Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMBELAJARAN ILMU PENDIDIKAN

“PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DAN


TANGGUNG JAWAB TOKOH-TOKOH AGAMA TERHADAP
PENDIDIKAN”

Dosen Pengampu: M. Ali Sodikin, M. Pd

Disusun Oleh:

1. NURHIDAYAH AL FATAH (210101059)


2. LALA DESTALOKA (210101040)
3. SISKA SULANDARI (210101082)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QUR’AN
AL-ITTIFAQIAH (IAIQI)
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN
ISLAM DAN TANGGUNG JAWAB TOKOH-TOKOH AGAMA TERHADAP
PENDIDIKAN”.
Kami menyadari bawa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam Penyusunan makalah
ini. Semoga Allah SWT senantiasa Meridhoi segala usaha kita, AAMIIN.

Indralaya, 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3 Tujuan ............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lembaga Pendidikan Islam ............................................. 2
2.2 Peran Lembaga Pendidikan Islam ..................................................... 2
2.3 Peran Tokoh Agama .......................................................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 7
3.2 Saran ................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Islam tidak dikenal dikotomi antara agama dan ilmu pengetahuan.
Paradigma Islam tentang ilmu pengetahuan adalah bahwa dunia fisik atau materi
tidak memiliki eksistensi yang berdiri sendiri. Dunia fisik, sebagaimana dunia
yang lain (immateri), memperoleh eksistensinya dari dan terkait dengan Tuhan.
Pandangan ini mengacu kepada keyakinan Islam yang paling utama yaitu tauhid.
Ilmu pengetahuan, dalam pandangan Islam, pada hakikatnya milik Allah dan
manusia hanya mampu menguasainya dengan terbatas. Sebagai hamba yang
berada di alam syahddah (nyata), manusia dapat memiliki pengetahuan
disebabkan kekuatan nalar yang diberikan Allah kepadanya. Dengan demikian,
terdapat hubungan antara pandangan dunia tauhid dengan semangat keilmuan
karena ilmu pengetahuan pada hakikatnya menjadi jembatan untuk mencapai
kebenaran agama, yaitu tauhid.Sebaliknya, dalam paradigma Barat ilmu
pengetahuan adalah kajian tentang dunia materi di mana untuk mencapai
kebenaran dilakukan eksperimen dengan menggunakan logika dan pengalaman
empiris. Ilmu pengetahuan, dalam pandangan ini, adalah ciptaan manusia secara
sadar yang berpangkal dari semangat mencari kebenaran dan objektivitas,
penghormatan kepada bukti empiris dan pikiran kritis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu lembaga pendidikan Islam?


2. Apa saja peran lembaga pendidikan Islam?
3. Apa saja tanggung jawab tokoh-tokoh agama terhadap pendidikan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu lembaga pendidikan Islam.


2. Untuk mengetahui peran-peran lembaga pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui tanggung jawab tokoh-tokoh agama terhadap
pendidikan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lembaga Pendidikan Islam

Lembaga pendidikan Islam adalah lembaga atau tempat berlangsungnya


proses pendidikan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku
individu kearah yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungan sekitar.

2.2 Peran Lembaga Pendidikan Islam

a. Peranan Madrasah dalam Memperkukuh Etika dan Moral Bangsa

Sebagai sub sistem pendidikan nasional, madrasah tidak hanya dituntut


untuk dapat menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang berciri khas
keagamaan, tetapi lebih jauh madrasah dituntut pula memainkan peran lebih
sebagai basis dan benteng tangguh yang akan menjaga dan memperkukuh etika
dan moral bangsa. Melihat hakikat pendidikan madrasah yang mencoba
mengintegrasikan antara agama dan ilmu pengetahuan dan kedudukannya yang
kuat dalam sistem pendidikan nasional, maka sekurang-kurangnya madrasah telah
memainkan peran sebagai berikut.

1). Media Sosialisasi Nilai-nilai Ajaran Agama


Sebagai lembaga pendidikan yang berciri khas keagamaan, melalui sifat dan
bentuk pendidikan yang dimilikinya, madrasah mempunyai peluang lebih besar
untuk berfungsi sebagai media sosialisasi nilai-nilai ajaran agama kepada anak
didik secara lebih efektif karena diberikan secara dini. Sifat keagamaan yang
melekat pada kelembagaannya menjadikan madrasah mempunyai mandat yang
kuat untuk melakukan peran tersebut. Sedangkan sebagai sistem persekolahan,
madrasah dimungkinkan melakukan sosialisasi agama secara masif. Masalahnya
sekarang adalah sejauh mana kita dapat menciptakan madrasah yang mempunyai
pendidikan agama yang berkualitas. Pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang
digariskan telah berupaya melakukan berbagai pembenahan kondisi pendidikan
madrasah, yang bersifat fisik maupun non fisik (kependidikan), khususnya
melalui program peningkatan mutu madrasah, baik yang dibiayai dari dana rutin
maupun dana bantuan luar negeri.

2). Pemelihara Tradisi Keagamaan (maintenance of Islamictradition)


Sebagai institusi pendidikan yang berciri keagamaan, salah satu peran
penting yang diemban oleh madrasah adalah memelihara tradisi-tradisi
2
keagamaan. Pemeliharaan tradisi keagamaan ini dilakukan di samping secara
formal melalui pengajaran ilmu-ilmu agama seperti Al-Qur'an, hadits, aqidah,
akhlak, fiqh, bahasa Arab dan sejarah kebudayaan Islam; juga dilakukan secara
informal melalui pembiasaan untuk mengerjakan dan mengamalkan syariat agama
sejak dini. Misalnya, anak-anak sejak kecil dibiasakan untuk mengerjakan shalat
dan puasa pada bulan Ramadhan; mengunjungi teman yang sakit atau kena
musibah; mengucapkan salam bila bertemu kawan, dan sebagainya. Pemeliharaan
tradisi keagamaan ini sedang mendapatkan tantangan dari perkembangan
kehidupan yang semakin bersifat materialistik dan individualistik sebagai dampak
dari pembangunan nasional, khususnya pembangunan ekonomi.

3). Membentuk Akhlak dan Kepribadian


Peran kultural madrasah dan pondok pesantren telah diakui oleh banyak
pihak bahkan sampai sekarang. Sistem pendidikan pondok pesantren masih
dianggap satu-satunya lembaga yang dapat mencetak calon ulama (reproduction
of ulama). Banyak ulama dan pemimpin nasional yang menjadi panutan
masyarakat dan bangsa lahir dari sistem pendidikan Islam ini. Hal ini bisa terjadi
karena sistem pendidikannya di samping menekankan penguasaan pengetahuan
yang luas juga sangat memperhatikan pendidikan etika dan moral yang tinggi.
Tujuan pendidikan madrasah atau pesantren tidak semata-mata untuk
memperkaya pikiran murid dengan pengetahuan-pengetahuan, tetapi untuk
meninggikan moral, melatih dan mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai
spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan sikap dan tingkah laku jujur dan
bermoral, dan menyiapkan para murid untuk hidup sederhana dan bersih hati.

4). Benteng Moralitas Bangsa


Pesatnya kemajuan pembangunan nasional selama tiga dekade ini telah
membawa pengaruh positif bagi kemajuan dan peningkatan kualitas kehidupan
masyarakat Indonesia, terutama tingkat kesejahteraan yang bersifat materi.
Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia telah meningkat pesat dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Pada gilirannya kemajuan ini telah ikut
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Sekarang ini masyarakat relatif
cukup mudah untuk memperoleh pangan dan sandang. Namun, di sisi lain
kemajuan ekonomi ini pada gilirannya juga telah melahirkan masalah-masalah
baru, seperti kesenjangan sosial yang semakin tinggi antara yang kaya dan miskin,
meningkatnya tindak kriminalitas, seperti pembunuhan dan perampokan sadis,
meningkatnya jumlah kenakalan remaja, berkembangnya pergaulan bebas dan
praktik prostitusi, merosotnya kepedulian sosial masyarakat. Kondisi ini
menyebabkan masyarakat mulai melirik kembali kepada lembaga pendidikan
Islam seperti madrasah atau pondok pesantren. Sepuluh tahun terakhir ini muncul
kecenderungan sebagian keluarga kelas menengah di Indonesia untuk
3
menyekolahkan anaknya ke lembaga pendidikan madrasah dan pondok pesantren.
Kecenderungan ini memberi bukti madrasah dan pesantren diyakini dapat menjadi
benteng yang ampuh untuk menjaga kemerosotan moralitas masyarakat.

b. Dilihat dari Peran dan Kontribusi Lembaga Pendidikan Islam dalam


Berbagai Aspek

1. Aspek pendidikan (pedagogis)


Sebagai lembaga yang bergerak dalam dunia pendidikan, lembaga
pendidikan Islam berperan penting dalam peningkatan SDM yang berkualitas dan
melahirkankader-kader pemimpin bangsa yang memiliki wawasan keislaman dan
nasionalisme yang tinggi. Semisal Nurcholis Madjid (alm), Abdurrahman Wahid,
Amin Rais, Hidayat Nurwahid, Hamzah Haz, Jusuf Kalla, Alwi Shihab,
Nurmahmudi Ismail, Yusril Ihza Mahendra, Muhaimin Iskandar, Efendi Choeri,
Anas Urbaningrumdll adalah fenomena politisi yang lahir dari lembaga
pendidikan Islam di Indonesia.

2. Aspek Moral-Spiritual
Pendidikan Islam bertujuan membina peserta didik menjadi hamba yang
suka beribadah kepada Allah. Lembaga pendidikan Islam berupaya memberikan
penguatan dan dasar pemahaman keagamaan secara baik. Mengajarkan nilai-nilai
kejujuran, kerendahan hati, kesederhanaan dan nilai-nilai keluhuran kemanusiaan.
Nilai keluhuran itulah yang mengantarkan peserta didik mendapat penilaian yang
baik di sisi masyarakat dan di mata Tuhan-nya.

3. Aspek sosio-kultural
Tidak dapat dipungkiri lembaga pendidikanmemberikan pengaruh yang
signifikan terhadap corak dan karakter masyarakat. Merespons persoalan-
persoalan masyarakat seperti memelihara tali persaudaraan, menciptakan
kehidupan yang sehat dan sebagainya. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan
oleh KH. Abdurrahman Wahid (2002) ketika melihat pesantren (notabene
lembaga pendidikan Islam) sebagai “lembaga kultural” yang menggunakan
simbol-simbol budaya Jawa; sebagai “agen pembaharuan” yang memperkenalkan
gagasan pembangunan pedesaan (rural development); sebagai pusat kegiatan
belajar masyarakat (centre of community learning).

c. Peran lembaga pendidikan Islam dalam pendidikan nasional

Agar tetap berperan strategis dalam pendidikan nasional, ada beberapa hal
yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan oleh lembaga pendidikan Islam
sebagai berikut :
4
1. Lembaga Pendidikan Islam harus mampu mempertahankan dan
meningkatkan ciri atau karakter keislaman di dalamnya. Nuansa dan nilai-nilai
islami yang terpraktekkan dalam kehidupan sehari-hari para siswanya adalah hal
yang diutamakan daripada hanya sekadar pengetahuan keislaman sebatas teoretis
belaka.
2. Lembaga Pendidikan Islam harus mampu mempertahankan dan
meningkatkan ciri unggulan yang melekat pada dirinya atau ‘imej tampil beda’,
apabila dibandingkan dengan lembaga pendidikan umum misalnya dalam hal
keilmuan (bimbingan plus IPTEK, laboratorium alam, bimbingan intensif bekerja
sama dengan bimbel terkemuka), dalam hal keterampilan (komputer, beladiri, seni
islami, teknologi tepat guna, usaha kecil, kepanduan, dan lain-lain), atau dalam
hal interaksi sosial.
3. Lembaga pendidikan Islam harus mampu meningkatkan kemampuan
dalam pola manajemen dan muatan kurikulum, siswa baru yang diseleksi ketat,
staf pengajar dan karyawan yang berkualitas, kendali kualitas (quality control)
terhadap lulusan, serta sarana dan prasarana yang lengkap.
4. Lembaga pendidikan Islam harus gencar untuk ‘unjuk gigi’ pada setiap
kesempatan yang ada agar semakin dikenal dan dipercaya oleh orang tua dalam
menitipkan masa depan anak-anaknya. Peluang-peluang besar bagi lembaga
pendidikan Islam untuk menjadi lembaga pendidikan teratas di Indonesia adalah
keniscayaan, setidaknya peluang itu dapat dilihat dari jumlah penduduk negeri ini
yang menganut agama Islam.

2.3. Peran Tokoh Agama

Tokoh agama merupakan figur yang dapat diteladani dan dapat


membimbing dengan apa yang diperbuat pasti akan diikuti oleh umatnya dengan
taat. Kemunculan tokoh agama yang sering disebut Ulama. Masyarakat kemudian
meyakini dan mempercayai tokoh agama itu sendiri. Keyakinan masyarakat
bermacam- macam bentuknya. Ada yang sekedar sekedar memiliki keyakinan
bahwa tokoh agama tersebut hanya sebagai orang yang menjadi tempat bertanya
dan berdiskusi tentang agama, hingga seseorang yang meyakini tokoh agama
sebagai seseorang yang penting atau ikut andil dalam pengambilan keputusan
dalam hidupnya.
Tokoh agama sebagai orang yang dianggap lebih kompeten dalam masalah
agama diharapkan dapat merubah pola pikir masyarakat modern yang telah lupa
pada kodrat awalnya sebagai makhluk yang beragama menjadi lebih tahu
mengenai agama yang sebenarnya dan menggunakan kemajuan teknologi pada
zaman modern ini sesuai dengan kapasitas yang memang benar- benar
dibutuhkan. Tokoh agama memiliki peran strategis sebagai agen perubahan sosial
atau pembangunan.
5
Peran yang dimaksudkan disini adalah ikut berpartisipasi untuk
melaksanakan hak dan kewajiban, berarti telah menjalankan suatu peran. Peran
menentukan apa yang diperbuat oleh tokoh agama. Peran yang dimiliki oleh tokoh
agama yang dimaksud disini adalah mencakup tiga hal antara lain:
a. Peraturan yang membimbing seseorang dalam masyarakat.
b. Peran adalah sesuatu yang dilakukan tokoh agama dalam masyarakat.
c. Peran juga merupakan perilaku seseorang yang penting bagi struktur
sosial masyarakat.
Secara sosiologis, tugas-tugas pokok seorang tokoh agama adalah sebagai
berikut:
a. Memberikan suatu kerangka pokok yang jelas yang dapat
dijadikanpegangan bagi pengikut-pengikutnya. Dengan adanya kerangka
pokok tersebut, maka dapat disusun suatu skala prioritas mengenai
keputusan- keputusan yang perlu diambil untuk menanggulangi masalah-
masalahyang dihadapi (yang sifatnya potensial atau nyata). Apabila
timbul pertentangan, kerangka pokok tersebut dapat digunakan sebagai
pedoman untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi.
b. Mengawasi, mengendalikan, serta menyalurkan perilaku warga
masyarakat yang dipimpinnya.
c. Bertindak sebagai wakil kelompok kepada dunia di luar kelompok yang
dipimpinnya.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dapat kita simpulkan bahwa lembaga pendidikan Islam adalah lembaga atau
tempat berlangsungnya proses pendidikan yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengubah tingkah laku individu ke arah yang lebih baik melalui interaksi dengan
lingkungan sekitar. Adapun peran lembaga pendidikan Islam yaitu Peranan
Madrasah dalam Memperkukuh Etika dan Moral Bangsa salah satunya adalah
Media Sosialisasi Nilai-nilai Ajaran Agama Sebagai lembaga pendidikan yang
berciri khas keagamaan, melalui sifat dan bentuk pendidikan yang dimilikinya,
madrasah mempunyai peluang lebih besar untuk berfungsi sebagai media
sosialisasi nilai-nilai ajaran agama kepada anak didik secara lebih efektif karena
diberikan secara dini. Selanjutnya Peran lembaga pendidikan Islam dalam
pendidikan nasional, agar tetap berperan strategis dalam pendidikan nasional, ada
beberapa hal yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan oleh lembaga pendidikan
Islam sebagai berikut salah satunya Lembaga Pendidikan Islam harus mampu
mempertahankan dan meningkatkan ciri atau karakter keislaman di dalamnya.
Nuansa dan nilai-nilai islami yang terpraktekkan dalam kehidupan sehari-hari para
siswanya adalah hal yang diutamakan daripada hanya sekadar pengetahuan
keislaman sebatas teoretis belaka.

3.2 Saran

Kami sebagai penulis makalah ini menyatakan siapapun yang membaca


makalah ini dapat memahami pengertian dan memahami. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan menciptakan pemilihihan kepemimpinan yang baik, dan
semoga makalah ini memberikan dorongan, semangat, bahkan pemikiran para
pembaca, dengan makalah ini menjadi pedoman kaidah yang baik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Bakar, Osman (1992), Classification of Knoiukdge in Islam, Kuala Lumpur,


InstituteforPolicyResearch.
Departemen Agama Rl(1975), Agama dan Pembangunan di Indonesia.
Santoso, Slamet Imam (1987), Pendidikan di Indonesia dari Masa ke
Masa, Jakarta, CV. Masagung.

Anda mungkin juga menyukai