Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA


PELAJARAN IPS KELAS IX SMP
NEGERI 3 KOTA JAMBI

SKRIPSI

OLEH

FEBRIANI. M
RRA1A110068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
JANUARI 2015

Page 1 of 11
Pengaruh Penerapan Metode Pemberian Tugas Terhadap Hasil
Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS kelas IX
SMP Negeri 3 Kota Jambi

Oleh:
Febriani. M, Rahmat Murboyono, Rosmiati

Kata Kunci: Metode pemberian tugas dan hasil belajar

ABSTRAK
Berdasarkan rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran IPS, perlu
dilakukan berbagai upaya untuk mengatasinya, salah satunya adalah menentukan
metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode
pemberian tugas terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas IX SMP
Negeri 3 Kota Jambi. Dari perhitungan statistik dapat dilihat bahwa nilai rata-rata
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IX pada kelas eksperimen
lebih besar dibandingkan dengan perolehan nilai pada kelas kontrol, hal ini
disebabkan dari perlakuan yang diberikan. Pada kelas eksperimen yang diajar
dengan menggunakan metode pemberian tugas diperoleh nilai rata-rata ( X ) =
71,67 simpangan baku (S) = 11,02 dan varian (S2)= 121,51. Sedangkan pada
kelas kontrol diajarkan tidak menggunakan metode pemberian tugas atau secara
konvensional diperoleh nilai rata-rata (X) = 63,38 simpangan baku (S) = 12,7 dan
varian (S2) = 161,04. Dengan hasil hipotesis thitung > ttabel (12,37 > 2,02),
dengan demikian rata-rata hasil belajar pos tes belajar, simpangan baku, varians
dan hipotesis kelompok eksperimen berbeda secara signifikan dari kelas kontrol.

Page 2 of 11
PENDAHULUAN

Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru, sebagai salah satu unsur
pendidik, agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah memahami
bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana mengoranisasikan proses
pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan bentuk karekter
peserta didik, serta memahami tentang bagaimana siswa belajar. Untuk dapat
memahami proses belajar yang terjadi pada diri siswa, guru perlu menguasai
hakikat dan konsep dasar belajar. Dengan menguasai hakikat dan konsep dasar
tentang belajar diharapkan guru mampu menerapkannya dalam kegiatan
pembelajaran, karena fungsi utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh
dan berkembangnya belajar dalam diri peserta didik.

Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 3 Kota Jambi diketahui bahwa


pelaksanaan proses belajar mengajar IPS belum mencapai tingkat keberhasilan
yang diinginkan. Sementara standar tingkat ketuntasan dari sekolah untuk mata
pelajaran IPS dengan nilai 68. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ujian
semester genap kelas IX pada tahun 2014.
Berdasarkan hal tersebut penulis mencoba mengidentifikasi masalah yang
timbul antara lain :
1. Penguasan materi IPS kurang terkuasai oleh siswa
2. Siswa tidak aktif dalam belajar
3. Penggunaan metode belum maksimal

Melihat indikator-indikator di atas, maka perlu inovasi pembelajaran yang


harus dilakukan oleh guru untuk memperbaiki hasil pembelajaran terutama
pembelajaran IPS agar hasil belajar yang diinginkan dapat merata hasilnya dari
empat kelas yang diteliti.

Menurut Hosnan (2014:158) hasil belajar adalah kemampuan yang


diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Di dalam proses pembelajaran,
guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab
yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik
dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (dalam Hosnan, 2014:167) hasil belajar adalah
hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil
belajar pada setiap akhir pembelajaran. Sedangkan menurut Hamalik (dalam
Hosnan, 2014:177) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku
pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap
dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu
menjadi tahu.

Menurut Budiningsih (2005:29) belajar merupakan suatu proses, untuk


mencapai tujuan. Dalam kata lain bisa disimpulan suatu langkah-langkah atau
prosedur yang ditempuh. Penyataan ini didukung oleh Slameto (2010:2) belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pemahaman
sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Sedangkan Menurut Hosnan (2014:2)

Page 3 of 11
belajar adalah perubahan tingkah laku karena hasil dari pengalaman yang
diperoleh. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Aqib (2010:67) belajar adalah
suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku
baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Berdasarkan
pendapat yang telah dikemukakan oleh beberapa para ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang yang
menimbulkan perubahan pribadi, baik perubahan secara kognitif, afektif, maupun
psikomotorik sebagai pengalaman yang didapatkannya dalam berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya. Pada intinya belajarar adalah suatu proses perubahan diri
seseorang menuju perkembangan ke arah yang lebih baik.

Secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Secara


khusus, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola yang khas
dalam memanfaatkan berbagai prinsip pendidikan (Aqib, 2013:102). Dengan
demikian metode berarti cara atau jalan yang harus di lalui untuk mencapai suatu
tujuan. Nurhadi (2004: 64) mengatakan metode adalah suatu cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara untuk mencapai tujuan yang akan
dikehendaki sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Aqib (2010: 93) "metode
pemberian tugas adalah cara pemberian kesempatan kepada siswa untuk
melaksanakan tugas dan penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas
kepada siswa untuk dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam rentangan waktu
tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru". Dalam kajian
pustaka ini, penulis akan membahas salah satu metode mengajar yang sering
digunakan oleh guru dalam proses interaksi belajar mengajar, yaitu metode
pemberian tugas. Metode pemberian tugas adalah metode yang dimaksudkan
memberikan tugas-tugas kepada siswa baik untuk di rumah atau yang dikarenakan
di sekolah dengan mempertanggung jawabkan kepada guru. Dari pengertian di
atas dapat dipahami bahwa, guru memberikan pekerjaan kepada siswa berupa
soal-soal yang cukup banyak untuk dijawab atau dikerjakan yang selanjutnya
diperiksa oleh guru.

Bidang sains sosial dan pendidikan sebagai suatu bagian ilmu yang relatif
masih baru muncul, apabila dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial, yaitu sosiologi
dan psikologi (Iskandar, 2013:9). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan
integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial
dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu
pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial
(sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi
sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi
materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.

Page 4 of 11
METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian eksperimen jenis control


group pretest design. Peneliti melakukan pengukuran terhadap pelajaran IPS pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Menurut Arikunto (2010:159)
variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel
independent dan varabel dependen. Variabel independent atau sering disebut
variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen, sedangkan variabel dependen
atau sering disebut variabel terikat adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dengan demikian, variabel bebas
(X) dalam penelitian ini adalah metode pemberian tugas sedangkan variabel
terikat (Y) adalah hasil belajar siswa. Mukhtar (2013: 93) mengatakan bahwa
populasi keseluruhan orang yang menjadi sasaran penelitian. Dalam penelitian ini
yang menjadi populasi penelitian adalah siswa kelas IX SMP Negeri 3 Kota
Jambi, yang terdiri dari 4 kelas, yang berjumlah lebih kurang 101 orang siswa.
Sampel adalah bagian dari populasi (Riyanto, 2011:52). Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling. Menurut
martono (2012:75) pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara mengundi.
Dari hasil pengundian itu diperoleh hasil kelas IX A sebagai kelompok
eksperimen dan kelas IX B sebagai kelompok kontrol. Untuk mencapai validitas
dan reliabilitas instrumen dipilih kelas IX C sebagai kelompok yang dijadikan uji
coba instrumen. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini
disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2011: 102).

Instrumen penelitian yang digunakan adalah test objektif (test yang terdiri
dari butir-butir soal) yang dapat dijawab dengan memilih salah satu alternatif
jawaban yang tersedia atau dengan mengisi jawaban yang benar dengan simbol A,
B, C, dan D. Menurut Arikunto (2010:211), sebuah instrument dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dalam mengukur instrumen ini
penulis menggunakan validitas isi. Penyusunan soal tersebut sesuai dengan KTSP
SMP Negeri 3 Kota Jambi. Untuk mengukur validitas soal dalam penilaian ini,
penulis menggunakan rumus korelasi poin biserial yang dikemukakan oleh
Sudijono (2012:258).

Berdasarkan uji coba instrumen penelitian dan dianalisis dengan uji


validitas menggunakan rumus korelasi poin biserial, dengan responden sebanyak
25 orang (n=25) diperoleh nilai rtabel sebesar 0,396 dinyatakan valid. Dari 30 butir
soal dikatakan valid sebanyak 25 butir soal. Untuk mencari validitas tes hal-hal
yang dilakukan adalah mencari besarnya tingkat kesukaran soal dan daya beda
soal. Menurut Arikunto (2012:222), soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah atau tidak terlalu sukar. Menurut Arikunto (2012:226), daya pembeda soal
adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai
(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Dari
hasil uji coba instrumen, diperoleh tingkat kesukaran butir soal dengan kategori
soal sedang dan mudah karena indeks kesukaran tiap-tiap butir soal > 0,30 untuk
kategori sedang, >0,70 untuk kategori mudah, dan daya pembeda tiap-tiap soal

Page 5 of 11
dikategorikan dalam 4 kategori yaitu tidak baik, jelek, cukup, dan baik. Yang
termasuk kategori tidak baik adalah 2 butir soal, jelek adalah 1 butir soal, cukup
adalah 10 butir soal, dan baik adalah 17 butir soal.

Menurut Arikunto (2012:100), suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf


kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.
Dalam penelitian ini untuk menentukan reabilitas, peneliti menggunakan rumus
Kuder-Richarson. Dari hasil uji coba penelitian diperoleh indeks reliabilitas
sebesar 1,038 maka dinyatakan reliabel dengan kriteria tinggi.

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data dari kedua sampel
berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas
ini digunakan uji Liliefors. Menentukan kriteria pengujian dengan L0 lebih kecil
dari Ltabel dikatakan skor hasil belajar berdistribusi normal dan sebaliknya skor
hasil belajar tidak berdistribusi normal.

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok sampel


mempunyai variasi yang homogen atau tidak. Untuk menguji homogenitas
dilakukan uji-F. Jika telah didapat harga F, kemudian dibandingkan dengan harga
F tabel distribusi normal dengan derajat kebebasan pembilang = n1-1 dan derajat
kebebasan penyebut = n2-1. Bila Fhitung< Ftabel bearti kedua kelompok data (kelas
sampel) mempunyai variansi yang homogen, sebaliknya jika Fhitung ≥ Ftabel bearti
kedua kelompok data (kedua kelas sampel) tidak mempunyai variansi yang
homogen.

Untuk uji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata yang bertujuan
untuk menentukan hasil belajar mana yang lebih baik antara hasil belajar IPS
siswa yang diajar dengan pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas
dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Untuk menguji
apakah terdapat perbedaan rata-rata penguasaan konsep antara kelompok
perlakuan (treatment) dengan kelompok kontrol digunakan Uji-t. Kriteria
pengujian adalah tolak H0, jika thitung> t 1 n1  n2 2  untuk taraf nyataα = 0,05
dengan dk = n1 + n2 – 2 dengan peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah
(1 – α), untuk harga-harga t yang lain H0 diterima.

Page 6 of 11
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 3


Kota Jambi dengan menerapkan metode pemberian tugas pada kelas eksperimen
dan pada kelas kontrol tanpa menggunakan penerapan metode pemberian tugas,
maka diperoleh hasil yang meliputi deskripsi data, analisis data dan pembahasan.

Berdasarkan data yang telah diperoleh, ternyata distribusi data hasil belajar
kelas eksperimen menyebar dari 52 sampai dengan 88. Berdasarkan distribusi
skor tersebut di dapat mean (skor rata-rata) = 71,67, median (skor tengah) = 72,
modus (skor yang sering muncul) = 64 dan 84 standar deviasi (simpangan baku)
= 11,02. Deskripsi data tentang hasil belajar kelas kontrol diperoleh dari subjek
penelitian yang berjumlah 26 siswa dengan skor antara 48 sampai dengan 88.
Hasil dari analisis diperoleh mean ( skor rata-rata) = 63,38, median ( skor tengah)
= 64 modus (skor sering muncul) = 48 dan 64 standar deviasi (simpangan baku) =
12,7.

Untuk menguji normalitas digunakan uji liliefors, dari perhitungan pos test
0,886 0,886
pada kelas eksperimen didapat bahwa L hitung = 0,0267 < Ltabel = n = 24 =
0,886
= 0,1808 dengan demikian Lhitung < Ltabel = 0,0267 < 0,1808 sehingga dapat
4,9
disimpulkan bahwa kelas eksperimen berdistribusi normal pada taraf kepercayaan
0,886 0,886
95% dan pada kelas kontrol diperoleh, L hitung = 0,0186 < L tabel = n = 26 =
0,886
= 0,1737 dengan demikian Lhitung < Ltabel = 0,0186 < 0,1737 sehingga dapat
5,1
disimpulkan bahwa kelas kontrol berdistribusi normal pada taraf kepercayaan
95%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kelas perlakuan dan kelas
kontrol berdistribusi normal.

Dari hasil analisis uji homogenitas dan varian dengan menggunakan uji F,
pada pos test didapat Fhitung < Ftabel (1,325< 2,29), maka dapat disimpulkan bahwa
kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang homogen.

Uji kesamaan rata-rata digunakan untuk melihat apakah hipotesis


penelitian diterima atau ditolak. Uji yang digunakan adalah uji t, dari
perhitungannya didapat thitung = 12,37 dan ttabel = 2,02 karena thitung > ttabel (12,37 >
2,02) (Lampiran 23) maka dinyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang
berarti terdapat perbedaan penguasaan konsep pada mata pelajaran IPS yang
diaplikasikan pada sub bab uang dan lembaga keuangan, dengan menggunakan
metode pemberian tugas. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian
ini dinyatakan bahwa terdapat pengaruh penerapan metode pemberian tugas
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang diaplikasikan pada sub
bab uang dan lembaga keuangan. Dengan demikian ditolaknya Ho maka Ha
didukung oleh data untuk diterima.

Page 7 of 11
2. Pembahasan

Berdasakan hasil penelitian melalui tes akhir pilihan ganda dengan 4


pilihan jawaban (a, b, c, dan d) dari 30 butir soal yang akan direncanakan, setelah
diujicobakan pada kelas IX C ternyata setelah dianalisis dari 30 soal hanya 25
soal yang bisa dipakai kemudian dilakukan untuk menguji kemampuan pada
kedua kelas sampel.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Kota Jambi yaitu siswa kelas
IX genap tahun ajaran 2014/2015. Pelaksanaan penelitian sesuai dengan jadwal
pelajaran yang telah ditetapkan. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sebanyak
8 kali pertemuan, dimana pada pertemuan pertama untuk pelaksanaan tes awal,
pertemuan ke II-VII ( 6 kali pertemuan) untuk perlakuan, dan pertemuan ke VIII
untuk tes akhir.
Dari perhitungan statistik dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IX pada kelas eksperimen lebih besar
dibandingkan dengan perolehan nilai pada kelas kontrol, hal ini disebabkan dari
perlakuan yang diberikan. Pada kelas eksperimen yang diajar dengan
menggunakan metode pemberian tugas diperoleh nilai rata-rata ( X ) = 71,67
simpangan baku (S) = 11,02 dan varian (S2)= 121,51. Sedangkan pada kelas
kontrol diajarkan tidak menggunakan metode pemberian tugas atau secara
konvensional diperoleh nilai rata-rata (X) = 63,38 simpangan baku (S) = 12,7 dan
varian (S2) = 161,04. Dengan hasil hipotesis thitung > ttabel (12,37 > 2,02),
dengan demikian rata-rata hasil belajar pos tes, simpangan baku, varians dan
hipotesis kelompok eksperimen berbeda secara signifikan dari kelas kontrol.

Melalui pengamatan penulis selama penelitian terlihat bahwa kelas yang


diajarkan menggunakan metode pemberian tugas lebih cepat memahami apa yang
disajikan oleh peneliti dan dapat menyelesaikan tugas dan lebih aktif terhadap
tugas yang diberikan, sementara pada kelas kontrol terlihat siswa kurang aktif dan
hanya cendrung hanya malas-malasan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh peneliti. Dengan demikian permasalahan belajar ini membenarkan
pernyataan Aqib (2013:117) mengatakan "metode pemberian tugas adalah tugas
dapat diberikan dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan mengenai mata
pelajaran tertentu, atau suatu perintah yang harus dibahas dengan diskusi yang
perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran". Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2012:1215) "tugas adalah wajib dikerjakan atau ditentukan
untuk dilakukan. Jadi, resitasi merupakan tugas yang harus
dipertanggungjawabkan di muka umum baik di kelas maupun di tempat lain.

Page 8 of 11
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat


pengaruh penerapan metode pemberian tugas terhadap hasil belajar siswa mata
pelajaran IPS Terpadu kelas IX SMP Negeri 3 Kota Jambi. Hal ini diketahui dari
uji t, dari perhitungannya didapat thitung = 12,37 dan ttabel = 2,02 karena thitung >
ttabel (12,37 > 2,02) maka dinyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang
berarti terdapat pengaruh penguasaan konsep pada mata pelajaran IPS yang
diaplikasikan pada sub bab uang dan lembaga keuangan, dengan menggunakan
metode pemberian tugas.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka penulis menyarakan sebagai berikut:


1. Kepada guru, terutama guru pelajaran IPS sebaiknya dalam melakukan
pengajaran dengan metode pembelajaran yang bervariasi salah satunya metode
pemberian tugas jangan hanya terpaku dengan gaya menjelaskan, berceramah
dan membaca buku yang secara tidak langsung membuat siswa bosan dengan
kegiatan belajar, sehingga pelajaran IPS menjadi pelajaran yang membosankan
bagi siswa. Banyak cara sederhana yang digunakan dalam peningkatan
penguasaan konsep siswa dalam menumbuhkan semangat siswa salah satunya
yaitu pembelajaran dengan metode pemberian tugas.
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu pokok bahasan uang dan lembaga
keuangan, maka diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat
melaksanakan penelitian pada pokok bahasan yang lain dalam ruang yang lebih
luas.
3. Bagi siswa SMP Negeri 3 Kota Jambi perlu meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran IPS Terpadu terutama siswa kelas IX SMP Negeri 3 Kota Jambi.

Page 9 of 11
DAFTAR RUJUKAN

Aqib, Jainal. 2010. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan


Cendekia.

Aqib, Jainal. 2013. Model-Model Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual


(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaliasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Budiningsih Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
Bogor: Ghalia Indonesia.

Http://Fatih-lo.Biz/Definisi_Dan_Pengertian_Pengaruh_Menurut_Para_Ahli.Html

Http://Febbyluphnheni-Babelsulut.Blogspot.Com/2011/12/Konsep-Pendidikan-
Lingkungan-Hidup.Html

Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Iskandar. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta : Referensi.

Martono, Nanang. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja Grasindo


Persada.

Muktar. 2013. Metode Prektis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi.

Nurhadi. Dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.


Malang: Universitas Negeri Malang (UM Press).

Riyanto, Yatim. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Penerbit


SIC.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sudjana. 2002. Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Page 10 of 11
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung:
Alfabeta.

Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 11 of 11

Anda mungkin juga menyukai