Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ASAS-ASAS PENDIDIKAN UMUM DAN PENDIDIKAN ISLAM


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dosen pengampu : Bapak Maturidi, M.Pd.I

Disusun oleh :
kelompok 3
 Anisa Feramli 23862081050
 Anita Apriyani 23862081035
 Ilham Ramdani 23862311017
 Kartika Aprilia 23862081026

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NASIONAL LAA ROIBA
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pembentukan manusia dan

masyarakat. Ia bukan hanya sekedar transfer pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter, nilai-

nilai, dan etika yang mengarahkan individu menuju kehidupan yang lebih bermakna dan

memberikan kontribusi positif pada masyarakat. Dalam konteks dunia yang semakin kompleks

dan berubah dengan cepat, pembahasan tentang asas-asas pendidikan menjadi semakin penting.

Makalah ini membahas dua aspek pendidikan yang sangat relevan dan signifikan, yaitu

asas-asas pendidikan umum dan asas-asas pendidikan Islam. Keduanya memiliki pengaruh besar

terhadap perkembangan individu dan masyarakat. namun

Dalam pembuatan makalah ini, kami telah merujuk kepada sumber-sumber terpercaya

dan beragam untuk memberikan pandangan yang seimbang dan komprehensif tentang topik ini.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

dukungan dalam proses penelitian dan penulisan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat

memberikan wawasan yang bermanfaat kepada pembaca.

Akhir kata, kami mohon maaf atas segala kekurangan dalam makalah ini, dan kami

sangat terbuka terhadap saran, kritik, atau pertanyaan dari pembaca. Semoga makalah ini

bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, 18 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar belakang Masalah..................................................................................................1


B. Rumusan masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan penulisan.............................................................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN.........................................................................................................3

A. Asas-asas Pendidikan Umum.........................................................................................3


1. Pengertian Asas-asas Pendidikan Umum...................................................................3
2. Sejarah Pendidikan Umum di Indonesia....................................................................3
3. Sistem Pendidikan Umum Nasional...........................................................................6
4. Tantangan Pendidikan Umum di Indonesia...............................................................7
B. Asas-asas Pendidikan Islam............................................................................................9
1. Pengertian Asas-asas Pendidikan Islam...................................................................9
2. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia....................................................................10
3. Sistem Pendidikan Islam Nasional..........................................................................11
4. Tantangan pendidikan Islam di Indonesia...............................................................13

BAB III: PENUTUP.................................................................................................................16

A. Kesimpulan.....................................................................................................................16
B. Saran...............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk individu dan masyarakat

secara keseluruhan. Pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang nilai-

nilai, etika, dan norma yang membentuk karakter dan perilaku manusia. Di dunia yang

semakin kompleks dan terhubung secara global, perdebatan tentang asas-asas pendidikan

menjadi semakin relevan. Khususnya, perdebatan tersebut berkisar pada dua aspek

pendidikan yang krusial, yaitu pendidikan umum dan pendidikan Islam.

Pendidikan umum adalah sistem pendidikan yang memfokuskan pada pengetahuan

umum, keterampilan, dan nilai-nilai yang bersifat non-agama. Hal ini mencakup kurikulum

sekolah umum yang umumnya terkait dengan ilmu pengetahuan, matematika, bahasa, dan

berbagai subjek lainnya. Di sisi lain, pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang

berlandaskan pada ajaran Islam, mencakup pemahaman dan praktik agama Islam dalam

kurikulumnya.

Keduanya memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk warga negara yang

berbudaya, moral, dan kompeten. Penting untuk memahami bahwa dunia pendidikan saat ini

menghadapi berbagai tantangan kompleks, termasuk isu-isu multikulturalisme, globalisasi,

dan perubahan nilai-nilai sosial. Oleh karena itu, pengkajian asas-asas pendidikan umum dan

pendidikan Islam adalah penting untuk mengatasi masalah-masalah ini dan untuk

menghasilkan panduan yang sesuai dalam mengembangkan sistem pendidikan yang inklusif

1
dan berkualitas. Dalam konteks ini, makalah ini akan membahas asas-asas pendidikan umum

dan pendidikan Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu asas-asas pendidikan umum?

2. Apa itu asas-asas pendidikan Islam?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui asas-asas pendidikan umum

2. Untuk mengetahui asas-asas pendidikan Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asas-Asas Pendidikan Umum

1. Pengertian Asas-Asas Pendidikan Umum

Asas pendidikan memiliki arti hukum atau kaidah yang menjadi acuan dalam

melaksanakan kegiatan pendidikan. Asas pendidikan juga diartikan sebagai sesuatu

kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan

maupun pelaksanaan pendidikan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah bahwa

manusia itu dapat dididik dan dapat mendidik diri sendiri. Seperti diketahui, manusia

yang dilahirkan hampir tanpa daya dan sangat tergantung pada orang lain (orang tuanya,

utamanya ibu) namun memiliki potensi yang hampir tanpa batas untuk dikembangkan.

2. Sejarah Pendidikan Umum di Indonesia

a. Zaman Pengaruh Portugis dan Sepanyol

Bangsa Portugis dan bangsa Spanyol datang untuk berdagang dan sebagai

missionaris (penyebar agama katholik). Mereka mendirikan sekolah yang

kurikulumnya berisi pendidikan agama katholik ditambah mata pelajaran membaca,

menulis dan berhitung.

b. Zaman Kolonial Belanda

Pada zaman kolonial Balanda karakteristik kondisi sosial budaya yaitu :

1) Berlangsung penjajahan kolonialisme

2) Monopoli hasil pertanian

3) Stratifikasi sosial

3
Namun dengan semakin sadarnya bangsa Indonesia akan makna nasional dan

kemerdekaan lahirlah berbagai pergerakan dalam jalur politik dan pendidikan.

Kondisi pendidikan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pendidikan yang

dilaksanakan oleh pemerintah kolonial Belanda sesuai kepentingan penjajah dan

pendidikan yang dilaksanakan oleh kaum pergerakan sebagai sarana perjuangan demi

mencapai kemerdekaan.

Pendidikan yang dilaksanakan oleh kolonial Belanda antara lain yaitu:

1. Minimnya partisipasi bagi rakyat

2. Hanya untuk bangsa belanda dan putera golongan priayi

3. Pendidikan bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja murah atau pegawai

rendahan.

Sedangkan pendidikan kaum pergerakan sebagai sarana perjuangan kemerdekaan,

antara lain :

1. Tahun 1908 Budi Utomo menjelaskan bahwa tujuan perkumpulan adalah untuk

kemajuan yang selaras buat negeri dan bangsa. Dalam bidang pendidikan

mendirikan Sekolah Sentral di Solo dan Yogyakarta yaitu Kweekschool.

2. Tahun 1912 K.H. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah.

3. Tahun 1915 didirikan Trikora Dharmo, dan selanjutnya berdiri berbagai

perkumpulan pemuda hingga terwujudnya sumpah pemuda 1928.

4. Tahun 1922 Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Taman siswa.

5. Tahun 1926 Muhamad Safei mendirikan INS (Indonesisch Nederland School)

4
Dari sini pergerakan nasional melahirkan kesadaran mengenai pentingnya

peranan pendidikan nasional dalam mempersiapkan kelahiran negara nasional. Ciri

pendidikan nasional :

1. Bersifat nasionalistik dan sangat anti kolonialis

2. Berdiri sendiri atau percaya kepada kemampuan sendiri

3. Pengakuan kepada eksistensi perguruan swasta sebagai perwujudan harga diri

yang tinggi dan kebhinekaan masyarakat Indonesia.

c. Zaman Kedudukan Jepang

Bangsa Indonesia berada pada kekuasaan pendudukan militerisme,

implikasinya dalam bidang pendidikan di Indonesia sebagai berikut :

1. Tujuan dan isi pendidikan diarahkan demi kepentingan perang Asia Timur Raya

2. Hilangnya sistem dualisme dalam pendidikan. Terdapat jenjang sekolah : Sekolah

Rakyat, Sekolah Menengah, Sekolah Menengah Tinggi, dan Perguruan Tinggi.

3. Sistem pendidikan menjadi lebih merakyat.

d. Zaman Pendidikan Setelah Kemerdekaan

1) Zaman Revolusi Fisik Kemerdekaan

Jenjang pendidikan disempurnakan menjadi SMTP dan SMTA dan mulai

mempersiapkan sistem pendidikan nasional sesuai dengan amanat UUD 1945.

Menteri pendidikan, pengajaran dan kebudayaan mengintruksikan agar

membuang sistem pendidikan kolonial dan mengutamakan patriotisme.

Rancangan UU yang dihasilkan : UU RI no. 4 tahun 1950 tentang dasar-dasar

pendidikan dan pengajaran di sekolah

2) Peletakan Dasar Pendidikan Nasional

5
Mulai tanggal 18 Agustus 1945, sejak PPKI menetapkan UUD 1945

sebagai konstitusi negara yang didalamnya memuat pancasila, implikasinya

bahwa sejak saat itu dasar sistem pendidikan nasional kita adalah Pancasila dan

UUD 1945.

3) Demokrasi Pendidikan

Sesuai amanat UUD 1945 dan UU RI No. 4 tahun 1950 pemerintah

mengusahakan terselenggaranya pendidikan yang bersifat demokratis yaitu

kewajiban belajar sekolah bagi anak-anak yang berumur 8 tahun.

4) Lahirnya LPTK pada Tingkat Universitas

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan mendorong Prof. Moh.

Yamin mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG). Atas dasar

konferensi antar FKIP negeri seluruh Indonesia maka lembaga pendidikan tenaga

guru ( PGSLP, Kursus BI, BII, dan PTPG) diintegrasikan dalam FKIP pada

Universitas. Kemudian didirkan IKIP yang berdiri sendiri sebagai pindahan dari

PTPG sesuai dengan UU PT No. 22 tahun 1961.

5) Lahirnya Perguruan Tinggi

Pada tanggal 4 Desember 1961 lahir UU No. 22 tentang perguruan tinggi

dengan prinsip Tridharma Perguruan Tinggi.

3. Sistem Pendidikan Umum Nasional

Sistem pendidikan nasional pada hakikatnya adalah bagian integral dari sistem

pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional diarahkan untuk pembangunan

ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan pembangunan,

6
yaitu suatu masyarakat yang sejahtera, maju, mandiri dan tangguh, yang pelaksanaannya

berasaskan pada asas-asas pembangunan nasional.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,

dan Negara.

Sesuai dengan yang sudah diamanatkan oleh undang-undang sistem pendidikan

nasional tahun 2003 pasal 35 tentang standar nasional pendidikan, bahwa pendidikan

nasional harus mengacu pada standar nasional pendidikan dalam pengembangan

kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaaan dan pembiayaan.

Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan

yang harus ditingkatkan secara berkala.

4. Tantangan Pendidikan Umum di Indonesia

a. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Pendidikan yang berkualitas di suatu negara akan menghasilkan

perkembangan IPTEK yang cepat dari negara tersebut, sehingga proses pendidikan

yang baik menjadi kunci keberhasilan sebuah negara, sehingga menjadi negara

yang maju dibandingkan negara lainnya.

Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dan perkembangan IPTEK,

dimana ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan

terorganisasi mengenai alam semesta yang diperoleh secara sistematis, sedangkan

7
teknologi merupakan hasil terapan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi

kebutuhan hidup manusia.

Hasil dari sebuah teknologi baru, digunakan untuk proses produksi,

sehingga menimbulkan keadaan ekonomi sosial yang baru karena perubahan tenaga

kerja (berkurangnya jumlah tenaga kerja yang digunakan), karena munculnya

kebutuhan yang baru akan bahan-bahan, munculnya sistem pelayanan yang baru,

dan berimbas pada gaya hidup masyarakat yang baru. Kondisi ini mempengaruhi

perubahan dalam proses pendidikan, metode pendidikan, ketersediaan sarana dan

prasarana penunjang pendidikan dan sistem pendidikan. Semua perubahan tersebut,

membawa kepada tantangan pendidikan nasional yang membutuhkan biaya yang

besar.

b. Laju Pertumbuhan Penduduk

Pertambahan jumlah penduduk yang cepat dan tidak dikuti dengan

penambahan sarana/ prasarana pendidikan memberi tantangan tersendiri dalam

pendidikan nasional. Jumlah penduduk yang besar, disatu sisi menjadi kekuatan

bagi sebuah bangsa dalam pembangunan, namun juga memberi beban

pembangunan secara nasional, dimana Negara bertanggungjawab dalam

memberikan pelayanan pendidikan yang layak dan memadai bagi setiap warga

negaranya. Pertumbuhan penduduk yang tinggi, berkurangnya angka kematian,

meningkatnya tingkat Kesehatan masyarakat dan pola hidup sehat, mengakibatkan

perubahan struktur kependudukan. Dengan demikian terjadi peningkatan kebutuhan

sarana dan prasarana pendidikan, baik di tingkat menengah, tingkat atas maupun di

tingkat perguruan tinggi.

8
c. Letak Geografis Wilayah Indonesia

Letak geografis wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan

tersebar sepanjang nusantara yang luas, menyebabkan sulitnya beberapa wilayah

dijangkau. Bagi wilayah yang letak georgrafisnya cukup terpencil dari ibu kota,

berakibat pada keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan. Letak geografis suatu

daerah, mempengaruhi kepadatan sebuah masyarakat khususnya di daerah

terpencil. Masyarakat di daerah terpencil, cenderung tidak menerima kebudayaan

baru yang muncul karena tidak memahami atau kekhawatiran bahwa budaya baru

akan merusak sendi kehidupan masyarakat setempat. Faktor kekurangan

masyarakat secara ekonomipun menjadi kendala untuk menggunakan teknologi

yang sedang berkembang saat ini. Jadi permasalahannya adalah bagaimana

meningkatkan ekonomi masyarakat dan menyiapkan sarana/ prasarana pendidikan

yang murah serta mudah dijangkau bagi masyarakat di daerah terpelosok. Sehingga

sistem pendidikan yang layak dapat dinikmati dan dirasakan masyarakat di daerah

terpelosok sekalipun, dengan demikian pemerataan pembangunan dari segi

pendidikan dapat berlangsung dengan baik.

B. Asas-asas Pendidikan Islam

1. Pengertian Asas-asas Pendidikan Islam

Asas-asas Pendidikan Islam adalah asas perkembangan dan pertumbuhan dalam

kehidupan yang berkeseimbangan antara kehidupan duniawiah dan ukhrowiah, jasmaniah

dan rohaniah, atau antara kehidupan materiil dan mental spiritual.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata asas bermakna suatu kebenaran

yang menjadi pokok dasar atau tumpuan berfikir (berpendapat) (W.J.S, Purwadarminta.

9
Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. 2001.63). Disebutkan pula

terdapat kosa kata prinsip semakna dengan kata asas, jadi dapat dikatakan bahwa asas

sama dengan prinsip.

Dengan demikian yang dimaksud dengan asas Pendidikan islam adalah prinsip

Pendidikan islam yaitu, kebenaran yang dijadikan pokok dasar dalam merumuskan dan

melaksanakan Pendidikan islam. Prinsip-prinsip ajaran ini digunakan dalam merumuskan

dan melaksanakan ajaran islam. Prinsip-prinsip ini sifatnya permanen karena merupakan

suatu ajaran dan tidak boleh dihilangkan atau diubah. karena ketika prinsip tersebut

dihilangkan atau diubah, maka akan menghilangkan sifat dan karakter Pendidikan islam.

2. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia

Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia mengalami priodeisasi yang sangat

Panjang dan dinamis, diawali dengan masuknya islam hingga saat ini. Sejarah Pendidikan

Islam di Indonesia mengalami dinamika pasang surut dan penuh tantangan.

Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia pada tiga priodeisasi yaitu :

a. Periode awal masuknya Islam ke Indonesia,

b. Periode masa colonial (Penjajahan Belanda dan Jepang),

c. Periode pembaharuan Pendidikan Islam. (Ramayulis, 2012: 211-425).

Dari ketiga priode ini dapat dikatakan bahwa Pendidikan Islam di Indonesia ini

hanya ada tiga kategori model Pendidikan, yaitu : Pesantren, Sekolah dan Madrasah

dengan ciri masing-masing yang bercorak dikotomik, bukan terpadu, terutama model

sekolah dan pesantren.

10
Karel A. Steenbrink mengatakan bahwa Sekolah merupakan kebijakan politik

Pendidikan yang dirancang oleh Belanda dan diteruskan hingga saat ini. Sementara

Pesantren merupakan Lembaga Pendidikan Islam tradisional dalam pengajaran kitab-

kitab kuning yang dipimpin oleh para Kiyai dan merupakan ciri khas Pendidikan Islam

awal yang ada di Indonesia dengan segala varian dan corak ragamnya. Meskipun menurut

Karel A. Steenbrink, sekitar 20 tahun terakhir banyak pesantren yang telah mengadopsi

sistem madrasah dan memasukkan mata Pelajaran umum dalam sistem pendidikannya.

Sistem madrasah diperkenalkan untuk menjadi jembatan kesenjangan antara pesantren

dan sekolah yang pada akhirnya melahirkan dualisme dalam sistem Pendidikan nasional.

Dengan memberikan penekanan pada mata Pelajaran agama, pesantren seringkali

dianggap tidak mampu merespons kemajuan dan tuntutan zaman. (Karel A. Steenbrink:

1986:167)

Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia mengalami dinamika pasang surut. Hal ini

akibat kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam mengatur regulasi sistem

Pendidikan Nasional. Seiring bergulirnya masa reformasi di tahun 80-an, ada upaya dari

Sebagian kalangan umat Islam mencoba keluar dari sistem yang ada dengan menggagas

konsep Pendidikan Islam model terpadu. Dalam Sejarah Pendidikan Islam, Sistem

pendidikannya berlandaskan pada nilai-nilai Islam dengan karakteristik yang khas.

Filosofinya mengacu pada nilai-nilai tauhid. Semua sistem Pendidikannya mulai dari

tujuan, kurikulum, dan lain-lainnya, harus berdasarkan pada prinsip tersebut. Sistem

Pendidikan yang memadukan seluruh aspek Pendidikan dalam satu tujuan yang utuh,

yaitu dalam rangka mengabdi kepada Allah dan menjadi Khalifah (Pengelola dan

11
Pemakmur) bumi ini. Pikiran tersebutlah yang menjadi cikal bakal lahirnya Sekolah Islam

Terpadu (SIT) di Indonesia. Pikiran yang dilandasi visi dan misi hidup seorang muslim.

3. Sistem Pendidikan Islam nasional

Sistem Pendidikan nasional sebenarnya tidak menominasi sistem Pendidikan

Islam Indonesia, dan makna manusia seutuhnya dalam tujuan Pendidikan nasional

melalui beragam jenis, jenjang, sifat, dan bentuk Pendidikan atau pelatihan sebagai proses

kemanusiaan yang bertindak dalam logika berfikir sebagai makhluk yang berakal dan

berbudi, juga sebagai proses pemanusiaan yang mampu menjalankan tugas pokok dan

fungsi secara penuh pemegang mandat ilahiah yang merujuk pada hubungan dengan

tuhannya berikut perilaku yang dikehendaki didalamnya dan mandat kultural yang

mengandung makna sebagai insan berbudaya.

Secara filosofis, pandangan hidup bangsa tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Maka Pendidikan Islam Indonesia seharusnya mampu menjadi sub sistem Pendidikan

nasional. Terlebih sejak dikeluarkannya UUSPN Nomor 2 Tahun 1989 dan RUU

Sindiknas 2003, yang berwawasan masa depan dan diintroduksikannya kebijakan link

and match dalam Pendidikan yang merupakan peluang dan sekaligus tantangan bagi

sistem dan Lembaga Pendidikan Islam.

UU No. 20 Tahun 2003 pada BAB II Pasal 3, bahwa “Pendidikan Nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri

dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. ( Undang-Undang RI

12
No. 14 Tahun 2005 dan No. 20 tahun 2003, Tentang Guru dan Dosen dan Sistem

Pendidikan Nasional, (WIPRESS,2006), hal. 58)

Pendidikan Islam merupakan bagian yang integral dari sistem Pendidikan

Nasional. Sebagai bagian dari sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Islam mendapat

legitimasi untuk eksis dan mendapatkan tempat untuk hidup dan berkembang di

Indonesia untuk memenuhi kebutuhan Pendidikan bagi Masyarakat yang beragama Islam

sebagai warga mayoritas. Akomodasi negara terhadap sistem Pendidikan Islam

menjadikan sistem dan Lembaga Pendidikan Islam memiliki landasan kuat untuk

dikembangkan dengan support dana dan atensi dari negara. Oleh karena itu, negara

berkewajiban untuk mengembangkan sistem Pendidikan Islam sebagai salah satu jenis

Pendidikan keagamaan dalam sistem Pendidikan nasional. Dalam sistem Pendidikan

nasional, Pendidikan Islam sebagai sistem Pendidikan keagamaan yang dilaksanakan

dalam berbagai jalur yaitu formal, informal dan non formal.

4. Tantangan Pendidikan Islam di Indonesia

Pendidikan adalah sebuah program yang mengandung komponen visi, misi,

tujuan, kurikulum, proses pembelajaran, guru, peserta didik, sarana prasarana, alat, biaya,

manajemen pengelolaan, kelembagaan, lingkungan, kerjasama, sistem informasi dan

evaluasi. Sebagai sebuah sistem komponen Pendidikan tersebut memiliki hubungan

fungsional antara yang satu dengan

yang lainnya dengan titik tekan pada tercapainya visi, misi dan tujuan.

Kelemahan pada salah satu komponen (SDM dan dana) yang sangat berpengaruh pada

komponen lainnya, demikian pula sebaliknya.

13
Dari sekian komponen Pendidikan tersebut yang paling menentukan adalah

komponen sumber daya manusia (SDM) yang dalam hal ini adalah guru. Karena

demikian pentingnya peran guru dalam keberhasilan Pendidikan. Seseorang berkata

“Andai kata tidak ada kurikulum, ruangan dan komponen lainnya, namun masih ada guru,

maka kegiatan Pendidikan akan tetap berjalan”.

Saat ini situasi dan kondisi yang dihadapi oleh guru, jauh berbeda dengan situasi

dan kondisi tempo dulu. Kini guru hidup di era globalisasi, selain mengandung tantangan

yang berat, kompleks dan juga multi efek, berbagai tantangan, mau tidak mau harus

dipecahkan oleh guru agar tantangan tersebut berubah menjadi peluang menuju pada

kemajuan.

Daniel Bell, sebagaimana yang dikutip oleh Abuddin Nata dalam buku

Manajemen Pendidikan, bahwa di era global saat ini Masyarakat dihadapkan kepada lima

kecenderungan yang membawa dampak bagi kehidupan yang amat luas. Kelima

kecenderungan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kecenderungan untuk berintegrasi dalam kehidupan ekonomi

b. Kecenderungan untuk berpecah belah (pragmentasi) dalam kehidupan berpolitik.

c. Kecenderungan semakin meningkatkan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan

dan teknologi dan selanjutnya mengubah secara radikal situasi pasar kerja.

d. Kecenderungan semakin tergesernya kebudayaan dan tradisi masa lalu oleh

kebudayaan dan tradisi baru, yang selanjutnya menimbulkan penjajahan baru dalam

bidang kebudayaan, terjadinya perubahan pola fikir, sikap, perilaku, berpakaian,

tempat tinggal, pergaulan, pola konsumsi yang menimbulkan ketegangan dan

benturan kebudayaan

14
Selanjutnya, tantangan dunia Pendidikan sangat sukar dan kritikal. Di antaranya

dalam bidang ekonomi, yaitu rendahnya pendapatan perkapita, dan pendapatan nasional,

lemah produksi dalam negeri, pengangguran, sandang pangan yang tidak sesuai dengan

pemeliharaan Kesehatan dan tersebarnya buta huruf dengan meluas. Dan diantara gejala

dalam kesulitan sosial adalah ketegangan dan perselisihan. Sedangkan dalam segi budaya

adalah dualism dalam sistem Pendidikan, pemikiran yang diwarisi di zaman kolonial

masih tetap memecah Masyarakat. Di samping menimbulkan perselisihan pikiran dan

politik yang menghabiskan tentang dan potensinya.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asas pendidikan memiliki arti hukum atau kaidah yang menjadi acuan dalam

melaksanakan kegiatan pendidikan. Asas pendidikan juga diartikan sebagai sesuatu kebenaran

yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan

pendidikan. Sedangkan Asas-asas Pendidikan Islam adalah asas perkembangan dan

pertumbuhan dalam kehidupan yang berkesinambungan antara kehidupan duniawiah dan

ukhrowiah, jasmaniah dan rohaniah, atau antara kehidupan materiil dan mental spiritual.

Keduanya memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk warga negara yang

berbudaya, moral, dan kompeten. Penting untuk memahami bahwa dunia pendidikan saat ini

menghadapi berbagai tantangan kompleks. Oleh karena itu, pengkajian asas-asas pendidikan

umum dan pendidikan Islam adalah penting untuk mengatasi masalah-masalah ini.

B. Saran

Diharapkan bagi para pembaca setelah membaca makalah ini dapat lebih memahami
materi lmuPendidikan islam terkait dengan Asas-asas pendidikan umum dan asas-asas
pendidikan islam. Dan juga semoga dengan adanya makalah ini bisa menambah ilmu dan
wawasan kita semua.

16
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, N. (2017). Problematika Pendidkan di Indonesia (telaah dari Aspek Pembelajaran.

Elementary: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 1(1).

https://ejournal.metrouniv.ac.id/index.php/elementary/article/view/problematika-pendidikandi-

indonesia

Agustang, A., Ainun, I., & Asrifan, A. (2021). Masalah Pendidikan di Indonesia. Makassar:

Universitas Negeri Makassar

Depdikbud. 1989. UU RI No. 2 Tahun 1982 tentang Sistem Pendidikan Nasional besrta

penjelasannya. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdikbud. 1989. UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta

penjelasannya. Jakarta: Balai Pustaka.

Nawawi, Hadari. 1983. Perundang-Undangan Pendidikan. Jakarta: Ghalia.

Tirtarahardja, Umar dan La sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

17
18

Anda mungkin juga menyukai