Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN

ISU-ISU PENDIDIKAN ISLAM DI MADRASAH

Dosen Pengampu: Ahmad Subyanto M.pd.

Kelompok : 4

Ahmad muzaki

Sulviana bahanan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI (IAIH) NW PANCOR

T.A 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya serta beribu nikmat yang tak bisa umat manusia hitung,
khususnya nikmat kesehataan dan kesempatan yang telah di berikan kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan Makalah kapita selekta tentang“isu-isu pendidikan dimadrasah”.
Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW..Berkat beliaulah kita dapat mengenyam nikmat Iman, Islam dan Ihsan serta yang telah
mampu membawa kita dari zaman kejahilan atau kebodohan menuju zaman kejayaan dengan
segudang ilmu pengetahuan.
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen matakuliah kapita selekta pendidikan yang
telah memberikan tugas pembuatan makalah ini, semoga dari tugas yang diberikan ini kami
akan semakin paham dan semakin terbiasa dalam mengerjakan tugas yang diembankan dosen
matakuliah lainnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya pribadi pada umumnya dan . saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah
ini..

Pancor, 1 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Isu pendidikan islam dimadrasah


B. Ruang lingkup pendidikan islam
C. Problem pendidikan islam

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses pengajaran yang diberikan guru kepada peserta didik yang
memiliki peranan dalam membentuk peserta didik tidak hanya dari materi tetapi tanggung
jawab, jiwa mandiri, serta akhlakul karimah dengan tujuan agar peserta didik mampu
mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya dan menjadi generasi yang mampu
mengantisipasi masa depan. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 yang berisi tentang sistem
pendidikan nasional dengan tegas menyatakan bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlah mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.Pendidikan Islam merupakan suatu
bimbingan serta pengarahan yang diberikan oleh seorang guru muslim kepada anak didiknya
agar dalam masa pertumbuhan anak didik memiliki fitrah muslim baik jasmani maupun
rohani. Tujuan pendidikan nasional tidak jauh beda dengan pendidikan Islam, karena
pendidikan Islam merupakan suatu sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek
kehidupan yang ditujukan kearah terbentuknya kepribadian muslim, dan Islam
mempedomaninya seluruh aspek kehidupan manusia muslim baik dunia maupun akhirat
untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya yaitu memasukan anak pada pendidikan
misalnya madrasah (Nur Uhbiyat, 1999:13)Peluang dan ancaman pendidikan diera globalisasi
sekarang ini semakin meningkat salah satunya yaitu pendidikan Islam. Dengan adanya
kemajuan-kemajuan bidang teknologi tidak hanya membawa dampak positif tetapi tidak
sedikit membawa dampak negatif bagi masyarakat, salah satu dampak negatifnya yaitu
hilangnya nilai-nilai agama yang diakibatkan oleh masuknya berita yang dapat merubah
tatanan nilai yang kita anut bahkan hilangnya akhlak dengan tontonan film-film, gambar dan
video yang tidak seharusnya ditonton melalui jaringan internet.Madrasah adalah lembaga
pendidikan yang tepat untuk orang tua memasukan anaknya dalam menimba ilmu. Madrasah
memiliki peranan penting terutama madrasah yang ada didalam pondok pesantren karena
madrasah merupakan tempat yang paling strategis bagi pendidikan generasi muda umat
Islam. Meski pendidikan di madrasah masih dibawah standar dari pendidikan disekolah
umum, namun madrasah memberikan pembelajaran pendidikan keagamaan yang kebanyakan
dari mereka memiliki kualitas diatas standar serta memberikan mental keimanan dan
ketakwaan yang akan menjadikan peserta didiknya pemimpin yang adil, jujur dan amanah.
Tidak sedikit pula peserta didik lulusan madrasah memiliki peran dalam gerakan
pembangunan bangsa serta madrasah dikategorikan sebagai sekolah umum yang berhak
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah isu pendidikan islam?
2. Uraikan ruang lingkup pendidikan islam!
3. Bagaimanakah problem pendidikan islam?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui isu pendidikan islam.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan islam.
3. Untuk mengetahui problem pendidikan islam pada madrasah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Isu Pendidikan Islam pada Madrasah


Jika dibandingkan dengan sekolah umum, madrasah memiliki beberapa kelebihan.
Madrasah, terutama yang berada di bawah naungan pondok pesantren memberikan
pendidikan karakter kepada anak didiknya. Pada pendidikan karakter di dalamnya diberikan
mental keagamaan berupa keimanan dan ketakwaan yang kuat terhadap anak didik. Dengan
diterapkannya pendidikan karakter ini, diharapkan anak didik di masa yang akan datang bisa
menjadi sosok yang jujur, adil, amanah dan bertanggung jawab.Namun, pendidikan madrasah
yang ada diluar pondok, memiliki mutu yang masih minim. beberapa alasan diantaranya
kurang kuat, sering berada dibawah standar baik didalam pendidikan agama maupun umum
pada bidang pendidikan. pendidikan agama yang ada di madrasah (yang ada dibawah
naungan pondok pesantren) lebih baik mutunya dari pada pendidikan yang ada di madrasah.
Sedangkan pada bidang pendidikan umum, sekolah umum memiliki mutu pendidikan yang
lebih baik. Isu pendidikan jika dikaitkan dengan isu globalisasi akan menjadi serius. Menurut
Wiguna yang dikutip oleh Ali Mustofa, Marlina dan Supangat (2017 : 34) Kalau banyak
orang mengatakan, bahwa bangsa Indonesia belum siap untuk memasuki era globalisasi.
Maka dikhawatirkan lulusan madrasah tidak siap menghadapi globasasi.

1.Era Globalisasi di Indonesia


Menurut Soetrisno dikutip oleh Ali Mustofa, Marlina dan Supangat (2017:35)
globalisasi adalah proses mendunia akibat kemajuan-kemajuan dibidang ilmu pengetahuan
dan teknologi terutama dibidang telekomunikasi dan transportasi. Berdasarkan pendapat
tersebut penulis menarik kesimpulan bahwa globalisasi merupakan proses masuknya nilai
budaya dari luar ke suatu negara baik dibidang ilmu pengetahuan maupun teknologi. Akibat
dari globalisasi banyak nilai-nilai jati diri bangsa menjadi pudar, mereka tak lagi menganggap
nilai-nilai tersebut benar, dan mereka membandingkan nilai-nilai yang dipelajari. salah satu
contoh sikap negatif dampak globalisasi adalah mayarakat indonesia tidak hanya menjadi
Tenaga Kerja Wanita (TKW) namun, mulai dari gaya hidup mereka mengikuti budaya barat.
2.Ancaman Globalisasi
Dampak negatif dan positif dibawah globalisasi dalam kepentingan bangsa Indonesia.
dampak negatif misalnya dibidang ekonomi memicu konsumerisme atau gaya hidup tidak
hemat dimasyarakat. Dalam bidang sosial budaya adanya pemahaman memahami modernitas
pada remaja hingga berperilaku menyimpang seperti kenakalan remaja akibat media massa.

3.Peran Madrasah dalam Menghadapi Globalisasi


Madrasah memiliki peran penting dalam mendidik generasi muda umat Islam karena
madrasah merupakan tempat para santri mempersiapkan diri untuk terjun ke masyarakat.
Lulusan madrasah yang akan menjadi pemmpin umat yang siap menghadapi tantangan masa
depan yang kompleks dan ikut serta dalam mengembangkan bangsa Indonesia merupakan
salah satu bentuk keberhasilan madrasah. Dan lulusan-lulusan yang menjadi beban
masyarakat merupakan salah satu bentuk kegagalan madrasah dalam menyiapkan anak didik
terhadap tantangan masa depan.Madrasah merupakan tenaga pendidikan yang didalamnya
memberikan pendidikan umum dan pendidikan agama sehingga para lulusannya akan
mendapatkan ilmu yang seimbang antar ilmu masyarakat dan ilmu kerohanian. Korelasinya
antara era globalisasi dengan perdagangan bebas yang penuh dengan persaingan, madrasah
harus mampu mnctak lulusan yang siap bersaing dalam bidang apapun ketika memasuki
dunia kerja. Tidak hanya dalam hal dunia kerja, madrasah juga harus mempersiapkan anak
didik yang akan melanjutkan studinya, karenanya di madrasah memberikan keterampilan
berbahasa asing juga pengenalan budayanya.

B. Ruang Lingkup Pendidikan Islam


1.      Pendidikan Agama Islam

Mendefinisikan pengertian pendidikan ditinjau dari berbagai tokoh tentu


memiliki berbagai perbedaan, tetapi untuk memahami pengertian pendidikakn paling
tidak dibutuhkan dua pengertian, yaitu:

a)       Menurut Ngalim Purwanto yang dikutip oleh Akmal Hawi Pendidikan adalah
pimpinan yang diberikan denga sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam
pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi
masyarakat.
b)    Menurut Hasan Langgulung dikutip oleh Akmal Hawi Pendidikan merupakan proses
pemindahan nilai pada suatu masyarakat kepada setiap individu yang ada di dalamnya
dan proses pemindahan niali-nilai budaya itu melalui pengajaran dan indoktrinasi.

Jadi, Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk
membantu seorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan,
pandangan hidup, sikap hidup.

Menurut Prof. Dr. Jalaluddin yang di kutip oleh Akmal Hawi, pendidikan
Islam yaitu usaha untuk membimbing dan mengembangkan potensi manusia secara
optimal agar dapat menjadi pengabdi Allah yang setia, berdasarkan dan dengan
pertimbangan latar belakang perbedaan individu, tingkat usaha, jenis kelamin, dan
lingkungan masing-masing.

Jadi, pengertian tersebut akan terlihat jelas bahwa Islam menekankan


pendidikan pada tujuan utamanya yaitu pengabdian kepada Allah secara optimal.
Dengan berbekal ketaatan itu, diharapkan manusia itu dapat menempatkan garis
kehidupannya sejalan dengan pedoman yang telah ditentukan sang pencipta.
Kehidupan yang demikian itu akan memberi pengaruh kepada diri manusia, baik
selaku pribadi maupun sebagai makhluk sosial, yaitu berupa dorongan untuk
menciptakan kondisi kehidupan yang aman, damai, sejahtera dan berkualitas di
lingkungannya.

2.    Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum

Di dalam UUSPN No. 2/1989 Pasal 39 ayat (2) ditegaskan bahwa isi
kurikulum setiap jenis, dan jenjang pendidikan wajib memuat, antara lain
pendididkan agama. Dan dalam penjelasannya dinyatakan bahwa pendidikan agama
merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang berangkutan
dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan
kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan
nasional.Dalam konsep Islam, iman merupakan potensi rohani yang harus
diaktualisasikan dalam bentuk amal saleh, sehingga mengahasilkan prestasi rohani
(iman) yang disebut takwa. Amal saleh itu menyangkut keserasian dan keselarasan
hubungan manusia dan Allah dan hubungan manusia dengan dirinya yang membentuk
kesalehan pribadi, hubungan manusia dengan sesamanya yang membentuk kesalehan
terhadap alam sekitar. Kualitas amal saleh ini akan menentukan derajat ketakwaan
(prestasi rohani/iman) seseorang dihadapan Allah Swt. Dalam arti keyakinan
beragama, (sebagai hasil pendidikan agama) diharapkan mampu memperkuat upaya
penguasaan dan pengembagan iptek, dan sebaliknya, pengembagan iptek
berkeyakinan beragama. Sedangkan agamalah yang bisa menuntut manusia untuk
memilih mana yang patut, bisa, benar, dan baik untuk dijalankan dan dikembangkan.
Disinila letak peranan pendidikan agama islam dan sekaligus pendidikan dan
mengantisipikasi perkembangan kemajuan iptek. Dalam arti mampukah guru
pendidikan agama islam menegakan landasan akhlakul karimah yang menjadi tiang
utama ajaran agama islam, tatkala dominasi temuan iptek sudah demikian hebat dan
menguasai segala perbuatan dan pikiran umat manusia.

Antara ilmu pengetahuan dan pendidikan islam tidak dapat dipisahkan karena
perkembangan masyarakat islam, serta tuntutannya dalam membagun manusia
seutuhnya (jasmani dan rohani) sangat ditentukan oleh kualitas ilmu pengetahuan
yang dicerna melalui proses pendidikan. Proses pendidikan tidak hanya menggali dan
mengembangkan sains, tetapi juga dan lebih penting lagi dapat yaitu dapat
menemukan konsep baru ilmu pengetahuan yang utuh, sehingga dapat membagun
masyarakat islam sesuai dengan keinginan dan kebutuhan yang diperlukan.

3.      Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan ialah pembangunan manusia seutuhnya. Manusia


seutuhnya mencakup unsur-unsur jasmani dan rohani. Oleh karna itu, perkembangan
lahiriah dan batiniyah yang selaras, serasi, dan seimbang harus tercapai. Seperti
halnya dasar pendidikannya maka tujuan pendidikan Islam juga identik dengan tujuan
Islam itu sendiri. Hal ini sempat menimbulkan pandangan yang beragam daripada ahli
didik terhadap pendidikan Islam.

Menurut Zakiah Daradjat, tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk


manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. Selama hidupnya dan matinya
pun tetap dalam keadaan muslim. Pendapat ini berdasarkan firman Allah dala Q.S. Ali
Imran ayat 102:
َ‫ق تُقاتِ ِه َوال تَ ُموتُ َّن ِإالَّ َو َأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون‬
َّ ‫يا َأيُّهَا الَّذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar


benarnya takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan musim”.

Tujuan pendidikan Islam memiliki karateristik yang ada kaitannya dengan


sudut pandangan tertentu. Secara garis besarnya tujuan pendidikan Islam dapat dilihat
dari tujuh dimensi utama. Setiap dimensi mengacu kepada tujuan pokok yang khusus.
Atas dasar pandangan yang demikian, maka tujuan pendidikan Islam mencakup
dimensi atau ruang lungkup yang luas.

a.   Dimensi hakikat penciptaan manusia

Berdasarakan dimensi ini tujuan pendidikan Islam diarahakan kepada pencapaian


target yang berkaiatan dengan hakikat penciptaan manusia. Dari sudut pandang ini
maka pendidikan Islam bertujuan untuk membimbing peserta didik secara optimalkan
agar mengabdi kepada Allah swt.

b.  Dimensi tauhid


Mengacu pada dimensi ini, maka tujuan pendidikan Islam di arahkan kepada upaya
pembentukan sikap taqwa. Dengan demikian pendidikan di tujukan kepada upaya
untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar
dapat menjadi hamba Allah yang taqwa.
c.   Dimensi moral
Di dalam dimensi ini manusia dipandang sebagai sosok individu yang mempunyai
potensi fitriah. Maksunya bahwa sejak di lahirkan, pada diri manusia sudah ada
sejumlah potensi bawaan yang diperoleh secara fitrah. Menurut Qurais Shihab yang di
kutip oleh Akmal Hawi, potensi ini mempunyai tiga kecendrungan utama yaitu yang
benar, yang baik dan yang indah.
d.    Dimensi perbedaan individu
Secara umum manusia memiliki sejumlah persamaan. Namun di balik itu sebagai
individu, manusia juga memiliki berbagai perbedaan antara individu yang satu dengan
yang lainnya. Kenyataan ini menunjukan bahwa manusia sebagai individu secara
fitrah memiliki perbedaan. Selain itu perbedaan juga terdapat pada kadar kemampuan
yang dimiliki masing-masing individu.
e.     Dimensi sosial
Manusia adalah mahluk sosial, yaitu makhluk yang memilaki doromgan untuk hidup
berkelompok secara bersamaa-sama. Oleh karena itu dimensi sosial mengacu pada
kepentingan sebagai mahluk sosial, yang didasarkan pada pemahaman bahwa manusia
hidup bermasyarakat.
f.      Dimensi professional
Setiap manusia memiliki kadar kemampuan yang berbeda. Berdasarkan
pengembangan kemampuan yang dimiliki itu, manusia diharapkan dapat menguasai
keterampilan profesional. Maksudnya dengan keterampilan yang dimiliki itu agar
dapat memenuhi keterampilan hidupnya.
g.       Dimensi ruang dan waktu
Tujuan pendidikan Islam juga dapat dirumuskan atas dasar pertimbangan dimensi
ruang dan waktu, yaitu dimana dan kapan.

Secara umum tujuan pendidikan agama Islam bertujuan untuk “meningkatkan


keimanan, penghayatam, dan pengalaman peserta didik tentang agama, Islam sehingga
menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt.Untuk mencapai
tujuan tersebut maka ruang lingkup materi PAI (kurikulum 1994) pada dasarnya mencakup
delapan unsur pokok, yaitu Al-Qur’an Hadis, keimanan, syariah, ibadah, muamalah, akhlak
dan tarikh (sejarah Islam) yang menekankan pada perkrmbangan politik. Pada kurikulum
tahun 1999 di dapat menjadi empat unsur pokok yaitu Al-Qur’an Hadis, Aqidah akhlak, fiqh
atau bimbingan ibadah, serta tarikh atau sejarah Islam yang menekankan pada perkembangan
ajaran agama Islam, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

C. Problem Pendidikan Pada Madrasah

Salah satu pertimbangan masyarakat terhadap pendidikan untuk anaknya dititik


beratkan pada pendidikan agama. karenanya kualitas dan nilai ujian nasional tidak dianggap
begitu penting. dari pernyataan tersebut sudah terlihat beberapa problem yang ada pada
madrasah diantaranya:
1.Problem Kualitas

Menurut Mas’ud et al dikutip oleh Ali Mustofa, Marlina dan Supangat (2017: 41)
Sebagian besar madrasah, jika dilihat dari hasil Niali Ujian Nasional pada umumnya masih
rendahapalagi jika dibandingkan dengan sekolah umum pada umumnya. Membandingkan
hasil nilai Ujian Nasional antara sekolah umum dengan madrasah maka akan jauh berbeda
nilainya, karena pada dasarnya di madrasah anak didik mengikuti 2 jenis ujian, yakni Ujian
Madrasah dan Ujian Nasional. beban muatan mata pelajaran pada sekolah umum dengan
madrasah tidaklah sama. maka jika mutu madrasah hanya dilihat dari hasil Ujian Nasional
maka hasilnya tidak memadai, dan sudah seharusnya dilihat pada prestasi lainnya. Misalnya
prestasi pada bidang agama maupun emosionalnya.

2.Nasib Lembaga Pendidikan Swasta

Adanya tenaga pendidikan swasta tidak selalu didorong karena kurangnya lembaga
pendidikan. Salah satu alasan dibangunnya lembaga pendidikan swasta yakni adanya ketidak
puasan masyarakat terhadap pendidikan negeri. Karena masyarakat mmandang didalam
lembaga pendidikan negeri pendidikan agamanya rendah. Meski pada umumnya madrasah
lahir dalam keadaan serba kekurangan seperti kurangnya tenaga pengajar, sarana dan
prasarana yang kurang memadai. dampaknya pendidikan berjalan seadanya.

3.Problem Pendidikan Islam

Problem pendidikan Islam secara garis besar terbagi menjadi 2, antara lain :

a.Sistem dan Struktur

Pada bidang pembaharuan sistem pendidikan formal, pendidikan Islam merupakan


cabang dari sistem pendidikan nasinal. Menurut Nata dikutip oleh Ali Mustofa, Marlina dan
Supangat (2017: 46) pendidikan di Indonesia yang ada pada saat ini dibagi menjadi
4:Pertama, pendidiksn pondok pesantren yakni pendidikan Islam yang diselenggarakan secara
tradisional yang berlandaskan pada ajaran Al-Qur’an dan Hadits.kedua, pendidikan madrasah
yakni pendidikan Islam yang diselenggarakan dilembaga model barat yang menggunakan
metode pengajaran klasikal dan berusaha menanamkan jiwa Islam ke dalam diri para
siswa.Ketiga, pendidikan umum yang bernafaskan Islam, yakni pendidikan Islam yang
dilakukan melalui pengembangan dilembaga pendidikan yang menyelenggarakan program
pendidikan yang bernafaskan umum namun bernafaskan Islam.Ke empat, pelajaran agama
Islam yang diselenggarakan di lembaga pendidikan umum sebagai mata pelajaran.

b. Dua Jalur

Menurut Mas’ud et al dikutip oleh Ali Mustopa, Marlina dan Supangat (2017:48)
pembaharuan sistem pendidikan formal perlu dilakukan lewat dua jalur kegiatan, yaitu: jalur
kegiatan untuk mengangkat mutu pendidikan disekolah-sekolah dan madrasah-madrasah. dan
jalur kegiatan untuk mendorong sekolah dan madrasah mengansipasi persoalan yang
diperhitungkan akan muncul dimasa depan.Jadi, penulis mengambil kesimpulan bahwa dalam
menempuh pendidikan harus mampu memilih lembaga pendidikan yang tidak hanya
mempelajari ilmu dunia tetapi juga mempelajari ilmu akhirat. Keseimbangan antara ilmu
dunia dan akhirat sangatlah penting untuk mencetak lulusan yang siap terjun ke masyarakat.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Mengenai isu-isu pendidikan Islam di Madrasah dapat disimpulkan yaitu


Keberhasilan sekolah/madrasah dalam menyiapkan anak didik menghadapi tantangan masa
depan yang lebih kompleks akan menghasilkan lulusan yang akan menjadi pemimpin ummat,
pemimpin masyarakat, dan pemimpin bangsa yang ikut menentukan arah perkembangan
bangsa ini.  Adapun ruang lingkup pendidikan islam meliputi Pendidikan Agama Islam
Madrasah dan Pendidikan Agama Islam sekolah umum. Secara umum, tujuan pendidikan
agama Islam bertujuan untuk “meningkatkan keimanan, penghayatam, dan pengalaman
peserta didik tentang agama, Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah swt.

Dan problem pendidikan islam di Madrasah terlihat dalam hal kualitas pendidikan
madrasah.Orang-orang madrasah membangun strategi dalam mencetak lulusan madrasah
harus siap bersaing dalam kehidupan masyarakat di era globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, N. (2010). Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam Tentang Madrasah dan


Tantangan Global.Al-Bidayah: Jurnal Pendidikan Dasar Islam,2(1).

Hasbullah, 1999, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Raja Grafindo Persada: Jakarta.

http://journal.stkipnurulhuda.ac.id/index.php/JPIA/view/1085/468

http://alwidekullea.blogspot.com/2017/11/makalah-isu-isu-pendidikan-islam.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai