Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BAHASA ARAB

Tentang

“AF’ALU AT-TA’AJJUB WA USLUB

AL-MADH WA AZ-DZAM”

Disusun Oleh :
Kelompok VIII

HAIPA
(2110101031)

DOSEN PEMBIMBING :
YUDY HUDAEBY, M.Pd

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah swt. karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya
akhirnya kami mampu menyelesaikan makalah dengan judul AF’ALU AT-
TA’AJJUB WA USLUB AL-MADH WA AZ-DZAM dalam mata kuliah
Bahasa Arab. Tak lupa pula salawat beserta salam senantiasa tercurahkan
kepada baginda nabi Muhammad saw. dimana berkat jasa-jasa beliaulah kita
mampu menikmati cahaya ilmu yang begitu luas hingga hari ini.

Kami ucapkan pula terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada dosen


pembimbing atau yang mengampu mata kuliah ini karena telah memberi kami
kesempatan untuk melihat keindahan yang terkandung di dalam bahasa arab
melalui tulisan ini. Kami berharap semoga apa yang tertuang dalam makalah
ini mampu menjadi pemahaman baru bagi kita semua dan mengantarkan kita
ke samudra ilmu yang lebih dalam lagi. Dan semoga tulisan ini mampu menjadi
amal jariyah bagi penyusun. Kepada Allah lah kami kembali dan memohon
pertolongan.

Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam makalah ini, olehnya itu


saran dan kritikan demi terciptanya karya yang lebih baik lagi kedepannya
sangat kami harapkan. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Sungai Penuh, 12 November 2021

Penyusun,

Kelompok VIII

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................... 3

BAB I ............................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .......................................................................................... 4

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 4

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5

C. Tujuan ....................................................................................................... 5

BAB II ............................................................................................................. 6

PEMBAHASAN ............................................................................................. 6

A. Defenisi Af’alu at-Ta’ajjub ...................................................................... 6

B. Jenis-Jenis Af’alu At-Ta’ajjub ................................................................. 6

C. Uslub al-Madh dan az-Dzam .................................................................... 9

BAB III .......................................................................................................... 13

PENUTUP ..................................................................................................... 13

A. KESIMPULAN ...................................................................................... 13

B. SARAN................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kaum muslimin sepakat bahwa Alquran adalah mukjizat terbesar Nabi
Muhammad saw. Mukjizat tersebut berupa keindahan bahasa dan balaghahnya.
Bahasa Arab adalah bahasa Alquran dan hadis. Umat Islam tidak dapat
menggali, memahami dan mempelajari ajaran agama Islam yang terdapat pada
Alquran dan hadis tanpa memiliki kemampuan menggali,memahami dan
menguasai bahasa Arab dengan baik. Dalam upaya mengembangkan wawasan
berbahasa Arab, amat diperlukan adanya sebuah kajian kebahasaan.
Kemampuan menguasai bahasa Arab merupakan kunci dan syarat
mutlak yang harus dimiliki oleh setiap orang yang hendak mengkaji ajaran
Islam secara luas dan mendalam. Tidak perlu diragukan lagi, memang
sepantasnya seorang muslim mencintai bahasa Arab dan berusaha
menguasainya. Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Alquran
karena bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik yang pernah ada.
Ilmu nahwu dan sharaf adalah salah satu dari beberapa ilmu yang
digunakan dalam mempelajari bahasa arab. Dalam ilmu ini terdapat banyak
pembagian bab, salah satunya bab ta’ajjub atau ungkapan terhadap perasaan
takjub dan bab tentang ushlub bi al-madh wa az-dzam. Ungkapan tersebut
bukan hanya terdapat dalam kitab Al-Qur’an maupun karya para ulama, namun
juga seringkali digunakan dalam ungkapan sehari-hari.
Sebagaimana Bahasa pada umumnya yang dimana memiliki kaidah atau
tata Bahasa tersendiri, begitu pula dalam Bahasa arab. Adapun ungkapan
perasaan takjub terhadap sesuatu yang indah atau tidak dalam bahasa arab juga
memiliki tata kaidahnya. Salah satu sisi keindahan dalam bahasa arab yaitu
af’alu at-tajjub wa uslub al-madh wa az-dzam akan dijelaskan lebih lanjut
dalam tulisan ini.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Af’alu At-Taajjub?
2. Apa saja jenis-jenis Af’alu At-Taajjub?
3. Apa itu uslub Al-Madh Wa Az-Dzam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Af’alu at-Taajjub
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Af’alu at-Taajjub
3. Untuk mengetahui uslub al-Madh wa az-Dzam
4. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Arab

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Af’alu at-Ta’ajjub


Kata Af’alu adalah bentuk jamak dari kata ‫ فِ ْع ٌل‬yang berarti kata kerja.
Adapun kata at-Ta’ajjub adalah bentuk mashdar dari kata kerja fi’il‫َّب‬ ٌَ ‫ٌٌتَعَج‬- ٌ
ٌ‫يَتَعَجَّب‬-‫ ٌتَعَجُّثبًا‬yang berarti takjub, kagum, merasa wah dan sejenisnya. Sedangkan
menurut istilah dalam ilmu nahwu, ialah;
‫ش ْي ٍئٌ َما‬ َ ‫شةٌِأَوٌاستِ ْع‬
َ ٌ‫ظامٌفِي‬ َ ‫ن ال ٌَّد ْه‬ َ ٌ‫ه َوٌأسْل ْوبٌيَ ْستَعْمِ لٌلِلت َّ ْعبِي ِْر‬
ٌْ ‫ع‬
“At-ta’ajjub (takjub) adalah gaya bahasa yang digunakan dalam
mengungkapkan rasa kagum terhadap sesuatu”.
Adapun defenisi yang hampir serupa yaitu menurut Imam Al-Ghulayni
‫لٌظاه ِِرٌلل َم ِزيَّة‬ ٌِ ‫الَتعَجُّبٌهوٌاستِ ْعظامٌفِ ْعلٌفا‬
ٌِ ‫ع‬
“At-Ta’jub adalah menganggap besar atau mengagungkan pekerjaan si
pelaku yang tampak kelebihannya”.1
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwasanya Af’alu at-Taajuub
ialah sighah dalam bahasa arab yang digunakan untuk mengungkapkan
perasaan takjub atau kagum terhadap sesuatu yang dipandang.

B. Jenis-Jenis Af’alu At-Ta’ajjub


Att’ajjub dikelompokan menjadi dua jenis yaitu sima’i dan qiyasi.
1. At-Ta’ajjub Sima’i
At-Ta’ajjub Sima’i mengandung arti ungkapan takjub tanpa mengikuti
aturan wazan tertentu sebab sudah bawaan dari kalam arab, baik berupa wahyu
Al-Quran, Hadist maupun Syair. At-ta’ajjub sima’i terkadang diungkapkan
dengan menggunakan perangkat istifham, nida, mashdar, fi’il berwazan ‫ فَعل‬dan
lainya. Bahkan mencakup setiap ungkapan takjub yang hanya tersirat dari
kandungan makna tanpa adanya tanda atau shighah tertentu, seperti ungkapan
berikut;

1
https://bahasa-arab.com/mengenal-kaidah-uslub taajjub-

6
a) Ungkapan takjub dengan menggunakan huruf nida;
ٌ‫ٌأوٌياٌلها‬،‫ٌأوٌياٌله‬،‫ياٌلك‬
b) Ungkapan takjub dengan menggunakan fi’il;
ٌْ ٌَ‫نٌي‬
ٌ‫شٌت َ ٌِريٌال ٌَمماٌِلٌْيكٌٌٌَِب ٌَماٌِل ِه‬ ٌْ ‫تٌٌِل ٌَم‬
ٌ ‫جٌْب‬
ٌِ ‫ع‬
ٌَ ٌ‫ب‬
ٌَ ‫ج‬
ٌَ ‫ع‬
ٌَ
c) Ungkapan takjub dengan menggunakan mashdar;
ٌ‫ج ٌِمٌْيل‬ ٌَّ َّ‫ٌهذاٌالمٌٌن‬،‫عجيب‬
ٌَ ٌٌ‫ظر‬ ِ ٌ‫يب‬
ٌ ‫ج‬ٌْ ‫ع‬
ٌَ
d) Ungkapan takjub dengan menggunakan wazan ٌ‫ أف َع َل‬tanpa didahului
huruf mim;
ٌ‫سٌْنتَ ٌقٌَ ٌْو ًل‬ ٌْ َ ‫ٌأ‬
ٌَ ‫ح‬
e) ٌَ ‫;فَع‬
Ungkapan takjub dengan menggunakan wazan ‫ل‬
ْ ‫تٌكَلمةٌت َ ْخرج‬
‫ٌمِنٌفَ ِمٌال َجاحِ ٌد‬ ْ ‫كَب َر‬
f) Uslub Ta’ajjub Sima’i dalam Al-Quran dan Hadist
٢٨ٌ‫ٌِوكنت ٌْم أ َ ْم َواتًاٌفَأَحْ يَاك ْمٌالبقرة‬ َّ ِ‫ْفٌت َ ْكفرونَ ٌب‬
َ ‫اَّلل‬ َ ‫َكي‬
٣-١ٌ‫ٌالقارعة‬.‫ٌوماٌأ ٌْدراكٌٌَماٌالقارعة‬.‫ماٌالقارعة‬.ٌ‫القارعة‬
٤١ٌ‫ٌالواقعة‬.‫ٌالش َما ِل‬ ْ َ ‫ٌالش َما ِلٌ َماٌأ‬
ِ ‫ص َحاب‬ ْ َ ‫َوأ‬
ِ ‫ص َحاب‬
‫حٌياٌولٌ ٌَمٌِيتا‬ ٌ ٌ َ‫ٌس ْب َحانَ ٌهللاٌ ِإ َّنٌا ْلمؤْ ِمن‬:‫ٌَرسولٌّللاٌِصلىٌهللاٌعليهٌوسلم‬
ٌَ ٌٌ‫لٌَ َي ْن َجس‬ َ ‫قَال‬
At-ta’ajjub sima’i tidak terhitung banyaknya sebab tidak memiliki
format khusus. Selagi lafadz dan kandungan maknanya menunjukan arti takjub,
maka masuk kategori at-ta’ajjub sima’i2.
2. At-Ta’ajjub Qiyasi,
Ungkapan taajjub qiyasi ini menggunakan pola yang teratur. Para Ulama
nahwu mengaturnya dengan pola atau wazan ٌ‫ َماٌأ َ ْف َع َل‬dan ‫ب‬
ٌِ ٌ‫أ ْف ِع ْل‬. Sebagaimana
tertuang dalam kitab Alfiyah karangan Imam Ibnu Malik,
ٍ ‫ٌجئٌْبِأ ْف ِع ْلٌقَ ْبلٌَ َمجْر‬
‫ورٌببَا‬ ِ ‫ٌأو‬#ٌ‫ا‬
ْ َ‫بِأ ْفعَلٌَا ْنطِ ْقٌبَ ْع َدٌ َماٌتَعَ ُّجب‬
“Ucapkanlah dengan wazan af’al yang terletak setelah Ma sebagai
ungkapan rasa kagum, atau dengan wazan af’il sebelum Majrur dengan
ba’ dalam mengungkapkan rasa takjub”.

2
https://id.scribd.com/doc/312854450/Al-ta-Ajjub-Wa-Uslub-Al-madh-Wa-Al-zam

7
Jadi bisa menggunakan pola salah satunya dalam menggambarkan
keadaan yang menakjubkan. Misal menggunakan polaٌ ٌ‫ٌ ٌماٌ افعل‬saat
mengekspersikan kekaguman;
• َ ‫ماٌا َ ْح‬
‫سنَ ٌم َح ٌَّمدا‬ Alangkah baiknya Muhammad
• ٌ‫لٌفاتٌِ ٌَم ٌَة‬ ٌْ َ ‫ماٌٌا‬
ٌَ ‫ج ٌَم‬ Betapa cantiknya Fatimah
• َ َ‫ماٌا َ ْعذ‬
ٌ‫بٌما َءٌالنَّ ْي ِل‬ Betapa jernihnya air sungai nil
• َ َ ‫ َماٌأ َ ْج َملٌَأ َ ْنٌيث‬Alangkah indahnya seorang mu’min
ٌ‫ابٌالمؤْ ِمنٌ ِلعَ َم ِل ِه‬
diberikan pahala sebab amalanya3.
‫ ما‬adalah huruf ta’ajjubiyah yang berarti sesuatu dan berposisi sebagai
mubtada’. Fiil setelah “maa” berwazan af’ala yang berasal dari fiil lazim (kata
َ ْ‫ اَح‬berasal dari kata- ‫ َحسن‬yang
kerja yang tidak membutuhkan objek). Kata ٌ َ‫سن‬
berarti baik. Sedangkan setelah kata “ahsana” yaitu Muhammadan berfungsi
sebagai maf’ulumbihi (objek). Kemudian gabungan kalimat dari fi’il ta’ajjub
dan muta’ajjib minhu berperan sebagai khobar jumlah fi’liyyah.
ِ ٌ‫ٌا َ ْف ِع ْل‬Lafaz ‫ل‬
Wazan yang kedua،‫ب‬ ٌْ ‫ ا َ ْف ِع‬adalah fiil yang berbentuk perintah,
namun dalam rumusan ini maknanya adalah ta’ajjub karena tidak mengandung
dhomir. ٌِ ٌ‫ ا َ ْف ِع ْل‬untuk mengekspersikan
Contoh penggunaan wazan ‫ب‬
kekaguman;
• ‫أ َ ْحس ِْنٌبِخَا ِل ٌٍد‬ Alangkah baiknya khalid
• ٌ‫ا َ ْق ِب ْحٌ ِبا ْل َج ْه ِل‬ Betapa indahnya langit ini
• ٌِ ‫اَجْ ِم ْلٌبِللس‬
‫َّماء‬ Alangkah buruknya kebodohan itu
• َ َ ‫أَجْ ِم ْلٌ ِبأ َ ْنٌيث‬
‫ابٌالمؤْ ِمنٌ ِل َع َم ِل ٌِه‬ Alangkah indahnya seorang mu’min
diberikan pahala sebab amalanya.
Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan sebelum menggunakan dua
wazan di atas sebagai ungkapan ta’ajjub
a) Harus fiil tsulasi (kata kerja yang terdiri dari 3 kata)
b) Tidak bermakna manfi (negatif)
c) Fiil tersebut dapat ditashrif

3
https://belajarbahasaarabdasar.blogspot.com/2017/09/fiil-taajjub-kitab-tashilun-
nahwi.htm?m=1

8
d) Bukan fiil majhul/kata pasif
e) Dapat memberi pengertian mudhafah
f) Bukan fiil yang mempunyai shigat sama dengan wazan af’ala4.

C. Uslub al-Madh dan az-Dzam


1. Defenisi al-Madh
ًٌ ‫ ٌَم ٌْد‬-ٌ‫يٌَ ٌْم ٌَدح‬-ٌ ‫ح‬
Madh berasal dari kata ‫حا‬ ٌَ ‫ َم ٌَد‬yangٌٌ berarti memuji. asna ‘alaihi
bima lahu minas-sifat (memuji seseorang karena sifat-sifatnya yang baik). Ibn
Manzur menyatakan, bahwa al-madh adalah antonim dari al-haja’ (ejekan).
Sedangkan Ahmad as-Sayib menyatakan, bahwa madh adalah seni
memberikan penghormatan dan mengungkapkan perasaan cinta, sebagaimana
az-zdamm adalah seni mencela dan mengungkapkan perasaan benci5.
Orang yang terpuji adalah orang yang layak menempati posisi terpuji
karena perbuatannya dalam kehidupan. Adapun Pujian dalam bahasa Indonesia
berarti pernyataan rasa pengakuan dan penghargaan yang tulus akan kebaikan
atau keunggulan sesuatu.
Sedangkan yang dimaksud dengan madh dalam al-Qur’an adalah uslub
(gaya bahasa) al-Qur’an untuk menjelaskan hal-hal yang baik, memberi
penghormatan dan rasa senang terhadap yang dipuji dengan tujuan agar diikuti.
Ada beberapa sinonim madh, yaitu sana’, hamd, syukr, dan ni‘ma.
Namun demikian, tidak ditemukan dalam al-Qur’an kecuali lafaz madh, syukr
dan ni’ma.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa uslub madh adalah
metode yang dipergunakan dalam mengungkapkan suatu pujian serta memilih
kata-kata sebagai kalimat yang mengesankan pujian itu.
Ada tiga elemen dalam madh, yaitu:
a. Uslub madh yang merupakan reaksi positif terhadap sesuatu yang
dipuji.
b. Sifat atau perbuatan baik.
c. Seorang atau sesuatu yang mempunyai sifat atau perbuatan baik itu.

4
https://istilamongan-wordpress-com.cdn.amproject.org/
5
https://web.unmetered.id/madh-dan-zamm-dalam-al-quran-tinjauan/

9
Ketiga elemen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Karena sesuatu yang dipuji pada hakekatnya adalah sifat-sifat
yang luhur dan perbuatan-perbuatan yang baik, sedangkan seseorang
merupakan media tempat munculnya pujian itu. Maka tidak akan ada amal
salih dan sifat mulia kecuali ada seorang yang memunculkannya. Sifat dan
amal salih itu berada di dalam diri seseorang, sehingga ia berhak mendapatkan
pujian. Adapun uslub madh adalah sarana untuk mengungkapkan pujian itu
agar diketahui oleh orang lain.

2. Definisi az-Dzamm
Dzamm berasal dari kata ‫ ذَ َّمٌ َيذ ُّمٌذَما‬yang berarti mencela atau menjelekkan.
Dalam al-Mu‘jam al-Wasit disebutkan, bahwa kata dzamm berarti ‘abahu wa
lamahu (mencela dan mencercanya).
Sedangkan yang dimaksud dengan uslub dzamm dalam adalah uslub
(gaya bahasa) untuk mengungkapkan hal-hal yang buruk terhadap sesuatu.
Ahmad as-Sayib menyatakan, bahwa dzamm adalah seni mencela dan
mengungkapkan rasa benci. Jika ditinjau dari segi uslub, madh dan zamm
merupakan hal yang sebanding, meskipun dalam pemaknaannya jauh berbeda.
Ada tiga elemen dalam uslub az-dzamm, yaitu:
a. Uslub dzamm yang merupakan reaksi negatif (pengingkaran)
terhadap sesuatu yang dicela.
b. Sifat atau perbuatan yang tercela.
c. Orang yang menjadi target dzamm.
Ketiga elemen di atas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Sebagaimana halnya pujian, sesuatu yang dicela pun pada
hakekatnya adalah sifat-sifat, atau perbuatan atau hal lainnya yang tidak baik
atau tidak disenangi. Sedangkan sesuatu yang menjadi target zamm atau celaan
merupakan media tempat munculnya zamm tersebut. Maka tidak akan ada sifat
dan perbuatan tercela kecuali ada sesuatu yang memunculkannya. Adapun
uslub dzamm adalah sarana untuk mengungkapkan celaan itu agar dapat
diketahui oleh orang lain.

10
3. Tujuan uslub al-Madh dan az-Dzam
Gaya bahasa Madh dan Dzamm mempunyai tujuan tertentu. Di antara
tujuan Madh ialah sebagai ta’dib(pengajaran). Allah SWT memuji seseorang,
amalan dan akhlak tertentu, atau bahkan Dia memuji Zat-Nya, hal ini sebagai
pengajaran kepada hamba-Nya agar menghiasi diri dengan sifat-sifat yang
dipuji. Dan di antara tujuan zamm adalah menghinakan, yakni Allah SWT
merendahkan orang yang menyimpang dari syari‘at yang di bawa Rasul dan
juga memberi peringatan, bahwa yang di cela itu merupakan amal perbuatan
yang harus dihindari.
Selain itu, obyek yang menjadi pujian dan celaan juga bervariasi yang
menyangkut sifat, sikap dan tindakan manusia, bahkan sifat-sifat Allah SWT.
Demikian pula tujuan dari penggunaan Madh dan Dzamm juga bervariasi, ada
yang bertujuan untuk memberi pelajaran kepada manusia, memberi peringatan
terhadap suatu perbuatan yang buruk dan lain sebagainya.

4. Contoh uslub Madh dan az-Dzamm


Ulama ahli nahwu membagi uslub madh dan dzam menjadi tiga bagian yaitu;
a. Uslub madh dan dzam menggunakan kataٌٌ‫ نِ ْع َم‬untuk memuji dan kata
َ ‫ بِ ْئ‬untuk menghina
ٌ‫س‬
b. Uslub madh dan dzam menggunakan kata ‫ َحبَّ َذا‬untuk memuji dan
kata ‫ ل َحبَّ ًذا‬untuk menghina
c. Uslub madh dan dzam menggunakan wazan fiil tsulasi.6

Contoh Uslub madh:


• ‫ع ْمرو‬
َ ٌ‫نِ ْع َمٌالفاتِح‬ Sebaik-baik penakluk adalah amir
• َ ‫ٌالو‬
ٌ‫ط ِن‬ َ ُّ‫ٌالصفَةٌحب‬
ِ ‫نِ ْع َم‬ Sebaik-baik sifat adalah cinta tanah
air
• ٌ‫صديقٌالكتاب‬
َّ ‫نِ ْع َمٌال‬ Sebaik-baik teman adalah buku

6
https://ikbalngajionline.blogspot.com//2017/03/uslub-memuji-dan-menghina-dalam-
ilmu_23.html?m=1

11
• ‫صلِى‬
َ ‫ٌالرجلٌالم‬
َّ ‫نِ ْع َم‬ Sebaik-baik lelaki ialah yang sholat
• ٌ‫نِعمٌخلقًاٌال َءمانَة‬ Sebaik-baik akhlak ialah Amanah
• ٌَ‫َحبَّذاالَييْت‬ Alangkah cantiknya rumah itu

Contoh Uslub Dzamm:

• ُّ ‫شها َدة‬
ٌ‫ٌالز ْو ِل‬ ٌَ ٌْ‫ٌِبئ‬
َّ ‫سٌالقٌَ ٌْولٌٌال‬ Seburuk-buruknya perkataan adalah
saksi palsu
• ٌ‫رارٌالُّثسجون‬
ِ ‫بئسٌ َمصيرٌالئ َ ْش‬ Seburuk-buruk tempat penjahat
adalah penjara
• َ ‫الس َِّرقَةٌ ِب‬
ٌ‫ئسٌالٌِف ٌْع ِل‬ Mencuri adalah seburuk-buruknya
perbuatan
• ٌ‫لَ َحبَّذَاالنِفاق‬ Seburuk-buruknya sesuatu ialah
kemunafikan.7

7
https://nahwusharaf.wordpress.com

12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Af’alu at-Taajjub ialah salah satu uslub dalam Bahasa arab yang
dipergunakan untuk mengungkapkan perasaan takjub atau senang terhadap
sesuatu. Dalam penggunaannya pun ada yang tidak memiliki pola dan ada yang
menggunakan pola. ٌٌ‫ مااافعل‬dan ‫ افعلٌ ب‬adalah pola yang umum dipergunakan
dalam af’alu at-taajub. Di samping Af’alu at-Taajjub terdapat uslub al-madh
dan az-dzam yakni ungkapan pujian dan celaan. Keduanya pun memiliki gaya
bahasa atau uslub tersendiri yang telah diuraikan secara mendalam oleh para
ulama nahwu

B. Saran
Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam tulisan ini. Oleh karena
itu dengan hati yang serendah-rendahnya kami sangat mengharapkan adanya
masukan serta kritikan yang mampu menjadi dorongan bagi penulis untuk
menyajikan karya yang lebih baik lagi kedepannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/312854450/Al-ta-Ajjub-Wa-Uslub-Al-madh-Wa-

Al-zam

https://belajarbahasaarabdasar.blogspot.com/2017/09/fiil-taajjub-kitab-

tashilun-nahwi.htm?m=1

https://ikbalngajionline.blogspot.com//2017/03/uslub-memuji-dan-menghina-

dalam-ilmu_23.html?m=1

https://bahasa-arab.com/mengenal-kaidah-uslub taajjub-

https://nahwusharaf.wordpress.com

https://istilamongan-wordpress-com.cdn.amproject.org/

https://web.unmetered.id/madh-dan-zamm-dalam-al-quran-tinjauan/

14

Anda mungkin juga menyukai