Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ORIENTASI MATERI PAI

“ORIENTASI KELEMBAGAAN PENDIDIKAN ISLAM NON FORMAL”

Disusun oleh:

MUH. ILHAM JAYA (18.1100.006)


MUHAMMAD ANNO (18.1100.082)

____________________________________
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
IAIN PAREPARE
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa karena
atas berkat dan karuniaNya yang telah di limpahkan kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini, yang Alhamdulillah dapat terselesaikan dengan
baik In syaa Allah.

Makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat
kekurangan dalam penyelesaiannya, untuk itu saran dan masukan dari para
pembaca sangatlah dibutuhkan .

Kami mengucapkan banyak terima kasih, kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Kritik dan saran dari dosen pembimbing akan isi maupun bahasanya serta
tambahan isinya sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata kami mengucapkan banyak terima kasih.

Parepare, November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 Pengertian Kelembagaan Pendidikan Islam Non Formal..........................2
2.2 Fungsi Kelembagaan Pendidikan Islam Non Formal................................3
2.3 Kondisi Kelembagaan Pendidikan Islam Non Formal di Indonesia.........4
BAB III PENUTUP.................................................................................................6
3.1 Kesimpulan................................................................................................6
3.2 Saran..........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu sebab dari sekian banyaknya permasalahan dalam pendidikan


sudah terasa meresahkan para pendidik maupun orang tua. Khususnya pendidik
yang sudah di titipkan oleh orang tua bahkan seluruh lapisan masyarakat yang
dituntut untuk dapat melahirkan manusia-manusia yang tidak hanya mengusai
teknologi tetapi juga menjadikan manusia yang beriman dan berakhlak baik. Iman
dan taqwa dijadikan dasar pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
budaya. Proses pendidikanpun di arahkan pada nilai-nilai ajaran Islam serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan agama Islam sendiri tak
lepas dari yang namanya kelembagaan. Pendidikan Islam formal maupun
pendidikan islam non formal masing-masing memiliki sistem kelembagaan yang
berbeda.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian kelembagaan pendidikan Islam non formal?


1.2.2 Apa saja fungsi kelembagaan pendidikan Islam non formal?
1.2.3 Bagaimana kondisi kelembagaan pendidikan Islam non formal di
Indonesia?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mendeskripsikan pengertian kelembagaan pendidikan Islam non


formal.
1.3.2 Untuk menjabarkan fungsi-fungsi kelembagaan pendidikan Islam non
formal.
1.3.3 Untuk menganalisis kondisi kelembagaan pendidikan Islam non formal di
Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kelembagaan Pendidikan Islam Non Formal

Lembaga adalah organisasi atau kelompok manusia yang karena satu dan
lain hal memikul tanggung jawab pendidikan kepada si terdidik sesuai dengan
lembaga itu sendiri.1 Kelembagaan merupakan suatu hubungan dan tatanan antara
anggota masyarakat atau organisasi yang melekat, diwadahi dalam suatu jaringan
atau organisasi, yang dapat menentukan suatu hubungan antara manusia atau
organisasi dengan ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan pengikat seperti
norma, kode etik atau aturan formal dan non formal untuk bekerja sama mencapai
tujuan yang diinginkan. Kelembagaan berarti seperangkat peraturan yang
mengatur tingkah laku masyarakat untuk mendapatkan tujuan hidup mereka.2

Lembaga pendidikan Islam merupakan hasil pemikiran setempat yang


dicetuskan oleh kebutuhan-kebutuhan masyarakat Islam dan perkembangannya
digerakkan oleh jiwa Islam dan berpedoman pada ajaran Islam.3

Kelembagaan Pendidikan Islam Non Formal dapat diartikan sebagai


seperangkat aturan, norma, ataupun kode etik dalam menjalankan pendidikan
Islam non formal. Pendidikan Islam non formal sendiri bertujuan untuk
mengganti, menambah, dan melengkapi pendidikan Islam formal.

Pendidikan non formal dalam Islam telah menampakkan bentuk yang


dilaksanakan dalam masyarakat. Pendidikan non formal dalam pendidikan Islam
harus terus dikembangkan dan ditingkatkan pembinaan dan penyelenggaraanya,
sehingga dapat membentuk karakter masyarakat Islam yang di ridhoi Allah SWT.
Pendidikan non formal dalam pendidikan Islam akan memberikan kontribusi yang
sangat berarti, karena menyiapkan peserta didik untuk menguasai ilmu keislamam

1
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 149.
2
Rukin, Pembangunan Perekonomian Masyarakat Desa Mandiri (Cet. I; Sidoarjo:
Zifatama Jawara, 2019), h. 136.
3
Asma Hasan Fahmi, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam (Cet. I; Jakarta: Bulan
Bintang, 1979), h. 29.

2
dan memiliki tingkat pengalaman yang baik dan sempurna dalam kehidupan
sehari-hari. Keinginan masyarakat Islam dalam mengembangkan dan
melaksanakan pendidikan keagamaan Islam dapat dilihat banyaknya lembaga
pendidikan Islam yang tumbuh, karena terinspirasi dari al-Quran dan Hadis Nabi
Muhammad SAW., untuk selalu meningkatkan keimanan dan ilmu pengetahuan.

Pendidikan Islam atau pendidikan Islam non formal sangat mudah


dilaksanakan. Misalnya dalam bentuk lembaga kursus, kursus membaca dan
menafsirkan Al-Qur’an, bisa dalam bentuk pelatihan (pesantren kilat, kelompok
belajar) dan pusat kegiatan belajar masyarakat. Meskipun sistem pembelajarannya
di luar sekolah, pendidikan Islam non formal bukan berarti tidak mengarah pada
Tujuan Pendidikan Nasional dan Standar Nasional Pendidikan (SNP), akan tetapi
tetap mengarah terhadap tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional.4

2.2 Fungsi Kelembagaan Pendidikan Islam Non Formal

Adapun fungsi-fungsi dari kelembagaan pendidikan Islam non formal


adalah sebagai berikut:

2.2.1 Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta


didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan
keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga.
Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri
anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan
ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
2.2.2 Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.

4
Wiwi Sawiyah Pebriyanti, Skripsi Pengembangan Pendidikan Islam Nonformal Studi
atas Peran Pemuda di Desa Mekarsari (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2015), h. 20.

3
2.2.3 Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah
lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
2.2.4 Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman dan pengamalan ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
2.2.5 Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
2.2.6 Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam
nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.
2.2.7 Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi
orang lain.5

2.3 Kondisi Kelembagaan Pendidikan Islam Non Formal di Indonesia


Kelembagaan pendidikan Islam non formal di Indonesia memang
telah mengalami kemajuan dari segi kuantitas. Akan tetapi, tak menutup
kemungkinan masih banyak lembaga-lembaga pendidikan Islam non
formal yang bisa dikatakan rendah dari segi kualitas atau mutu pendidikan,
mutu pendidikan dapat dilihat dari kualitas keluarannya (output). Jika
tujuan pendidikan nasional yang dijadikan sebagai kriteria, maka
pertanyaannya kemudian adalah: apakah keluaran dari sistem pendidikan
yakni menjadikan pribadi yang bertakwa, mandiri, anggota masyarakat
yang sosial yang bertanggung jawab itu sudah terealisasi dengan baik atau
justru sebaliknya.. Meskipun disadari bahwa hakikatnya produk dengan
ciri-ciri seperti itu tidak semata-mata hasil dari sistem pendidikan itu
sendiri. Hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses
belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit

5
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Cet. II;
Bandung: ROSDA, 2005), h. 169-170.

4
diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu.. Berarti pokok
permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemprosesan
pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemprosesan pendidikan ditunjang
oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga
kependidikan, silabus, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar.
Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan
mutu, didalam Tap MPR RI tentang GBHN dinyatakan bahwa titik berat
pembanguan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang
dan jenis pendidikan (termasuk pendidikan Islam non formal), dan dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu untuk
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan
dan ditingkatkan pengajaran ilmu pengetahuan alam dan matematika.
Adapun solusi untuk mengatasi masalah mutu ini adalah sebagai
berikut:
2.3.1 Diperlukan seleksi yang ketat dalam memilih seorang pendidik
2.3.2 Mengadakan pelatihan terhadap guru-guru pendidikan Islam non formal
2.3.3 Menyempurnakan sarana dan fasilitas yang dimiliki
2.3.4 Meningkatkan administrasi manajemen khususnya dalam bidang
keuangan.6

6
Abraham, Problematika Pendidikan Islam di Indonesia, diakses dari
https://abraham4544.wordpress.com/umum/problematika-pendidikan-di-indonesia/, pada
tanggal 22 November 2019 pukul 9.15 WITA.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kelembagaan pendidikan Islam non formal adalah seperangkat aturan,


norma, ataupun kode etik dalam menjalankan pendidikan Islam non formal.
Pendidikan Islam non formal bertujuan untuk mengganti, menambah, dan
melengkapi pendidikan Islam formal.

3.2 Saran

Penulis adalah seorang manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, Kami
sadar masih banyak kekurangan di dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan senang hati menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman agar
pada penulisan berikutnya bisa jauh lebih baik lagi.

6
7
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Asma Hasan. 1979. Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam. Cet. 1;
Jakarta: Bulan Bintang.

Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi. Cet. 2; Bandung: ROSDA.

Pebriyanti, Wiwi Sawiyah. 2015. Skripsi Pengembangan Pendidikan Islam


Nonformal Studi atas Peran Pemuda di Desa Mekarsari. Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah.

Rukin. 2019. Pembangunan Perekonomian Masyarakat Desa Mandiri. Cet. 1;


Sidoarjo: Zifatama Jawara.

Umar, Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Cet. 1; Jakarta: Bumi Aksara.

Abraham, Problematika Pendidikan Islam di Indonesia, diakses dari


https://abraham4544.wordpress.com/umum/problematika-pendidikan-di-
indonesia. 22 November 2019.

Anda mungkin juga menyukai