Anda di halaman 1dari 15

Metode Eklektik (Al-Thariqah Al-Intiqaiyyah)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Khusus Pembelajaran
Bahasa Arab (MPBA 2)

Dosen Pengampu :

H. Ahmad Rifa’i, M.Pd.

Disusun oleh : Kelompok 6

1. Sabilisa Dava Naida (932500319)


2. Ayuny Hadlirotul Humayro’ (932502919)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga
dan sahabat – sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.
Kemudian dari pada itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini banyak yang
membantu terhadap usaha kami, mengingat hal itu dengan segala hormat kami sampaikan
rasa terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada :
1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri DR. H. Nur Chamid .MM.
2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan
makalah ini H. Ahmad Rifa’i, M.Pd
3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian
makalah.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo’a dan
memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal sholeh di
mata Allah SWT . Aamiin.
Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dan
kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan kritikan positif, sehingga dapat diperbaiki
seperlunya.

Kediri, 7 September 2021

Sabilisa, Ayuny
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pengajaran bahasa Arab atau bahasa asing lainnya yang sering menjadi
sorotan dan bahan pembicaraan adalah dari segi metode, sukses atau tidaknya suatu
program pengajaran khususnya bahasa sering kali dinilai dari segi metode yang
digunakan, sebab metodelah yang menentukan isi dan cara mengajarkan bahasa.
Tidak mengherankan kalau di bidang pengajaran sering terjadi perubahan-perubahan
dari metode A ke metode B, kemudian kembali lagi ke metode A. Hal ini dapat terjadi
karena di bidang pengajaran bahasa terdapat berbagai macam metode pengajaran dan
di antara metode pengajaran bahasa Arab yang ada, tidak ada satupun yang paling
baik untuk bermacam-macam tujuan pengajaran bahasa Arab, sebab semua metode itu
masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tetapi bila kita dapat memilih
dan menggunakannya dengan tepat yaitu sesuai dengan tujuan, materi, kemampuan
siswa, kemampuan guru maupun keadaan waktu serta peralatan atau media
pengajaran yang memadai, maka dapat tercapai apa yang diharapkan dalam proses
belajar mengajar.
Salah satu metode pengajaran yang dapat digunakan dalam pengajaran bahasa
Arab adalah metode pembelajaran eklektik (thariqah al-intiqaiyyah) yaitu suatu
metode pembelajaran yang lebih banyak ditekan kan pada kemahiran mendengar
(istima’), berbicara (kalam), menulis (kitabah), dan membaca (qiraah). Dalam
makalah ini kami akan membahas metode eklektik baik dari segi latar belakang,
tujuan, proses pembelajaran dan kelebihan juga kekurangannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang dan pengertian Metode Pembelajaran Eklektik ?
2. Apa tujuan dari Metode Pembelajaran Eklektik ?
3. Bagaimana implementasi dari Metode Pembelajaran Eklektik ?
4. Apa saja kelemahan dan kelebihan dari Metode Pembelajaran Eklektik ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui latar belakang dan pengertian Metode Pembelajaran
Eklektik
2. Untuk mengetahui tujuan Metode Pembelajaran Eklektik
3. Untuk memahami implementasi dari Metode Pembelajaran Eklektik
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Metode Pembelajaran Eklektik
BAB II
PEMBAHASAN

1. Latar belakang dan pengertian Metode Pembelajaran Eklektik (Thariqah Al-


Intiqaiyyah)
Awal mula metode pembelajaran eklektik (Thariqah Al Intiqo’iyyah)
disebabkan karena banyak yang merasa tidak puas terhadap metode-metode lain yang
ada sebelumnya. Metode-metode sebelumnya itu terjebak dalam kelemahan yang
menjadi penyebab munculnya metode-metode baru yang datang silih berganti dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki pula.
Pengajaran bahasa asing pasti menghadapi kondisi objektif yang berbedabeda
di dalam lingkup yang berbeda pula. Kondisi objektif itu meliputi tujuan pengajaran,
keadaan guru, keadaan siswa, keadaan sarana prasarana dan lain sebagainya yang
mengalami perubahan pada satu masa ke masa berikutnya.
Berdasarkan kenyataan di atas, kemudian muncul metode baru yang bernama
metode eklektik (gabungan), yang mengandung arti pemilihan dan penggabungan dari
beberapa metode yang sudah ada. Dalam pembelajaran bahasa Arab, metode
pembelajaran eklektik memiliki beberapa penamaan, dan ‫ الط??ريقت‬،‫الط??ريقت المخخ??ارة‬
‫ الطريقت االنخقائيت‬،‫ الطريقت المسدوجت‬،‫الخوفيقيت‬، :diantaranya sebagainya.1
Metode ini dinamakan thariqoh al-khiyariyah dikarenakan unsur-unsur yang
terkandung di dalamnya merupakan gabungan dari unsur-unsur beberapa metode lain,
misalnya: thariqoh al-qawaid wa al-tarjamah dan thoriqoh al-mubasyarah. Metode
eklektik dalam pembelajaran bahasa Arab adalah metode pembelajaran yang lebih
banyak ditekankan pada keterampilan mendengar (istima’), berbicara (kalam),
membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah). Berkenaan dengan penggunaan metode
pembelajaran eklektik, patut rasanya dikenali terlebih dahulu beberapa bentuk
landasan munculnya metode tersebut.2
Terdapat beberapa pendapat mengenai munculnya metode eklektik,
diantaranya:
a) Metode ini mengajarkan empat maharah dalam satu jam.
b) Mengajarkan gramatika dengan bahasa tujuan.
c) Menggunakan bahasa tujuan terbatas, seperti media pembelajaran.

1
Radliyah Zaenuddin, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta: Pustaka
Rihlah Group, 2005). hal 43.
2
Putri Hardiyanti, Metode Pembelajaran Elektik (Padang: Nayla Amirah, 2014). hal. 207-208.
d) Metode ini tidak sesuai bagi orang yang ingin memahami ilmu - ilmu bahasa
secara mendalam. Bahasa yang digunakan pada metode lebih terkhusus, tidak
terangkum, tidak tersusun.
Metode eklektik dalam pembelajaran bahasa asing tidak terpaku pada satu
metode, namun menjadikan beberapa metode untuk memberikan manfaat yang lebih.
Selain yang telah dipaparkan di atas, dijelaskan pula beberapa hal yang mendasari
munculnya metode pembelajaran eklektik, diantaranya:
a) Semua metode tidak ada yang ideal dikarenakan masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangan, dan masih berhubungan satu sama lain.
b) Suatu metode memiliki kelebihan yang bertujuan untuk mengefektifkan dan
mengoptimalkan proses pembelajaran.
c) Munculnya metode baru sebagai pelengkap dan penyempurnaan dari
metodemetode sebelumnya.
d) Dalam satu metode tidak ada yang diterapkan untuk semua tujuan
pembelajaran.
e) Seorang guru dapat memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan dalam
proses pembelajaran.
f) Dalam suatu pengajaran, yang terpenting adalah memenuhi kebutuhan pelajar
bukan memenuhi suatu metode yang digunakan

Kebutuhan pembelajaran bahasa asing merupakan landasan pemenuhan


asas yang patut menjadi perhatian oleh semua pengajar. Oleh karena itu,
dibutuhkan kepiawaian seorang pengajar untuk bisa melaksanakan pembelajaran
efektif dan efisien. Dalam hal ini, seorang pengajar perlu mengenali terlebih
dahulu metode eklektik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Pengajaran bahasa harus diterapkan dengan menggunakan bahasa target yang


tepat.
b) Pengajaran bahasa harus mengandung makna dan nyata.
c) Lebih menekankan terhadap empat maharah dalam pengajaran bahasa.
d) Tidak harus menekankan pada hafalan, mimik dan mempraktekkan struktur
gramatika bahasa.
Ciri-ciri tersebut harus dicermati bersama oleh pengajar sebelum
menggunakan metode eklektik, hal ini diperlukan untuk lebih mengutamakan
ketuntasan belajar yang sejatinya dapat diperoleh melalui penggabungan
metode yang ada dengan sistem pelaksanaan yang terkombinasi dengan baik
dan tepat sasaran.

Mahmud Kamil Al-Naqoh (1985 : 107) mengemukakan, paling tidak ada dua model
metode eklektik, yaitu intensif-oral-scientific method dan metode fungsional.
a) Intensif-oral-scientific method (ath-thariqoh asy-syafawiyah al mukatsafah)

Metode ini merupakan salah satu metode eklektik yang memanfaatkan


kelebihan dari beberapa metode. Pendekatan yang digunakan metode ini adalah
pendekatan oral (madkhal syafawi), kemudian menerapkan model dril (latihan)
membaca dan menulis jika siswa dianggap sudah cukup matang dalam kecakapan
berbahasa lisan dengan pengucapan yang benar melalui berbagai kegiatan seperti
menyimak dan menghafal beberapa kosa kata dan ungkapan populer yang
diprogramkan.

Metode ini diberikan kepada siswa yang belajar bahasa secara intensif dengan
durasi sekitar 8 jam per hari. Metode ini biasanya dibimbing oleh instruktur dari
penutur asli agar sejak dini siswa terbiasa mendengar pengucapan yang benar untuk
kemudian diikuti dan bahkan dihafal, sehingga mereka terbiasa mrngucapkan bahasa
yang dipelajarinya dengan pengucapan yang benar sesuai yang dicontohkan penutur
asli. Metode ini juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih membaca
setelah kurang lebih 3 bulan mereka belajar bahasa lisan.

b) Metode fungsional (ath-thariqah al-alwadzifiyyah / thariqah al madkhol al


wadzifi)

Terkadang, ada guru yang merasa kesulitan untuk memilih metode yang cocok
untuk digunakan dalam mengajar. Kalau hal ini terjadi, maka langkah pertama yang
harus dilakukan guru adalah mengecek kembali dan menganalisis dengan cermat
tujuan dari pembelajaran bahasa yang akan dilakukannya. Dalam pandangan modern,
fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun
tulisan. Oleh karena itu tujuan pembelajaran bahasa asing adalah meningkatkan
kemampuan siswa untuk memahami dan menggunakan bahasa asing yang
dipelajarinya secara fungsional. Atas dasar ini muncullah metode fungsional, yaitu
metode yang berupaya menghimpun berbagai kelebihan dari beberapa metode yang
ada dan meramunya sedemikian rupa untuk melatih siswa agar dapat menggunakan
bahasa secara fungsional.

Menurut metode fungsional, guru harus mengubah pola pikir dalam


pembelajaran bahasa asing. Penguasaan kosa kata dan tata bahasa, misalnya,
janganlah dijadikan tujuan utama dalam pembelajaran. Kedua unsur bahasa tersebut
hanyalah merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa
secara efektif dan akurat. Dengan kata lain, kosa kata dan tata bahasa merupakan
modalitas untuk berlatih menggunakan bahasa.

Untuk penguasaan aspek lisan, para ahli bersepakat bahwa kecakapan tersebut
bisa dicapai melalui penggunaan metode langsung. Bahkan beberapa eksperimen
menunjukkan bahwa kecakapan membaca pun bisa dilakuka pada tahap lebih lanjut
dari metode ini. Oleh karena itu, pada tahap-tahap awal penggunaan metode
fungsional, hendaklah guru memulai pelajaran aspek berbicara dengan melatih siswa
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan komunikatif sederhana dengan menggunakan
bahasa yang dipelajari.

2. Tujuan Metode Pembelajaran Eklektik (Thariqah Al-Intiqaiyyah)


Tujuan pengajaran yang ingin dicapai dengan metode ini adalah tujuan dari
beberapa metode yang dipilih dan digabungkannya. Dari pernyataan di atas
bahwasannya metode ini mengharuskan guru mengetahui konsep-konsep metode yang
akan digabungkannya tersebut terutama pada segi tujuan metode tersebut.
Dilihat dari segi salah satu model metode eklektika yaitu metode fungsional,
bahwa tujuan metode pembelajaran bahasa pada metode ini secara hierarkis,
berdasarkan urgensitasnya adalah agar siswa dapat memahami bahasa asing yang
dipelajari, membaca tulisan berbahasa asing, dan menulis dengan bahasa asing yang
dipelajari tersebut.
a) Tujuan pertama dari metode ini adalah pemahaman bahasa lisan. Untuk melatih
kemampuan pemahaman bahasa lisan (fahm al-masmu’), maka metode yang
digunakan adalah metode sam’iyyah syafawiyah. Pada tahap ini, siswa dilatih
untuk menggunakan indra pendengaran (telinga) untuk menyimak kalimat-kalimat
yang baru didengarnya.
b) Tujuan kedua dari metode ini adalah melatih kemampuan berbicara agar bisa
berkomunikasi secara lisan (maharat al-kalam). Untuk mencapai tujuan ini siswa
dilatih untuk menirukan pelafalan yang dicontohkan guru dengan benar. Latihan
menirukan ungkapan yang disampaikan secara lisan dan berulang-ulang ini
diprioritaskan sebelum siswa melihat bentuk tulisannya. Pada tahap ini siswa
dilatih untuk menggunakan alat ucapnya (lisan) untuk menirukan kalimat-kalimat
yang baru didengarnya.
c) Tujuan ketiga dari metode ini adalah melatih kemampuan siswa untuk membaca
kalimat yang sudah disampaikan pada tahap latihan pengucapan secara lisan.
Membaca pada tahap ini adalah membaca dalam hati yang terjadi di saat siswa
melihat tulisan yang dibuat guru di papan tulis. Maka pada tahap ini indra
penglihatan yang dapat giliran dilatih untuk mengenal bentuk tulisan.
d) Tujuan keempat dari metode fungsional adalah melatih siswa untuk memproduk
tulisan secara fungsional, dengan menggunakan kosa kata-kosa kata dan pola
kalimat dasar yang sudah dipelajarinya pada tahap sebelumnya. Kegiatan ini
dilakukan melalui dril terprogram, baik dilakukan di kelas maupun ditugaskan
untuk dikerjakan di rumah, termasuk penugasan imla mankul.
4. Implementasi Metode Eklektik (Thariqah Intiqaiyyah)
Metode eklektik lebih meninjau pada ketidakpuasan terhadap metodemetode
yang sudah ada sebelumnya, yang mana masing-masing dari metodemetode tersebut
memiliki kelebihan dan juga kelemahan. Dikarenakan hal tersebut, kebanyakan orang
berasumsi bahwa dengan menggabungkan metodemetode yang sudah ada sesuai
dengan kebutuhan dalam proses pengajaran akan membantu mempermudah guru
dalam menyampaikan materi, serta pembelajaran menjadi lebih efektif. Adapun
karakteristik metode eklektik adalah sebagai berikut3 :
a) Kegiatan belajar di kelas bisa berupa latihan (oval practice), membaca keras
(reading aloud) dan tanya jawab.
b) Kemahiran berbahasa diajarkan dengan urutan bercakap, menulis, membaca
dan memahami.
c) Dalam metode ini juga terdapat latihan menerjemahkan pelajaran gramatika
secara dedukatif.
d) Digunakan alat-alat atau audio visual
Karakteristik yang disebutkan di atas memberi gambaran bahwa di dalam
penggunaan metode eklektik terdapat gabungan dari beberapa keterampilan metode-
metode sebelumnya. Karakteristik yang telah dibangun melalui latihan yang efektif
3
Muljanto Sumardi, Pedoman Pengajaran Bahasa Asing (Surabaya: CV. Ilmu Surabaya, 2007). hal. 37.
dan efisien serta adanya pesan yang dibangun baik melalui tulisan dan lisan akan
memberikan makna yang selaras dengan pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam
pada itu, teknik tanya jawab secara simultan, akan turut membantu tersampaikannya
tujuan pembelajarannya. Proses pembelajaran bahasa Arab yang mana
pelaksanaannya membutuhkan perancangan yang tepat diantaranya4 :
a) Materi Ajar Bahasa Arab. Materi ajar bahasa Arab meliputi: topik materi ajar,
desain yang menggambarkan kegiatan pembelajaran. Topik materi ajar bahasa
Arab yang efektif adalah topik-topik kontekstual dan komunikatif tentang
tema keagamaan, kepribadian, keseharian, dan iptek.
b) Desain pembelajaran bahasa Arab. Desain pembelajaran bahasa Arab terdiri
atas:
1) Maharah istima’ dan maharah kalam (keterampilan mendengar dan
keterampilan berbicara) meliputi:
a) teks percakapan yang komunikatif dan kontekstual atau berupa
LCD
b) mufradat
c) Latihan (tadribat)
d) Permainan bahasa
e) Tugas wajib
2) Maharah qira’ah dan maharah kitabah (keterampilan membaca dan
keterampilan menulis) meliputi:
a) Teks bacaan yang pragmatik, komunikatif, dan kontekstual 2
b) Contoh-contoh teks yang komunikatif, struktural, dan
kontekstual
c) Mufradat
d) Penjelasan dan kesimpulan (oleh guru atau siswa)
e) Latihan membaca. Misal, Bacalah dengan membunyikan semua
baris akhirnya secara jelas, Terjemahkan teks/bacaan ke dalam
bahasa Indonesia, Buatlah kesimpulan teks/bacaan, Sebutkan
jenis kata yang digarisbawahi, Jelaskan terjadinya perubahan
akhir pada kata yang bergaris bawah, Jelaskan i’rab kata-kata

4
Raswan. Pengaruh Metode Pembelajaran Eklektik Terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa. Arabiyat:
Jurnal Pendidikan Bahasa Arab. Vol. 5 No. 1 Tahun 2018: 129–130.
yang bergaris bawah dan alasannya (setelah siswa paham dan
menguasai materi yang dipelajari tersebut), Tugas wajib.
Perancangan yang disusun berdasarkan konsep di atas, akan memberikan
dampak yang sangat signifikan dalam tumbuh kembang peserta didik dalam
membangun konsep dan menuangkannya dalam proses pembelajaran bahasa Arab
yang mempertimbangkan penggunaan metode eklektik. Penggunaan metode yang
tepat sesuai dengan arahan yang tepat pula, maka akan memberikan dan membentuk
pola yang tepat pula untuk keberhasilan pembelajaran.
Menggunakan metode eklektik dalam pembelajaran bahasa asing, terutama
bahasa Arab yaitu memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki metode tersebut
untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya. Misalkan
seorang guru ingin melatih kemampuan siswa-siswa untuk memahami teks bacaan
beserta gramatika yang terkandung di dalamnya, juga melatih kecakapan siswa dalam
berbicara bahasa Arab, maka guru tersebut dapat menggunakan metode eklektik
(gabungan) yang terdiri dari metode qawa’id wa at tarjamah, metode qira’ah, drill,
dan diselingkan juga dengan metode mubasyarah (langsung) untuk melatih berbicara
secara langsung.
Berikut langkah-langkah pembelajaran dengan metode fungsional antara lain sebagai
berikut:
a) Guru menyampaikan kosa kata baru dalam kalimat sempurna yang
disampaikan secara lisan, dengan menggunaka
media visual atau audio, atau audio-visual sekaligus, atau peragaan dan lain
sebagainya. Pada tahap ini, siswa mulai fokus mendengarkan kalimat yang
asing bagi mereka dengan menggunakan indra pendengaran.
b) Guru mengulangi penyampaian kalimat tadi dengan pelafalan yang benar
(sebagai model untuk ditirukan). Pada tahap ini guru harus berupaya agar
siswanya benar-benar memahami konteks kalimat yang diajarkannya (melalui
bantuan medi), lalu melatih pengucapannya baik secara bersama-sama
maupun secara individu.
c) Guru menuliskan kalimat yang diucapkan tadi di papan tulis, agar siswa dapat
melihat bentuk tulisannya dan membacanya dalam hati melalui
penglihatannya.
d) Guru mengulangi pengucapan kalimat dan mulai menyampaikan beberapa
pertanyaan sederhana seputar kalimat yang diajarkan, diawali dengan
pertanyaan yang paling mudah, untuk mengecek tingkat pemahaman siswa.
Kalau ada siswa yang belum bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang disampaikan, menurut ukuran metode ini, guru dianggap belum berhasil
menyampaikan pelajaran. Oleh karena itu, ia harus mengulanginya. Kalau
guru sudah merasa yakin bahwa semua siswanya dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang disampaikan dengan pelafalan yang benar, baru bisa
melangkah ke bagian berikutnya. Tahap ini, mungkin menghabiskan 20 menit
atau lebih. Setelah itu, guru meminta siswa untuk membuka dan membaca
materi yang sudah disampaikan secara lisan.
5. Kelebihan dan kekurangan Metode Pembelajaran Eklektik (Thariqah
Intiqaiyyah)
Di bawah ini adalah paparan secara terperinci mengenai kelebihan dan kekurangan
metode pembelajaran eklektik, di antara lain sebagai berikut5 :
a) Kelebihan Metode Pembelajaran Eklektik
1) Metode ini merupakan metode pelengkap dari metode-metode
sebelumnya.
2) Pembelajaran lebih efektif, menarik dan bervariasi.
3) Metode ini mengembangkan keaktifan, keefektifan dan keterampilan
pelajar dalam belajar, dan membuatnya lebih mudah berinteraksi
dengan yang lainnya dan tidak cepat bosan.
4) Kemampuan para pelajar dalam menggunakan bahasa asing dipandang
lebih merata dan maksimal.
5) Guru lebih bersemangat dan energik dalam proses pembelajaran.
6) Penyampaian materi-materi yang diajarkan lebih efektif, dan suasana
belajar mengajar di kelas lebih aktif dan kondusif.
b) Kekurangan Metode Pembelajaran Eklektik
1) Terbatasnya waktu yang digunakan dalam penerapan metode ini.
Dikarenakan metode ini masih membutuhkan waktu yang relatif lama
daripada metode-metode lainnya, serta terkendala dengan waktu

5
Radliyah Zaenuddin, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta: Pustaka
Rihlah Group, 2005). Hlm. 44.
pembelajaran bahasa Arab yang relatif sangat terbatas, terkecuali
sekolahsekolah tertentu.
2) Metode ini membutuhkan guru yang cerdas, terampil dan dinamis
dalam berbagai bentuk pengajaran. Tidak semua guru sanggup untuk
melakukan serangkaian kegiatan yang begitu banyak dan bervariasi.
3) Lebih menuntut adanya guru yang serba bisa dan energik.
Dikhawatirkan dalam menggunakan metode ini, terdapat kegiatan
pembelajaran yang begitu banyak yang akan membuat siswa kejenuhan dalam belajar.
Kelebihan dan kekurangan sebagaimana dijelaskan di atas memberikan informasi
kepada pengajar untuk mempertimbangkan pada materi atau bagian apa metode itu
secara tepat dipergunakan dan dalam keadaan apa perlu disiapkan untuk
melakukannya.
BAB III
PENUTUP

Metode Eklektik ini bisa disebut juga dengan metode gabungan dan metode
fungsional dalam bahasa Indonesia. Sedangkan dalam bahasa Arab metode ini
dinamakan thariqah intiqaiyyah, thariqah mukhtarah, thariqah mudzawijah dan thariqah
taulifiyah. Metode ini lahir sebagai sebuah bentuk usaha penggabungan dari metode yang
sudah lahir terdahulu, kemudian metode ini tidak dikembangkan berdasarkan teori linguistik
dan psikologi tertentu melainkan berdasarkan asumsi. Metode ini memiliki tujuan yang ingin
dicapai yaitu tujuan dari beberapa metode yang dipilih dan digabungkannya, sehingga
keterampilan bahasa bisa teramu semua pada metode ini.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode ini  sebenarnya kita dapat mengetahui
kekurangan dan kelebihan dari suatu metode itu setelah di implementasikan, karena tidak ada
tolok ukur yang mutlak untuk di katakan metode ini mempunyai sisi kelebihan dan
kekurangan. Namun kami menemukan dari sumber lain bisa dikatakan metode ini menjadi
seadanya jika guru itu menggunakan dengan sistem “semua guru” dan bisa dikatakan metode
ini menjadi ideal jika guru tersebut menguasai semua metode dan dapat mengambil secara
tepat segi-segi kekuatan dari setiap metode dan menyesuaikan dengan kebutuhan program
pengajaran yang ditanganinya.
DAFTAR PUSAKA

Zaenuddin, Radliyah. (2005). Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran


Bahasa Arab. Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group.
Hardiyanti, Putri. (2014). Metode Pembelajaran Elektik. Padang: Nayla Amirah.
Sumardi, Muljanto. (2007). Pedoman Pengajaran Bahasa Asing. Surabaya: CV. Ilmu
Surabaya.
Raswan. (2018). Pengaruh Metode Pembelajaran Eklektik Terhadap Hasil Belajar
Bahasa Arab Siswa. Arabiyat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban Vol. 5,
No. 1 Tahun 2018.

Anda mungkin juga menyukai