Makalah Ini Dibuat Untuk di presentasikan pada mata Kuliah “Tafsir tarbawi”
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran dan kritik
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran sera masukan bahkan kritik
Siak,oktober 2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................ 17
B. Saran ................................................................................................... 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
manusia terlihat dari hal-hal misteri yang ada pada dirinya, seperti ruh, nafsu,
hati, akal, dan segala hal yang abstrak lainnya. Sedangkan kerumitan manusia
hewan yang bermasyarakat, dan Max Scheller menyebutnya sebagai Das Kranke
Tier atau hewan yang sakit yang selalu bermasalah dan gelisah. Ilmu-ilmu
makhluk ciptaan Tuhan Yang Masa Esa yang mengemban tugas mengelola dan
memelihara alam semesta dengan penuh ketakwaan dan penuh tanggung jawab,
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana tafsir mengenai kelemahan-kelemahan dalam diri
manusia pada Q.S, AL-ma’rij 19-27
2. Bagaimana tafsir mengenai kelemahan-kelemahan dalam diri
manusia pada Q.S Al-Rum 54
1
3. Bagaimana tafsir mengenai kelemahan-kelemahan dalam diri
manusia pada Q.S, Yasin 77
4. Bagaimana tafsir mengenai kelemahan-kelemahan dalam diri
manusia pada Q.S, Al-Ahzab 72
5. Bagaimana tafsir mengenai kelemahan-kelemahan dalam diri
manusia pada Q.S, AL-Balad 4-8
6. Bagaimana tafsir mengenai kelemahan-kelemahan dalam diri
manusia pada Q.S, An-Nisa’ 28-29
C. Tujuan masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
kijang, tidak mampu melawan burung untuk terbang, tidak bisa mengalahkan
monyet dalam memanjat, dan tidak bisa bersaing dengan ikan dalam berenang.
diciptakan pada awalnya memiliki fisik yang kuat. Tapi setelah melewati
1. Tafsiran mengenai kelemahan dalam diri manusia pada (QS. Ar-um 54)
ُ ْ ً َ ً َ ُ ْۢ ُ ً ُ َ ْۢ ُ َ ُ ََ َ َّ ُ َ ه
ّٰلل الذ ْي خلقك ْم ِّم ْن ض ْع ٍف ث َّم َج َع َل م ْن َب ْعد ض ْع ٍف ق َّوة ث َّم َج َع َل م ْن َب ْعد ق َّو ٍة ض ْعفا َّوش ْي َبة َۗيخل ُق ا
َْ ْ ُ ُۚ ۤ َ
َما َيشا ُء َوه َو ال َعل ْي ُم القد ْي ُر
Kuasa.
keadaan lemah), yaitu dari air mani yang hina lagi lemah itu (kemudian Dia
menjadikan kalian sesudah keadaan lemah) yang lain yaitu masa kanakkanak
(menjadi kuat) masa muda yang penuh dengan semangat dan kekuatan
(kemudian Dia menjadikan kalian sesudah kuat itu lemah kembali dan
3
beruban) lemah karena sudah tua dan rambut pun sudah putih. Lafal dha'fan
pada ketiga tempat tadi dapat dibaca dhu'fan. (Dia menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya) ada yang lemah, yang kuat, yang muda, dan yang tua (dan
atas semua yang dikehendaki-Nya. Setelah itu ia dilahirkan dari perut ibunya
dalam keadaan lemah, kecil, dan tidak berkekuatan. Kemudian menjadi besar
sedikit demi sedikit hingga menjadi anak, setelah itu berusia balig dan masa
puber, lalu menjadi pemuda. Inilah yang dimaksud dengan keadaan kuat
manusia yang lanjut usia dan memasuki usia pikun; dan inilah yang dimaksud
lanjut usia dan memasuki usia pikun; dan inilah yang dimaksud keadaan
lemah sesudah kuat. Di fase ini seseorang mulai lemah keinginannya, gerak,
kelemahan fisik ini bisa diubah menjadi potensi dengan berolahraga secara
teratur.2
4
2. Tafsiran kelemahan dalam diri manusia pada (QS.Ma’arijj 19-27)
َّ ً ) َوإ َذا َم َّس ُه ْال َخ ْ ُي َم ُن20( وعا ُّ ََّ ) إ َذا َم َّس ُه19( وعا
ً الّش َج ُز َ َ ْ ْ َّ
ً ان ُخل َق َه ُل
) إَّل21( وعا ْ إن اْلنس
ٌ ين نف َأ ْم َواله ْم َح ٌّق َم ْع ُل
)24( وم َ َّ َ َ ُ َ ْ َ َ َ َ ْ ُ َ َّ َْ ُ َ ِّ ن
) والذ ي23( ) الذين هم عَل صَلتهم دائمون22( المصل ْي
َ ُ َ َّ َ ِّ ْ َ َ ُ ِّ َ ُ َ َّ َ ُ ْ َْ َ
ين ه ْم م ْن َعذاب َرِّب ه ْم ) والذ26( ين َّ
ِ ) والذين يصدقون بيوم الد25( للسائل والمحروم
َ ُ ْ
(27 )ُمشفقون
bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai
Allah Swt. menceritakan perihal manusia dan watak-watak buruk yang telah
menjadi pembawaannya.
}قِ َهلُوعًا
َ انِ ُخل
َ سَ {إِ َّنِاإل ْن
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah. (Al-Ma'arij: 19)
Yang hal ini ditafsirkan oleh firman selanjutnya:
َّ {إذَاِ َم
}سهُِالش َُّّرِ َج ُزوعًا
Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. (Al-Ma'arij: 20)
Yakni apabila tertimpa kesusahan, ia kaget dan berkeluh kesah serta hatinya
seakan-akan copot karena ketakutan yang sangat, dan putus asa dari mendapat
kebaikan sesudah musibah yang menimpanya.
َّ {وإذَاِ َم
}سهُِا ْل َخ ْي ُرِ َمنُوعًا َ
dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir. (Al-Ma'arij: 21)
Yaitu apabila ia mendapat nikmat dari Allah Swt., berbaliklah ia menjadi orang
yang kikir terhadap orang lain, dan tidak mau menunaikan hak Allah yang ada
padanya.
5
ُ ََِس إع:بن َرابح
ت أَِِب ُ وسى بإ ُن عُلَ ّي َّ َح َّدثَنَا أَبُو َع إب ِد:َْحَ ُد
َ َح َّدثَنَا ُم،الر إْحَ ِن ام أ إ ِال إ
ُ اْل َم َ َق
ول
ُ ال َر ُسَ َ ق:ول
ُ ت أ ََاب ُه َريرة يَ ُق َ َث َع إن َع إب ِد ال َإع ِزي ِز بإ ِن َم إرَوا َن بن احلكم ق
ُ ََِس إع:ال ُ ُُيَ ِّد
."ْب َخالِ ٌع
ٌ َو ُج إ، " َش ُّر َما ِِف َر ُج ٍل ُش ٌح َهالِ ٌع:اَّللُ َعلَإي ِه َو َسلَّ َم
َّ صلَّى َِّ
َ اَّلل
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Abdur Rahman,
telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Ali ibnu Rabah, bahwa ia pernah
mendengar ayahnya menceritakan hadis berikut dari Abdul Aziz ibnu Marwan
ibnul Hakam yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Hurairah r.a.
berkata bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Sifat terburuk yang ada pada diri
seorang lelaki ialah kikir yang keterlaluan dan sifat pengecut yang parah.
Imam Abu Daud meriwayatkannya dari Abdullah ibnul Jarah, dari Abu Abdur
Rahman Al-Muqri dengan sanad yang sama, dan ia tidak mempunyai hadis dari
Abdul Aziz selain dari hadis ini.
Kemudian dalam firman berikutnya disebutkan:
َ {إالِا ْل ُم
َ صل
}ِ ين
kecuali orang-orang yang mengerjakan salat. (Al-Ma'arij: 22)
Yakni manusia itu ditinjau dari segi pembawaannya menyandang sifat-sifat yang
tercela, terkecuali orang yang dipelihara oleh Allah dan diberi-Nya taufik dan
petunjuk kepada kebaikan dan memudahkan baginya jalan untuk meraihnya.
Mereka adalah orang-orang yang mengerjakan salat.
َ ِعلَى
َ صالته ْمِدَائ ُم
}ِ ون َ {الَّذ
َ ِينِ ُه ْم
yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya. (Al-Ma'arij: 23)
Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah orang-orang yang
memelihara salat dengan menunaikannya di waktunya masing-masing dan
mengerjakan yang wajib-wajibnya. Demikianlah menurut Ibnu Mas'ud, Masruq,
dan Ibrahim An-Nakha'i. Menurut pendapat yang lain, yang dimaksud dengan tetap
dalam ayat ini ialah orang yang mengerjakan salatnya dengan tenang dan khusyuk,
semakna dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
َ ِينِ ُه ْمِفي
َ ُصالته ْمِخاشع
ِون َ ُقَدِْأ َ ْفلَحَِا ْل ُم ْؤمن
َ ونِالَّذ
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang
khusyuk dalam salatnya. (Al-Mu’minun: 1-2)
Demikianlah menurut Uqbah ibnu Amir. Dan termasuk ke dalam pengertian ini
kalimat al-ma-ud da-im, artinya air yang tenang dan diam, tidak beriak dan tidak
bergelombang serta tidak pula mengalir. Makna ini menunjukkan wajib tuma-ninah
dalam salat, karena orang yang tidak tuma-ninah dalam rukuk dan sujudnya bukan
dinamakan orang yang tenang dalam salatnya, bukan pula sebagai orang yang
menetapinya, bahkan dia mengerjakannya dengan cepat bagaikan burung gagak
yang mematuk, maka ia tidak beroleh keberuntungan dalam salatnya.
Menurut pendapat yang lain, apabila mereka mengerjakan suatu amal kebaikan,
maka mereka menetapinya dan mengukuhkannya, sebagaimana yang disebutkan
dalam hadis sahih diriwayatkan melalui Siti Aisyah r.a., dari Rasulullah Saw. yang
telah bersabda:
6
َِّ ال إِ ََل
"اَّلل أَ إد َوُم َها َوإِ إن قَ ّل ِ ب إاْلَ إعم
ُّ َح
َ َ "أ
Amal yang paling disukai oleh Allah ialah yang paling tetap, sekalipun sedikit.
Menurut lafaz yang lain disebutkan:
ِ «ما َداوم َعلَي ِه ص
»ُاحبُه َ َ ََ إ
yang paling tetap diamalkan oleh pelakunya
Selanjutnya Aisyah r.a. mengatakan, Rasulullah Saw. adalah seorang yang apabila
mengamalkan suatu amalan selalu menetapinya. Menurut lafaz yang lain
disebutkan selalu mengukuhkannya.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: yang mereka
itu tetap mengerjakan salatnya. (Al-Ma'arij: 23), Telah diceritakan kepada kami
bahwa Nabi Danial a.s. menyebutkan sifat umat Muhammad Saw. Maka ia
mengatakan bahwa mereka selalu mengerjakan salat yang seandainya kaum Nuh
mengerjakannya, niscaya mereka tidak ditenggelamkan; dan seandainya kaum 'Ad
mengerjakannya, niscaya mereka tidak tertimpa angin yang membinasakan mereka;
atau kaum Samud, niscaya mereka tidak akan tertimpa pekikan yang mengguntur.
Maka kerjakanlah salat, karena sesungguhnya salat itu merupakan akhlak orang-
orang mukmin yang baik.
*******************
Firman Allah Swt.:
}ِوا ْل َمحْ ُروم ٌّ ينِفيِأ َ ْم َواله ْمِ َح
َّ قِ َم ْعلُو ٌمِلل
َ سائل َ {والَّذ
َ
dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang
(miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau
meminta). (Al-Ma'arij: 24-25)
Yakni orang-orang yang di dalam harta mereka terdapat bagian tertentu bagi orang-
orang yang memerlukan pertolongan. Masalah ini telah diterangkan di dalam tafsir
surat Az-Zariyat.
Firman Allah Swt.:
َ ُصدق
}ونِبيَ ْومِالدين َ {والَّذ
َ ُينِي َ
Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan. (Al-Ma'arij: 26)
Yaitu meyakini adanya hari kiamat, hari penghisaban, dan pembalasan; maka
mereka mengerjakan amalnya sebagaimana orang yang mengharapkan pahala dan
takut akan siksaan. Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan:
}ِ ون َ عذَاب
َ ُِربه ْمِ ُمشْفق َ {والَّذ
َ ِينِ ُه ْمِم ْن َ
dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya. (Al-Ma'arij:27)
7
3. Tafsiran QS. Yasin 77
ٌيم ُمب ن َ َ ُ َ َ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ َ َ َّ َ ُ ْ ْ َ َ َ َ
﴾77﴿ ي ْ ٌ أول ْم ي َر اْلن َسان أنا خلقناه من نطف ٍة فإذا هو خص
yang nyata
Ayat ini turun untuk menjawab kelancangan al-”’ bin w’il yang menantang
proses ia lahir ke dunia dan tumbuh menjadi manusia sempurna, lalu ternyata
dia menjadi musuh yang nyata! mereka berubah menjadi musuh dengan
mengingkari hari kebangkitan. Sungguh, sikap ini tidak sejalan dengan akal
perumpamaan bagi kami dan melupakan asal kejadiannya dari setetes air mani
yang hina. Dia berkata, ‘siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang
yang telah hancur luluh” jika menyadari asal kejadiannya, tentu manusia akan
3 Tafsir Al-Qur'an Surah Yasin Ayat 77 يسLengkap Arti Terjemah Indonesia - DAAR AL ATSAR
INDONESIA/.https://daaralatsarindonesia.com/tafsir-036-077/
8
4. Tafsiran kelemahan manusia dalam diri manusia pada (QS.AL-ahzab 72)
َ( َو أٱل ِج َبا ِلpada langit, bumi dan gunung-gunung) seumpamanya Allah
menciptakan pada masing-masing pemahaman dan dapat berbicara َفَأ َ َب أينَ َ أَن
َ ( َي أحمِ ألنَ َهmaka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
ََاَوأ َ أشف أَقن
dipikullah amanat itu oleh manusia) oleh Nabi Adam, sesudah terlebih dahulu
ditawarkan kepadanya.
َ َ َ( ِإنَّهۥَ َكانSesungguhnya manusia itu amat zalim) terhadap dirinya sendiri,
ظلو ًما
Tafsir Ibnu Katsir: Al-‘Aufi berkata dari Ibnu ‘Abbas: “Yang dimaksud dengan
9
ditawarkan kepada Adam, akan tetapi mereka tidak menyanggupinya. Lalu
Allah berfirman: “Jika engkau berbuat baik, engkau akan diberi balasan, dan
jika engkau berbuat keburukan engkau akan disiksa.َ َ”Lalu Adam as.
‘Ali bin Abi Thalhah berkata dari Ibnu َ‘Abbas ra.: “Amanah adalah kewajiban-
kewajiban yang ditawarkan oleh Allah swt. kepada langit, bumi dan gunung-
mampu menunaikannya.”
ً “( َجهdan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu
َول
Allah.
10
Malik meriwayatkan bahwa Zaid bin Aslam berkata: “Amanah itu tiga: shalat,
Di antara yang berkaitan dengan amanah adalah hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Ahmad, bahwa Hudzaifah ra. berkata: “Rasulullah saw. bercerita kepada
kami dengan dua cerita. Aku sudah mengetaui cerita yang pertama dan aku
sedang menunggu cerita yang kedua. Beliau bercerita kepada kami, bahwa
bekasnya begitu tampak hitam legam seperti bekas terakar, padahal tidak ada
apa-apa َ.-kemudianَbeliauَmengambilَkerikilَdanَdijatuhkanَkeَkakinya–
َIaَpunَmeneruskanَperkataannya:َ“Makaَmanusiaَdalamَhalَ jual-beliَhampir
َ”.Sesungguhnyaَ diَ baniَ Fulanَ adaَ seorangَ laki-lakiَ yangَ amanahَ [jujur]“
11
َSehinggaَ dikatakanَ kepadaَ mereka:َ “Alangkahَ kuatnya,َ alangkahَ indahnya
َdanَ alangkahَ berakalnya,َ padahalَ diَ dalamَ hatinyaَ tidakَ adaَ keimanan
.[amanah]َseberatَdzarrahَpun
َSesungguhnyaَakanَdatangَsuatuَmasa,َdanَakuَtidakَpeduliَapakahَakuَtelah
َberjualَbeliَdenganَkalian.َJikaَiaَseorangَMuslim,َniscayaَkejujurannyaَitu
َkejujurannyaَituَdikembalikanَkepadaَusahanyaَ[usahanyaَyangَmembuatَdia
َ.[berlakuَjujur
َAdapunَ padaَ waktuَ itu,َ akuَ tidakَ berjualَ beliَ denganَ seseorangَ dariَ kalian
َkecualiَsiَFulanَdanَsiَFulanَ[yangَakuَketahuiَkejujurannya].”َDitakhrijَoleh
.al-BukhariَdanَMuslim
َ.Imamَ Ahmadَ berkataَ dariَ ‘Abdullahَ binَ ‘Amrَ ra.َ bahwaَ Rasulullahَ saw
َbersabda:َ“Empatَhal,َjikaَadaَpadaَdirimuَmakaَtidakَberbahayaَbagimuَapa
َyangَhilangَdariَdunia;َmenjagaَamanah,َjujurَdalamَtuturَkata,َbaikَakhlak
َ(ImamَAhmadَdalamَMusnadnya
َAth-ThabraniَmeriwayatkanَdiَdalamَMusnadnya,َdariَ‘Abdullahَbinَ‘Umar
َ,binَal-Khaththabَra,َberceritaَkepadakuَYahnyaَbinَAyyubَal-‘Allafَal-Mishri
َ:bahwaَ‘Abdullahَbinَ‘Umarَra.َberkata,َRasulullahَsaw.َbersabda
َEmpatَ hal,َ jikaَ adaَ padaَ dirimuَ makaَ tidakَ berbahayaَ bagimuَ apaَ yang“
َhilangَ dariَ dunia;َ menjagaَ amanah,َ jujurَ dalamَ tuturَ kata,َ baikَ akhlakَ dan
12
َiffahَ [kemurnian]َ dalamَ kesucian.”َ (diَ dalamَ isnadَ ditambahkanَ Ibnu
َ(HujairahَdanَmenjadikannyaَdiَdalamَMusnadَIbnuَ‘Umar
َTelahَ adaَ pulaَ laranganَ bersumpahَ denganَ amanah.َ Dalamَ halَ iniَ terdapat
َhaditsَmarfu’.َAbuَDawudَmeriwayatkanَdariَIbnuَBuraidah,َbahwaَayahnya
Apakah dia (manusia) itu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang
berkuasa atasnya?
Apakah dia mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang melihatnya?
Yang menjadi obyek sumpah adalah Firman Allah, “Sungguh Kami telah
4 Surat Al-Ahzab Ayat 72 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir | Baca di TafsirWeb/https://tafsirweb.com/7684-surat-al-ahzab-ayat-72.html
13
dunia, di alam barzakh dan pada hari berlakunya kesaksian. Seharusnya
Kemungkinan lain, makna ayat ini adalah Allah menciptakan manusia dalam
bentuk dan wujud yang paling sempurna yang membuatnya mampu berbuat
manusia tetap saja tidak mau bersyukur kepada Allah atas nikmat yang agung
itu. Bahkan ia merasa sombong karena diberi kesehatan serta bersikap angkuh
kondisi itu akan bertahan lama baginya dan dikira kekuasaannya untuk
bertindak tidak akan hilang darinya. Karena itulah Allah berfirman, “Apakah
manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorang pun yang berkuasa
atasnya,” hingga ia pun bertindak melampaui batas dan merasa bangga atas
telah menghabiskan harta yang banyak,” yakni yang amat banyak, sebagian
mereka diatas sebagian yang lain. Allah menyebut membelanjakan harta untuk
keinginan syahwat dan maksiat dengan kata membinasakan, karena orang yang
Allah dan untuk kebajikan. Karena orang tersebut pada hakikatnya melakukan
14
harta yang dibelanjakannya. Allah berfirman seraya memberi ancaman kepada
didasari sifat kesombongan “apakah dia mengira tidak akan ada yang
perbuatannya ini bahwa sanya Allah tidak melihatnya dan menghitungnya baik
kecil maupun besar? Bahkan Allah sungguh telah melihatnya, dan menjaga nya
cara yang paling mudah dan paling ringan. Hal ini karena rahmat dan
urusan wanita, oleh sebab itu Allah meringankan manusia dari apa yang
5 https://news.detik.com/berita/d-5200295/surat-al-balad-arab-latin-dan-terjemahannya
15
ُ ُ َ ۟ ُُ َْ َ َ َ َ ً َ َٰ َ َ ُ َ َ َٰٓ َّ َ ْ َ
ُ
ُۚ اض ِّمنك ْم ُۚ َوَّل تقتل َٰٓوا أنف َسك ْم َٰ َ ْ ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ ۟ َٰٓ ُ ُ َ َ ۟ ُ َ َ َ َّ َ ُّ ََٰٰٓ َ
ٍ ي أيها ٱل َذين ُءامنوا َّل تأ كلوا أم َٰو لكم بينكم بٱلب طل إَّل أن تكون تج رة عن تر
َ َ َّ َّ
ً ان بك ْم َرح
يما إن ٱّٰلل ك
memakan harta orang lain dengan cara yang batil, yaitu mencari harta
dengan cara yang dilarang oleh syariat seperti mencuri, menipu, mengutil,
saling membunuh atau benuh diri, sebab Allah mengasihi mereka. Salah
satu dari rahmat-Nya adalah dengan melindungi darah dan harta mereka dan
6 https://tafsirweb.com/1560-surat-an-nisa-ayat-28.html
7
https://tafsirweb.com/1561-surat-an-nisa-ayat-29.html
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada 9 fakta kelemahan manusia disebutkan dalam Al Quran. Secara kodrati
manusia memiliki kelemahan (QS an-Nisa [4]: 28). Kelemahan manusia
yang disebutkan dalam Al Quran bermacam-macam.
Beberapa di antaranya merupakan tabiat buruk manusia. Berikut
pemaparannya :
1. Manusia itu suka membantah:
Hal ini terungkap dalam Al Quran surat Al-kahfi ayat 54 :
“Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al
Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk
yang paling banyak membantah.”
2. Manusia itu bersifat lemah:
Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat An-Nisa ayat 28 :
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan
bersifat lemah.”
17
5. Mencintai kehidupan dunia:
Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat Al-Qiyamah ayat 20 : “Sekali-kali
janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan
dunia.”
18
Dartar pustaka
https://daaralatsarindonesia.com/tafsir-036-077َ/
https://tafsirweb.com/7684-surat-al-ahzab-ayat-72.html
https://tafsirweb.com/12700-surat-al-balad-ayat-4.html
https://news.detik.com/berita/d-5200295/surat-al-balad-arab-latin-dan-terjemahannya.
https://tafsirweb.com/12700-surat-al-balad-ayat-4.html
: https://tafsirweb.com/1561-surat-an-nisa-ayat-29.html
19