Anda di halaman 1dari 13

ILMU PENDIDIKAN ISLAM

“FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM”

DOSEN PENGAMPU : Dr. Kamsinah M.Pd.I

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

NUR ANNISA HAKIM


ASHFARY MUKRIM
ILMAH INNAS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Shalawat serta salam semoga senantiasa selalu
tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW berserta keluarganya dan para
sahabatnya, serta umatnya yang senantiasa selalu mengikuti dan menjalankan syaria’atnya hingga
akhir zaman. Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-NYA serta karunia-NYA kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang disusun berdasarkan hasil pengamatan dan juga dari reverensi yang
relevan, agar nantinya saya berharap makalah ini dapat di terima dengan baik di semua kalangan dan
dapat memberi manfaat kepada pembacanya Di dalam pengerjaan makalah ini, saya sudah berusah a
sebaik mungkin tapi mungkin dengan segala keterbatasan waktu, kemampuan dan pengetahuan, saya
sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu saran dan kritik yang membangun
dari berbagai pihak sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini di kemudian hari.

Samata, 12 April 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..4
A. Latar Belakang…………………………………………………………………… 4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………5
A. Pengertian Faktor-faktor Pendidikan islam………………………………………………….5
B. Macam-macam Faktor Pendidikan islam
…………………………………………………………………..5
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………...11
Kesimpulan…………………………………………………………………………...11
Saran………………………………………………………………………………… .11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………12

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Era globalisasi ditandai dengan persaingan ekonomi secara hebat dengan terjadinya revolusi teknologi
informasi, teknologi komunikasi dan teknologi industri.
Kondisi kemajuan teknologi informasi dan industri tersebut yang berlangsung dengan sangat cepat
dan ketat di era globalisasi menuntut setiap orang untuk berbenah diri dalam menghadapi persaingan
tersebut.
Tak lepas dari itu, pendidikan Islam juga berperan penting dalam persaingan tersebut. Disinilah
tantangan pendidikan termasuk pendidikan Islam diharapkan mampu menampilkan dirinya dalam
mendidik dan menghasilkan peserta didik yang berdaya saing tinggi (qualified), serta menangkis asumsi
bahwa Islam itu adalah teroris, atau bahkan akan menjadikannya mandul dalam menghadapi gempuran
berbagai kemajuan dinamika globalisasi tersebut,

B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan Islam itu?
2. Bagaimana teknis pemecahan pengaruh pendidikan Islam

4
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Faktor-Faktor Pendidikan Islam


Dalam melaksanakan pendidikan agama, perlu diperhatikan adanya faktor-faktor pendidikan yang
ikut menentukan keberhasilan pendidikan agama tersebut.
Faktor-Faktor Pendidikan itu ada 5 macam, dimana faktor-faktor yang satu dengan yang lainnya
mempunya hubungan yang erat. Kelima faktor tersebut adalah :
1. Anak didik.
2. Pendidik.
3. Tujuan Pendidikan.
4. Alat-alat pendidikan.
5. Millieu/lingkungan[1]
Jadi dapat disimpulkan bahwa factor-faktor Pendidikan Islam adalah sesuatu yang ikut menentuksn
keberhasilan Pendidikan Islam yang memiliki beberapa bagian yang saling mendukung satu sama
lainnya. Faktor-faktor Pendidikan Islam selanjutnya juga disebut dengan komponen-komponen
pendidikan[2].
Menurut Toto Suharto dalam bukunya filsafat pendidikan Islam dengan memodifikasi konsepsi noeng
muhadjir,… mengungkapkan secara filosofis komponen-komponen pokok pendidikan islam kedalam
lima komponen, yaitu tujuan pendidikan, pendidik dan peserta didik, kurikulum pendidikan, metode
pendidikan, dan konteks pendidikan. Kelima komponen ini adalah merupakan sebuah system, artinya
kelima komponen itu merupakan satu kesatuan pendidikan yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi
berkaitan satu sama lainnya, sehingga terbentuk satu kebulatan yang utuh dalam mencapai tujuan yang
diinginkan[3].

B. Macam-macam Faktor-Faktor Pendidikan Islam


Adapun pembahasan masing-masing faktor atau komponen pendidikan Islam tersebut sebagai berikut.

1. Faktor Anak Didik / Peserta Didik / Siswa / Murid


Faktor anak didik adalah merupakan salah satu faktor pendidikan yang paling penting karena tanpa
adanya faktor tersebut, maka pendidikan tidak akan berlangsung. Oleh karena itu faktor anak didik tidak
dapat digantikan oleh faktor yang lain[4].
Dalam paradigma pendidikan islam, peserta didik merupakan sesuatu yang belum dewasa dan
memiliki sejumlah potensi dasar (fitrah) yang perlu dikembangkan. Di sini peserta didik adalah
makhluk Allah yang terdiri dari aspek jasmani dan ruhani yang belum mencapai kematangan, baik fisik,
mental, intelektual, maupun psikologisnya. Oleh karena itu, ia senantiasa memerlukan bimbingan
arahan pendidik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan membimbingnya menuju
kedewasaan[5].

5
Peserta didik sebagai subjek pendidikan, menurut Sayyidina Ali Bin Abi Thalib Jika menginginkan
keberhasilan meraih ilmu harus memenuhi enam syarat yakni ;[6]

Yaitu :
1) Cerdas 4) mempunyai Bekal
2) Bersungguh-sungguh 5) Mengikuti Petunjuk Guru (Ustadz)
3) Sabar 6) Lama Waktunya

2. Pendidik / Guru / Ustadz


Pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam proses pendidikan, dipundaknya terletak
tanggung jawab yang besar dalam upaya mengantarkan peserta didik kearah tujuan pendidikan yang
dicitakan. Secara umum, pendidik adalah mereka yang memiliki tanggung jawab mendidik. Mereka
adalah manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya melaksanakan proses pendidikan
Selain mendidik pendidik/guru mempunyai 4 empat tugas, yaitu ;
• Mengajarkan ilmu pengetahuan agama isalm
• Menanamkan Keilmuan dalam jiwa anak.
• Mendidik anak agar taat menjalankan agama.
• Mendidik anak agar berbudi pekerti baik
Berdasarkan hal diatas seorang guru/dosen disamping mengajarkan ilmu,juga perlu memberikan
teladan kepada peserta didik/mahasiswa.Dalam proses belajar mengajar disekolah/kampus ,peran
guru/dosen sangat penting dan hendaknya mampu berfungsi sebagaimana orang tua yang mampu
memahami,mengayomi dan memberikan perasaan aman kepada peserta didik.Disamping itu juga
diharapkan bagi guru/dosen apapun mata ajaran yang menjadi tanggung jawabnya,merupakan sosok
yang mampu memberikan teladan perilaku yang islami sekaligus memiliki visi yang jelas dalam
peranya mengembangkan pribadi siswa/mahasiswa muslim.Sesuai dengan perilaku perkembangan anak
lebih mudah mengikuti teladan perilaku yang bersifat Visual dibandingkan dengan materi yang
disampaikan secara klasikal dan verbalistik.Selain itu,siswa/mahasiswa lebih cendrung meneladani
guru/dosen yang juga seperti yang ia ajarkan kepada mereka.
Menurut al-Ghazali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan,
menyucikan, serta membawakan hati manusia untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT.
Hal tersebut karena tujuan pendidikan Islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-
Nya. Jika pendidik belum mampu membiasakan diri dalam peribadatan pada peserta didiknya, maka ia
mengalami kegagalan dalam tugasnya, sekalipun peserta didiknya memiliki prestasi akademis yang luar
biasa. Hal itu mengandung arti akan keterkaitan antara ilmu dan amal saleh.[13]

Berdasarkan hal ini M.Ismail Yusanto dalam bukunya Menggugas pendidikan islam mengatakan
bahwa,maka guru/dosen perlu memenuhi kualifikasi sebagai berikut:

6
a. Amanah,yaitu bertanggung jawab dalam keberhasilan proses pendidikan.Ia betul-betul
memiliki komitmen yang tinggi untuk membentuk kepribadian islam pada diri peserta
didik/mahasiswanya.

b. Kafa’ah atau memiliki skill dibidangnya. pengajar yang tidak menguasai bidangan yang
diajarkan nya baik dalam aspek iptek dan keahlian maupun tsaqofah islam tidak akan mampu
memberikan hasil optimal pada peserta didik.

c. Himmah atau memiliki etos kerja yang baik.

d. Berkepribadian islam.Guru/dosen harus menjadi teladan bagi siswanya agar tidak hanya
sekedar menjalankan fungsi mengajar melainkan juga fungsi mendidik.

3. Tujuan Pendidikan
Menurut Dr.Zakiah Daradjat,dkk. Tujuan pendidikan ialah sesuatu yang hendak dicapai dengan
kegiatan atau usaha pendidikan. Bila Pendidikan itu berbentuk pendidikan formal, tujuan pendidikan
itu harus tergambar dalam suatu kurikulum[7]

M. Arif Yunus dalam bukunya mengatakan Tujuan Pendidikan islam adalah untuk membentuk
manusia yang berkarakter,yakni 1.Berkribadian islam, 2.menguasai tsaqofah islam, 3.menguasai ilmu
kehidupan (sain teknologi dan keahlian yang memadai).

a. Berkepribadian islam(Syaksiah islam)


Tujuan yang pertama ini hakekatnya merupakan konsekuwensi keimanan seorang muslim,yakni
bahwa seorang muslim harus memegang indentitas muslimanya yang tampak pada cara berfikir dan
cara bersikapnya yang senantiasa dilandaskan pada ajaran islam.
Pada prinsipnya ada tiga langkah metode pembentukan dan pengembangan kepribadian
islam.1.menanamkan aqidah islam dengan metode yang menggugah akal menggentarkan jiwa dan
menyentuh perasaan. 2.mendorong peserta didik agar menegakkan bangunan cara berfikir dan
perilakunya diatas aqidah dan syari’ah islam. 3.senantiasa mengisi pemikirannya dengan tsaqofah islam
dan mengamalkanya dalam seluruh aspek kehidupannya dalam rangka melaksanakan ketaatan kepada
Allah.
b. Mengusai tsaqofah islam
Dalam mengusai hal ini islam telah mewajibkan agar setiap muslim menuntut ilmu.Imam Al Ghazali
dalam ihya ulumuddin,Bab ilmu,berdasarkan takaran kewajibanya membagi ilmu menjadi dua
katagori,yakni (1).ilmu fardhu A’in misalnya ilmu tsaqofah islam,seperti pemikiran,ide,dan hukum-
hukum islam,bahasa arab,sirah nabawiyah,ai qur’an ,al hadits dll. (2)Ilmu fardhu kifayah.ilmu yang
termasuk dalam golongan ini adalah ilmu kehidupan yang ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta
keahlian misalnya,ilmu kimia,biologi,fisika,kedokteran,pertanian,teknik dan lain sebagainya
c. Menguasai sain dan tekhnologi
Mengusai ilmu iptek agar umat islam mampu mencapai kemajuan material sehingga menjalankan
misi sebagai khalifah Allah Allah SWT dengan baik di muka bumi.Islam menetapkan penguasaan ilmu
kehidupan sebagai fardu kehidupan.

7
Pada hakekatnya ilmu pengetahuan terdiri atas dua hal,yakni pengetahuan yang dapat
mengembangkan akal pikiran sehingga ia dapat menentukan suatu tindakan tertentu dan pengetahuan
mengenai perbuatan itu sendiri.

Disisi lain akal pulalah yang dapat memacu kehendak untuk maju menguasai iptek sebagai buah dari
keimanan seorang muslim.Rasul SAW memberikan contoh.Dalam Kitab al fathul kabir,jilid
111,diketahui bahwasanya Rasul pernah mengutus dua orang sahabatnya ke negeri yaman guna
mempelajari teknik pembutan senjata yang mutakhir untuk ukuran pada waktu itu yang bernama
Dabbabah,sejenis tank yang terdiri atas kayu tebal berlapis kulit dan tersusun dari roda-roda yang dapat
menerjang benteng lawan.Dalam kitab Al furusiyah (Ibnul Qoyyim),diriwayatkan bahwasanya
Rasulullah sutu ketika melihat dan menunjuk busur-busur panah buatan orang-orang arab.Beliau
berkata:’’Dengan ini,dengan busur-busur,tombak ,Allah SWT mengokohkan kekuasaan didalam negeri
dan menolong kalian atas lawan-lawanmu.Hal ini jelas bahwa islam sangat memperhatikan IPTEK.

4. Faktor Alat / Media Pendidikan


Adapun yang dimaksud dengan alat pendidikan ialah segala sesuatu yang dipergunakan dalam usaha
untuk mencapai tujuan dari pendidikan.
Dengan demikian yang dimaksud dengan alat pendidikan agama ialah; Segala sesuatu yang dipakai
dalam mencapai tujuan pendidikan agama.
Faktor alat dan metode adalah meliputi materi pendidikan, metode pendidikan dan alat pendidikan
langsung.[9]

• Faktor isi atau materi pendidikan

Yang termasuk dalam arti atau materi pendidikan ialah segala sesuatu oleh pendidik langsung
diberikan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha pendidikan
yang diselengarakan dikeluarga, disekolah dan dimasyarakat, ada syarat utama dalam pemilihan beban
atau materi pendidikan, yaitu:

1) Materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan;

2) Materi harus dengan peserta didik.

• Faktor metode pendidikan

Peristiwa pendidikan ditandai dengan adanya interaksi edukatif. Agar interaksi ini dapat berlangsung
secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan, maka disamping dibutuhkan pemilihan bahan atau
materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat pula. Metode adalah cara yang fungsinya
merupakan alat untuk mencapai tujuan. Untuk menentukan apakah suatu metode dapat disebut baik

8
diperlukan patokan (kriterium) yang bersumber pada beberapa faktor. Faktor utama y ang menentukan
adalah tujuan yang akan dicapai.[10]
Metodologi dalam pendidikan mempunyai tugas dan fungsi memberi cara yang baik untuk
pelaksanaan operasional pendidikan Islam. Metodologi harus sejalan dengan substansi dan tujuan ilmu
pengetahuan induknya. Dan dalam penerapannya bersumber pada al-Qur’an dan Hadits yang meliputi:

a. Al-Qur’an menunjukkan fenomena bahwa firman Alloh sesuai dengan sasaran dan tempat yang
dihadapi. Alloh memberikan metode pengajaran alternatif yaitu pilihan dan setiap individu
berbeda kemampuannya.
b. Allah mendidik manusia disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
c. Bersifat multi approach, yaitu melalui pendekatan religiuss, filosofis, sosiokultural dan
scientific.[11]

Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu
tujuan pendidikan yang tertentu. Alat pendidikan merupakan factor pendidikan yang sengaja dibuat dan
digunakan demi pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.[12]

• Macam –Macam Alat Pendidikan Islam


Alat-alat pendidikan agama dapat dikelompokkan menjadi 3 dengan uraian atau klasifikasi sebagai
berikut :

a. Alat Pengajaran Agama: Yang dibedakan menjadi tiga ;


· Alat pengajaran Klasikal, Seperti Papan Tulis, kapur dan lain-lain.
· Alat Pengajaran Individual. Seperti alat tulis, buku pelajaran dan lain-lain.
· Alat Peraga.
b. Alat-alat Pendidikan Langsung : termasuk alat pendidikan yang langsung juga ialah dengan
menggunakan emosi dan dramatisasi dalam menerangkan masalah agama. Karena agama lebih
menyangkut perasaan.

c. Alat-alat Pendidikan tidak Langsung : Alat yang bersifat kuratif. Agar dengan demikian anak-
anak menyadari perbuatannya yang salah dan berusaha untuk memperbaikinya.

9
5. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan, keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama dan terutama bagi perkembangan
anak, bahkan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan da n perkembangannya.
Sedangkan lingkungan pergaulan juga mempunyai pengaruh yang sangat dominan terhadap
perkembangan anak. Sedangkan lingkungan yang berujud kesusastraan yang meliputi buku yang
bermanfaat dan buku yang merugikan serta merusak juga mempunyai peran yang besar terhadap
pembentukan pribadi anakLingkungan merupakan sesuatu yang mempenmgaruhi pada pertumbuhan
dan perkembangan jiwa anak.
Lingkungan merupakan sesuatu yang mempengaruhi pada pertumbuhan dan perkembangan jiwa
anak. Adapun pengaruh lingkungan dapat dibagi menjadi dua, yaitu positif dan negative, adapun
uraiannya sebagai berikut;
a. Pengaruh lingkungan dapat dikatakan positif, bila mana lingkungan itu dapat memberikan
dorongan atau motivasi dan rangsangan kepada anak untuk berbuat hal-hal yang baik
.
b. Sebaliknya pengaruh lingkungan dapat dikatakan Negatif bila mana keadaan sekitarnya anak
itu tidak memberikan pengaruh baik.

Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situasi lingkungan ini meliputi
lingkungan fisik, lingkungan teknis dan lingkungan sosio -kultural. Dalam hal-hal dimana situasi
lingkungan ini berpengaruh secara negatif terhadap pendidikan, maka lingkungan itu menjadi pembatas
Karena itu berhasil atau tidaknya pendidikan agama di sekolah juga banyak ditentukan oleh keadaan
lingkungan daripada anak didik.[8]

10
BAB 3
KESIMPULAN

1. Faktor-faktor yang mempegaruhi pendidikan islam adalah tujuan pendidikan, pendidik, anak
didik, lingkungan dan alat-alat pendidikan.
2. Problematika pendidikan Islam itu, timbul karena kurangnya pemahaman tentang pendidikan
Islam itu sendiri.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor Pendidikan Agama adalah sesuatu
yang ikut menentuksn keberhasilan Pendidikan Agama yang memiliki beberapa bagian yang saling
mendukung satu sama lainnya. Faktor-faktor Pendidikan Agama selanjutnya juga disebut dengan
komponen-komponen pendidikan.
Menurut Toto Suharto dalam bukunya filsafat pendidikan Islam dengan memodifikasi konsepsi
noeng muhadjir,… mengungkapkan secara filosofis komponen-komponen pokok pendidikan islam
kedalam lima komponen, yaitu tujuan pendidikan, pendidik dan peserta didik, kurikulum pendidikan,
metode pendidikan, dan konteks pendidikan. Kelima komponen ini adalah merupakan sebuah sistem,
artinya kelima komponen itu merupakan satu kesatuan pendidikan yang masing-masing berdiri
sendiri, tetapi berkaitan satu sama lainnya, sehingga terbentuk satu kebulatan yang utuh dalam
mencapai tujuan yang diinginkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Suharto Toto, Filsafat Pendidikan Islam,Ar Ruzz, Jogjakarta,2006.

Z.AG.S, Methodik Khusus Pendidkan agama, Cetakan Ke VIII,Malang, 198

Arifin, H.M. Ilmu Pendidikan Islam (Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan Pendekatan. 2006.

Daradjat,.Zakiah Dr dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bumi Angkasa, Jakarta, 2001.

Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999.

Mudzakkir, Jusuf..Abdul Mujib. Jakarta: Kencana. 2006.

NK, Roestiyah. Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara, 1982.

Zuhri Syaifuddin, M.PdI. Media Pendidikan, Materi Kuliah Semester V, STAI Al-Qolam, 2007.

Yusanto ismail,Menggugas pendidikan islam,cetakan 2 Bogor 2011.

FOOT NOTE
[1] Z.AG.S, Methodik Khusus Pendidkan agama, Cetakan Ke VIII,Malang, 1983. Hal. 28
[2] Pemakalah.
[3] Toto Suharto, Op.Cit.Hal. 111
[4] Z.AG.S, Op.Cit. Hal. 29
[5] Toto Suharto, Op.Cit.Hal. 123
[6] Syekh Ibrahim bin Ismail, Ta’limul Muta’allim, Toha Putra,Semarang.Hal.15
[7] Dr.Zakiah Daradjat,dkk,Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bumi Angkasa, Jakarta,
2001.Hal.72.
[8] Z.AG.S, Op Cit. Hal.54 – 56.
[9] Daradjat,.Zakiah Dr dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bumi Angkasa, Jakarta, 2001).
Hal. 91

12
[10] M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 18
[11] Arifin, H.M. Ilmu Pendidikan Islam (Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Multidispliner). (Jakarta: Bumi Aksara, 2006). Hal. 121
[12] Zuhri Syaifuddin, M.PdI. Media Pendidikan, Materi Kuliah Semester V, (STAI Al-Qolam, 2007).
Hal. 27
[13]Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 90.

13

Anda mungkin juga menyukai