SKRIPSI
OLEH
FEBRIANI. M
RRA1A110068
Page 1 of 11
Pengaruh Penerapan Metode Pemberian Tugas Terhadap Hasil
Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS kelas IX
SMP Negeri 3 Kota Jambi
Oleh:
Febriani. M, Rahmat Murboyono, Rosmiati
ABSTRAK
Berdasarkan rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran IPS, perlu
dilakukan berbagai upaya untuk mengatasinya, salah satunya adalah menentukan
metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode
pemberian tugas terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas IX SMP
Negeri 3 Kota Jambi. Dari perhitungan statistik dapat dilihat bahwa nilai rata-rata
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IX pada kelas eksperimen
lebih besar dibandingkan dengan perolehan nilai pada kelas kontrol, hal ini
disebabkan dari perlakuan yang diberikan. Pada kelas eksperimen yang diajar
dengan menggunakan metode pemberian tugas diperoleh nilai rata-rata ( X ) =
71,67 simpangan baku (S) = 11,02 dan varian (S2)= 121,51. Sedangkan pada
kelas kontrol diajarkan tidak menggunakan metode pemberian tugas atau secara
konvensional diperoleh nilai rata-rata (X) = 63,38 simpangan baku (S) = 12,7 dan
varian (S2) = 161,04. Dengan hasil hipotesis thitung > ttabel (12,37 > 2,02),
dengan demikian rata-rata hasil belajar pos tes belajar, simpangan baku, varians
dan hipotesis kelompok eksperimen berbeda secara signifikan dari kelas kontrol.
Page 2 of 11
PENDAHULUAN
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru, sebagai salah satu unsur
pendidik, agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah memahami
bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana mengoranisasikan proses
pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan bentuk karekter
peserta didik, serta memahami tentang bagaimana siswa belajar. Untuk dapat
memahami proses belajar yang terjadi pada diri siswa, guru perlu menguasai
hakikat dan konsep dasar belajar. Dengan menguasai hakikat dan konsep dasar
tentang belajar diharapkan guru mampu menerapkannya dalam kegiatan
pembelajaran, karena fungsi utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh
dan berkembangnya belajar dalam diri peserta didik.
Page 3 of 11
belajar adalah perubahan tingkah laku karena hasil dari pengalaman yang
diperoleh. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Aqib (2010:67) belajar adalah
suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku
baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Berdasarkan
pendapat yang telah dikemukakan oleh beberapa para ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang yang
menimbulkan perubahan pribadi, baik perubahan secara kognitif, afektif, maupun
psikomotorik sebagai pengalaman yang didapatkannya dalam berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya. Pada intinya belajarar adalah suatu proses perubahan diri
seseorang menuju perkembangan ke arah yang lebih baik.
Bidang sains sosial dan pendidikan sebagai suatu bagian ilmu yang relatif
masih baru muncul, apabila dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial, yaitu sosiologi
dan psikologi (Iskandar, 2013:9). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan
integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial
dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu
pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial
(sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi
sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi
materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.
Page 4 of 11
METODE PENELITIAN
Instrumen penelitian yang digunakan adalah test objektif (test yang terdiri
dari butir-butir soal) yang dapat dijawab dengan memilih salah satu alternatif
jawaban yang tersedia atau dengan mengisi jawaban yang benar dengan simbol A,
B, C, dan D. Menurut Arikunto (2010:211), sebuah instrument dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dalam mengukur instrumen ini
penulis menggunakan validitas isi. Penyusunan soal tersebut sesuai dengan KTSP
SMP Negeri 3 Kota Jambi. Untuk mengukur validitas soal dalam penilaian ini,
penulis menggunakan rumus korelasi poin biserial yang dikemukakan oleh
Sudijono (2012:258).
Page 5 of 11
dikategorikan dalam 4 kategori yaitu tidak baik, jelek, cukup, dan baik. Yang
termasuk kategori tidak baik adalah 2 butir soal, jelek adalah 1 butir soal, cukup
adalah 10 butir soal, dan baik adalah 17 butir soal.
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data dari kedua sampel
berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas
ini digunakan uji Liliefors. Menentukan kriteria pengujian dengan L0 lebih kecil
dari Ltabel dikatakan skor hasil belajar berdistribusi normal dan sebaliknya skor
hasil belajar tidak berdistribusi normal.
Untuk uji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata yang bertujuan
untuk menentukan hasil belajar mana yang lebih baik antara hasil belajar IPS
siswa yang diajar dengan pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas
dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Untuk menguji
apakah terdapat perbedaan rata-rata penguasaan konsep antara kelompok
perlakuan (treatment) dengan kelompok kontrol digunakan Uji-t. Kriteria
pengujian adalah tolak H0, jika thitung> t 1 n1 n2 2 untuk taraf nyataα = 0,05
dengan dk = n1 + n2 – 2 dengan peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah
(1 – α), untuk harga-harga t yang lain H0 diterima.
Page 6 of 11
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang telah diperoleh, ternyata distribusi data hasil belajar
kelas eksperimen menyebar dari 52 sampai dengan 88. Berdasarkan distribusi
skor tersebut di dapat mean (skor rata-rata) = 71,67, median (skor tengah) = 72,
modus (skor yang sering muncul) = 64 dan 84 standar deviasi (simpangan baku)
= 11,02. Deskripsi data tentang hasil belajar kelas kontrol diperoleh dari subjek
penelitian yang berjumlah 26 siswa dengan skor antara 48 sampai dengan 88.
Hasil dari analisis diperoleh mean ( skor rata-rata) = 63,38, median ( skor tengah)
= 64 modus (skor sering muncul) = 48 dan 64 standar deviasi (simpangan baku) =
12,7.
Untuk menguji normalitas digunakan uji liliefors, dari perhitungan pos test
0,886 0,886
pada kelas eksperimen didapat bahwa L hitung = 0,0267 < Ltabel = n = 24 =
0,886
= 0,1808 dengan demikian Lhitung < Ltabel = 0,0267 < 0,1808 sehingga dapat
4,9
disimpulkan bahwa kelas eksperimen berdistribusi normal pada taraf kepercayaan
0,886 0,886
95% dan pada kelas kontrol diperoleh, L hitung = 0,0186 < L tabel = n = 26 =
0,886
= 0,1737 dengan demikian Lhitung < Ltabel = 0,0186 < 0,1737 sehingga dapat
5,1
disimpulkan bahwa kelas kontrol berdistribusi normal pada taraf kepercayaan
95%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kelas perlakuan dan kelas
kontrol berdistribusi normal.
Dari hasil analisis uji homogenitas dan varian dengan menggunakan uji F,
pada pos test didapat Fhitung < Ftabel (1,325< 2,29), maka dapat disimpulkan bahwa
kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang homogen.
Page 7 of 11
2. Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Kota Jambi yaitu siswa kelas
IX genap tahun ajaran 2014/2015. Pelaksanaan penelitian sesuai dengan jadwal
pelajaran yang telah ditetapkan. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sebanyak
8 kali pertemuan, dimana pada pertemuan pertama untuk pelaksanaan tes awal,
pertemuan ke II-VII ( 6 kali pertemuan) untuk perlakuan, dan pertemuan ke VIII
untuk tes akhir.
Dari perhitungan statistik dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IX pada kelas eksperimen lebih besar
dibandingkan dengan perolehan nilai pada kelas kontrol, hal ini disebabkan dari
perlakuan yang diberikan. Pada kelas eksperimen yang diajar dengan
menggunakan metode pemberian tugas diperoleh nilai rata-rata ( X ) = 71,67
simpangan baku (S) = 11,02 dan varian (S2)= 121,51. Sedangkan pada kelas
kontrol diajarkan tidak menggunakan metode pemberian tugas atau secara
konvensional diperoleh nilai rata-rata (X) = 63,38 simpangan baku (S) = 12,7 dan
varian (S2) = 161,04. Dengan hasil hipotesis thitung > ttabel (12,37 > 2,02),
dengan demikian rata-rata hasil belajar pos tes, simpangan baku, varians dan
hipotesis kelompok eksperimen berbeda secara signifikan dari kelas kontrol.
Page 8 of 11
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
2. Saran
Page 9 of 11
DAFTAR RUJUKAN
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Http://Fatih-lo.Biz/Definisi_Dan_Pengertian_Pengaruh_Menurut_Para_Ahli.Html
Http://Febbyluphnheni-Babelsulut.Blogspot.Com/2011/12/Konsep-Pendidikan-
Lingkungan-Hidup.Html
Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Page 10 of 11
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung:
Alfabeta.
Page 11 of 11