Dosen Pengampu:
FAKULTAS TARBIYAH
GENTENG-BANYUWANGI
2024/2025
KATA PENGANTAR
Pendidikan agama Islam adalah bagian integral dari kehidupan umat Muslim, yang
memiliki peran penting dalam membentuk karakter, moralitas, dan spiritualitas individu serta
masyarakat. Di era erupsi digital saat ini, di mana teknologi informasi dan komunikasi telah
menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, tantangan dan peluang baru muncul
dalam konteks pendidikan agama Islam.
Melalui makalah ini, kami berusaha untuk menggali dampak erupsi digital terhadap
pendidikan agama Islam, mulai dari penggunaan teknologi dalam pengajaran dan
pembelajaran, hingga tantangan yang dihadapi dalam menjaga keaslian ajaran agama di tengah
arus informasi yang begitu cepat dan luas. Kami juga mencoba mengeksplorasi strategi dan
solusi untuk menghadapi dinamika ini, agar pendidikan agama Islam tetap relevan, substansial,
dan bermanfaat bagi generasi digital.
Harapan kami makalah ini dapat memberikan kontribusi dan manfaat yang berarti bagi
pembaca,mahasiswa,akademisi dalam memahami dan mengatasi tantangan pendidikan agama
Islam di era erupsi digital.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
pendidikan agama Islam di era erupsi digital sangatlah penting untuk dipahami,
mengingat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat telah mengubah cara
manusia berinteraksi, belajar, dan memperoleh informasi. Di era ini, akses terhadap informasi
menjadi lebih mudah dan cepat melalui internet, media sosial, dan berbagai platform digital
lainnya.
Dalam konteks pendidikan agama Islam, erupsi digital membawa tantangan dan
peluang yang signifikan. Di satu sisi, teknologi dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk
meningkatkan pengajaran dan pembelajaran agama Islam, dengan menyediakan sumber belajar
yang beragam, interaktif, dan mudah diakses. Namun, di sisi lain, erupsi digital juga membawa
risiko seperti penyebaran informasi yang tidak valid atau bahkan bertentangan dengan ajaran
agama, serta menimbulkan gangguan terhadap praktik keagamaan dan nilai-nilai moral.
Oleh karena itu,untuk memahami pendidikan agama Islam di era erupsi digital
memungkinkan kita untuk mengidentifikasi tantangan dan peluang yang ada, serta
mengembangkan strategi yang tepat untuk menghadapinya. Dengan demikian, makalah ini
bertujuan untuk menjelaskan fenomena erupsi digital dalam konteks pendidikan agama Islam,
serta mengajak pembaca untuk merenungkan peran teknologi dalam membentuk pemahaman
dan praktik keagamaan di zaman yang serba digital ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Agama Islam
2. Untuk Mengetahui Pengertian Era Disrupsi
3. Untuk Mengetahui Inovasi Pengelolahann Pmbelajaran Agama Islam di Era
Disrupsi
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan dimaknai dengan beragam oleh para ahli. Secara etimologi, 'pendidikan
berasal dari kata paedagogie" yang merupakan bahasa Yunani, dengan akar kata 'Pais" dan
"again. Kata 'Pais' mengandung arti anak, sedangkan again' bermakna membimbing.
Dengan demikian pedagogje memiliki arti bimbingan yang diberikan untuk pesarta didik
atau anak. Pendidikan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, 'Education'. Kata
tersebut itu sendiri berasal dari bahasa yunani,'educare' yang berarti membawa keluar apa
yang disimpan di dalam jiwa peserta didik untuk dituntun sehingga tumbuh dan
berkembang.
Menurut Hasbullah, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh individu
atau kelompok agar menjadi dewasa dan mencapai tingkatan hidup yang lebih tinggi dalam
arti mental peserta didik. Dewasa disini dimaksudkan dapat bertanggung jawab terhadap
diri sendiri secara biologis, psikologis, paedagogis, dan sosiologis.
Para ahli memberikan pengertian yang beragam tentang arti pendidikan. Beberapa
diantaranya sebagai berikut:
2
Pendidikan Agama Islam tidak hanya memberikan pengetahuan dasar saja, namun juga
dapat membentuk perilaku siswa sehingga merek kerangka pendidikan. Sehingga Pendidikan
ini tidak hanya mengajarkan teori saja, akan tetapi juga mempraktikkan teori tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai bagian dari kurikulum disekolah
,madrasah maupun pesantren memiliki kedudukan yang sangat penting untuk membentuk
karakter generasi muda, yaitu peserta didik yang kuat dan tekun; baik moralitasnya maupun
dari bidang sains dan bidang teknologi.(Hisyam Muhammad:2019)
Tujuan Pendidikan Agama Islam, Tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman, dan kemampuan penghayatan siswa tentang ajaran
Islam sehingga mereka dapat menjadi muslim sejati yang memiliki iman yang teguh dan
bertakwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, sosial, dan
nasional mereka. 30 Pendidikan Agama Islam menitikberatkan isi pembelajaran pada
bimbingan karakter siswa, tidak cuma meningkatkan pemahaman mereka tentang agama Islam
saja. Oleh karena itu, seluruh usaha yang dilaksanakan melalui pembelajaran Pendidikan
Agama Islam harus lebih baik fokus pada pembentukan karakter mulia.(Ismawati:2016)
Pengertian era disrupsi itu sendiri yaitu memiliki arti sebagai era terjadinya
perubahanperubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat yang dimulai dengan menggunakan
perangkatperangkat digital. Dengan pengertian tersebut maka perubahan menuntut para
komponen pendidikan untuk mengikuti zaman.
3
tersebut era disrupsi dapat mempermudah tugas masyarakat dalam segala pelayanan, hal ini
dapat disangkut pautkan dengan perkembangan teknologi sehingga masyarakat dapat mudah
dalam melakukan segala hal. Jika pun dikaitkan dengan dunia pendidikan maka era disrupsi
sangat cocok digabungkan dengan pendidikan e-leraning.
Menurut Daniel Bell, dalam Abuddin Nata, dalam era globalisasi tidak akan jauh dengan
era disrupsi hal ini memiliki beberapa kecenderungan yang harus disikapi dengan kritis,
terutama oleh lembaga pendidikan. Pertama, kecenderungan integrasi ekonomi yang
melahirkan persaingan bebas. Kedua, kecenderungan fregmentasi politik. Ketiga,
kecenderungan untuk selelu menggunakan teknologi. Keempat, kecenderungan
ketergantungan seiring dengan berkembangnya teknologi informasi. Kelima, kecenderungan
penjajahan baru dibidang kebudayaan.
Menurut Rhenald Kasali, pemahaman mengenai disrupsi itu terjadi pada semua elemen
masyarakat baik itu di industri, bisnis, pemerintah, pendidikan maupun di sosial-masyarakat.
Perubahan di era disrupsi ini berarah pada keadaan hari ini (today), dan juga pada fenomena
yang ada pada masa depan (the future). Untuk itu, Kasali menguraikan karakteristik disruption,
sebagai berikut:
Inovasi berasal dari istilah bahasa inggris innovation yang berarti pembaharuan,
perubahan (secara) baru (Echols, 2010: 323). Sementara dalam pemakaian bahasa
Indonesia, inovasi acapkali dipakai untuk menyatakan penemuan baru. Terkadang juga
diartikan sebagai pengembangan dari sesuatu yang belum berkembang. Inovasi adalah
pengenalan hal-hal baru, pembaharuan, penemuan baru dari yang sudah ada atau sudah
dikenal sebelumnya, baik berupa gagasan, metode atau alat. Selain itu, inovasi merupakan
suatu ide, hal-hal praktis, metode, cara yang diamati dan dirasakan sebagai suatu yang baru
bagi seseorang atau masyarakat. Inovasi adalah sebuah perubahan khusus, baru dan
4
dipikirkan sungguh-sungguh, dengan harapan akan lebih baik dalam menyelesaikan
masalah.
Pada era disrupsi seperti sekarang ini, sistem pendidikan dituntut untuk berubah dan
berkembang mengikuti laju perkembangan teknologi informasi. Pendayagunaan teknologi
informasi dalam proses pembelajaran, termasuk pengelolaan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) menjadi keharusan, sehingga dalam proses pembelajarannya tidak
stagnan dan membosankan peserta didik yang notabene bagian dari generasi milenial.
Inovasi atau pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) harus segera
dilakukan, terutama dalam pengelolaannya di era disrupsi. Inovasi pengelolaan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sangat dibutuhkan di era disrupsi yang penuh
dengan tantangan, mengingat masih rendahnya kualitas pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) yang sebagian masih bersifat seadanya, rutinitas, formalitas dan kurang
menarik minat peserta didik di kalangan generasi milenial. Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) selama ini masih dianggap belum memberikan pemahaman yang
memadai dan mendalam tentang nilai-nilai Islam.
Salah satu komponen penting dari profesi tenaga pendidik adalah kompetensi. Untuk
mempersiapkan tenaga pendidik menghadapi era disrupsi (Husna Nashihin dkk., 2021),
sekurang-kurangnya enam (enam) keterampilan harus ditanamkan pada diri mereka.
Kompetensi tersebut adalah: 1) literasi digital; 2) komersialisasi teknologi; 3) strategi masa
depan; 4) konselor; 5) komunikasi (berbicara di depan umum); dan 6) pembelajaran dan
inovasi. Agar pendidik siap menghadapi perubahan, kemajuan, dan persoalan di bidang
5
pendidikan, khususnya di era disrupsi, mereka harus memiliki kemampuan tersebut
(Radinal, 2021).
Prinsip yang harus dipegang oleh pendidik pada era disruptive adalah :
6
Mendorong kolaborasi antara lembaga pendidikan, komunitas, dan industri
dalam pengembangan materi pembelajaran PAI yang inovatif dan relevan dengan
kebutuhan zaman. Membangun jaringan kerja sama antar guru PAI untuk saling
bertukar pengalaman, ide, dan praktik terbaik dalam mengimplementasikan inovasi
pembelajaran.
5. Digital Leadership (Kepemimpinan Digital):
Kepemimpinan yang dibutuhkan pada era disrupsi saat ini yang penuh
elektronik dan teknologi dengan pembuatan hal tersebut pendidik akan dapat
menyesuaikan materi dengan metode.
6. Kurikulum Fleksibel:
Mengembangkan kurikulum yang fleksibel dan adaptif yang dapat
menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan minat siswa serta perubahan-perubahan
dalam masyarakat. Kurikulum ini juga harus mencakup pemahaman tentang
tantangan dan peluang yang dihadapi dalam era disrupsi serta nilai nilai yang
relefan.
7. Pembelajaran Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR):
Teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) dapat digunakan
untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang imersif dalam pendidikan
agama Islam. Melalui aplikasi AR dan VR, siswa dapat mengunjungi tempat-tempat
suci Islam, menjelajahi bangunan-bangunan bersejarah, atau menghadiri kuliah
virtual dengan memanfaatkan teknologi ini.
8. Pembelajaran Berbasis Game:
Penggunaan permainan edukatif berbasis agama Islam dapat meningkatkan
keterlibatan dan minat siswa dalam pembelajaran, misalnya, permainan interaktif
yang mengajarkan tentang sejarah Islam atau hafalan Qur’an.
9. Konten Pembelajaran Adaptif yang dapat mereflekisan materi Agama Islam.:
Penggunaan teknologi dalam pembelajaran agama Islam juga memungkinkan
adanya konten pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat
pemahaman masing-masing siswa. Dengan algoritma pembelajaran adaptif, materi-
materi pembelajaran dapat disajikan secara personal dan sesuai dengan kemampuan
serta minat siswa,seperti contoh pemutaran video yang berisi aqidah
ahlak,pembuatan video pendek yang berhubungan dengan agama islam,refleksi dari
filem yang berkaitan tentang agama islam seperti dongeng maupun kisah nabi dan
rosulnya.
7
10. Kelas Virtual dan Webinar:
Pendekatan ini memungkinkan pengajaran agama Islam melalui kelas virtual
dan webinar, yang memfasilitasi interaksi antara guru dan siswa secara online,
seperti yang dilakukan dalam program pendidikan jarak jauh.
11. Kurikulum Adaptif Berbasis Teknologi :
Pengembangan kurikulum yang dapat disesuaikan secara individual
berdasarkan kemajuan dan kebutuhan belajar siswa, dengan memanfaatkan
teknologi seperti kecerdasan buatan dan analisis data.
12. Pembelajaran Berbasis Multimedia:
Penyajian materi agama Islam melalui berbagai media seperti video, audio, dan
animasi dapat meningkatkan pemahaman dan minat siswa terhadap pembelajaran
(Alhabeeb: 2020).
8
5. Pembelajaran Berbasis Multimedia: Penyajian materi agama Islam melalui
berbagai media seperti video, audio, dan animasi dapat meningkatkan
pemahaman dan minat siswa terhadap pembelajaran (Alhabeeb: 2020).
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Inovasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di era disrupsi
pendidikan menjadi penting untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang
yang ada. Era disrupsi, yang ditandai oleh perkembangan teknologi yang cepat dan
perubahan sosial yang mendalam, memerlukan pendekatan pembelajaran yang adaptif,
inklusif, dan relevan. inovasi dalam pembelajaran PAI tidak hanya mendukung adaptasi
terhadap perubahan, tetapi juga memungkinkan peningkatan kualitas pembelajaran dan
pemahaman yang lebih baik tentang ajaran Islam di era disrupsi pendidikan. Dengan
menerapkan inovasi-inovasi ini, pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat menjadi
lebih dinamis, relevan, dan mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi
tantangan dan kesempatan di era disrupsi pendidikan.
Dengan demikian, inovasi dalam pembelajaran PAI tidak hanya memungkinkan
adaptasi terhadap perubahan zaman, tetapi juga membuka peluang untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran, keterlibatan siswa, dan pemahaman tentang ajaran Islam di era
disrupsi pendidikan
B. SARAN
Melalui pemaparan di atas, kita dapat mengetahui bagaimana pendidik dapat
memahami gejala di lingkup agama islam sesuai dengan kemajuan zaman. Dengan
mengetahui hal ini, diharapkan pembaca lebih termotivasi terkait pemaparan makalah
tersebut, sehingga dapat mengubah pandangan mereka bahwa setiap isu isu di setiap
perkembangan zaman dapat di olah dengan baik sesuai pemahaman serta strategi yang
tertentu.
10
DAFTAR PUSTAKA
Alhabeeb, A., Abadi, M., & Al-Samarraie, H. (2020). Adaptive Learning System Based on
Learning Styles: A Systematic Review
Amos Neolaka dan Grace Amiala, Landasan Pendidikan: Davar Pengenalan Diri Sendiri
Mennjan Perubaban Hidup (Depok Kencana, 2017), 11-12
Hisyam Muhammad Fiqyh Aladdin, "Peran Materi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Dalam Membentuk Karakter Kebangsaan," Jurnal: Penelitian Medan Agama 10, no.
2(2019):
Husaini, Adian. 2019. Perguruan Tinggi Ideal di Era Disrupsi. Depok: Yayasan
Laganti Salayar Saddam Husein, Radi Udin S. Sangadji, "Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an
Hadits Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Di MTs Nurul Ikhlas Kalapa Dua Seram
Bagian Barat," Al- Irizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam 3. no. 1 (2018): 3.
11