Anda di halaman 1dari 15

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGHITUNG KELILING PERSEGI

DAN PERSEGI PANJANG MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION (GI)


DI KELAS III SD NEGERI 10 LUBUKLINGGAU

Oleh:
NURHISNA, S.Pd.SD
NIP: 19611107 198303 2 003

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa


menggunakan model Group investigation (GI) pada Menghitung Keliling
Persegi dan Persegi Panjang pelajaran Matematika kelas III SD Negeri 10
Lubuklinggau. Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Subyek penelitian ini adalah
siswa kelas III SD Negeri 10 Lubuklinggau dengan jumlah 29 orang siswa
yang terdiri dari 14 laki-laki dan 15 perempuan yang dilakukan dalam tiga
tahap yaitu sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II. Di mana setiap siklus
terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Analisis data digunakan analisis persentase dari perubahan hasil belajar
siswa pada siklus I dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan; 1) nilai rata-
rata siswa kelas III SD Negeri 10 Lubuklinggau pada siklus I sebesar 77,24
dan pada siklus II sebesar 94,14 sehingga terdapat kenaikan nilai rata-rata
16,90 dari siklus I ke siklus II. 2) persentasi ketuntasan belajar siswa pada
siklus I sebesar 82,75% (24 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh
peserta 5 orang siswa yang belum tuntas) dan pada siklus II sebesar 100%
(29 siswa yang tuntas dari peserta 29 orang siswa). Dengan demikian
terdapat peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II
sebesar 17,25%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa penggunaan model Group investigation (GI) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas III SD Negeri 10 Lubuklinggau pada pelajaran
Matematika.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Group Investigation (GI)

PENDAHULUAN
Proses pembelajaran merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan
peserta didik dalam situasi pendidikan atau pembelajaran untuk mewujudkan tujuan
yang telah ditetapkan. Konsep pembelajaran menurut Corey dalam Tim UNS (2007:6)
adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus
atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Pembelajaran Matematika
mengkaji benda abstrak (benda pikiran) yang disusun dalam suatu sistem aksiomatis
dengan menggunakan simbol (lambang) dan penalaran deduktif (Suta Wijaya dalam
Nyimas Aisyah dkk, 2007:11). Konsep dalam pembelajaran matematika itu bersifat
abstrak. Sedangkan pada umumnya siswa berpikir dari hal- hal yang konkret menuju
hal- hal yang abstrak. Sehingga hal ini menyebabkan siswa nenganggap bahwa
pembelajaran matematika adalah pembelajaran yang paling sulit. Kenyataan di
lapangan membuktikan bahwa kemampuan belajar Matematika lebih rendah jika
dibanding dengan kemampuan belajar mata pelajaran lain.
Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara, diantaranya
mealui peningktan kualifikasi pendidik dan tenaga didik ahlinya, pelatihan, dan
pendidikan, atau dengan memberikan kesempatan dalam menyelesaikan masalah-
masalah pembelajaran dan non pembelajaran secara profesional melalui penelitian
tindakan secara terkendali. Model pembelajaran Group investigation (GI) merupakan
model pembelajaran kooperatif yang mengharuskan siswa untuk aktif dan
berpartisipasi dalam proses pembelajaran dengan cara mengali/mencari
informasi/materi yang akan dipelajari secara mandiri dengan bahan-bahan yang
tersedia (Medyasari, Muhtarom & Sugianti, 2017). Dengan proses ini, siswa akan
belajar dengan aktif, mencari informasi penting dan dengan sendirinya akan
mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Proses membangun pengetahuan
secara mandiri melatih siswa untuk menggali sebuah fakta, melakukan generalisasi
dan mengorganisasikan ide yang didapatkan.
Berdasarkan hasil analisis nilai dan pengamatan terhadap siswa kelas III SD
Negeri 10 Lubuklinggau untuk mata pelajaran matematika terutama materi persegi dan
persegi panjang diperoleh data tahun pelajaran 2017/2018 semester 2, pembelajaran
materi tersebut di kelas III, nilai rata- rata siswa hanya mencapai 46,55 dengan jumlah
ketuntasan yaitu dari 29 siswa hanya 10 siswa yang tuntas dengan persen 34,48%
sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 19 dengan persentase 65,51%, Penilaian
pembelajaran dikatakan berhasil apabila 85% dari jumlah siswa telah memperoleh nilai
> 65. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa maka seorang guru
harus dapat memilih strategi belajar, metode, dan media yang sesuai dengan materi
dan kondisi siswa, salah satunya adalah melalui model Group investigation (GI).
Adapun alasan memilih metode tersebut hal ini akan memberikan dampak yang
baik pada kemampuan berpikir kritis siswa. Dampak dari pencarian informasi secara
mandiri ini Nampak hasil penelitian yang dilakukan (Medyasari, dkk., 2017) dimana
Group investigation (GI) dinyatakan efektif dilihat dari hasil belajar Matematika siswa,
tahapan pelaksanaan model pembelajaran Group investigation (GI) dimulai
dengan mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi topik dan membentuk
membentuk sebuah kelompok. Kemudian siswa merencanakan tugas yang
akan dipelajari dan melaksanakan investigasi. Setelah hasil dari
investigasi berhasil didapatkan, masing kelompok menyiapkan laporan
akhir untuk nantinya dapat dipresentasikan dan dievaluasi bersama (Slavin:
2012).
Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil
belajar pada mata pelajaran matematika terutama materi persegi dan persegi panjang,
maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul ”Meningkatan Hasil Belajar
Siswa Menghitung Keliling Persegi dan Persegi Panjang melalui Model Group
investigation (GI) di kelas III SD Negeri 10 Lubuklinggau”.

KAJIAN PUSTAKA
Hasil Belajar
Menurut Suprijono (2013: 7) hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Menurut Jihad
dan Haris (2012: 14) hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku
yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses
belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, dapat penulis simpulkan bahwa
hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut melakukan
kegiatan belajar dan pembelajaran serta bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh
seseorang dengan melibatkan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, yang
dinyatakan dalam symbol, huruf maupun kalimat.
Hakekat Pembelajaran Matematika
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan berhitung, mengukur,
menurunkan dan menggunakan rumus Matemtika yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar, dan trigonometri.
Matematika yang berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan
gagasan melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan
matematika, diagram grafik atau tabel.
Berdasarkan paparan diatas dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran
Matematika merupakan upaya membelajarkan murid/siswa agar siswa dapat
mengembangkan cara berpikir matematika dan kemampuan berhitung, mengukur,
menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari. Dijelaskan bahwa Tujuan pembelajaran matematika   adalah:
1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan
2) Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinatif, intuisi dan penemuan
dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinal, rasa ingin tahu membuat
prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. 
3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. 
4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan
gagasan antara lain melalui pembelajaran lisan, catatan, grafik, peta, diagram
dalam menjelaskan gagasan.
Selain dari kegiatan belajar, dalam proses pembelajaran terdapat pula kegiatan
mengajar yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya, hal ini sesuai dengan yang
dinyatakan Ibrahim (2003: 27) bahwa “Mengajar merupakan upaya yang dilakukan
oleh guru agar siswa belajar”. Di dalam mengajar guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berbuat dan berpikir aktif lebih banyak sehingga proses belajar
mengajar yang berlangsung tidak terpusat pada guru tetapi terpusat kepada siswa.
Model Group Investigation (GI)
Model Group investigation seringkali disebut sebagai metode pembelajaran
kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh metode ini memadukan
beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan konstruktivistik,
democratic teaching, dan kelompok belajar kooperatif.
Model pembelajaran Group investigation (GI) merupakan model pembelajaran
kooperatif yang mengharuskan siswa untuk aktif dan berpartisipasi dalam proses
pembelajaran dengan cara menggali/mencari informasi/materi yang akan dipelajari
secara mandiri dengan bahan-bahan yang tersedia (Medyasari, dkk, 2017). Eggen &
Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group investigation adalah
strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk
melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa metode Group investigation (GI) mempunyai fokus utama untuk
melakukan investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus.
Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model
Group investigation (GI) memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk
terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan
sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic teaching adalah
proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan
terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan,
dan memperhatikan keberagaman peserta didik (Budimansyah, 2004: 7). Group
investigation (GI) adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam
keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process
skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta
pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa
dibandingkan belajar secara individual
Tujuan Group Investigasi (GI)
1. Group investigation (GI) membantu siswa untuk melakukan investigasi terhadap
suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai implikasi yang positif
terhadap pengembangan keterampilan penemuan dan membentu mencapai
tujuan. 
2. Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan melaui
investigasi.
3. Group investigation (GI) melatih siswa untuk bekaerja secara kooperatif dalam
memecahkan suatu masalah. Dengan adanya kegiatan tersebut, siswa dibekali
keterampilan hidup (life skill) yang berharga dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi
guru menerapkan model pembelajaran Group investigation (GI) dapat mencapai
tiga hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan, belajar isi dan belajar untuk
bekerjas secara kooperatif.
Langkah-Langkah Group Investigasi (GI)
Sharan (dalam Supandi, 2005: 6) mengemukakaan langkah-langkah
pembelajaran pada model pemelajaran Group investigation (GI) sebagai  berikut.
1. Guru  membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus
dikerjakan.
3. Guru  memanggil ketua-ketuaa kelompok untuk memanggil  materi tugas secara
kooperatif dalam kelompoknya.
4. Masing-masing kelompok membahas materi tugaas secara  kooperatif dalam
kelompoknya.
5. Setelah selesai, masing-masing  kelompok yang diwakili ketua kelompok  atau
salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.
6. Kelompok lain  dapat memberikan tanggapan  terhadap hasil pembahasannya.
7. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila  terjadi kesalahan  konsep
dan memberikan kesimpulan.
8. Evaluasi.
Tahap-Tahap Pembelajaran Group Investigasi (GI)
Pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran di atas tentunya harus berdasarkan
prinsip pengelolaan atau reaksi dari metode pembelajaran kooperatif model Group
investigation (GI). Dimana di dalam kelas yang menerapakan model Group
investigation (GI), pengajar lebih berperan sebagai konselor, konsultan, dan pemberi
kritik yang bersahabat. Dalam kerangka ini pengajar membimbing dan mengarahkan
kelompok menjadi tiga tahap:
1. Tahap pemecahan masalah,
2. Tahap pengelolaan kelas,
3. Tahap pemaknaan secara perseorangan.
Tahap pemecahan masalah berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan, apa
yang menjadi hakikat masalah, dan apa yang menjadi fokus masalah. Tahap
pengelolaan kelas berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan, informasi apa
yang saja yang diperlukan, bagaimana mengorganisasikan kelompok untuk
memperoleh informasi itu. Sedangkan tahap pemaknaan perseorangan berkenaan
dengan proses pengkajian bagaimana kelompok menghayati kesimpulan yang
dibuatnya, dan apa yeng membedakan seseorang sebagai hasil dari mengikuti proses
tersebut (Thelen dalam Winataputra, 2001: 37)
Kerangka Pembelajaran Group Investigasi (GI)
Kerangka operasional model pembelajaran Group investigation (GI) adalah
sebagai berikut:
1. Siswa dihadapkan dengan situasi bermasalah
2. Siswa melakukan eksplorasi sebagai respon terhadap situasi yang problematis.
3. Siswa merumuskan tugas-tugas belajar atau learning taks dan mengorganisasikan
untuk membangun suatu proses penelitian.
4. Siswa melakukan kegiatan belajar individual dan kelompok.
5. Siswa menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan dalam proses penelitian
kelompok.
6. Melakukan proses pengulangan kegiatan atau Recycle Activities.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri 10 Lubuklinggau dengan
menggunakan dua siklus. Setiap siklusnya terdiri atas empat tahapan yaitu: (1)
Perencanaan (planning); (2) Pelaksanaan tindakan (action); (3) Pengamatan
(observation); dan (4) Refleksi (reflection) (Arikunto, 2006). Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas III SD Negeri 10 Lubuklinggau yang terdiri dari 1 kelas yang berjumlah 29
orang siswa yang terdiri dari 14 laki-laki dan 15 perempuan.
Prosedur Penelitian
1. Siklus I
Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I ini adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah:
- Menelaah silabus
- Menyusun dan merancang RPP
- Menyusun alat pengumpul data, seperti; lembar observasi peneliti, lembar
observasi siswa, soal evaluasi beserta kunci jawaban dan skor soal.
- Membuat tabel untuk analisis hasil evaluasi siklus I
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 3 s/d 5 September 2018.
Pelaksanakan tindakan merupakan pelaksanaan dari rencana tindakan yang telah
dibuat. Adapun tindakan yang dilakukan sesuai dengan RPP yang disusun pada
tahap perencanaan yang menggunakan model pembelajaran Group investigation
(GI) dengan langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut:
Pendahuluan
- Mengucapkan salam dan berdoa.
- Mengecek kehadiran siswa.
- Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.
Kegiatan Inti
- Merumuskan masalah yang berkaitan dengan persegi dan persegi panjang
- Masing-masing siswa diminta menghitung jumlah keliling di tiap-tiap kelompok.
- Siswa diminta menuliskan banyak nilai angka
- Bersama teman sebangku, siswa berdiskusi tentang banyak nilai.
- Guru mengamati dan membantu siswa dalam kegiatan tersebut
- Guru memberikan penguatan
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai persegi
dan persegi panjang yang belum dimengerti.
Kegiatan Penutup
- Guru bersama siswa membuat kesimpulan
- Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan
- Peneliti memberikan salam penutup.
c. Pengamatan (Observation)
Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan
dengan pelaksanaan tindakan penelitian dengan menggunakan model Group
investigation (GI). Kegiatan inti dilakukan oleh guru kelas yang berkolaborasi dengan
peneliti dibantu rekan sejawat di sekolah sebagai observer yang dalam penelitian ini
bernama Ibu Henny Susilawati, S.Pd dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Kegiatan observasi dilakukan dengan mengisi lembar observasi terhadap guru
maupun siswa dengan indikator yang diamati terhadap peneliti adalah sebagai berikut :
1) Guru mengucapkan salam dan berdoa
2) Guru mengecek kehadiran siswa
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4) Guru mempersiapkan pembelajaran
5) Guru menggunakan model Group investigation (GI)
6) Guru mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi
7) Guru menjelaskan materi pembelajaran
8) Guru mengelola ruang, waktu, dan fasilitas belajar.
9) Guru membimbing diskusi kelompok
10) Guru membimbing kelompok kecil atau perorangan
11) Guru memberikan penguatan
12) Guru membuat kesimpulan
13) Guru melakukan refleksi
14) Guru menutup pelajaran.
Sedangkan indikator yang diamati terhadap siswa adalah sebagai berikut :
1) Partisipasi siswa dalam pembelajaran
2) Melaksanakan tugas yang diberikan
3) Kesungguhan selama mengikuti pembelajaran
4) Kerjasama dalam kelompok
5) Tanggung jawab
6) Percaya diri
d. Refleksi (Reflection)
Refleksi ini dilakukan oleh observer terhadap pelaksanaan pembelajaran yang
telah dilakukan oleh peneliti di kelas dalam menerapkan model Group investigation
(GI). Setelah siklus 1 dan tahap refleksi selesai dilaksanakan, maka akan diketahui
hasilnya. Hasil refleksi tersebut akan dianalisis apakah sudah sesuai dengan
perencanaan atau belum, serta kelemahan apa saja yang menghambat proses
pembelajaran. Jika hasil yang didapat belum tercapai ketuntasan belajar yang telah
ditetapkan, maka penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus berikutnya yaitu siklus II.

2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran yang
meliputi:
- Menyusun dan merancang RPP
- Menyusun alat pengumpul data, seperti; lembar observasi peneliti, lembar
observasi siswa, soal evaluasi beserta kunci jawaban dan skor soal.
- Membuat tabel untuk analisis hasil evaluasi siklus II
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 s.d 13 September
2018 Pelaksanakan tindakan merupakan pelaksanaan dari rencana tindakan yang
telah dibuat. Adapun tindakan yang dilakukan sesuai dengan RPP yang disusun pada
tahap perencanaan yang menggunakan model Group investigation (GI) dengan
langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut:
Pendahuluan
- Mengucapkan salam dan berdoa.
- Mengecek kehadiran siswa.
- Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.
Kegiatan Inti
- Merumuskan masalah yang berkaitan dengan keliling persegi dan persegi
panjang
- Guru  membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
- Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus
dikerjakan.
- Guru  memanggil ketua-ketuaa kelompok untuk memanggil  materi tugas
secara kooperatif dalam kelompoknya.
- Masing-masing kelompok membahas materi tugaas secara  kooperatif dalam
kelompoknya.
- Setelah selesai, masing-masing  kelompok yang diwakili ketua kelompok  atau
salah  satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.
- Kelompok lain  dapat memberikan tanggapan  terhadap hasil pembahasannya.
- Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila  terjadi kesalahan  konsep
dan memberikan kesimpulan.
- Masing-masing siswa diminta menghitung jumlah nilai keliling persegi dan
persegi panjangdi tiap-tiap kelompok.
- Bersama teman sebangku, siswa berdiskusi tentang banyak nilai.
- Guru mengamati dan membantu siswa dalam kegiatan tersebut.
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai
penjumlahan dan pengurangan bilangan yang belum dimengerti.
- Guru mengamati sajian situasi bermasalah dalam model Group investigation
(GI)
- Guru membimbing proses eksplorasi dalam langkah pokok model Group
investigation (GI)
- Guru Pacu posisi kelompok dalam langkah pokok model Group investigation
(GI)
- Guru pantau kegiatan belajar dengan mengecek tugas dalam kelompok
maupun individu dalam langkah pokok model Group investigation (GI)
- Guru mengecek kemajuan belajar siswa dalam langkah pokok model Group
investigation (GI)
- Guru mengevaluasi hasil siswa
Kegiatan Penutup
- Guru bersama siswa membuat kesimpulan
- Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan
- Peneliti memberikan salam penutup.
c. Pengamatan (Observation).
Observasi yang dilakukan pada siklus II ini sama halnya dengan observasi yang
telah dilakukan terhadap pembelajaran di siklus I. Observer mengamati pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan siswa dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Selama berlangsungnya pembelajaran
siklus II juga dilaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar
siswa dalam mengerjakan soal evaluasi siklus II. Hasil pengamatan observer
merupakan bahan refleksi bagi peneliti terhadap proses pembelajaran siklus II. Adapun
indikator yang diamati adalah sebagai berikut :
1) Guru mengucapkan salam dan berdoa
2) Guru mengecek kehadiran siswa
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4) Guru mempersiapkan pembelajaran
5) Guru menggunakan model Group investigation (GI)
6) Guru mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi
7) Guru menjelaskan materi pembelajaran
8) Guru mengelola ruang, waktu, dan fasilitas belajar.
9) Guru membimbing diskusi kelompok
10) Guru membimbing kelompok kecil atau perorangan
11) Guru memberikan penguatan
12) Guru membuat kesimpulan
13) Guru melakukan refleksi
14) Guru menutup pelajaran.
Sedangkan indikator yang diamati terhadap siswa adalah sebagai berikut :
1) Partisipasi siswa dalam pembelajaran
2) Melaksanakan tugas yang diberikan
3) Kesungguhan selama mengikuti pembelajaran
4) Kerjasama dalam kelompok
5) Tanggung jawab
6) Percaya diri
d. Refleksi (Reflection)
Refleksi dalam siklus II ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan
dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta
hambatan-hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini nantinya akan berguna
untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan di dalam
penelitian ini.
Instrumen penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto: 2006). Tes
dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil
yang diperoleh siswa setelah tindakan.
b. Observasi
Bentuk observasi dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, dimana
peneliti (pengamat) dalam penelitian ini, berperan langsung atau aktif dalam
semua kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan observasi partisipasi ini,
pengamat lebih menghayati, merasakan, dan mengalami sendiri semua
kegiatan dalam pembelajaran.
2. Alat Pengumpulan Data
a. Butir Soal Tes
Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil menulis siswa yang
berupa butir soal. Dalam penelitian ini peneliti menyusun soal-soal
berdasarkan indikator dan kisi-kisi soal. Adapun bentuk soal yang digunakan
dalam bentuk uraian.

b. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi guru dan siswa.
Observasi ini dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
Dalam pelaksanaan observasi peneliti dibantu observer untuk mengisi daftar
ceklist lembar observasi yang telah disiapkan, dalam penelitian ini
observernya adalah Ibu Henny Susilawati, S.Pd.

Analisis Data
Teknis analisis data yaitu cara yang ditempuh peneliti tentang bagaimana data
yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui hasil akhir (Arikunto, 2009: 39). Untuk
mengetahui nilai hasil belajar siswa secara individu dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
SP
X= x 100 %
SM
Keterangan :
X = Nilai yang dicari
SP = Skor yang diperoleh
SM = Skor maksimal (Depdiknas,
2006:36)
Selanjutnya untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal,
peneliti menggunakan rumus persentase sebagai berikut :
T
X= x 100 %
M
Keterangan :
X = Persentase ketuntasan belajar
T = Jumlah siswa yang tuntas belajar
M = Jumlah seluruh siswa dalam kelas
(Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006)
Hasil perhitungan tersebut dari masing-masing siklus kemudian dibandingkan.
Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai persentase peningkatan hasil belajar
siswa terhadap mata pelajaran Matematika pada materi menghitung keliling persegi
dan persegi panjang setelah mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model
Group investigation (GI)
Untuk hasil observasi terhadap siswa dipergunakan rumus sebagai berikut:
R
NP= x 100 %
SM
Keterangan:
NP = Nilai Keaktifan
R = Skor yang diperoleh siswa
SM = Skor Maksimum
(Purwanto,
2010)
Berdasarkan perhitungan diatas perolehan data diberi kriteria sebagai berikut:
Tabel Kriteria Keaktifan Siswa
Nilai Kriteria Keaktifan
86 % - 100 % Sangat Baik
76 % - 85 % Baik
70 % - 75 % Cukup
55 % - 69 % Kurang
≤ 54 % Kurang Sekali
(Purwanto, 2010)
Idikator Hasil Belajar
Kriteria keberhasilan tindakan ditetapkan berdasarkan ketuntasan belajar yang
ditetapkan sekolah dan berdasarkan pertimbangan peneliti. Adapun kriteria
keberhasilan tindakan tersebut adalah:
1. Nilai rata-rata siswa ≥ 65
2. Ketuntasan belajar klasikal tercapai yakni sebesar 85 %

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Hasil Penelitian
Sebelum diberikan tindakan penelitian, pada kondisi awal peneliti mengajar
dengan metode ceramah. Peneliti melakukan pengambilan data pratindakan yang
bertujuan mendapatkan data awal mengenai kemampuan siswa kelas III SD Negeri 10
Lubuklinggau dalam materi menghitung keliling persegi dan persegi panjang. Untuk
memperoleh data mengenai hasil belajar siswa dalam memahami keliling persegi dan
persegi panjang sebelum diberikan tindakan menggunakan model pembelajaran
Group investigation (GI), peneliti menggunakan tes tertulis.
Dari data diketahui bahwa dari 29 orang siswa kelas III SD Negeri 10
Lubuklinggau, siswa yang memperoleh nilai 65 keatas atau tuntas secara individu
berjumlah 10 orang atau 34,48%. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai kurang
dari 65 atau belum tuntas secara individu berjumlah 19 orang siswa atau 65,51%.
Berdasarkan hasil dapat diketahui bahwa dari 29 orang siswa, terdapat 10 orang
siswa dinyatakan tuntas secara individu dengan memperoleh nilai 65 keatas dengan
nilai rata-rata 46,55 dan persentase ketuntasan secara klasikal yaitu 34,48%.

Siklus I
Pada siklus 1 kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Group investigation (GI) diamati oleh observer yaitu Ibu Henny
Susilawati, S.Pd Pengamatan yang dilakukan dengan lembar observasi kegiatan guru
dan siswa dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas
guru terlihat frekuensi aspek yang muncul sebanyak 12 aspek dari 14 aspek yang diamati
dengan persentase 86%. Sedangkan untuk aktivitas siswa terlihat frekuensi aspek yang
muncul 4 aspek dari 6 aspek yang diamati dengan persentase 62,5% dengan kriteria
cukup. Hal ini terjadi karena pembelajaran belum sepenuhnya dilaksanakan
berdasarkan model pembelajaran Group investigation (GI).
Pada akhir siklus I dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui batas ketuntasan
yang dicapai oleh siswa, dan sejauh mana keberhasilan dari model pembelajaran
Group investigation (GI) tersebut. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam keliling
persegi dan persegi panjang untuk mengetahui batas ketuntasan yang dicapai siswa
pada siklus I, maka dilakukan evaluasi. Berikut ini hasil evaluasi pada siklus I:
Tabel 4. 1 Hasil Evaluasi Siklus I
Nilai Jumlah siswa Persentase Keterangan
≥ 65 24 82,75% Tuntas
< 65 5 17,24% Tidak tuntas
Grafik 4.1 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

SIKLUS 1
94.00%
82.00% 82.75%

70.00%
58.00%
46.00%
34.00%
22.00%
17.24%
10.00%
-2.00% 24 orang 5 orang
tuntas tidak tuntas
Data pada tabel 4. 1 diatas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas III SD
Negeri 10 Lubuklinggau pada mata pelajaran Matematika dalam memahami
menghitung keliling persegi dan persegi panjang di dapat nilai tertinggi 95, nilai
terendah 40. Siswa yang mencapai ketuntasan 24 orang (82,75%), siswa yang belum
mencapai ketuntasan 5 orang (17,24%) dengan nilai rata-rata yang diperoleh 77,24.
Pada siklus I data yang diperoleh belum optimal karena ketuntasan belajar baru
mencapai 82,75%, belum memenuhi standar ketuntasan klasikal yaitu 85%. Sehingga
pembelajaran dilanjutkan pada siklus selanjutnya yaitu siklus II.

Siklus II
Pada siklus II juga tetap dilakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa
dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi kegiatan
guru dan siswa, diperoleh hasil pengamatan terlihat keseluruhan aspek yang diamati
muncul (14 aspek yang diamati) terhadap aktivitas guru dalam proses pembelajaran
dengan persentase 100%. Sedangkan untuk aktivitas siswa juga terlihat keseluruhan aspek
yang diamati muncul (6 aspek yang diamati) dengan persentase 100% dengan kriteria
sangat baik. Hal ini terjadi karena pembelajaran sudah sepenuhnya dilaksanakan
berdasarkan model pembelajaran Group investigation (GI) dan siswa bersungguh-
sungguh didalam pembelajaran dan memiliki rasa percaya diri yang besar. Pada akhir
siklus II dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui batas ketuntasan yang dicapai oleh
siswa, dan sejauh mana keberhasilan dari model pembelajaran Group investigation
(GI) tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti secara kolaborator, suasana proses
pembelajaran siklus II ada peningkatan. Proses pembelajaran berjalan lebih aktif dari
pada pembelajaran siklus I. Dengan adanya bimbingan dan pengawasan dari peneliti,
ternyata dapat berdampak pada peningkatan keaktifan siswa didalam pembelajaran.
Pada akhir proses pembelajaran dilakukan evaluasi pada siklus II. Hasil evaluasi siklus
II dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Siklus II
Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan
≥ 65 29 100% Tuntas
< 65 0 0% Tidak Tuntas

Grafik 4.2 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

SIKLUS 2
100.00% 100.00%
88.00%
76.00%
64.00%
52.00%
40.00%
28.00%
16.00%
4.00%
0.00%
-8.00% tuntas 29 orang tidak tuntas 0 orang
Data pada tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas III SD
Negeri 10 Lubuklinggau pada mata pelajaran Matematika dalam menghitung keliling
persegi dan persegi panjang dengan menggunakan model pembelajaran Group
investigation (GI) didapat nilai tertinggi 100, nilai terendah 80. Siswa yang mencapai
ketuntasan 29 orang (100%), siswa yang belum mencapai ketuntasan 0 orang (0% )
dengan nilai rata-rata 94,14 meningkat sebesar 17,25% dari siklus I. Dari data di atas
dapat dilihat bahwa penggunaan model pembelajaran Group investigation (GI) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dilihat dari ketuntasan tersebut sudah mencapai
target ketuntasan siswa sebesar 86,36% siswa yang tuntas, sehingga penelitian
perbaikan ini tidak perlu dilakukan siklus III.

Pembahasan
Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan dari teman sejawat dan evaluasi yang diperoleh
pada pelaksanaan pembelajaran siklus I bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa
pada materi penjumlahan dan pengurangan di kelas III SD Negeri 10 Lubuklinggau
melalui model pembelajaran Group investigation (GI).
Peningkatan tersebut dilihat dari analisis hasil tes yang telah dilakukan yaitu pada
pratindakan nilai rata-rata siswa 46,55 dan tes akhir siklus I nilai rata-rata diperoleh
siswa meningkat menjadi 77,24. Ini berarti terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa
sebesar 30,69 atau 48,27%. Rendahnya hasil belajar siswa pada siklus I dikarenakan
siswa belum termotivasi, siswa masih belum dapat bekerjasama dengan baik di dalam
kelompoknya, belum memiliki rasa percaya diri untuk berani mempresentasikan hasil
diskusinya, dan siswa juga belum berani untuk bertanya kepada guru mengenai materi
yang belum jelas.
Dari hasil yang telah dicapai disimpulkan bahwa hasil rata-rata tes akhir siklus I
terjadi peningkatan nilai dari hasil tes awal, tetapi secara klasikal belum mencapai
kriteria ketuntasan minimal secara klasikal 80% dan frekuensi aktivitas siswa yang
muncul baru 4 aspek dari 6 aspek yang diamati dengan persentase sebesar 60%
dengan kriteria cukup, sedangkan frekuensi aktivitas guru yang muncul baru 12 aspek
dari 14 aspek yang diamati dengan nilai persentase sebesar 86%. Oleh karena itu
peneliti perlu melakukan penelitian pada siklus kedua.

Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan dari teman sejawat dan evaluasi yang diperoleh
pada pelaksanaan pembelajaran siklus II bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa
pada materi menghitung keliling persegi dan persegi panjang di kelas III SD Negeri 10
Lubuklinggau melalui model pembelajaran Group investigation (GI).
Peningkatan tersebut dilihat dari analisis hasil tes yang telah dilakukan yaitu pada
siklus I nilai rata-rata siswa 77,24 dan tes akhir siklus II nilai rata-rata diperoleh siswa
meningkat menjadi 94,14. Ini berarti terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa sebesar
16,90 atau 17,25%. Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dikarenakan sudah
terjadinya proses pembelajaran yang baik dimana siswa sudah sepenuhnya mengerti
bahwa kerjasama dalam kelompok itu penting dalam pembelajaran menghitung
keliling persegi dan persegi panjang, dan siswa sudah memiliki rasa percaya diri untuk
berani mempresentasikan hasil diskusinya, dan siswa juga sudah berani untuk
bertanya kepada guru mengenai materi yang belum jelas. Hal ini juga terlihat dari hasil
observasi terhadap aktivitas yang telah dilakukan baik oleh peneliti maupun siswa yang
juga mengalami peningkatan. Dari lembar observasi frekuensi aktivitas siswa muncul 6
aspek yang diamati dengan persentase sebesar 100%, sedangkan frekuensi aktivitas
peneliti yang muncul baru 12 aspek dari 14 aspek yang diamati dengan nilai
persentase sebesar 86%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa
dengan adanya perbaikan terhadap pembelajaran ternyata dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika pada
materi menghitung keliling persegi dan persegi panjang dapat ditingkatkan dengan
menggunakan model pembelajaran Group investigation (GI).
Dari analisis data antar siklus terlihat adanya peningkatan terhadap hasil
belajar siswa dalam pelajaran matematika disini terlihat nilai rata-rata yang diperoleh
siswa pada pra siklus 46,55 pada siklus I meningkat menjadi 77,24 sehingga terjadi
peningkatan nilai rata-rata sebesar 30,69, dan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi
94,14 dan terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 16,90. Dari presentase ketuntasan
siswa juga terlihat pada prasiklus adalah 34,48%, pada siklus I meningkat menjadi
82,75% terjadi peningkatan sebesar 42,27% dan meningkat lagi pada siklus II
menjadi 100% sehingga pada siklus II telah terjadi peningkatan sebesar 17,25%.
Dengan meningkatnya hasil belajar siswa dalam materi menghitung keliling
persegi dan persegi panjang, maka peneliti berpendapat bahwa menggunakan model
pembelajaran Group investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas
III SD Negeri 10 Lubuklinggau.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Group investigation (GI) selama
proses pembelajaran matematika dalam menghitung keliling perswegi dan persegi
panjang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 10 Lubuklinggau.
Hal ini dapat dibuktikan dengan data penelitian yaitu persentase ketuntasan belajar
pada pratindakan yakni 34,48% pada siklus I ketuntasan belajar peserta didik sebesar
82,75% dan pada siklus II meningkat menjadi 100% dengan kriteria tuntas. Dari
pratindakan ke siklus I terjadi peningkatan 48,27% sedangkan dari siklus I ke siklus II
terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 17,25% dengan demikian penelitian ini sudah
berhasil karena indikator keberhasilan yaitu ketuntasan klasikal ≥ 85% sudah
terpenuhi, dan penelitian ini sudah tidak perlu lagi dilanjutkan kesiklus selanjutnya.
Saran
Setelah dilakukan pelaksanaan tindakan kelas dan refleksi hasil penelitian pada
siklus I dan siklus II, maka beberapa saran peneliti sebagai berikut :
1. Untuk Siswa: Siswa hendaknya berperan aktif dalam proses pembelajaran, selalu
mengerjakan tugas- tugas yang diberikan guru, meningkatkan penguasaan media
Petak Persegi Satuan dan meningkatkan usaha belajar sehingga dapat
memperoleh hasil belajar yang optimal
2. Untuk Guru:
Guru hendaknya mempersiapkan secara cermat fasilitas belajar yang diperlukan,
karena sangat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pembelajaran, fasilitas
belajar tersebut pada akhirnya berpengaruh pada proses dan hasil belajar
Matematika siswa
3. Untuk Sekolah:
Memberikan dukungan kepada guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas,
memberikan kontribusi yang berarti dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan, dan menambah referensi perpustakaan sekolah. Serta sekolah
hendaknya mengupayakan pengadaan berbagai alat peraga Matematika
khususnya dan alat peraga lain pada umumnya. Hal ini diharapkan dapat
menunjang dalam penanaman konsep- konsep Matematika secara lebih nyata,
sekaligus meningkatkan aktivitas belajar siswa dan memperdayakan penggunaan
media dalam proses pembelajaran Matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.
---------------------------. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi. Jakarta :BSNP
Budimansyah. 2004. Belajar Kooperatif Model Penyelidikan Kelompok dalam
Pembelajaran Membaca Pemahaman untuk Meningkatkan Keterampilan
Membaca Siswa Kelas V SD. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program studi
pendidikan Bahasa dan Sastra SD, Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta:
Depdiknas
Ibrahim, Muhsin, dkk. 2003. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.
Jihad, Asep dan Haris, Abdul. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Presindo.
Maimunah. 2005. Pembelajaran Volume Bola dengan Belajar Kooperatif Model GI
pada Siswa Kelas X SMA Laboratorium UM. Tesis tidak diterbitkan. Malang:
Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Medyasari, L. T., Muhtarom, M., & Sugianti, S. 2017. Efektivitas Model Pembelajaran
Group Investigation Berbantuan Kartu Soal Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau
dari Motivasi Belajar pada Materi Turunan Fungsi Aljabar. AKSIOMA.8(1), 65-
75. http://doi.org/10.26877/aks.v8Il.1511. Diakses pada tanggal 1 November
2018
Nyimas Aisyah, Dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika. Jakarta: Dirjen
Dikti.
Purwanto. 2010. Pengertian Tes Dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakart : PT Rineka
Cipta.
Slavin. Robert E.2012. Cooperative Learning, Teori, Risset dan Praktik. Terjemahan
Lita. Nusa Media. Bandung.
Supandi. 2005. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode GI untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMAN 2
Trawas Mojokerto. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi Paikem). Jakarta:
Pustaka Pelajar.
Tim UNS. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : UNS Press.
Winataputra, Udin, S. 2001. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta Pusat:
Direktorat Jenderal Pendidikan  Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai