muda yang unggul, berdaya saing dan
mampu mewujudkan kesejahteraan bagi setiap negara dan dunia.
Pemerintah telah melakukan upaya maksimal untuk meningkatkan kualitas pendidikan
di Indonesia, salah satunya melalui pengambilan kebijakan perubahan kurikulum. Kurikulum
pendidikan yang ditetapkan pemerintah saat ini adalah kurikulum 2013 Revisi, Kurikulum 2013
Revisi menekankan pentingnya siswa berpikir HOTS (Higher Order Thinking Skill), dimana
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang menerapkan pengolahan dalam kegiatan mengingat,
menyatakan kembali, atau merujuk sesuatu hal. Dalam Kurikulum 2013 Revisi ini siswa
diharapkan agar lebih aktif mengembakan sikap kemandiriannya pada saat belajar agar
meningkatkan hasil belajar, namun kenyataannya apabila dibandingkan dengan negara-
negara di Asia, Indonesia masih tertinggal jauh.
Berdasarkan Education Index pada tahun 2019, Indonesia berada pada posisi keenam
di ASEAN dengan skor 0,650. Skor tertinggi diraih oleh Singapura, sebesar 0,844. Peringkat
kedua diraih oleh Malaysia 0,726 lalu disusul oleh Brunei Darussalam 0,702, keempat diraih
oleh Thailand 0,682 dan kelima diraih oleh Philiphina 0,678. Berdasarkan data education
indeks, pendidikan negara Indonesia relatif tertinggal bila dibandingkan dengan negara di
ASEAN.
Menyikapi hal tersebut sudah seharusnya Indonesia memperhatikan sektor pendidikan
untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia di Indonesia, karena pendidikan merupakan
salah satu proses pembangunan suatu negara, dimana siswa sudah seharusnya dapat
meningkatkan hasil belajarnya untuk meningkatkan kualitas diri dan keterlibatan pada
peningkatan mutu pendidikan Indonesia.
Suatu keberhasilan siswa mencapai tujuan belajar, bisa dilihat dari hasil belajar siswa.
Menurut Winataputra dalam Purwoko & Priyanto (2016, hlm. 113) menyatakan “Hasil belajar
adalah bukti keberhasilan siswa yang sudah dicapai, dimana setiap aktivitas belajar bisa
membawa perubahan yang khas. Dalam hal ini belajar mencangkup keterampilan proses,
keaktifan, motivasi juga prestasi belajar”. Pendapat di atas disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah tolak ukur untuk mengetahui taraf pemahaman siswa terhadap materi yang telah
diberikan. Hasil belajar siswa dapat dilihat dalam melaksanakan ulangan harian, UTS
(Ulangan Tengah Semester), UAS (Ulangan Akhir Semester) dan UN (Ujian Nasional). UTS
dan UAS menjadi tolak ukur keberhasilan yang dilihat pada setiap tahapannya yang
merupakan syarat bagi peserta didik agar dapat naik kelas atau bisa melanjutkan ke tahap
berikutnya.
Menurut hasil wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi bahwa hasil belajar
siswa jika dilihat berdasarkan hasil Penilaian Akhir Semester (PAS) pada mata pelajaran
ekonomi SMA Pasundan 3 Bandung tergolong masih rendah, hal ini membuktikan bahwa
siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran belum mampu dalam pencapaian kompetensi
yang sudah diterapkan. Hasil belajar yang rendah ini tentunya dipengaruhi oleh beberapa
faktor, faktor utama yaitu siswa kurang memahami self regulated learning sehingga tidak dapat
secara aktif mengelola kegiatan belajarnya, siswa juga tidak dapat memotivasi dirinya untuk
belajar. Hal ini bisa dilihat masih banyak siswa yang tidak mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) melalui zoom-meeting serta masih banyak siswa yang telat dalam pengumpulan tugas-
tugasnya serta bisa dilihat dalam pelaksanaan Penilaian Akhir Semester (PAS) peserta didik
masih banyak siswa yang kurang percaya diri dengan kemampuan dirinya sendiri.
Hasil belajar yang diperoleh siswa tergantung bagaimana aktivitas belajar siswa selama
mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Maka untuk meningkatkan kegiatan pada
proses pembelajaran di sekolah, diperlukan suatu pendorong, penggerak dan pengaruh
perbuatan belajar.
Gagne (2010, hlm. 129) mengatakan, “Faktor-faktor yang bisa mempengaruhi hasil
belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu faktor internal (fisologis, intelegensi/kecerdasan,
sikap bakat, minat dan motivasi), faktor eksternal (lingkungan sosial dan non sosial) dan faktor
pendekatan belajar (tinggi, sedang dan rendah)”.
Terdapat banyak hal yang berpengaruh pada hasil belajar siswa yang optimal salah
satunya menggunaka kemampuan untuk bisa mengatur dirinya dalam sebuah kegiatan. Siswa
harus bisa mengatur kehidupan dirinya sendiri dengan baik, mulai dari merencanakan dan
memiliki target yang akan dicapai, dengan mengatur kehidupan dirinya sendiri secara baik
sehingga siswa mampu menjalannya bahkan dapat mencapai hasil yang optimal. Dalam
proses belajar, terdapat aspek penting yang ikut menentukan hasil belajar dimana siswa harus
dapat mengelola atau mengatur aktivitas belajarnya secara aktif, bertanggung jawab dan
mandiri. Dalam proses belajar, dikenal dengan suatu istilah self regulated learning sebagai
sebuah regulasi diri yang diterapkan dalam proses belajar.
Menurut Krisyanti (2020, hlm. 15) Self Regulated Learning (SRL) “Didefinisikan sebagai
keterlibatan secara aktif dalam perilaku belajar seseorang, dimana siswa mengarahkan
pikiran, perasaan, dan tindakan untuk degerakan secara sistematis sehingga menuju
pencapaian tujuan siswa sendiri”. Secara metakognitif, self regulated learning merencanakan
pembelajaran mandiri, mengatur, mengarahkan diri, memonitor diri, dan mengevaluasi diri
pada tingkatan yang berbeda dari apa yang dipelajari. Dari segi motivasi, mereka merasa diri
mereka mampu (self efficacious) dan mandiri (outonomous). Ditinjau dari segi tingkah laku
(behaviorly) mereka memilih, mengatur dan menciptakan lingkungan belajar yang terbaik,
sehingga mempengaruhi tingkah laku siswa dalam proses pembelajaran, terutama penerapan
strategi self regulated learning adalah faktor kondisi internal (individu) dan eksternal
(lingkungan). Self regulated learning adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan seseorang dalam menjalani proses pendidikannya dimana keberhasilan ini
biasanya dapat dilihat dari prestasi atau hasil belajar yang mereka capai.
Siswa yang memiliki kemampuan regulasi diri atau self regulated learning dengan tepat
dalam mengatur kewajibannya sebagai seorang siswa atau pelajar, maka dapat memunculkan
motivasi untuk meningkatkan hasil belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar, akan selalu
berusaha untuk mengingat materi yang sudah disampaikan oleh guru. Motivasi belajar siswa
yang tinggi akan membuat siswa berusaha untuk mewujudkan tujuan pembelajarannya
sehingga dapat mencapai keberhasilan yang cukup memuaskan sebagaimana yang
diharapkan, salah satu bukti nyata dalam motivasi belajar adalah self regulated learning yang
baik pada proses belajar siswa.
Hal diatas didukung oleh teori Putra dkk (2019, hlm. 259) dari hasil penelitiannya
menunjukan bahwa hasil pengujian diperoleh, kelompok siswa yang belajar dengan
pembelajaran self regulated learning membuktikan hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok siswa yang dibelajrakan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
Rabian dkk (2017, hlm. 8) mengatakan terdapat masalah yaitu kurangnya minat siswa
terhadap mata pelajaran fisika, dan kurang tingkat kemampuan berfikir siswa yang
menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Hamonagan dan Widyarto (2019, hlm. 6)
Mengatakan bahwa terdapat pengaruh antara Self regulated learning terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Dirgantini (2020, hlm. 84) mengatakan bahwa
adanya pengaruh antara self regulated learning terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi.
Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa terdapat masalah pada pada hasil belajar
siswa dimana hasil belajar siswa masih dikatakan rendah yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu kurangnya motivasi diri
untuk mengikuti pembelajran, kurang tingkat kemampuan berfikir siswa yang menyebabkan
hasil belajar siswa rendah dan faktor external yaitu masih banyak guru yang melakukan
pembelajaran dengan metode ceramah, metode tersebut membuat siswa merasa bosan
dalam pembelajaran. Salah satu solusi yang digunakan oleh penulis pada penelitian terdahulu
yakni menerapkan self regulated learning, dalam penelitian terdahulu mengatakan bahwa self
regulated learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Regulasi diri atau self regulated
learning merupakan salah satu yang dapat mendorong siswa untuk mengembangkan potensi-
potensi yang ada dalam dirinya dan memberikan arahan pada kegiatan belajar belajar siswa
sehingga dapat memunculkan motivasi untuk belajar. Dari hal dasar tersebut, peneliti tertarik
untuk melakukan pengamatan suatu proses pembelajaran yang ada pada siswa kelas XI di
SMA Pasundan 3 Bandung mengenai kemampuan mengatur diri dalam proses belajar sebagai
salah satu yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, maka judul penelitian ini adalah
”Pengaruh Self Regulated Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Ekonomi (Survei pada kelas XI IPS SMA Pasundan 3 Bandung)”.

KAJIAN TEORI
A. Self Regulated Learning
Menurut Krisyanti (2020, hlm. 15) Self Regulated Learning (SRL) diartikan sebagai
keterlibatan secara aktif dalam perilaku belajar seseorang, dimana siswa dapat mengarahkan
pikiran, perasaan, dan tindakan untuk digerakan secara sistematis sehingga tujuan siswa
tercapai. Menurut Slavin (2011, hlm. 10) “Self regulated learning merupakan siswa yang
mempunyai pengetahuan mengenai strategi pembelajaran yang efektif serta bagaimana dan
kapan menggunakannya”. Ibid dalam Dirgantini (2020, hlm. 11) mengatakan “self regulated
learning merupakan usaha siswa agar dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri
maupun bantuan orang lain atas dasar motivasi dirinta sendiri agar menguasai sebuah materi
atau suatu kopetensi tertentu sehingga dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata”.
Menurut Santrock dalam Sucino (2021, hlm. 06) faktor-faktor yang mempengaruhi self
regulated learning adalah :
1. Faktor individu
Self regulated learning dipengaruhi oleh suatu proses yang ada pada diri sendiri yang
disebut sebagai self efficacy dimana suatu keyakinan bahwa seseorang atas
kemampua dirinya sendiri.
2. Faktor Perilaku
Self regulated learning dipengaruhi oleh observasi diri (self observation), penilaian diri
(self judgment), dan reaksi diri (self reaction)
3. Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap kegiatan belajar, dimana lingkungan yang
kondusif akan mendorong siswa melakukan belajar berdasarkan self regulated
learning.
Menurut Zimmerman dan Schunk dalam Sutikono (2016, hlm. 199) self regulated learning
mempunyai manfaat sebagai suatu poses proatif dalam membantu meningkatkan hasil belajar
menggunakan cara menetapkan tujuan belajar dan keefektifan dengan menumbuhkan
kepercayaan diri pada siswa. Menurut Schunk dkk dalam Gainau (2019, hlm. 128)
mengatakan bahwa siswa yang mampu mengatur belajar yang baik menunjukkan bahwa
individu mempunyai prestasi yang tinggi. Dengan demikian, self regulated learning
memberikan manfaat bagi peningkatan prestasi belajar siswa.
Dari definisi tersebut disimpulkan self regulated learning merupakan kemampuan individu
dalam mengendalikan diri serta mengatur strategi belajar yang efektif sehingga mencapai
tuatu tujuan yang telah ditetapkan.
B. Hasil Belajar
Menurut Syahputra (2020, hlm. 25) “hasil belajar merupakan bagian dari interaksi, proses
dan evaluasi pembelajaran. Hal tersebut tidak terlepas dari metode, cara dan model
pembelajaran yang digunakan guru untuk menjelaskan apa yang telah mereka pelajari”.
Menurut Arikunto dalam Syahputra (2020, hlm. 24) hasil belajar adalah hasil dari mengalami
sendiri proses belajar melalui penilaian proses belajar sebelumnya. Sudjana (2016, hlm. 3)
mengatakan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan perilaku yang terjadi
selama proses pembelajaran.
Menurut Syah dalam Lasmanah (2016, hlm. 19) ada beberapa indikatror hasil belajar,
diantaranya sebagai berikut:
1. Kognitif (ranah cipta) atau memecahkan tugas-tugas atau keterampilan yang harus
dimiliki siswa, dari yang paling sederhana sampai yang paling sulit, baik dari segi
kognisi (ranah kreativitas) atau keduanya dari segi memori, pengamatan, pemahaman,
penerapan atau penerapan, analisis dan integrasi. Kemampuan untuk melakukan..
2. Afektif (ranah rasa) kemampuan seorang siswa untuk memiliki sikap dan nilai,
termasuk penerimaan, sambutan, dan rasa terima kasih. Atau, kita sering memiliki
sikap hormat, pendalaman, penokohan, atau rasa syukur.
Psikomotor (ranah karsa) yang dibutuhkan siswa berkaitan dengan keterampilan yang
mereka butuhkan untuk mengambil pelajaran yang telah diambilnya, seperti keterampilan dan
kemampuan ekspresi linguistik dan nonverbal.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa yang
dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan dan pengalaman yang diperoleh seorang
siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, meliputi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Hasil belajar terlibat dalam membentuk individu, individu yang ingin mencapai
hasil yang lebih baik sehingga membawa perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti
pendidikan dan proses pembelajaran tergantung pada tujuan pendidikan.

METODE
Arikunto (2020, hlm. 203) “Metode penelitian adalah metode yang digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data penelitiannya”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh self regulated learning terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA
Pasundan 3 Bandung. Untuk dapat mengetahui bagaimana pengaruh dari kedua variabel
tersebut, maka peneltian ini menggunakan metode kuantitatif dengan metode survei.
Menurut Sugiyono (2019, hlm. 16) “Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang
didasarkan pada filosofi positivisme, yang bersifat kuantitatif atau statistik untuk tujuan
menyelidiki populasi atau sampel tertentu, mengumpulkan data dengan menggunakan alat
penelitian, dan menguji hipotesis yang diberikan. Digunakan untuk menganalisis data”.
Menurut Sugiyono (2019, hlm. 56) “Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada
populasi besar dan kecil, tetapi data yang disurvei diperoleh dari populasi untuk menentukan
kejadian relatif, distribusi, dan hubungan variabel sosiologis dan psikologis”.
Penelitian ini dilakukan dengan menyebar angket dan soal tes dengan google form kepada
104 siswa, dimana terdapat 15 pernyataan pada variabel self regulated learning dan 20 soal
pada variabel hasil belajar. Pengolahan data yang dilakukan menggunakan bantuan IBM
SPSS Statistics Versi 24.0.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. HAsil Penelitian
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument
yang akan digunakan dalam penelitian. Dibawah ini merupakan hasil dari uji validitas masing
masing variabel:

Tabel 1. 1
Hasil Uji Validitas Variabel Self Regulated Learning

No rhitung Total Keterangan


1 .580** .001 Valid
**
2 .465 .010 Valid
3 .456* .011 Valid
4 .477** .008 Valid
*
5 .401 .028 Valid
**
6 .666 .000 Valid
7 .385* .036 Valid
8 .448* .013 Valid
**
9 .584 .001 Valid
10 .480** .007 Valid
11 .466** .010 Valid
**
12 .512 .004 Valid
13 .378* .040 Valid
14 .660** .000 Valid
*
15 .425 .019 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data pada IBM SPSS Statistic Version 24.0.

Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan SPSS 24.0 pada variabel X yaitu self
regulated learning, dapat dilihat pada tabel 1.1 bahwa 15 item pernyataan seluruhnya
dinyatakan valid karena rhitung dari setiap item pernyataan memiliki nilai lebih besar daripada
rtabel. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungan yang menunjukan tanda (*) berarti item
pernyataan menunjukan signifikansi sebesar 0,05 dan (**) berarti item pernyataan menunjukan
nilai signifikansi sebesar 0,01. Hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa 15 item pernyataan
pada variabel X dapat digunakan seluruhnya sebagai instrument dalam penelitian.
Tabel 1. 2
Hasil Uji Validitas Hasil Belajar

No rhitung Total Keterangan


1 .462* .010 Valid
2 .445* .014 Valid
3 .410* .024 Valid
4 .520** .003 Valid
5 .711** .000 Valid
6 .634** .000 Valid
7 .745** .000 Valid
8 .717** .000 Valid
9 .563** .001 Valid
10 .445* .014 Valid
11 .371* .044 Valid
12 .420* .021 Valid
13 .446* .013 Valid
14 .522** .003 Valid
**
15 .568 .001 Valid
16 .664** .000 Valid
**
17 . 695 .000 Valid
18 .691** .000 Valid
**
19 .468 .009 Valid
20 .614** .000 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data pada IBM SPSS Statistic Version 24.0.

Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan SPSS 24.0 pada variabel Y yaitu hasil
belajar, dapat dilihat pada tabel 1.2 bahwa 20 butir soal pilihan ganda seluruhnya dinyatakan
valid karena rhitung dari setiap butir soal memiliki nilai lebih besar daripada rtabel. Hal tersebut
dapat dilihat dari hasil perhitungan yang menunjukan tanda (*) berarti item pernyataan
menunjukan signifikansi sebesar 0,05 dan (**) berarti item pernyataan menunjukan nilai
signifikansi sebesar 0,01. Hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa 20 soal pilihan ganda
pada variabel Y dapat digunakan seluruhnya sebagai instrument dalam penelitian.

2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat konsistensi suatu
instrument sehingga dapat cukup dipercaya sebagai alat pengumpulan data karena instrument
tersebut sudah dikatakan baik. Sebuat instrument penelitian dapat dipercaya dan dikatakan
reliabel apabila memiliki hasil yang tetap meskipun dukur berulang-ulang. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Cronbach Alpha dan Spearman-Brown pada program IBM
SPSS Statistic Version 24.0. Adapun hasil dari pengolahan uji reliabilitas pada masing-masing
variabel sebagai berikut :

Tabel 1. 3
Hasil Uji Reliabilitas Self Regulated Learning

Reliability Statistics
Guttman Split-Half .859
Coefficient
Sumber: Hasil pengolahan data pada IBM SPSS Statistic Version 24.0.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada tabel 1.3, item-item pernyataan pada angket
variabel self regulated learning dinyatakan reliabel. Dapat dilihat dari hasil di atas bahwa
instrument variabel X memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,774 dengan kriteria koefisien
reliabilitas tinggi karena berada pada rentan 0,70 – 0,90.

Tabel 1. 4
Hasil Uji Reliabilitas Hasil Belajar

Reliability Statistics
Sumber: Hasil pengolahan data
Cronbach's Alpha N of Items
pada IBM SPSS Statistic Version
.774 15
24.0.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada tabel 1.4, setiap butir soal pada variabel hasil belajar
dinyatakan reliabel. Dapat dilihat dari hasil diatas bahwa instrument variabel X memiliki nilai
Cronbach’s Alpha sebesar 0,859 dengan kriteria koefisien reliabilitas tinggi karena berada
pada rentan 0,70 – 0,90.
3. Analisis Deskriptif
Bertujuan untuk mendefinisikan dan menggambarkan data. Sehingga dari data yang
sudah terkumpul langkah selanjutnya yaitu membuat kesimpulan dari data yang sudah
dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Setelah itu maka dilakukan perhitungan untuk mencari
rata-rata.

Tabel 1. 5
Rekapitulasi Tafsiran Rata-Rata Skor dan Persentase Jawaban Responden Pada Self
Regulated Learning

No. Pernyataan Rata-Rata Tafsiran

Faktor Individu
1. P1 4,32 Sangat Baik
2. P2 3,79 Baik
3. P3 3,41 Baik
4. P4 3,62 Baik
5. P5 3,21 Baik
6. P6 3,22 Baik
7. P7 3,65 Baik
8. P8 3,69 Baik
9. P9 3,01 Baik
10. P10 3,64 Baik
11. P11 4,03 Baik
12. P12 3,44 Baik
13. P13 3,39 Baik
14. P14 3,00 Cukup Baik
15. P15 4,03 Baik
Jumlah Bobot 53,45
Rata-Rata 3,56 Baik
Sumber: Hasil pengolahan data pada program Microsoft excel 2013

Berdasarkan hasil rekapitulasi tafsiran rata-rata pada setiap item pernyataan variabel self
regulated learning (X) pada tabel 1.5 menunjukan bahwa self regulated learning siswa kelas
XI IPS 1, 2 dan 3 di SMA Pasundan 3 Bandung baik dengan memperoleh rata-rata 3,56 .
Dengan point rata-rata tertinggi 4,32 dengan kategori sangat baik. Hal tersebut dapat
dibuktikan pada pernyataan 1 dengan poin tertinggi 4,32 sesaui dengan kriteria penafsiran
rata-rata pada rentan 4,21-5,00 masuk kedalam kategori sangat baik, hal ini dikarenakan
siswa sudah dapat mengikuti proses pembelajaran indeks harga dan inflasi dalam pelajaran
ekonomi dengan baik. Adapun poin terendah pada pernyataan 14 dengan poin 3,00 sesuai
dengan kriteria penafsiran rata-rata pada rentan 2,61-3,40 masuk ke dalam kategori cukup
baik, hal ini dikarenakan kemungkinan tidak semua siswa mendapatkan rewad dari orang tua.
Tabel 1. 6
Rekapitulasi Instrumen Tes Hasil Belajar

Interval Predikat Hasil Belajar


Perlu
Sangat Baik (A) Baik (B) Cukup (C)Bimbingan Jumlah
(D)
93 – 100 84 – 92 75 – 83 <75
Jumlah 18 43 29 14 107
% 17% 42% 28% 13% 100%
Sumber: Hasil pengolahan data pada program Microsoft excel 2013

Berdasarkan pengolahan data pada tabel 1.6 diperoleh melalui penyebaran tes kepada
104 siswa pada materi ideks harga dan inflasi dapat dilihat terdapat 18 siswa atau 17% yang
memperoleh nilai interval 93 – 100 dengan kriteria sangat baik (A), 43 siswa atau 42%
memperoleh nilai pada interval 84 – 92 dengan kriteria baik (B), 29 siswa atau 28%
memperoleh nilai pada interval 75 – 83 dengan kriteria cukup (C), kemudian 14 siswa atau
13% yang memperoleh nilai kurang dari 75 dengan kriteria peril bimbingan (D). Dari hasil
penjabaran di atas maka dapat disimpulkan total nilai keseluruhan pada siswa yang terdiri dari
104 siswa sebesar 8.805 sehingga diperoleh rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas XI IPS di
SMA Pasundan 3 Bandung yaitu sebesar 84,66. Hal tersebut dapat dibuktikan ada 42% siswa
yang berkategori baik sehingga dapat dikatakan bahwa mayoritas hasil belajar siswa telah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran ekonomi kelas XI yaitu sebesar
75.

4. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berdistribusi normal
atau tidak. Untuk menghitung normalitas distribusi masing-masing kelompok sampel
digunakan uji Shapiro-Wilk dengan taraf signifikansi 5%. Data dapat dinyatakan normal jika
nilai signifikansi > 0,05 dan data berdistribusi tidak normal jika nilai signifikansi < 0,05. Hasil
uji normalitas dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 1. 7
Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized Residual
N 104
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Hasil pengolahan data pada IBM SPSS Statistic Version 24.0.
Berdasarkan hasil pengolahan data uji normalitas yang disajikan pada tabel 1.7 yang
diolah menggunakan IMB SPSS Statistic Version 24.0., dapat dilihat bahwa pada penelitian
ini Asymp. Sig 0,200 > 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa variabel X dan Y berdistribusi
normal karena nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,005 yaitu sebesar 0,200.
5. Uji Regresi Linier Sederhana
Uji regresi liner sederhana ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel
independen terhadap dependen. Pengujian regresi liner sederhana ini digunakan apabila data
berdistribusi normal. Hasil uji regresi linier sederhana dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 1. 8
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


1 (Constant) 2.346 5.397 .435 .665
SelfRegulated 1.348 .088 .835 15.317 .000
Learning
a. Dependent Variable: HasilBelajar
Sumber: Hasil pengolahan data pada IBM SPSS Statistic Version 24.0.

Berdasarkan hasil pengolahan data uji normalitas yang disajikan pada tabel 1.8 yang
diolah menggunakan IMB SPSS Statistic Version 14.0, menunjukan perolehan nilai koefisien
regresi sebesar 1.348, selain itu diperoleh nilai t hitung sebesar 0,435 dengan nilai signifikansi
0,000 < 0,005 sehingga dinyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima maka terdapat pengaruh
antara variabel X terhadap variabel Y.

6. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Dalam pengujian koefisien diternimansi ini peneliti
menggunakan program IMB SPSS Statistice Version 24.0. hasil uji koefisien diterminasi
sebagai berikut:
Tabel 1. 9
Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square
Square Estimate
1 .835a .697 .694 5.044
a. Predictors: (Constant), SelfRegulatedLearning
b. Dependent Variable: HasilBelajar
Sumber: Hasil pengolahan data pada IBM SPSS Statistic Version 24.0.

Berdasarkan hasil pengolahan data koefisien determinasi yang disajikan pada tabel 1.9
yang diolah menggunakan IMB SPSS Statistic Version 14.0., dapat diketahui bahwa nilai R
Square sebesar 0,697 atau 69,7%. Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang kuat
antara variabel self regulated learning terhadap hasil belajar siswa, sedangkan 30,3%
dipengaruhi oleh faktor atau variabel lainnya yang tidak diteliti oleh peneliti.
7. Hipotesis yang diajukan
Hipotesis yang diajukan Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut :
H0 : pyx = 0 = Tidak terdapat pengaruh self regulated learning siswa terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran ekonomi sub pokok perdagangan internasional di
kelas XI IPS SMA Pasundan 3 Bandung.
Ha : pyx ≠ 0 = Terdapat pengaruh self regulated learning siswa terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran ekonomi sub pokok perdagangan internasional di kelas
XI IPS SMA Pasundan 3 Bandung.
Berdasarkan pengolahan data yang sudah dilakukan diatas maka terdapat pengaruh self
regulated learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS
SMA Pasundan 3 Bandung. Yang berarti hasil analisis maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil
tersebut didasarkan pada penghitungan dan pengolahan uji koefisien determinasi dimana nilai
dari R Square sebesar 69,7% yang termasuk kedalam kategori “Kuat”.

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada siswa kelas XI IPS 1, 2 dan 3 di SMA
Pasundan Bandung yang terdiri dari 104 siswa melalui penyebaran instrument angket dan tes
melalui google form, yang kemudian dioleh menggunakan IBM SPSS Statistic Version 24.0
dan program Microsoft exel 2013 dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh self regulated
learning terhadap hasil belajar siswa. sebelum melakukan analisis data peneliti telah
melakukan uji instrument yang hasilnya valid dan reliabel sehingga seluruh instrument angket
dan tes dapat digunakan dalam penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan data uji normalitas,
dapat dilihat bahwa pada penelitian ini Asymp. Sig 0,200 > 0,05, maka dapat dinyatakan
bahwa variabel X dan Y berdistribusi normal karena nilai signifikansi yang diperoleh lebih
besar dari 0,005 yaitu sebesar 0,200. Dalam uji regresi linier sederhana diperoleh
Y=2.346+1.348X yang artinya jika nilai variabel self regulated learning meningkat sebesar 1
satuan maka hasil belajar siswa akan meningkat sebesar 1.438. Hasil uji koefisien determinasi
diperoleh nilai R Square sebesar 0,697 atau 69,7%. Hal ini menunjukan bahwa terdapat
pengaruh yang kuat antara variabel self regulated learning terhadap hasil belajar siswa,
sedangkan 30,3% dipengaruhi oleh faktor atau variabel lainnya yang tidak diteliti oleh peneliti.
Self regulated learning paling tinggi dominan karena faktor individu, hal tersebut dapat
dibuktikan pada pernyataan 1 dengan poin tertinggi 4,32 sesaui dengan kriteria penafsiran
rata-rata pada rentan 4,21-5,00 masuk kedalam kategori sangat baik, hal ini dikarenakan
siswa sudah dapat mengikuti proses pembelajaran indeks harga dan inflasi dalam pelajaran
ekonomi dengan baik sehingga mempengaruhi 87% siswa yang telah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS yaitu 75. Self regulated
learning paling rendah dominan karena faktor lingkungan, hal tesebut dapat dibuktikan pada
pernyataan 14 dengan poin 3,00 sesuai dengan kriteria penafsiran rata-rata pada rentan 2,61-
3,40 masuk ke dalam kategori cukup baik, hal ini dikarenakan kemungkinan tidak semua siswa
mendapatkan rewad dari orang tua orangtua jika mendapatkan nilai yang bagus sehingga
memotivasi untuk belajar lebih giat. Hal ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
orang tua untuk mendukung dan memotivasi anak-anaknya dalam kegiatan pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.
Hasil penelitian ini selaras dengan teori Kajian literature Zumbrunn, et.al dalam Sutikno
(2016, hlm. 198) menampilkan bahwa Self regulated learning sangat penting terhadap proses
belajar. Ini bisa membantu peserta didik menciptakan kebiasaan belajar yang lebih baik dan
menguatkan keterampilan belajarnya. Motivasi dan Self regulated learning merupakan faktor
penentu yang utama dari hasil belajar peserta didik dan belajar sepanjang hayat. Salah satu
diantara faktor-faktor psikologi yang mempengaruhi hasil belajar adalah Self regulated
learning (Zimmerman, 2008). Maka Sutikno (2016, hlm. 198) mengatakan bahwa peserta didik
yang menerapkan Self regulated learning akan memungkinkan lebih unggul perolehan hasil
belajarnya dibandingkan kelompok peserta didik yang tidak menerapkan strategi belajar
tersebut. Putra dkk (2019, hlm. 259) dari hasil penelitiannya menunjukan bahwa hasil
pengujian diperoleh, kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran self regulated
learning menunjukan hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa
yang dibelajrakan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Dirgantini (2020, hlm.
84) mengatakan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara self regulated learning
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel (X) self regulated learning
berpengaruh terhadap variabel (Y) hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.
Pengaruh tersebut didasarkan atas hasil penelitian pada variabel (X) self regulated learning
berada dalam kategor baik dan variabel (Y) hasil belajar yang menunjukan bahwa hasil belajar
siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran ekonomi di
kelas XI IPS di SMA Pasundan 3 Bandung. Terbuktinya hipotesis dalam penelitian ini dapat
memberikan informasi bahwa semakin baik self regulated learning siswa maka akan
berpengaruh pada hasil belajar siswa, oleh karena itu guru SMA Pasundan 3 Bandung
hendaknya senantiasa memberikan motivasi dan menerapkan model pembelajaran yang
berbasis mandiri sehingga dapat meningkatkan regulasi diri atau self regulated learning pada
siswa dan dapat mendorong siswa untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam
dirinya serta memberikan arahan pada kegiatan belajar siswa sehingga dapat membantu
keberhasilan dalam proses belajar.

KESIMPULAN
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa self regulated
learning siswa kelas XI IPS di SMA Pasundan 3 Bandung dapat dikatakan baik dengan rata-
rata skor sebesar 3,56. Pada variabel hasil belajar dari hasil pengolahan data yang telah
dilakukan dapat diterima bahwa hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMA Pasundan 3
Bandung dapat dikatakan baik dengan nilai rata-rata 84,66 yang berarti bahwa mayoritas
hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMA Pasundan 3 Bandung telah tuntas. Maka Self
regulated learning dinilai memberikan pengaruh yang kuat terhadap hasil belajar siswa
sebesr 69,7% dan 30,3% dipengaruhi oleh faktor atau variabel lain. Berdasarkan hasil
pengujian koefisien determinasi diperoleh nilai R Square sebesar 0,697 yang artinya self
regulated learning memberikan pengaruh sebesar 69,7% terhadap hasil belajar siswa,
sehingga dapat dinyatakan bahwa pengujian hipotesis (Ha) yaitu pengaruh self regulated
learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMA Pasundan 3
Bandung. Maka dengan ini peneliti memberi saran kepada pihak-pihak terkait diataranya
siswa, yaitu mampu menerapkan dan mengembangkan self regulated learning dengan cara
mengatur perilaku dan lingkungan belajar di sekitar secara trategis kuhususnya dalam
kegiatan belajar. Bagi guru, guru dapat memberikan motivasi siswa dan menerapkan model
pembelajaran yang berbasis mandiri sehingga dapat meningkatkan regulasi diri atau self
regulated learning pada siswa dan dapat mendorong siswa untuk mengembangkan potensi-
potensi yang ada dalam dirinya serta memberikan arahan pada kegiatan belajar siswa
sehingga dapat membantu keberhasilan dalam proses belajar dan meningkatkan hasil
belajar yang optimal. Serta bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan dukungan kepada
guru, serta mengontrol perkembangan siswa dalam proses pembelajaran sehingga tujuan
pendidikan yang diharapkan tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Arikunto, S. (2020). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Dirgantini, Devi. 2020. Pengaruh Self Regulated Learning (Srl) Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas X Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Sman 1 Kampar Timur. Pendidikan Ekonomi.
Tarbiyah Dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.
Gagne, R. (2010). Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran (penerjemah Muhibbin). Jakarta:
PAU Dirjen Dikti Depdikbud.
Krisyanti. 2020. Self-Regulated Learning konsep, Implikasi, dan Tantangannya Bagi Siswa Di
Indonesia. Yogyakarta : Sanata Dharma University.
Slavin, R.E, (2011). Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, Edisi Kesembilan. Jilid 2. Jakarta:
Indeks.
Sudjana, N. (2006). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sucino, W. (2021). Berpikir Kritis (Tinjaun melalui kemandirian belajar, kemampuan akademik
dan efikasi diri). Indramayu : CV. Aanu Abimata.
Sugiyono.(2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Syahputra, E. (2020). Snowball Trowing Tingkatan Minat dan Hasil Belajar. Sukabumi: Haura
Publishing.
Sumber Jurnal
Lasmanah, A. (2016). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Sswa Melalui Model Kooperatif
Teknik Think Pair Share (TPS) (Penilaian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VII-A
SMPN Sukasari Sumedang). Jurnal Analisa Prodi Pendidikan Matematika UIN Sunan
Gunung Djati Bandung, II.
Purwoko, K. S., & Priyanto, S. (2016). Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Sistem Pendingin. Universitas Sarjana Wiyata
Tamanpeserta didik Yogyakarta, Jurnal Taman Vokasi, 4(1).
Putra, I. K. A. D., Arini, N. W., & Sudarma, I. K. (2019). Pengaruh Model Self Regulated
Learning terhadap Hasil Belajar IPA Siswa. International Journal of Elementary
Education, 3(3), 258-266.
Rabia, S., Syamsu, S., & Muslimin, M. Pengaruh Model Self Regulated Learning terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 18 Palu. JPFT (Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako
Online), 5(2), 8-12.

Anda mungkin juga menyukai