Anda di halaman 1dari 13

PENGGUNAAN KALIMAT INTRANSITIF DALAM BAHASA

INDONESIA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Individu

Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen pengampu oleh Dra. Hamsiah Djafar, M.Hum

Disusun Oleh:

ISMAIL MUBARAK
20400121006

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada Saya sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia

yang berjudul “Penggunaan Kalimat Intransitif Dalam Bahasa Indonesia” Tepat

pada waktunya. Sholawat serta salam semoga senantiasa selalu tercurah kepada

Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah rasul yang telah membawa kita dari Zaman

kegelapan (Jahiliah) menuju zaman yang terang benderang yang penuh dengan

petunjuk (Dinul Islam) beserta keluarga, sahabat serta kita yang insya Allah selalu

melaksanakan sunnahnya.

Atas terselesaikannya makalah ini maka penulis mengucapkan terima kasih

kepada Dosen pengampu, Serta semua pihak yang turut membantu dalam

penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam

makalah ini, sehingga Saya senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik

pembaca demi penyempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Polewali Mandar, 18 Desember 2021

Penyusun

ISMAIL MUBARAK

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i

Daftar isi ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................1

B. Rumusan masalah.........................................................................................1

C. Sistematika Pembahasan ..............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3

A. Kalimat Intransitif ........................................................................................3

B. Penggunaan Kalimat Intransitif dalam Bahasa Indonesia ............................5

BAB III PENUTUP ................................................................................................9

A. Kesimpulan ..................................................................................................9

B. Implikasi .......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Bahasa Indonesia kita kenal ada kata, kalimat dan frasa. Berdasarkan

KBBI Kalimat merupakan kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep

pikiran dan perasaan. Kalimat dapat pula dikatakan sebagai satuan kata yang

mengandung makna.

Banyak jenis kalimat dalam Bahasa Indonesia seperti kalimat Transitif,

kalimat Intransitif, kalimat semitransitif, kalimat dwitransitif dan sebagainya. Salah

satu dari jenis kalimat tersebut adalah Kalimat Intransitif yang akan kita bahas lebih

mendalam tentang bagaimana penggunaannya dalam Bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Kalimat Intransitif?

2. Bagaimana penggunaan Kalimat Intransitif dalam Bahasa Indonesia?

C. Sistematika Pembahasan

Sistematika Pembahasan yang menjadi langkah-langkah proses penyusunan

Makalah ini yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan uraian Latar belakang, Rumusan masalah

dan Sistematika pembahasan sebagai pembuka untuk

mengantarkan pembaca ke dalam Pembahasan Makalah.

1
BAB II PEMBAHASAN

Bab ini berisikan pembahasana inti tentang Penggunaan

kalimat Intransitif dalam Bahasa Indonesia dengan jelas.

BAB III PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari isi Makalah beserta implikasi

yang terdapat dalam Makalah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kalimat Intransitif

Menurut Bagus (2006:3) kalimat yang tidak berobjek dan tidak

berpelengkap hanya memiliki dua unsur fungsi wajib, yakni subjek dan predikat.1

Kalimat aktif Intransitif yaitu kalimat verbal yang faktor P-nya tidak diikuti

unsur lain yang mengisi fungtor O, baik secara langsung maupun tidak langsung,

bahkan juga tidak diikuti fungtor Pel (Suhardi, 2013:101).

Kalimat Intransitif memiliki dua unsur wajib, yaitu unsur yang berfungsi

sebagai subjek dan unsur yang berfungsi sebagai predikat. Pada umumnya, urutan

unsur tersebut adalah subjek-predikat. Jenis verba yang dapat mengisi fungsi

predikat hanya verba Intransitif. Seperti halnya dengan kalimat simpleks lain,

kalimat simpleks yang tanpa objek dan tanpa pelengkap juga dapat diikuti oleh

unsur tidak wajib seperti keterangan tempat, keterangan waktu, keterangan cara,

atau keterangan alat.

Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa Jenis verba yang dapat mengisi fungsi

Predikat dalam kalimat Intransitif adalah Verba Intransitif. Verba Intransitif

merupakan suatu kata kerja yang tidak membutuhkan objek di dalam kalimatnya.

1
Sinaga, “Hubungan Pemahaman Monotransitif Terhadap Kemampuan Menulis Petunjuk Siswa
Kelas Viii Smp Negeri 2 Merek Tahun Pelajaran 2015/2016”

3
Contoh kata yang biasa dipakai di dalam kehidupan sehari – hari yaitu: Tidur,

berdiri,berjalan dan sejenisnya.2

Kalimat aktif intransitif merupakan kalimat yang merupakan kebalikan dari

transitif, dimana objek merupakan unsur yang tidak diperlukan dalam susunannya.

Sebagai ganti dari hilangnya peran objek, maka kata keterangan atau kata

pelengkap ditambahkan di dalamnya. Kalimatnya dapat dirangkai menjadi subjek-

predikat-keterangan atau pelengkap. Hilangnya posisi objek membuat kalimat ini

tidak dapat diubah menjadi pasif.3

Dapat dikatakan bahwa Kalimat Intransitif adalah kalimat yang tidak

memerlukan objek yang digantikan dengan keterangan baik berupa keterangan

waktu, tempat dan sebagainya atau pelengkap yang ditambahkan dalam kalimat.

Ciri-ciri Kalimat Intransitif adalah:

1) Tidak membutuhkan objek dalam pola kalimatnya

2) Hanya terdiri dari subjek dan Predikat

3) Biasanya terdapat tambahan Pelengkap atau keterangan dalam kalimat setelah

Predikat.

2
Tiyas, “Verba Intransitif” dalam https://www.yuksinau.id/verba-intransitif/
3
Azizah, “Kalimat Aktif dan Pasif: Pengertian, Ciri-ciri dan contoh” dalam
https://www.gramedia.com/literasi/kalimat-aktif-dan-kalimat-pasif/

4
B. Penggunaan Kalimat Intransitif dalam Bahasa Indonesia

Berikut adalah beberapa contoh kalimat verbal yang tanpa objek dan tanpa

pelengkap dengan unsur tidak wajib yang diletakkan dalam tanda kurung.

a) Bu RT sedang berbelanja.

b) Pak Ahmad belum datang.

c) Mereka Mendarat (di bandara).

d) Dia bekerja (dengan pena).

e) Kami (biasanya) berenang (pada hari Senin pagi).

f) Padi mulai menguning.

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa verba yang berfungsi sebagai

predikat dalam jenis kalimat itu ada yang berawalan ber- dan ada pula yang

berawalan meng-. Dari segi semantis, verba di atas ada yang bermakna inheren

proses (seperti menguning) dan ada juga yang bermakna inheren perbuatan (seperti

berbelanja dan mendarat).

Ada pula verba Intransitif yang diikuti oleh nomina, tetapi nomina itu

merupakan bagian dari paduan verba tersebut.

Contoh:

a) Irak sudah bertekuk lutut.

b) Pak Ali akan naik haji.

c) Guntur selalu naik sepeda ke sekolah.

5
Hubungan antara bertekuk dengan lutut pada kalimat a merupakan

hubungan yang terpadu sehingga paduan itu sudah merupakan idiom verbal.

Demikian pula hubungan antara naik dan haji pada kalimat b, kedua kata itu telah

membentuk suatu makna baru sehingga salah satu dari kata itu tidak dapat

digantikan oleh kata lain tanpa mengubah makna. Oleh karena itu, lutut dan haji

merupakan bagian integral dari verba bertekuk dan naik sehingga menjadi verba

majemuk, yaitu verba majemuk Intransitif.

Jika kalimat b dibandingkan dengan kalimat c, sepintas kedua kalimat itu

mempunyai struktur yang sama karena kedua-duanya mengandung verba naik.

Akan tetapi, hubungan antara naik dan haji di kalimat b serta naik dan sepeda di

dikalimat c tidaklah sama. Sepeda pada kalimat c tidak membentuk satuan makna

dengan verbanya sehingga dapat pula diganti dengan kata lain, seperti ojek, delman,

atau mobil. Di samping perbedaan itu, verba majemuk, seperti naik haji,

menerangkan keseluruhan frasa idiomatis tersebut, bukan hanya haji-nya.

Sebaliknya, sepeda dan delman dapat diberi keterangan secara tersendiri.

Ada pula verba majemuk yang dapat berubah status jika diberi keterangan

tambahan tertentu. Verba seperti memusingkan dapat membentuk verba majemuk

memusingkan kepala seperti pada contoh berikut.

a. Tingkah lakunya memusingkan kepala.

Karena memusingkan pada dasarnya adalah verba transitif, tidak mustahil

bahwa keterangan yang ditambahkan dapat memisahkan kepala dari verbanya.

Dengan demikian, kalimat diatas dapat diubah menjadi kalimat:

6
b. Tingkah lakunya memusingkan kepala orang tuanya.

Kalimat a adalah kalimat Intransitif dengan verba majemuk memusingkan

kepala sebagai predikat. Sebaliknya, kalimat b bukanlah kalimat Intransitif,

melainkan kalimat transitif (dengan verba memusingkan) yang akan dibicarakan di

bagian berikut.

Perlu diingat bahwa sejumlah verba Intransitif dapat diikuti langsung oleh

nomina atau frasa nominal, yang berfungsi sebagai pelengkap. Verba berisi,

berdasarkan, dan berlandaskan serta merupakan, menyerupai dan menjadi pada

contoh dibawah ini merupakan predikat yang tergolong verba Intransitif.

a) Botol itu berisi air putih.

b) Peraturan itu berdasarkan surat keputusan menteri.

c) Semua organisasi berlandaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

d) Kebijaksanaan Pemerintah itu merupakan langkah penting.

e) Anak itu menyerupai ibunya.

f) Dia menjadi tentara sejak tahun 1945.

Frasa nominal air putih, surat keputusan menteri, serta Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945 serta langkah penting, ibunya, dan tentara pada

kalimat-kalimat diatas berfungsi sebagai pelengkap.

Frasa-frasa nominal itu tidak dapat dipindahkan kedepan menjadi subjek

kalimat pasif seperti:

• Air putih diisi (oleh) botol itu

• Surat Keputusan Menteri didasarkan peraturan itu

7
• Pancasila dan UUD 1945 dilandaskan semua organisasi

• Langkah penting dirupakan kebijaksanaan Pemerintah itu

• Ibunya diserupai oleh anak itu

• Tentara dijadi dia sejak tahun 1945

Kalimat-kalimat diatas tidak diterima sebagai kalimat dalam bahasa

Indonesia.

Selain jenis verba Intransitif di atas, terdapat pula kelompok verba

Intransitif berafiks ke-...-an yang dapat diikuti nomina atau frasa nominal sebagai

pelengkapnya.

Contoh:

a. Mobil itu kelebihan muatan.

b. Ibu kehilangan dompet di pasar,

c. Kami kehabisan makanan.

Frasa nominal muatan, dompet, dan makanan pada contoh itu berfungsi

sebagai pelengkap. Frasa-frasa nominal itu tidak dapat dipindahkan kedepan

menjadi subjek dalam kalimat pasif karena seperti telah dijelaskan bahwa

kelebihan, kehilangan, dan kehabisan merupakan verba Intransitif. Jadi, bentuk

Muatan kelebihan mobil itu, Dompet kehilangan (oleh) ibu di pasar dan Makanan

kehabisan (oleh) kami, tidak diterima dalam Bahasa Indonesia.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka

dapat disumpulkan bahwa Kalimat Intransitif adalah kalimat yang tidak

memerlukan objek, dimana dapat digantikan dengan keterangan baik berupa

keterangan waktu, tempat dan sebagainya atau pelengkap yang ditambahkan dalam

kalimat. Dan setiap kalimat Intransitif tidak dapat diubah kedalam kalimat Pasif.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil pembahasan dapat dikemukakan Implikasi bahwa dalam

mempelajari Bahasa Indonesia penting kita ketahui jenis-jenis kalimat yang ada

didalamnya serta penggunaan kalimat-kalimat tersebut seperti Kalimat Intransitif.

9
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, L. (n.d.). Kalimat Aktif dan Pasif: Pengertian, Ciri-ciri dan contoh.
https://www.gramedia.com/literasi/kalimat-aktif-dan-kalimat-pasif/.
Lestari, Venti Dian. (2017). Analisis Kalimat Aktif.
http://repository.ump.ac.id/4407/3/VENTI%20DIAN%20BAB%20II.pdf,
24.

10

Anda mungkin juga menyukai