SEMESTER IV A
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH
PACIRAN – LAMONGAN
2020-2021
MAKALAH
TEORI PEMBELAJARAN MODERN
Dosen pembimbing Idzi’ Layyinnati, M.Pd.
Guna memenuhi tugas mata kuliah Model dan Strategi Pembelajaran PAI
SEMESTER IV A
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH
PACIRAN – LAMONGAN
2020-2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar
Psikologi yang berupa makalah dengan judul “Teori Pembelajaran Modern”.
Dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari petunjuk, bimbingan, dan
masukkan dari semua pihak yang membantu dalam bentuk tulisan ataupun perkataan.
Oleh sebab itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Bu Idzi’ Layyinnati,
M.Pd. selaku dosen mata kuliah Model dan Strategi Pembelajaran PAI STITM yang
mana telah membantu dan memberikan pengarahan kepada kami dalam belajar dan
mengerjakan tugas serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaiaan
tugas ini sehingga dapat selesai dengan tepat waktu.
Makalah ini kami buat selengkap-lengkapnya. Akan tetapi, kami sangat
menyadari bahwa akan banyaknya kurang dan minimnya pengetahuan serta
pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca.
Semoga makalah yang kami buat ini bisa bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan pembaca. Aamiin.
Penyusun
Kelompok I
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bila mendengar kata pendidikan maka sebagian besar perhatian dan pikiran
kita akan tertuju pada gedung sekolah atau madrasah dengan segala aktivitas dan
perangkat yang ada didalamnya. Padahal sebenarnya pendidikan lebih luas dari
apa yang ada dalam perhatian dan pikiran sebagian besar orang umumnya.
Sejalan dengan itu Mudyahardjo mendefinisikan pengertian pendidikan ialah
segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan
sepanjang hidupserta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang
diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dengan kalimat
yang sederhana tapi memiliki arti yang luas dan sangat mendalam Kohnstamm
mengemukakan bahwa pendidikan adalah pembentukan hati nurani. Sedangkan
menurut Armai Arif, pendidikan adalah sebuah proses yang dilakukan untuk
menciptakan manusia seutuhnya: beriman dan bertaqwa kepada Tuhan serta
mampu mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah Allah di permukaan bumi
berdasarkan al quran dan as sunnah (terciptanya insan kamil).
Pendidikan adalah upaya membina dan mengembangkan daya cipta, karsa,
dan rasa manusia menuju ke peradaban manusia yang lebih luas dan tinggi yaitu
manusia yang berbudaya, definisi ini dikemukakan oleh syafrudin Nurdin.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam upaya
membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi
pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun
masyarakat. Dengan kata lain bahwa pendidikan dalam praktiknya dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yakni: pendidikan informal (keluarga), formal
(sekolah), dan non formal (masyarakat). Sehingga sebenarnya keberhasilan
pendidikan nasional sangat bergantung terhadap ketiganya.
Dari ketiga jenis pendidikan tersebut diatas, pendidikan formallah yang
mendapat sorotan paling tajam. Hal ini dapat dimaklumi karena keterbatasan
wawasan masyarakat tentang hakikat pendidikan, dan perangkat pendidikan
formal secara umum memang relatif lebih memadai dibandingkan dengan
pendidikan informal dan nonformal.
Dalam perjalanannya, sejak zaman klasik hingga modern, baik pendidikan
formal, informal, maupun non formal banyak mendapatkan permasalahan
sehingga belum sepenuhnya ketiga jalur pendidikan tersebut dalam mencapa
seluruh tujuan yang telah ditetapkan, terutama pendidikan formal. Oleh karena itu
dalam makalah ini akan disodorkan masalah-masalah dalam pendidikan modern.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan pendidikan modern?
1.2.2 Apa sajakah problem dari pendidikan modern ?
1.2.3 Bagaimanakah implikasi pendidikan Modern dalam sejarah peradaban
pendidikan islam?
1.2.4 Apa sajakah teori-teori dalam pendidikan modern?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. 3.1 Pembaca dapat memahami tentang teori pendidikan modern
1,3,2 Penulis mengetahui tentang teori pembelajaran modern
1.3.3 Memenuhi tugas dan nilai mata kuliah model dan strategi pembelajaran PAI
1.4 MANFAAT PENULISAN
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penulisan ini secara teoritis diharapkan dapat membantu si pembaca
maupun si penulis menambah wawasan pengetahuan tentang teori pembelajaran.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penulisan ini secara praktis diharapkan dapat membantu si penulis untuk
menyelesaikan tugas dan menambah nilai dan untuk si pembaca dapat menambah
pengetahuan tentang teori pembelajaran modern.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN MODERN
2.1.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN
Berasal dari kata Yunani “educare” yang berarti membawa keluar yang tersimpan,
untuk dituntut agar tumbuh dan berkembang. Dan dalam bahasa arab dikenal dengan
istilah “tarbiyah”, berasal dari kata “raba-yarbu” yang berarti mengembang , tumbuh.
“seperti satu benih yang menumbuhkan tunas dan lembaganya, makin mengeras dan
kokoh batangnya hingga mengagumkan bagi banyak petani”.
Berikut ini merupakan defiisi pendidikan oleh beberapa ahli:
2.1.1.1 Jhon Dewey
Proses pembentukan kecakapan funfamental secara intelektual dan emosional
kearah alam dan sesama manusia. Dengan kata lain sebagai usaha pengembangan
potensi individu setiap peserta didik.
2.1.1.2 Ivan Lilich
Pendidikan adalah pengalaman belajar yamg berlangsung dalam segala lingkungan
dan sepanjang hidup.
2.1.1.3 Driyarkara
Pendidikan adalah hidup bersama dalam satuan tri tunggal ayah ibu dan anak,
dimana dia berproses untuk akhirnya bisa melaksanakan sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perlu kita ketahui bersama bahwa mendidik budi pekerti bukanlah
mengajar. Mendidik budi pekerti ialah menanamkan apa yang dimaksud oleh
pendidikan budi pekerti itu sehingga menjadi dasar atau mendarah daging
(menjadi kebiasaan) bagi siapa saja yang mendidik. Tentu saja cara mendidik
itu tidak seperti mengajar. Tidak cukup hanya dengan memberi pengertian
(nasihat) tentang kebaikan dan kejahatan atau dengan larang dan perintah saja.
Jika cara mendidik seperti itu, alangkah mudah dan cepatnya proses mendidik.
Padahal, mendidik yang benar tidak cukup dengan cara semacam itu. Nasihat
yang disampaikan kepada orang-orang atau anak-anak yang tidak disertai
dengan amalan (pimpinan dan pembawaannya) ibarat perintah berjalan
kepada orang yang buta (belum tahu jalan), yang artinya belum mampu
menunjukkan jalan, tentu saja hal ini akan sulit berhasil
3.2 SARAN
Tidak dapat dipungkiri manusia merupakan makhluk Allah SWT yang
tidak luput dari kesalahan dan khilaf. Maka besar kemungkinan dalam
penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dalam segi
penulisan kata ataupun kurangnya referensi yang dimiliki oleh penulis. Maka
dari itu saran ataupun kritik sangatlah diperlukan untuk dapat membangun
kreatifitas dalam penulisan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA