Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“PERMASALAHAN PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH”


Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran
Dosen Pengampu : Nur Hikmah, M. Pd

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

MISBAHUM MUBARAK (2022010101284)


INDAH YUNIARTI . M (2022010101299)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjat kan kehadirat Allah subhanawataala yang telah
memberikan kita rahmat dan kesehatan solat serta salam tak lupa kita haturkan
pada baginda Rasulullah saw yg telah membawa kita dari alam kegelapan hingga
alam yg trang bebderang sperti yg kita rasakan saat ini,dengan berkat pertolonga
Allah Swt akhir nya kami dapat menyelesaikan makalah inu dengan mudah
meskipun ada beberapa kesulitan yg kmi jumpai.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Apa
Saja Permasalahan Pembelajaran PAI Di Sekolah” Yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber,makalah ini menjelaskan tentang "
Permasalahan Pembelajaran PAI Di Sekolah” dan implementasinya dalam
pembelajaran". Kami juga mengucap kan terimakasih banyak kepada dosen yang
telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini dengan rasa
semangat dan tekat yg kuat.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca, walaupun makalah ini memiliki sedikit kelebihan dan sedikit
kekurangan kami mohon untuk saran dan kritiknya terimakasih.

Kendari, 15 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
2.1 Fungsi Pendidikan Agama Islam....................................................... 3
2.2 Faktor-Faktor permasalahan Pada Pembelajaran PAI ...................... 4
2.3 Upaya Pemecahan Persoalan Dalam Pembelajaran PAI................... 7

BAB III PENUTUP......................................................................................... 11


1.1 Kesimpulan....................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan Agama Islam atau PAI pada dasarnya merupakan upaya
normatif untuk membantu seseorang atau sekelompok peserta didik dalam
mengembangkan pandangan hidup Islam (bagaimana akan menjalani dan
memanfaatkan hidup serta kehidupan sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai
Islami), sikap hidup Islami, yang dimanifestasikan dalam keterampilan hidup
sehari-hari. Masyarakat Indonesia sekarang ini telah dilanda sebuah hegemoni
dan pengaruh imperialisme dari negara lain yang terjadi pada aspek sosial,
budaya, ekonomi, intelektual bahkan dalam aspek sains dan teknologi. Hal
tersebut menjadi penyebab tumbuhnya nilai baru dalam sebuah kepribadian
bangsa Indonesia dan pendidikan agama. Banyak manusia ataupun masyarakat
yang berpandangan bahwa kesenangan hidup ataupun tujuan hidup dapat
tercapai dan dapat dinikmati dengan banyaknya materi dan tingginya jabatan.
Pandangan hidup seperti itu merupakan perilaku dan pola pikir yang salah,
karena tolok ukur kebahagian yang hanya didasarkan pada kesenangan di
dunia saja, tanpa memikirkan kehidupan yang lebih kekal dan abadi yaitu
kehidupan akhirat.
Pandangan hidup yang salah tersebut telah merasuki pada diri setiap
manusia, baik orang tua maupun pada diri anak, anak terdidik dengan pola
pikir yang salah, bahkan pandangan yang salah tersebut ditunjang dengan
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma Pengembangan,
Manajemen, Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran, (Jakarta:
Rajawali Pres, 2009), hlm. 262. Perkembangan teknologi yang dapat diakses
dari kamar rumah sendiri. Oleh sebab itu, anak harus dibekali dengan
pendidikan agama yang kokoh, yang sesuai dengan syariat agama Islam.
Dampak era globalisasi yang timbul dan yang bersifat negatif dapat anak
saring dengan suatu kesadaran yang tinggi atas pendidikan yang mereka
peroleh baik dari bangku sekolah maupun luar sekolah. Pendidikan anak yang
didasarkan pada pendidikan agama Islam dan tujuan agama Islam merupakan
cara yang baik agar mereka berakhlak mulia.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa tujuan dan fungsi Pendidikan Agama Islam (PAI)?
1.2.2 Apa faktor-faktor permasalahan dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI)?
1.2.3 Bagaimana cara mengatasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI)?
1.3 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui tujuan dan fungsi Pendidikan Agama Islam (PAI)
1.3.2 Untuk mengetahui faktor-faktor permasalahan dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI)
1.3.3 Untuk mengetahui cara mengatasi dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI)

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Pendidikan Agama Islam (PAI)


Pendidikan agama Islam pada sekolah atau madrasah juga bertujuan
buat menumbuhkan dan menaikkan keimanan melalui anugerah serta
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalam serta pengalaman siswa
perihal agama Islam sehingga sebagai manusia muslim yang terus berkembang
pada hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan buat bisa melanjutkan di
jenjang pendidikan yg lebih tinggi. Pendidikan agama Islam jua memiliki
tujuan pembentukan kepribadian muslim, yaitu suatu kepribadian yang
seluruh aspeknya dijiwai sang ajaran Islam.
Ahmad Marimba pada bukunya “Pengantar Filsafat Pendidikan Islam”
mengungkapkan bahwa setiap perjuangan mengalami akhir. ada usaha yang
terhenti sebab gagal sebelum mecapai tujuan, namun perjuangan tersebut
belum bisa disebuut berakhir. sebab pada umumnya suatu usaha baru berakhir
setelah tujuan akhir tercapai. menggunakan demikian fungsi tujuan yg pertama
mengakhiri usaha. Fungsi ke 2, asal tujuan merupakan mengarahkan usaha.
Tanpa adanya antisipasi atau pandangan kea rah tujuan, maka penyelewengan
akan banyak terjadi, serta kegagalan-kegagalan akan selalu diambang pintu.
Fungsi ketiga, berasal tujuan sebagai titik tolak buat mencapai tujuan-tujuan
lain. Baik tujuan baru maupun tujuan lanjutan dari tujuan pertama. oleh sebab
itu, bisa dikatakan, bahwa dari satu segi tujuan mampu membatasi ruang
motilitas perjuangan, ada interim berasal segi lain tujuan bisa mensugesti
dinamika perjuangan. Fungsi keempat, memberi nilai (sifat) di perjuangan-
usaha tadi. ada usaha-perjuangan yg bertujuan lebih luhur berasal di usaha-
perjuangan lainnya. ada usaha yg bertujuan lebih besar dari yang lain, pada
samping terdapat jua perjuangan yg bertujuan lebih dari itu menggunakan
demikian tujuan pendidikan Islam haruslah diarahkan pada pencapaian tujuan
akhir tadi, yaitu membentuk manusia yang senantiasa berhamba pada Allah,
dalam seluruh aspek kehidupannya.

3
2.2 Faktor-faktor permasalahan pada Pembelajaran Pendidikan
kepercayaan Islam
Ada beberapa faktor permasalahan pada pembelajaran Pendidikan
agama Islam, diantaranya adalah berasal faktor internal, faktor eksternal serta
faktor institusional.
2.2.1 Faktor internal
a) Murid
Menjadi siswa merupakan pihak yang hendak disiapkan
buat mencapai tujuan, pada arti yg dibimbing, diajari dan atau
dilatih pada peningkatan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan
pengamalan terhadap ajaran agama Islam. Diantara komponen
terpenting dalam perspektif pendidikan Islam, pesrta didik artinya
subyek dan obyek. sang sebab itu kegiatan kependidikan tidak
akan terlaksanakan tanpa keterlibatan peserta didik didalamnya.
dalam kerangka berpikir pendidikan Islam, siswa merupakan orang
yg belum dewasa serta memiliki sejumlah potensi (kemampuan)
dasar yang masih perlu dikembangkan. Adapun duduk perkara yg
ada di murid adalah segala yang menyebabkan adanya kelambanan
pada belajar.
b) Pendidik/guru
Pendidik (pengajar) ialah pewaris Nabi yang memiliki
peranan krusial pada merubah dinamika kehidupan primitive
menuju kehidupan madani. Pendidikan dalam Islam pula dikatakan
menjadi siapa saja yang bertanggungjawab terhadap perkembangan
murid.
Pendidik dalam proses belajar mengajar wajib menguasai
dan menerapkan prinsip-prinsip didaktikan dan metodik supaya
usahanya dapat dipertanggungjawabkan. Pengertian didaktikan
ialah ilmu mengajar yg menyampaikan prinsip-prinsip perihal cara-
cara memberikan bahan pelajaran sebagai akibatnya dikuasai serta
dimiliki siswa

4
2.2.2 Faktor institusional
a) Kurikulum
Kurikulum artinya satu komponen yang sangat memilih pada
suatu sistem pendidikan. sebab kurikulum artinya alat buat mencapai
tujuan pendidikan sekaligus sebagai panduan dalam pelaksanaan
pengajaran pada seluruh jenis dan tingkat pendidikan.
Menurut Rosdianah terdapat beberapa kelemahan pada
pemahaman kurikulum pendidikan agama Islam maupun
pelaksanaannya, yaitu:
 Terlalu padatnya acara yang mengakibatkan tidak terlaksananya
tujuan dari program yg direncanakan.
 Kurangnya jam pelajaran yang digunakan buat menyelesaikan
materi pendidikan kepercayaan Islam
 Kurikulum yang tidak terorganisir secara baik, sebagai akibatnya
seringkali terjadi pengulangan pokok bahasan (materi)
b) Manajemen
Manajemen pendidikan Islam mengandung arti sebagai suatu
proses kolaborasi yang sistematik, dan komprehensif dalam rangka
mewujudkan tujuan pendidikan. asal rangka inilah tumbuh
pencerahan buat melakukan upaya pemugaran dan peningkatan
kualitas manajemen pendidikan, baik yang dilakukan perintah
maupun lembaga pendidikan.
Manajemen pendidikan kepercayaan Islam ialah tanggung
jawab departemen agama, sebagai akibatnya hal ini memiliki akibat di
pendanaan pendidikan. adalah aturan belanja Negara bidang
pendidikan hanya dialokasikan pada lembaga pendidikan awam yang
berada pada bawah departemen pendidikan nasional, sedangkan
pendidikan Islam tidak diambil dari anggaran negara bidang
pendidikan, tetapi berasal anggaran bidang kepercayaan, sehingga
anggaran pembiayaan pemerintah buat pendidikan Islam jauh lebih
kecil disbanding buat pendidikan umum. Inilah realitas yang dihadapi,
sehingga mengakibatkan pendidikan Islam secara awam kurang

5
diminati serta kurang menerima perhatian. Hal ini didukung
menggunakan materi kurikulum serta manajemen pendidikan yang
kurang memadai, kurang relevan dengan kebutuhan warga serta dunia
kerja. Lulusannya kurang mempunyai ketrampilan buat bersaing
dalam global kerja. Melihat kenyataan ini, maka reformasi
manajemen pendidikan Islam menjadi suatu keharusan. Sebab dengan
langkah-langkah berusaha pembenahan serta peningkatan
profesionalisme penyelenggaraan pendidikan akan bisa menjawab
banyak sekali tantangan dan bisa memberdayakan pendidikan Islam
dimasa depan. dalam hal ini pendidikan kepercayaan Islam
menerapkan manajemen manajemen berbasis sekolah merupakan
pengelolaan pendidikan mengarah pada pengelolaan manajemen
berbasis sekolah.
c) Sarana Serta Prasarana
Masih banyak dilema-masalah yang dihadapi bangsa
Indonesia kaitannya menggunakan keberhasilan pendidikan
kepercayaan ini, sebab pendidikan kepercayaan pada pelaksanaannya
terkait menggunakan berbagai komponen yang melingkupnya, keliru
satunya ialah sarana serta prasarana pendidikan agama Islam.
Sarana pendidikan agama Islam artinya peralatan dan
perlengkapan yang secara eksklusif digunakan dalam menunjang
proses pendidikan khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung,
ruang kelas, meja, kursi, serta oeralatan serta media pedagogi yang
lain. Adapun yg dimaksud menggunakan prasarana pendidikan adalah
fasilitas yg secara tidak langsung menunjang jalannya proses
pendidikan atau peengajaran mirip kebun, page, taman sekolah, jalan
menuju sekolah.
Sarana pendidikan kepercayaan Islam diperlukan dapat
memberikan konstribusi secara optimal dan berarti pada jalannya
proses pendidikan. menggunakan demikian apanila pendidikan Islam
memanfaatkan serta memakai wahana pendidikan, maka siswa akan

6
memiliki pemahaman yang indah tentang materi yg diperoleh, serta
jua dibutuhkan akan mempunyai moral yang baik.
2.2.3 Faktor eksternal
Pendidik tak hanya terpacu di lingkup sekolah saja, tapi lingkungan
selain sekolah sering mengambil peran penting pada pendidikan tersebut,
begitu juga dengan pendidikan kepercayaan Islam. Berhasil atau tidaknya
pendidikan agama Islam, lingkungan sosial berperan krusial terhadap
keberhasilan pendidikan kepercayaan Islam, kerana perkembangan anak
sangat dipengaruhi sang lingkungan melalui lingkungan dapat ditemukan
dampak yg baik serta efek yg jelek. dalam duduk perkara lingkungan
meliputi:
 Lingkungan rakyat yg kurang agamais, akan merusak bepergian
proses belajar mengajar.
 Lingkungan keluarga yg mempunyai banyak sekali macam faktor
yaitu, anak yg dibesarkan dalam keluarga yang bermasalah, terlalu
keras dalam mendidik anak, orang tua tak mendidik anak dengan
kedisiplinan saat di anak, terlalu sibuk dengan pekerjaan tempat
tinggal.
 Lingkungan sekolah, pada lingkungan sekolah tak jarang terjadi
beberapa duduk perkara, yait yaitu, kerasnya pengajar pada
mensugesti di anak, anak kurang minat menggunakan materi
pembelajaran, pengajar terlalu tak jarang mengancam anak, tidak ada
korelasi timbal balik yg baik antara pengajar serta anak didik,
rendahnya taraf persiapan guru.
2.3 Upaya Pemecahan persoalan dalam Pembelajaran Pendidikan
kepercayaan Islam
2.3.1 Faktor Internal
a) Siswa
Pada global pendidikan agama Islam siswa meruupakan
galat satu faktor yang terpenting karena itu, segala sesuatu yg
terdapat kaitannya menggunakan individu murid, pendidik harus
tanggap serta berusaha mencari solusinya. Hal ini disebabkan

7
karena siswa selalu mengalami perkembangan, dimana
perkembangan ini sedikit poly ditentukan oleh taraf kecerdesan
berasal masing-masing siswa.
Adapun upaya yang ditempuh oleh pendidikan kepercayaan
Islam pada mengatasi problem tadi artinya dengan cara
memberikan motivasi belajar di siswa menjadi berikut: 1)
memberi tugas tempat tinggal , dua) membentuk kelompok
belajar, 3) menambah jam pelajar, 4) mengadakan persaingan atau
kompetisi, lima) memberi nasehat wacana pentingnya belajar
terutama di era globalisasi ini.
b) Pengajar/Pendidik
Bukan rahasia lagi bila guru mempunyai posisi yang
strategis pada pengembangan segenap potensi yg dimiliki murid.
Selagi ada aktivitas pembelajaran, maka disanalah pendidikan
sangat diperlukan sebab di diri pendidiklah kejayaan dan
keselamatan masa depan bangsa. Hal dikarenakan pendidik
memiliki kewajiban dalam menghasilkan eksklusif yg sejahtera
lahir serta batin, baik itu yang ditempuh melalui pembelajaran
pendidikan agama Islam maupun umum.
Buat mempertinggi profesionalisme pengajar pendidikan
agama Islam, perlu ditingkatkan melalui cara menjadi berikut: 1)
mengikuti penataran, 2) mengikuti kursus-kursus pembelajaran, 3)
melakukan studi banding.

2.3.2 Faktor institusional


Upaya di kurikulum, kurikulum ialah galat satu komponen
operasional pendidikan kepercayaan Islam menjadi sistem materi atau
disebu juga menjadi kurikulum. Materi yg disampaikan pendidik
khususnya pendidikan agama Islam hendaknya bisa menjabarkan
seluruh materi yg terdapat pada dalam buku serta tentunya pula harus

8
ditunjang sang buku pegangan pendidik lainnya agar pengetahuan anak
didik tidak sempit.
2.3.3 Faktor eksternal
Adapun upaya pemecahan persoalan dari faktor eksternal,
dapat dilakukan berbagai cara menjadi berikut:
 Menambah jam pelajaran, menggunakan ini bertujuan agar bahan
ajar kepercayaan Islam yang disampaikan bisa terpenuhi
seluruhnya, pendidik mempunyai saat yang cukup sebagai
akibatnya bisa mengambarkan materi yg terdapat secara jelas
sinkron yang direncanakan.
 Menganjurkan belajar kelompok, membentuk kelompok
kepercayaan Islam yang berpengetahuan tinggi dengan
gerombolan belajar kepercayaan Islam yang berpengatahuannya
rendah tentang agama. Hal ini bertujuan buat menyampaikan
motivasi terhadap anak didik dengan cara belajar grup serta bisa
lebih semangat pada belajar agama Islam

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Salah satu permasalahan utama dalam pembelajaran PAI di sekolah
adalah kurikulum yang tidak terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya. Hal
ini dapat menyebabkan siswa menganggap PAI sebagai mata pelajaran
terpisah yang tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari. Kadang-kadang,
sekolah menghadapi kesulitan dalam menemukan guru PAI yang
berkualifikasi. Kurangnya guru yang kompeten dapat memengaruhi kualitas
pengajaran dan pemahaman siswa terhadap materi PAI. Beberapa sekolah
mungkin tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk pembelajaran PAI,
seperti buku teks, perangkat pembelajaran, atau ruang khusus untuk kegiatan
keagamaan. Metode pengajaran tradisional sering digunakan dalam
pembelajaran PAI, yang mungkin kurang menarik bagi siswa. Penggunaan
metode yang lebih interaktif dan kreatif dapat membantu meningkatkan minat
dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran ini. Di lingkungan sekolah
yang multikultural, ada tantangan dalam mengajar PAI karena siswa mungkin
berasal dari berbagai latar belakang agama. Penting untuk mempromosikan
pengajaran yang inklusif dan menghormati keberagaman agama.Dalam
mengatasi permasalahan ini, perlu kerjasama antara pihak sekolah, guru, orang
tua, dan komunitas agama untuk memastikan bahwa pembelajaran PAI
berjalan efektif dan relevan bagi perkembangan siswa dalam memahami
agama dan moralitas, serta mempromosikan toleransi dan penghargaan
terhadap keberagaman agama.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Gafar, Irpan & Muhammad Jamil. 2003. Reformulasi Rancangan


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo.
Ahmad, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hasan, Langgulung. 1992. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Al-
Husna.
Hujair. 2003. Paradigma Pendidikan Islam (Membangun Masyarakat Madani
Indonesia). Yogyakarta: Tiara Wacana.
Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifikan
Pendidikan Islam Di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya
Tafsir, Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya
.

11

Anda mungkin juga menyukai