Anda di halaman 1dari 11

ISSN 2621-9034 Volume 01 Tahun 2018

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group


Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Siswa
Nurhayati

Dosen STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi, Jl.Gatot Subroto Km 3 No.3 Tebing Tinggi Sumatera Utara, Email:
nur901006@gmail.com

Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V (lima) pada
mata pelajaran IPS dengan menggunakan konsep diskusi. Penelitian ini dilakukan di SDN 165728 Tebing
Tinggi pada bulan Januari-Maret 2018 dengan subjek sebanyak 25 orang. Metode penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Dimana dengan menggunakan metode
ekperimen ini peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan dua siklus yaitu dimana masing-
masing siklus memuat tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berdasarkan hasil
yang diperoleh model pembelajaran Group Investigation (GI) dapat mempengaruhi hasil belajar siswa
kelas V (lima) SDN 165728 pada mata pelajaran IPS. Hal ini terbukti, siswa yang awalnya hanya
memperoleh skor rata-rata sebelum menggunakan model pembelajaran group investigation hanya
mendapatkan nilai rata-rata sebanyak 78,33 dari 25 orang siswa. Setelah dilakukannya pengajaran dengan
menggunakan model group investigation, siswa mampu mendapatkan nilai rata-rata 90,6 dari 25 orang
siswa. Selain dari skor rata-rata post test yang dilakukan peneliti tingkat kemajuan hasil belajar siswa juga
dapat dilihat dengan adanya uji hipotesis. Disini terlihat bahwa thitung > ttabel atau 2,19 > 1,678.

Kata-kata kunci: Group Investigation, Hasil Belajar.

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu proses interaksi untuk mempersiapkan siswa agar
mampu menghadapi perubahan-perubahan yang akan terjadi dilingkungannya. Didalam
pendidikan akan terjadi interaksi antara kehendak, pikiran, perasaan, dan sebagainya
yang terjadi pada diri anak yang menyebabkan terjadinya modifikasi dalam sikap dan
tingkah laku anak untuk menjadi manusia yang berkualitas.
Menurut Sudjana (1989:28) menyebutkan bahwa belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya suatu perubahan pada diri seseorang. Sedangkan Walker
(dalam Rianto,2002) menyebutkan bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam
pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada snagkut
pautnya dengan kematangan rohaniah, kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi
stimulus atau factor-faktor samar-samar lainnya yang tidak berhubungan langsung
dengan kegiatan belajar.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
perubahan yang terjadi pada diri seseorang baik dari aspek tingah laku, kemampuan
maupun pengetahuan dari yang biasa menjadi lebih baik lagi.
Menurut Muhaimin (1996) mengatakan bahwa pembelajaran adalah upaya
membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

17
ISSN 2621-9034 Volume 01 Tahun 2018

mempelajari sesuatu yang efektif dan efisien. Selanjutnya, Hamzah B. Uno (2007:2)
mengatakan bahwa pembelajaran siswa bukan pada apa yang dipelajari siswa.
Pembelajaran adalah suatu proses pemberian atau penyampaian informasi yang
bermanfaat yang disampaikan seseorangkepada orang lain. Dalam kata lain, kegiatan
yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan informasi kepada para siswanya yang
disusun secara instruksional dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran sangat
berguna untuk mengembangkan dan meningkatkan prilaku yang positif kepada siswa
dalam belajar. Dalam proses belajar dan pembelajaran siswa diharapkan dapat terjadi
perubahan tingkah laku yang positif melalui interaksi yang dilakukan siswa antara
individu dengan lingkungan.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
berkembang saat ini, dimana pada pembelajaran koopertif siswa belajar dalam
keleompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda, sehingga
terlihat kelebihan dan kekurangan yangdimiliki oleh para siswa. Struktur tujuan
kooperatif dikemukan oleh Musimin (2003:3) yaitu struktur tujuan kooperatif terjadi
jika siswa dapat mencapai tujuan mereka hanya jika siswa lain dengan siapa mereka
bekerjasama mencapai tujuan tertentu.
Group Investigation (GI) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang
digunakan untuk melatih siswa agar dapat berpartisipasi dalam mengembangkan sistem
belajar bertahap. Metode ini melibatkan siswa sejak dari perencanaan, baik dalam
menentukan topic maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini
menuntut siswa untuk memiliki kemampuan dalam keterampilan proses kelompok
(group procces skill).
Metode ini memperioritaskan agar siswa mampu mengembangkan kemampuan
dalam berpikir secara kritis, dapat saling bekerjasama dan saling menghargai satu sama
yang lain dalam satu kelompok belajar tersebut sehingga menciptakan sistem belajar
yang membuat siswa aktif didalamnya. Menurut Istari dalam bukunya yang berjudul 58
Model Pembelajran Inovatif (2011:86) membahas tentang langkah-langkah, kelebihan
dan kelemahan model GI sebagai berikut:
Langkah-Langkah Model GI:
a. Guru membagi kelas menjadi kelas heterogen
b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

18
ISSN 2621-9034 Volume 01 Tahun 2018

c. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu
materi/tugas yang berbeda dari kelompok lainnya.
d. Masing-masing kelompok membahas mateti yang sudah ada secara kooperatif
e. Setelah selesai berdiskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan
kelompok.
f. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
g. Evaluasi
h. Penutup
Kelebihan Model GI:
a. Dapat memadukan antara siswa yan berbeda kemampuan dengan membagikan
melalui kelompok yang heterogen.
b. Melatih siswa untuk meningkatkan kerjasama dalam kelompok
c. Melatih siswa untuk bertanggung jawab setelah diberi tugas untuk diselesaikan
dalam kelompok.
d. Siswa dilatih untuk menemukan hal-hal baru dari hasil kelompok.
e. Melatih siswa untuk mengeluarkan ide dan gagasan baru melalui penemuan yang
ditemukan.
Kelemahan Model GI:
a. Dalam berdiskusi sering kali yang aktif hanya sebagian siswa saja
b. Adanya pertetangan diantara siswa yang sulit disatukan karena dalam kelompok
sering berbeda pendapat.
c. Bahan yang tersedia belum untuk melakukan penemuan kurang lengkap.
Hasil belajar siswa menentukan tingkat pemahaman siswa terhadap materi ajar.
Jika hasil belajar siswa memuaskan maka sudah pasti ada keberhasilan dalam proses
belajar, namun jika hasil belajar siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan
kemungkinan ada kesalahan dalam proses belajar.
Menurut Arikunto (1990:4) bahwa hasil belajar adalah proses pembuatan
keputusan nilai keberhasilan dalam kegiatan belajar dan mengajar yang dilakukan
secara kuantitatif. Menurut Slameto (2002:25), mengatakan bahwa hasil adalah
gambaran pengetahuan yang dimiliki siswa baik dari aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotorik. Sedangkan menurut Hamalik (2006:30) bahwa hasil belajar adalah bila

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

19
ISSN 2621-9034 Volume 01 Tahun 2018

seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang lain, misalnya
dari yang tidak mengerti menjadi mengerti.
Dari pengertian para ahli diatas disimpulkan bahwa hasil belajar itu adalah hasil
yang didapat setiap siswa atas kemampuan yang ddimiliki oleh masing-masing siswa
setelah siswa menerima pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Untuk mengetahui
tingkat kemampuan siswa atau hasil belajar yang didapat siswa, maka seorang guru
harus menyelenggarakan evaluasi. Evaluasi hasil belajar menekankan pada
diperolehnya informassi tentang seberapa perolehan nilai siswa dalam mencapai tujuan
pengajaran yang ditetapkan. Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan proses
sistem untuk memperoleh informasi tentang keefektifan proses pembelajaran secara
optimal. Dengan demikian evaluasi hasil belajar menetapkan baik buruknya hasil dari
kegiatan pembelajaran/pendidikan.
Pengukuran lebih menekankan kepada proses penentuan kuantitas sesuatu
melalui membandingkan satuan ukuran tertentu. (Arikunto,1990:3;
Nurkencana,1986:2). Sedangkan penilaian menekankan kepada proses pembuatan
keputusan terhadap sesuatu ukuran baik buruk yang bersifat kuantutatif. (Arikunto,
1990:3;Nurkencana,1986:2) dalam skripsi Rodhiatur (2010:10).
Dari batasan pengukuran dan penilaian hasil belajar dapat ditandai dengan
adanya perbedaan yang nyata antara keduanya. Hasil belajar ini dapat dilihat dari raport
ataupun tes yang telah dilakukan baik berupa post-test meupun pre-test, hal ini berguna
mendapatkan gambaran cara belajar siswa. Apabila tujuan utama kegiatan hasil belajar
ini sudah terealisasi, maka hasilnya dapat difungsikan dan ditujukan untuk berbagai
kepentingan. Untuk mencapai hasil yang baik maka perlu diketahui tentang hal-hal yang
sangat mempengaruhi hasil belajar tersebut. Hasil belajar siswa ini menentukan
kenaikkan kelas siswa dan juga menentukan sampai dimana tingkat pemahaman
siswadalam belajar.
Sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, maka hasil belajar memiliki sasaran berupa
ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan. Ranah tujuan pendidikan/pembelajaran
dilakukan berdasarkan hasil belajar siswa yang secara umum dapat diklasifikasikan
menjadi tiga yaitu :
1. Ranah kognitf

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

20
ISSN 2621-9034 Volume 01 Tahun 2018

2. Ranah afektif
3. Ranah psikomotorik
Mengingat ranah-ranah yang terkandung dalam suatu tujuan pembelajaran
merupakan sasaran hasil belajar, maka kita perlu menegenal secara lebih terperinci lagi.
Pengenalan terhadap ranah-ranah tujuan pendidikan akan sangat membantu pada saat
memilih menyusun instrument hasil belajar

METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2018 di SDN 165728
Tebing Tinggi yang beralamatkan Jl. Yos.Sudarso (Simpang Beo) Kecamatan
Rambutan Kota Tebing Tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian untuk menegetahui ada tidaknya
pengaruh dari satu perlakuan yang dilakukan kepada subjek penelitian yaitu siswa.
Penelitian ini menggunakan 2 tindakan kegiatan yaitu pertama dilakukan tindakan
pembelajaran sebelum menggunakan model pembelajran GI dan selanjutnya dilakukan
pembelajaran pada materi yang sama dengan menggunakan model pembelajaran GI.
Desai penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Static Group Comparation Posttest Only (Nonequevaalent Group)
Group A : X ---------------------------- O
Group B : ----------------------------- O
(Drs.Ayyub Lubis M.Pd, Diktat Penelitian Ekonomi Bidang Keahlian Akuntansi FKIP-
UMN,(2011:19)
Keterangan :
 X = Tindakan atau perlakuan yang direncanakan
 O = Tes ( Tidak ada test awal)
 Ada 2 kelompok, pada kelompok A dilakukan perlakuan sedangkan pada
kelompok B tidak dilakukan perlakuan apa-apa
 -------- = tanda inimenunjukkan bahwa sampel pada kedua kelompok itu
disetarakan (pemilihan sampelnya tidak acak tetapi diasumsikan bahwa kedua
kelompok memiliiki sifat-sifat yang sama)
Dimana, pada keterangan desain diatas menunjukkan bahwa :

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

21
ISSN 2621-9034 Volume 01 Tahun 2018

a. Pada group A diatas digunakan peneliti sebagai tindakan yang menggunakan


model GI.
Yang pembelajarannya menggunakan model GI, yang pada awalnya diberikan
tindakan sesuai dengan materi yang sedang berlangsung disekolah tersebut.
Setelah diberikan tindakan kemudian peneliti memberi tes untuk menguji
kemempuan siswa dan tingkat keberhasilan dari metode yang digunakan.
b. Pada group B, digunakan peneliti sebagai tindakan yang tidak menggunakan
model GI.
Dimana pada hal ini peneliti tidak memberikan tindakan/ pembelajaran dengan
menggunakan GI. Disini peneliti hanya memberikan tes yang sama seperti
tahapan yang menggunakan model GI.
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V(lima) SDN 165728 Tebing
Tinggi yang berjumlah dari 25 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswa
perempuan. Peneliti mengambil subjek ini atas dasar pengamatan saat berlangsungnya
pembelajaran IPS. Proses pembelajaran yang hanya monoton dan pasif inilah yang
membuat hasil belajar siswa kelas V (lima) dalam pembelajaran IPS rendah. Adapun
indicator dari penelitian ini adalah skor hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan tes dalam bentuk pilihan berganda.
Dengan kata lain, instrument penelitian adalah alat atau bahan yang digunakan sebagai
pengumpulan data. Adapun instrument yang digunakan peneliti adalah :
a. Silabus
b. RPP yang menggunakan model pembelajaran GI
Sebagai pengukur hasil belajar siswa :
a. Penyampaian materi/tindakan yang dilakukan dengan menggunakan model GI
b. Tes yang diberikan dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal, baik sebelum
ataupun setelah menggunakan model GI.. Dimana tiap soal yang benar aka
mendapat skor 1.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dinyatakan bahwa instrument yang dipakai
adalah tes. Berikut adalah langkah-langkah yang dipakai dalam pengumpulan data :
a. Mendesain tes sedemikian rupa sesuai dengan tujuan dari penelitian
b. Menyesuaikan sifat dan karakter responden dengan pertanyaan-pertanyaan dalam tes
yang disusun.

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

22
ISSN 2621-9034 Volume 01 Tahun 2018

c. Memberikan tindakan/perlakuan berupa menyampaikan materi dengan


menggunakan model GI.
d. Menyebarkan dan mengumpulkan kembali data dan jawaban dari responden melalui
tes yang disebarkan selanjtnya diolah dan dianalisis.
Dalam penganalisaan data pengerjaan terlebih dahulu adalah mentabulasikan
setiap jawaban dari tiap-tiap siswa dan setiap option diberikan bobot nilai dari tiap-tiap
optionnya yaitu karena dengan menggunakan tes pilihan berganda, maka tiap soal yang
benar mendapat nilai 1 sedangkan tiap soal yang salah akan mendapatkan nilai 0. Untuk
tes, penulis membuat 20 soal jika semua soal benar terjawab maka nilaia tertinggi
adalah 20.
Untuk menguji apakah data korelasi antara penerapan pembelajaran kooperatif
denan hasil belajar siswa, penulis menggunakan analisis data korelasi uji data hipotesis
(t), dimana α = 0,05.

Dimana S adalah varian gabungan yang dihitung dengan rumus :

= (Rita Destini,STATISTIK)

Berdasarkan hasil t yang telah diperoleh akan konsultasikan pada taraf signifikan
95% atau α. derajat kebebasan untuk t adalah dk = (n1+ n2 – 2) dengan peluang (1-
1/2α).
Keterangan :
X1 = nilai rata-rata post test setelah dilakukan pembelajran menggunakan model GI
X2 = nilai rata-rata post test sebelum dilakukan pembelajaran menggunakan model GI
n1 = jumlah siswa setelah menggunakan model pembelajaran GI
n2 = jumlah siswa sebelum menggunakan model pembelajan GI
S1= varian hasil belajar setelah menggunakan model pembelajaran GI
S2 = varian hasil belajar sebelum menggunakan model pembelajran GI
Untuk ini akan dihitung besarnya nilai rata-rata tes yang belum atau setelah
diberikannya pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran GI kemudian
dicari . Setelah dimasukkan kedalam rumus tersebut, hasilnya akan
dibandingkan dengan

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

23
ISSN 2621-9034 Volume 01 Tahun 2018

Jika > , maka H0 diterima


Jika < , maka H0 ditolak

HASIL DAN PEMBAHASAN


Disini peneliti menggunakan tes akhir (post-test) yang dilakukan setelah adanya
proses pemberian perlakukan untuk mengetahui seberapa besarnya hasil belajar siswa
dengan menggunakan model GI. Pada awal penelitian pada tahap pertama sebelum
menggunakan model pembelajaran GI dan diberikan tes kepada siswa dari hasil tes yang
diberikan diperoleh skor rata-rata yaitu 78,33. Selanjutnya setelah dilakukan hal yang
sama dengan memberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Gi
maka skor rata-rata siswa meningkat menjadi 90,6.
Dari hasil penelitian ini deperoleh bahwa adanya pengaruh terhadap hasil belajar
siswa kelas V(lima) SDN 165728 Tebing Tinggi dengan menggunakan model
pembelajaran GI dibandingkan sebelum menggunakan model pembelajaran GI. Hal ini
terbukti bahwa adanya peningkatan nilai rata-rata siswa yang diajarkan dengan
menggunakan Group Investigation dan terlihat bahwa thitung > ttabel atau 2,19 > 1,678.
Disini dapat dilihat perbedaan nilai rata-rata keseluruhan siswa setelah dan
sebelum menggunakan model pembelajaran GI.

Gambar 1 : Grafik Nilai Rata-Rata sebelum dan sesudah menggunakan model GI

Dalam penelitian ini yanag diambil menjadi sampel adalah sebanyak 25 siswa di
kelas V (lima) SDN 185728 Tebing Tinggi. Dimana pada tahap pertama sebelum
menggunakan model pembelajaran GI jumlah siswa yang hadir hanya 24 orang dan saat
tahap kedua menggunakan model pembelajaran GI jumlah siswa 25 orang.

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

24
ISSN 2621-9034 Volume 01 Tahun 2018

Dalam tahap pertama peneliti memberikan pembelajaran hanya dengan cara


ceramah dan semua siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang disajikan oleh
peneliti. Setelah peneliti selesai menjelaskan dan memberikan catatan kepada siswa
selanjutnya peneliti memberikan tugas individu (post test). Tugas yang diberikan oleh
guru berupa soal pilihan berganda sebanyak 20 soal. Saat pembelajaran ini berlangsung
terlihat bahwa suasana hanya mengarah pada satu titik atau satu pusat yaitu peneliti,
sehingga siswa terlihat pasif. Adapun data yang menunjukkan rata-rata siswa sebelum
menggunakan model pembelajaran GI adalah sebesar 78,33 dengan simpangan baku
sebesar 4,81.
Sedangkan dalam tahap kedua dimana pada tahap ini peneliti memberikan
perlakuan/tindakan mengajar dikelas yang sama dengan jumlah siswa sebanyak 25
orang dengan menyampaikan materi yang sama dengan menggunakan model GI. Pada
tahap kedua ini peneliti hanya berperan sebagai fasilitator, namun yang bekerja adalah
siswa yang dibagi menjadi beberapa kelompok yang kemudian megembangkan judul
yang diberikan oleh peneliti dengan cara berdiskusi. Setelah melakukan diskusi setiap
kelompok mempersentasikan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok dan kelompok lain
menanggapinya. Setelah semua kelompok telah mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya maka peneliti sebagai fasilitator memberikan kesimpulan akhir dari
materi yang telah disampaikan. Selanjutnya peneliti memberikan atau mengevaluasi
siswa dengan memberikan tugas individu berupa pilihan berganda yang terdiri dari 20
soal. Soal tersebut sama seperti soal yang diberikan sebelumnya pada tahap pertama.
Adapun data yang menunjukkan rata-rata siswa setelah menggunakan model
pembelajaran GI adalah sebesar 90,6. Dengan simpangan baku sebesar 20,57.
Setelah diketahui simpangan baku dari kedua tahap tersebut,maka dicari varian
gabungan. Sehingga dapat diketahui varian gabungan antara tahap pertama dengan
tahap kedua adalah 15,07. Untuk menguji apakah data korelasi antara pembelajaran
kooperatif dengan hasil belajar siswa, peneliti menggunakan analisis data korelasi uji
data hipotesis (t),dimana α=0,05. Maka dapat diketahui yang didapat dari kedua
tahap tersebut sebesar 2,91 atau dapat dibulatkan menjadi 3.
Derajat kebebasan untuk t adalah dk=(n1+n2-2) dengan peluang (1-1/2α). dk=
25+24-2 = 47 dengan peluang (1-1/2 0,05) = 0,975 atau dibulatkan menjadi 1. Sehingga

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

25
ISSN 2621-9034 Volume 01 Tahun 2018

dapat diketahui terdapat pada dk 47 dengan sebesar 1,678. Jadi dapat


diketahui bahwa > atau 2,91 > 1,678.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data, pengujian dan pengamatan maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Metode pembelajaran Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang
dilakukan peneliti dengan menggunakan 2 tahapan yang melakukan tindakan yang
berbeda dapa subjek yang sama.
2. Tes hasil belajar siswa kelas V (lima) pada mata pelajaran IPS pada tahap pertama
sebelum menggunakan model pembelajaran GI. Nilai rata-rata siswa sebesar 78,33.
Sedangkan pada tahap kedua setelah menggunakan model pembelajaran GI nilai
rata-rata siswa sebesar 90,6.
3. Setelah diketahui > atau 2,91 > 1,678, maka hipotesis diterima.

Sehingga dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran


kooperatif GI terhadp hasil belajar siswa kelas V (lima) SDN 165728 Tebing Tinggi
pada mata pelajaran IPS.

SARAN
Saran yang dapat saya berikan pada penelitian ini berkaitan dengan penerapan model
pembelajran Group Investigation (GI) adalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran Group Investigation (GI) agar dapat dikembangkan atau
disosialisakan lagi dan lebih sering diterapkan lagi dalam pembelajaran.
2. Media pembelajaran untuk mata pelajaran IPS harus lebih bervariasi lagi dan
lebih dikembangkan
3. Sebaiknya guru harus bisa kreatif dan inovatif lagi untuk mengembangkan
model-model pembelajaran kooperatif
4. Pihak sekolah harus mendukung kegiatan atau memberikan sarana dan prasarana
untuk mendukung pembelajaran.
5. Peneliti lain dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk
melakukan penelitian dengan model pembelajaran yang berbeda.

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

26
ISSN 2621-9034 Volume 01 Tahun 2018

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto,Suharsimi. (1996) . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta
______. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
B.Uno,Hamzah. (2007). Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar
Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Destini,Rita.Statistik.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Medan: Universitas
Muslim Nusantara Al-Washliyah.
Djamarah,http://Muhammadkholik.Wordpress.com/2011/11/08/metode-pembelajaran-
konvensional.html.diakses09 Desember 2012.
Hamalik,http://www.scribd.com/doc51282702/pengertian-hasil-belajar menurutpara-
ahli.Diakses 09desember 2012
Istarani. (2011). Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Lubis, Ayyub. (2011). Diktat Penelitian Pendidikan Ekonomi,Bidang Keahlian
Pendidikan Akuntansi Program Studi Pendidikan Ekonomi. Medan: FKIP UMN
Al-Washliyah.

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

27

Anda mungkin juga menyukai