Anda di halaman 1dari 14

MEMAHAMI KONSEP DASAR PENDIDIKAN UMUM DAN

PENDIDIKAN ISLAM SERTA PERSAMAAN DAN


PERBEDAANNYA

MAKALAH

OLEH :
NURUL ULYA 2001020137
EVIA R. RASHTINA 2001020141
MUTIARA U. NAULI 2001020140

DOSEN PENGAMPU: DR. ZAILANI, MA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
DAFTAR ISI

Halaman Cover....................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................ii
Kata Pengantar..................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang......................................................................................................4
Rumusan Masalah.................................................................................................4
Tujuan Masalah.....................................................................................................5
BAB II Pembahasan
Pengertian Pendidikan ..........................................................................................6
Sejarah singkat Pendidikan...................................................................................7
Pengertian Pendidikan Islam.................................................................................8
Ruang Lingkup Kajian Ilmu Pendidikan Islam.....................................................9
Tujuan Pendidikan Islam.....................................................................................11
Pentingnya Mempelajari Pendidikan Islam.........................................................11
Persamaan dan Perbedaan Pendidikan Islam ......................................................12
BAB III Penutup...............................................................................................13
Daftar Pustaka...................................................................................................14

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan limpahan
kasih sayangNya penulis bisa menyusun dan menyajikan tugas Makalah yang bertemakan
Memahami Konsep Dasar Pendidikan Umum dan Pendidikan Islam serta persamaan dan
perbedaannya.

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas Makalah pada mata kuliah “Filsafat Pendidikan”
semester ganjil tahun 2022. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen
pengampu yang telah memberikan bimbingan dan arahan, juga berbagai pihak yang telah memberikan
dorongan dan motivasi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tugas ini, masih terdapat banyak kekurangan
apalagi kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun
guna menyempurnakan tugas ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun tugas-tugas selanjutnya.

Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan tugas ini terdapat kesalahan dan
kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksudnya.

Medan, November 2022

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting didalam kehidupan manusia. Sebab
dengan pendidikan manusia dapat berkembang seiring perkembangan zaman baik dari segi
pemikiran maupun persoalan kehidupan. Pendidikan menjadi kebutuhan mutlak bagi manusia
yang harus dipenuhi, demi mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dengan pendidikan pula manusia dapat memutuskan berbagai perkara kehidupan yang
bersoal pada alkisah kehidupannya dan lika liku permasalahan yang terjadi guna menghadapi
tantangan zaman, sebagai bekal untuk kehidupannya.
Salah satu aspek pendidikan yang diajarkan hari ini adalah pendidikan religiusititas
dan pendidikan moralitas memandang bahwa manusia sangat lekat dengan kegiatan ruhiyah
atau yang berkaitan dengan masalah ruh (agama) dan sikap (moral). Islam memandang bahwa
pendidikan memiliki corak hitam putihnya perjalanan umat manusia. Oleh karena itu,
pendidikan menjadi sarana yang tepat untuk menyalurkan berbagai pengamalan dan
pengajaran yang bersumber dari Tuhan kepada umat manusia untuk dijadikan acuan
pembelajaran dalam kehidupannya sehari-sehari.
Islam sebagai agama yang universal memberikan pengajaran kepada umat manusia
mengenai berbagai macam aspek kehidupan. Perhatian Islam terhadap pendidikan sangat luas.
Pada hari ini kita bisa melihat bahwa banyak sekali lembaga pendidikan Islam yang bertujuan
untuk membangun peradaban Islam serta melahirkan generasi-generasi emas yang cinta akan
pendidikan dan mengharumkan nama Islam itu sendiri.
Filsafat pendidikan muncul untuk menjawab berbagai permasalahan-permasalahan
yang bersifat abstrak, dimana setiap orang dibawa untuk berfikir mengenai bagaimana
pendidikan dan apa tujuan pendidikan karena memiliki pandangan yang berbeda antara
negara yang satu dengan yang lain. Filsafat pendidikan Islam sendiri membahas konsep dasar
tentang pendidikan Islam yang secara khusus merancang kehidupan manusia yang beradab
dan berwawasan ilmu pengetahuan, untuk kemudian menilai dan menimbang proses
kehidupan dari penciptaannya hingga hari kematiannya. Hal ini berhubungan langsung
dengan kewajiban manusia untuk berpendidikan.
B. Rumusan Masalah
Setelah mengetahui latar belakang permasalahan, maka dibawah ini dirumuskan
beberapa rumusan sebagai berikut:
1. Pengertian Pendidikan secara umum dan Pendidikan Islam, beserta sejarah singkat
mengenai pendidikan
2. Ruang lingkup kajian ilmu pendidikan Islam
3. Tujuan Pendidikan Islam

4
4. Esensi mempelajari Pendidikan Islam
5. Persamaan dan perbedaan Pendidikan Islam (dalam perspektif Filsafat Pendidikan)
C. Tujuan Masalah
1. Untuk memahami makna pendidikan secara umum dan pendidikan Islam beserta sejarah
singkat pendidikan
2. Untuk mengetahui ruang lingkup kajian ilmu pendidikan Islam
3. Untuk mengetahui tujuan Pendidikan Islam
4. Untuk memahami pentingnya mempelajari Pendidikan Islam
5. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara pendidikan umum dan pendidikan
Islam

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Dalam Bahasa Inggris pendidikan berarti Education. Dalam bahasa latin berarti
educatum yang berasal dari kata E dan Duco, yang bermakna perkembangan dari luar dan
dalam atau perkembangan dari sedikit menjadi banyak, sedangkan duco berarti sedang
berkembang. Dari pengertian diatas bermakna bahwa Pendidikan merupakan upaya yang
dilakukan setiap individu untuk mengembangkan kemampuan diri. Menurut wikipedia,
pendidikan ialah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan yang diturunkan
kepada kelompok-kelompok. Sedangkan menurut Kaus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
pendidikan adalah pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang dalam upaya mendewasan
diri melalui pelatihan dan pengajaran.
Secara alaamiah, insan tumbuh dan berkembang semenjak dalam kandungan sampai
meninggal dan mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pula insiden alam semesta ini
diciptakan yang Maha Kuasa melalui proses setingkat demi setingkat. Pendidikan sebagai
usaha membina dan mengembangkan ekslusif manusia, aspek rohaniah dan jasmaniah, juga
berlangsung secara tahap demi tahap. Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan
sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai masyarakat
sesuai dengan nilai-nilai yang ada dimasyarakat dan kebudayaannya. Pendidikan yang
dijalankan oleh seseorang atau kelompok untuk mencapai tingkat penghidupan yang lebih
tinggi dari segi fisik dan mental.
Kaitan pendidikan dengan filsafat ilmu pendidikan adalah aplikasi pengertian filsafat
itu sendiri dalam pendidikan. Filsafat ilmu pendidikan adalah filsafat, khususnya cabang dri
filsafat pengetahuan, aliran-aliran utama dan teori utama belajar, yang dilakukan secara
mendalam, spekulatif, dan koprehensif yang mempelajari tentang hakekat ilmu pendidikan.
Jika dapat disimpulkan, pendidikan yang berdasarkan pada filsafat pendidikan
Manusia telah memasuki era perkembangan zaman dimana dunia pendidikan terus
mengalami perubahan secara signifikan yang melahirkan pola pikir yang berbeda-beda setiap
individu, tidak lagi berpikir primitif namun mulai berfikir abstrak yang menciptakan
pembaharuan pola pikir yang esensial. Dengan pendidikan ini maka telah banyak
bermunculan para pakar pendidikan yang menyumbangkan banyak hasil pemikirannya untuk
mengungkapkan teori pendidikan yang tidak lagi bersifat teoritis melainkan praktis.
Ki Hajar Dewantara mengungkapkan pentingnya pendidikan sebagai upaya untuk
memanusiakan manusia ketaraf insani. Pendidikan merupakan kunci untuk membangun
bangsa yang bermartabat. Didalam pendidikan terdapat unsur belajar, dimana setiap anak
yang lahir membawa kertas putih kosong untuk kemudian dituliskan pendidikan diatas kertas
kosong tersebut. Beliau juga memberikan beberapa pedoman dalam menciptakan kultur

6
positif dengan semboyan trilogi pendidikan yang memiliki arti yang melibatkan seluruh
pelaku pendidikan atau guru dan peserta didik yaitu: Tut Wuri Handayani, dimana seorang
guru harus bisa memberi dorongan dan arahan kepada peserta didik.
Pendidikan seperti yang dijelaskan UU No. 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Proses belajar mengajar dari buaian hingga liang
lahat bukan lagi sebuah pepatah yang dihafalkan di bangku sd saja, melainkan sudah menjadi
pengalaman individual hingga hari ini.
B. Sejarah singkat Pendidikan
Bila kita temukan sebuah mahakarya tentu tidak lepas dari sejarah penciptaannya.
Begitu pula pendidikan, mempunyai sejarah yang cukup pelik apabila ditelaah lebih dalam.
Mengenai pembahasan ini, maka penulis hanya menjabarkan sejarah secara singkat untuk
diketahui pembaca bahwa Pendidikan lahir dari sebuah perjuangan hasil pemikiran
cendekiawan.
Usaha pendidikan nasional tidak lepas dari usaha pendidikan Islam pada masa awal
kemerdekaan. Pendidikan nasional lebih banyak mendapat perhatian oleh pemerintah dimana
institusi nasional menaungi sekolah-sekolah dan perguruan tinggi umum, sedangkan
pendidikan Islam sangat minim perhatian. Oleh sebab itu, para pejuang pendidikan tidak
menyerah dan berupaya untuk menyatukan dua eksistensi pendidikan umum dan pendidikan
Islam menjadi satu kesatuan utuh yang dapat diterapkan di sekolah-sekolah dan perguruan
tinggi.
Sejarah pendidikan dunia berawal dari keinginan manusia untuk mengetahui diri dan
alam sekitarnya. Dengan dorongan dan keinginan kuat manusia untuk membentuk dan
menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru, maka muncullah pusat-pusat pembelajaran
seperti sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Menurut catatan penjelajah, kedatangan
Sriwijaya pada abad ke-7 telah menghadirkan pusat pembelajaran dengan mata pelajaran
pancavidya yaitu logika, tata bahasa dan kesusastraan, ilmu pengobatanm, kesenian serta
metafisika dan filsafat. Dengan demikian, lahirlah cendekiawan-cendekiawan terkemuka dan
yang berpengaruh di dunia pendidikan khususnya di Indonesia.
Adapun tokoh-tokoh pendidikan dunia adalah:
a) Al-Ghazali
b) John Locke
c) John Dewey
d) Ibnu Sina

7
Pendidikan di Indonesia dimulai sejak akhir abad ke-8, dimana Belanda mengakhiri
politik “tanam paksa” menjadi politik etis karena kritik sebagain kelompok di negri Belanda
yang mengecam praktik kegiatan tersebut. Karena pada saat itu Indonesia berada dibawah
jajahan kolonial belanda, maka pendidikan yang digerakkan pada masa pra-kemerdekaan
berlangsung menjadi kepentingan kaum nasionalis, dan menjadikan bangsa ini seperti
mengabdi kepada penjajah. Realitas akan pendidikan yang diharapkan mampu mengubah
moral bangsa menjadi tidak ideal sebab bangsa Indonesia hampir tidak lagi mengenal
identitasnya sebagai rakyat Indonesia.
Konsep ideal kolonialisme memberikan pengaruh yang signifikan, diantaranya
pemikiran bahwa pendidikan hanya mampu mencetak pekerja yang dapat dipekerjakan oleh
penajah, bukan lagi untuk memanusiaan manusia. Oleh sebab itu, muncullah gerakan boedi
oetomo pada tahun 1908, dibawah kepemimpinan soekarno dengan membawa semangat
“nation and character building” untuk mengingatkan bahwa bangsa Indonesia perlu untuk
dididik secara formal tanpa harus merasa dijajah, dengan didirikannya sekolah, dan
menghadirkan guru-guru berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan di awal kemerdekaan
diupayakan untuk dapat menyamai dan mendekati sistem pendidikan di negara-negara maju,
khususnya dalam mengejar ketertinggalan di berbagai sektor kehidupan.
C. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam hidup manusia, karena
pendidikan adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari semua aspek kehidupan.
Pendidikan pula yang akan membentuk karakter bangsa hingga kurun waktu memandang.
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang dipahami dan di kembangkan dari ajaran dan nilai-
nilai fundamental yang terkandung didalam sumber dasarnya yakni Al-Qur’an dan Sunnah
Nabi. Kemudian, upaya Islam untuk mendidikkan penganutnya akan nilai-nilai ajaran Islam
untuk menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang.
Istilah pendidikan dalam pendidikan Islam pada umumnya mengacu pada al-tarbiyah,
al-ta’dib dan al-ta’lim. Dari ketiga istilah yang populer digunakan dalam praktek pendidikan
Islam ialah al-tarbiyah. Istilah tarbiyah berasal dari kata rab, yang menunjukkan makna
tumbuh, berkembang, memelihara, merawat, mengatur dan menjaga kelestarian atau
eksistensinya. Proses pendidikan Islam bersumber pada pendidikan yang diberikan Allah
sebagai “pendidik” seluruh ciptaan-Nya. Diantara istilah-istilah yang mengacu pada tarbiyah,
maka diambil kesimpulan pengertian pendidikan Islam dengan beberapa variatif, diantaranya:
a) Pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada
kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. (Omar Muhammad Al-Thoumy
Al-Syaibany, 1979:32-99)
b) Sebagai upaya mengembangkan, mendorong serta mengajar peserta didik hidup lebih
dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia.

8
c) Mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara
sadar oleh pendidikan terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik
menuju terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil). (Ahmad D.
Mariamba, 1989:19)
d) Merupakan bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara
maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Beberapa pengertian pendidikan Islam secara umum, para pakar pendidikan Islam
menyampaikan batasan yang sangat bervariatif yaitu sebagai berikut
a) Muhammad Fadhil Al - Jamaly, mendefinisikan pendidikan islam menjadi upaya
menyebarkan, mendorong serta mengajak peserta didik lebih bergerak maju dengan
berdasarkan nilai-nilai yang tinggi serta kehidupan yang mulia. Menggunakan proses
tersebut diperlukan agar terbentuk eksklusif siswa yang sempurna, baik yang
berkaitan dengan potensi nalar, perasaan juga perbuatannya.
b) Ahmad D. Marimba, mengemukakan bahwa pendidikan Islam artinya bimbingan atau
memimpin secara sadar sang pendidik terhadap perkembangan jasmani serta rohani
peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang primer (insan kamil).
c) Ahmad Tafsir, mendefinisikan pendidikan islam menjadi bimbingan yang diberikan
oleh seseorang agar dia berkembang secara sinkron menggunakan ajaran Islam.
d) Hery Noer Aly, pengertian pendidikan Islam yaitu proses yang dilakukan buat
menciptakan insan yang seutuhnya, beriman serta bertakwa pada Allah dan bisa
mewujudkan ekstensinya menjadi khalifah Allah dimuka bumi, yang sesuai ajaran
Alquran serta sunnah, maka tujuan pada konteks ini berarti terciptanya insan-insan
kamil setelah proses pendidikan berakhir.
D. Ruang Lingkup Kajian Ilmu Pendidikan Isam
Pendidikan Islam mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, dikarenakan banyak
pihak yang ikut serta terlibat baik langsung atau tidak langsung. Adapun pihak-pihak yang
terlibat sekaligus menjadi ruang lingkup pendidikan Islam itu adalah:
a) Dasar dan tujuan pendidikan Islam, yaitu Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW.,
yang dikembangkan dengan ijma’, qiyas, maslahah mursalah dll.
b) Perbuatan mendidik, artinya seluruh kegiatan, perbuatan dan sikap yang dilakukan
oleh pendidikan sewaktu menghadapi dan mendidik peserta didik
c) Peserta didik, merupakan objek terpenting karena kegiatan mendidik hanya dilakukan
untuk mendidik anak didik kepada tujuan pendidikan Islam yang diharapkan
d) Pendidik, atau dengan sebutan lain murobbi, mu’allim, mu’addib, mudarris, mereka
yang bertanggung jawab dan memberi pendidikan kepada peserta didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya.

9
e) Materi dan kurikulum pendidikan Islam, ruang lingkup materi pendidikan Islam itu
menurut Dr. Abdullah Naish Ulwan terdapat tujuh unsur:
 Pendidikan keimanan, mencakup rukun iman, termasuk didalamnya tata cara
beribadah dll.
 Pendidikan moral/akhlak, yaitu perilaku mulia, perilaku tercela, cara untuk
menjauhi perilaku tercela.
 Pendidikan jasmani, dimana Rasulullah mengajarkan umatnya untuk
memanah, berenang dan berkuda, serta bela diri. Seperti itulah pendidikan
jasmani yang harus dimiliki peserta diidk.
 Pendidikan rasio, materi yang diajarkan berupa pengembangan daya pikir
siswa dan life skill, serta masalah yang dihadapi atau problem solving.
 Pendidikan kejiwaan, pengenalan diri akan kejiwaan atau hati nuraninya.
Peserta didik dilatih untuk menjadi “tuan” dalam dirinya dan dapat
menyuarakan kebenaran.
 Pendidikan sosial/kemasyarakatan, kaitannya dengan habluminallah dan
habluminannas. Hubungan antar sesama manusia.
 Pendidikan seksual, yaitu agar peserta didik ketika mulai beranjak menuju
dewasa dapat mengetahui batasan-batasan diri dengan lawan jenisnya.
f) Metode dalam pendidikan Islam
 Metode keteladanan, siswa melihat gambaran secara langsung contoh
perbuatan baik dari orangtua, pendidik, atau orang yang menjadi teladan.
 Metode pembiasaan, ada hal yang harus dilaksanakan secara rutin, dan ada
yang tidak dilaksanakan secara rutin
 Metode nasihat, memberikan wejangan kepada peserta didik
 Metode memberi perhatian, biasanya metode ini digunakan apabila peserta
didik melakukan kebaikan sehingga harus di apresiasi.
 Metode hukuman, metode ini digunakan apabila terpaksa aja, yang bersifat
untuk memberikan pelajaran.
g) Evaluasi dalam pendidikan Islam, untuk mengetahui kadar pemahaman peserta didik
mengenai materi pelajaran. Ini juga bisa menentukan siapa peserta didik yang unggul
dibidang tertentu dan siapa yang butuh perhatian khusus, agar kekurangannya bisa
tertutupi.
h) Kelembagaan dalam pendidikan Islam, dalam pendidikan, lembaga pendidikan tidak
dapat dipisahkan. Hal ini karena lembaga pendidikan bertugas untuk menaungi,
mengatur dan melaksanakan suatu sistem pendidikan dengan terorganisir untuk
mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.

10
E. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan Pendidikan Islam adalah untuk mengembangkan fitrah peserta didik, baik ruh,
kemauan dan akalnya sehingga terbentuk pribadi yang utuh dan mendukung pelaksanaan
fungsinya sebagai khalifah fil ardh. Maka pendekatan-pendekatan yang dilakukan adalah
untuk merealisasikan ketercapaian fungsi dari pendidikan agar terbentuknya pribadi Muslim
yang mengemban tugas kehidupannya di dunia dan akhirat. Adapun tujuan utama dari
pendidikan Islam adalah:
a) Mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan pendidikan Islam lebih mengedepankan
pada pembentukan akhlak, akidah dan iman. Sementara secara umum adalah proses
pengubahan sikap dan pengembangan bakat/kemampuan. Apabilaa di improvisasikan
makan hasil pendidikan akan sangat maksimaal sehingga menghasilkan insan yang
memiliki intelektual dan akhlak terpuji.
b) Bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan
agama Islam, sehingga menjadi muslim yang beriman dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

F. Pentingnya Mempelajari Pendidikan Islam


Umat Islam meyakini bahwa pendidikan sangat penting untuk manusia, tanpa
membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan. Sejumlah ayat Al-Qur’an telah
menjelaskan betapa tingginya posisi orang-orang yang terus belajar dan menekuni pendidikan
serta bidang keilmuan. Pada ilmuan sepakat bahwa tujuan utama pendidikan adalah untuk
membentuk kepribadian Muslim yang bermoral dan berakhlaak mulia.
Keinginan dan ketakwaan manusia dalam pendidikan Islam tidak dapat diukur dalam
arti sempit, misalnya hanya sekedar kegiatan pelaksanaan ibadah saja, namun juga diukur dari
seberapa besar empati dan komitmen masyarakatnya dalam melaksanakan kegiatan amar
ma’ruf nahi munkar.
Agar pendidikan dapat mewujudkan insan yang beriman dan bertakwa, maka
hendaknya pendidikan hendaknya menyentuh ketiga aspek penting dalam diri manusia secara
bersamaan, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik. Pengembangan yang harus dilakukan
tidak hanya dari sisi kognitif saja, melainkan juga mampu mengembangkan pengetahuan,
sikap dan perilaku ke arah lebih, lebih positif, lebih arif dan lebih manusiawi.
Mempelajari pendidikan Islam akan mampu menajamkan pikiran dan membuat
seseorang lebih kritis dan rasional serta berwawasan terbuka. Dengan pendidikan Islam,
watak congkak menjadi lebih lembut dengan sikap kemanusiaan yang lebih inklusif, toleran,
plularis dan humanis serta peduli pada lingkungan. Apa saja output yang dihasilkan dari
berakhlak mulia?

11
a) Sikap yang dimiliki dengan senantiasa taat dan patuh kepada Allah swt. dengan
melakukan segala perintah dan menjauhi larangan.
b) Memiliki kepekaan sosial yang tinggi sehingga selalu terpanggil untuk menyelesaikan
beragai problem kemanusiaan yang terjadi disekitarnya.
c) Memunculkan rasa empati terhadap manusia dalam bentuk aksi konkret terhadap
masyarakat mustadh’afiin, seperti anak-anak yatim, anak jalanan, anak korban
konflik, penyandang catat, buruh kasar, pengungsi dan lain sebagainya.
G. Persamaan dan Perbedaan Pendidikan umum dan Pendidikan Islam
Persamaan pendididkan dan pendidikan Islam adalah sama-sama memiliki tujuan
untuk menciptakan pribadi-pribadi yang selalu bertakwa kepada Allah SWT., menjalani
kehidupan yang hakiki sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan norma-norma agama Islam.
Hal ini sejalan dengan pendidikan umum yang mengedepankan nilai-nilai keberagaman dan
kebudayaan, serta sosial dan kemasyarakatan, mengedepankan intelektualitas diri dan
keberhasilan menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan norma-norma
kebangsaan.
Perbedaan antara pendidikan dan pendidikan Islam tidak jauh beda dilihat dari
pengertiannya. Perbedaan pendidikan Islam dan Barat pada sudut keilmuan terletak pada
peletakan status ontologi dan epistimologi pengetahuan. Pada pendidikan Barat cenderung
menolak status ontologis objek-objek metafisika melainkan lebih memusatkan perhatian pada
objek-objek fisik (positivistik), sedangkan pendidikan Islam tetap mempertahankan status
ontologis yang tidak hanya meluputi objek-objek fisika tetapi juga objek-objek metafisika.

Perbedaan cara pandang serta keyakinan terhadap status ontologis ini telah
menimbulkan perbedaan yang signifikan diantara kedua sistem pendidikan tersebut.
Perbedaan lainnya yaitu pendidikan Barat memandang anak atau peserta didik sebagai
manusia yang merdeka dan memiliki kebebasan, sedangkan pendidikan Islam memandang
anak atau peserta didik adalah manusia ciptaan Allah swt yang memiliki tugas dan kewajiban
dimuka bumi sesuai dengan fitrahnya.

Pendidikan Barat lebih mengedepankan akal dan mengenyampingkan kalbu, artinya


ilmu pengetahuan hanya merupakan teori-teori inderawi yang dapat diamati, diteliti serta
dibuktikan. Oleh karena itu, tugas utama sebuah pendidikan bagi mereka menunjukkan
bagaimana ilmu itu mungkin secara filosifis. Sedangkan pendidikan Islam menuntun
pengetahuan itu mungkin secara filosofis tetapi merujuk atau mengintegrasikan kepada
kitabullah (Al-Qur’an) dan Al-Hadits.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keinginan dan ketakwaan manusia dalam pendidikan Islam tidak dapat diukur dalam
arti sempit, misalnya hanya sekedar kegiatan pelaksanaan ibadah saja, namun juga diukur dari
seberapa besar empati dan komitmen masyarakatnya dalam melaksanakan kegiatan amar
ma’ruf nahi munkar.
Agar pendidikan dapat mewujudkan insan yang beriman dan bertakwa, maka
hendaknya pendidikan hendaknya menyentuh ketiga aspek penting dalam diri manusia secara
bersamaan, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik.
Pengembangan yang harus dilakukan tidak hanya dari sisi kognitif saja, melainkan
juga mampu mengembangkan pengetahuan, sikap dan perilaku ke arah lebih, lebih positif,
lebih arif dan lebih manusiawi.
B. Saran
Sebagai generasi yang mengawali aspek kehidupan dengan menekuni pendidikan dan
memulai hal baru dengan belajar, tentu kita sebagai bagian dari pendidikan itu sendiri tidak
luput dari peran serta untuk membangun bangsa yang bermartabat. Demikian penulis hendak
menyampaikan betapa besar peran manusia dengan manusia lainnya untuk memanusiakan
manusia dalam hal pendidikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Moh. Asyroful Minan, Amalia N. Hanifah, Maya M. Safitri. 2013. Ruang Lingkup
Pendidikan Islam. Semarang
Izzah Fauziah. 2014. Pemikiran Syed Muhammad Naquib Al-Attas Tentang Pendidikan
Islam. Hlm. 26-38. Jakarta
Dodi Ilham. 2020. Persoalan-persoalan Pendidikan dalam Kajian Filsafat Pendidikan Islam.
(9)2, hlm. 4-6. Palopo
Hambali. 2019. Hakikat dan Tujuan Pendidikan dalam perspektif Filsafat Pendidikan Islam.
Hlm. 3-5. Serambi Mekkah

14

Anda mungkin juga menyukai