Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Tentang

KALIMAT EFEKTIF

Dosen Pembimbing : Siti Munawarah, M.Pd

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK III

PUTRI DEINSYAH ( 182121269 )

AZLISUGIANTO ( 182121255 )

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS
2022
KATA PENGANTAR

          Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan rahmat
dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Solawat serta salam
semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

            Dalam makalah “Kalimat Efektif” penulis bermaksud menjelaskan secara


rinci. Adapun tujuan selanjutnya adalah untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia.

            Akhir kata tak ada gading yang tak retak, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan penulis dalam menyelesaikan tugas ini.

Bengkalis, 07 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Pembuatan Makalah...........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kalimat Efektif...............................................................................................2
B. Struktur Kalimat Efektif.................................................................................2
C. Ciri –Ciri Kalimat Efektif .............................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................13
B. Saran...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau
gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Unsur-unsur
kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang
seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam
itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah.
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi
syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-
kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya
kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena
kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk
membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kalimat efektif?
2. Apa saja struktur kalimat efektif?
3. Bagaimana ciri-ciri kalimat efektif?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui kalimat efektif
2. Untuk mengetahui struktur kalimat efektif
3. Untuk mengetahui ciri-ciri kalimat efektif

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan
maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya.
Dengan kata lain, kalimat efektif mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada
pendengar atau pembacanya seperti apa yang dimaksud dengan penulis.1
Menurut Abdul Rozak : Kalimat Efektif adalah kalimat yang mampu membuat isi
atau maksud yang disampaikan dengan lengkap dalam pikiran pembaca persis seperti apa
yang disampaikan.2
Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan
mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Kalimat efektif haruslah memiliki
kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau
pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau pembicara.

B. Struktur Kalimat Efektif


1. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda),
sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya
diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya
perhatikan contoh sebagai berikut ini:
– Ayahku sedang melukis.
– Meja direktur besar.
Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah S. Contoh S yang diisi
oleh kata dan frasa benda terdapat pada kalimat (a) dan (b), contoh S yang diisi oleh

1
Diktat, Rina Devianty,S.S., M.Pd., Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Medan: 2019)
2
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.

2
klausa terdapat pada kalimat (c), dan contoh S yang diisi oleh frasa verbal terdapat pada
kalimat (d) dan (e).
S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan memakai kata tanya siapa
(yang)… atau apa (yang)… kepada P. Kalau ada jawaban yang logis atas pertanyaan
yang diajukan, itulah S. Jika ternyata jawabannya tidak ada dan atau tidak logis berarti
kalimat itu tidak mempunyai S. Inilah contoh “kalimat” yang tidak mempunyai S karena
tidak ada/tidak jelas pelaku atau bendanya.
1. Bagi siswa sekolah dilarang masuk.
2. Di sini melayani obat generic.
3. Memandikan adik di pagi hari.

2. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa
atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat).
Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), P dapat pula menyatakan sifat,
situasi, status, ciri, atau jatidiri S. termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah
pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S. predikat dapat juga berupa kata
atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia,
nomina, atau frasa nominal. Perhatikan contoh berikut:
1. Kuda meringkik.
2. Ibu sedang tidur siang.
3. Putrinya cantik jelita.
Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P. katameringkik pada
kalimat (a) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok katasedang tidur siang pada
kalimat (b) memberitahukan melakukan apa ibu,cantik jelita pada kalimat (c)
memberitahukan bagaimana putrinya, dalamkeadaan aman pada kalimat (d)
memberitahukan situasi kota Jakarta, belang tiga pada kalimat (e) memberitahukan ciri
kucingku, mahasiswa baru pada kalimat (f) memberitahukan status Robby, dan lima pada
kalimat (g) memberitahukan jumlah rumah Pak Hartawan.

3
3. Objek (O)
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya diisi
oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba
transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O, seperi pad contoh di bawah ini.
1. Nurul menimang …
2. Arsitek merancang …
3. Juru masak menggoreng …
Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya dipasifkan.
Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan ubahan posisinya
bila kalimatnya dipasifkan.
1) Martina Hingis mengalahkan Yayuk Basuki (O)
2) Yayuk Basuki (S) dikalahkan oleh Martina Hingis.
1) Orang itu menipu adik saya (O)
2) Adik saya (S) ditipu oleh oran itu.

4. Pelengkap (Pel)
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. letak
Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati
oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina,
frasa nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan
cnntoh di bawah ini:
1. Ketua MPR membacakan Pancasila.
S P O
2. Banyak orpospol berlandaskan Pancasila.
S P Pel
Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi oleh nomina
Pancasila, jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat (a) yang
menempatkan Pancasila sebagai O. Ubahan kalimat (a) menjadi kalimat pasif adalah
sebagai berikut:

4
Pancasila dibacakan oleh ketua MPR.
S P O
Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa dipindah ke depan menjadi S
dalam kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat yang tidak gramatikal.
Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol.
Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh
nomina dan frasa nominal, Pelengkap dapat juga diisi oleh frasa adjectival dan frasa
preposisional.
Di samping itu, letak Pelengkap tidak selalu persis di belakang P. Apabila dalam
kalimatnya terdapat O, letak pel adalah di belakang O sehingga urutan penulisan bagian
kalimat menjadi S-P-O-Pel. Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat.
1. Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer.
2. Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil.
3. Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.
4. Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru.
5. Pamanku membelikan anaknya rumah mungil.

5. Keterangan (ket)
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai
bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel.
Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket
adalah frasa nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau klausa.
Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat. Para ahli
membagi keterangan atas Sembilan macam yaitu seperti yang tertera pada tabel di bawah
ini3:

No. Jenis Posisi/Penghubung Contoh Pemakaian


3
Pardjimin, Bahasa Dan Sastra Indonesia ( Bogor: Ghalia Indonesia,2005), Hlm.117.

5
Keterangan
1. Tempat Di Di kamar, di kota
Ke Ke Surabaya, ke rumahnya
Dari Dari Manado, dari sawah
Pada Pada permukaan

2. Waktu - Sekarang, kemarin


Pada Pada pukul 5 hari ini
Dalam Dalam 2 hari ini
Se- Sepulang kantor
Sebelum Sebelum mandi
Sesudah Sesudah makan
Selama Selama bekerja
sepanjang Sepanjang perjalanan
3. Alat Dengan Dengan pisau, dengan mobil
4. Tujuan Supaya/agar Supaya/agar kamu faham
Untuk Untuk kemerdekaan
Bagi Bagi masa depan
Demi Demi orang tuamu
5. Cara Secara Secara hati-hati
Dengan cara Dengan cara damai
Dengan jalan Dengan jalan berunding
6. Kesalingan - Satu sama lain
7. Similatif Seperti Seperti angin
Bagaikan Bagaikan seorang dewi
Laksana Laksana bintang di langit
8. Penyebab Karena Karena perempuan itu

6
Sebab Sebab kegagalannya
9. Penyerta Dengan Dengan adiknya
Bersama Bersama orang tuanya
Beserta Beserta saudaranya

C. Ciri-Ciri Kalimat Efektif


Kalimat efektif memiliki ciri-ciri yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut :
1. Kesepadanan Struktur
Kesepadanan adalah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran dengan struktur
bahasa yang dipakai dalam kalimat. Kesepadaan dalam kalimat ini diperlihatkan dengan
adanya kesatuan gagasan dan kesatuan fikiran4. Ciri-ciri kalimat yang memiliki
kesepadaan struktur, yaitu:
a. Memiliki Subjek dan Predikat yang jelas
           Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan
menghindarkan penggunaan kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, dan sebagainya di
depan subjek.
b. Tidak memiliki Subjek yang ganda di dalam kalimat tunggal
c. Beberapa kata penghubung intrakalimat
Beberapa kata penghubung intrakalimat (seperti sehingga, dan, atau, lalu,
kemudian, sedangkan, bahkan) tidak digunakan pada kalimat tunggal, misalnya sebagai
berikut :
1) Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
Kata sehingga merupakan kata penghubung intrakalimat sehingga tidak sepadan
kalau difungsikan sebagai penghubung antarkalimat. Perbaikan terhadap kalimat
itu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menjadikan kalimat itu kalimat
majemuk atau dengan mengganti kata penghubung intrakalimat menjadi ungkapan
penghubung antarkalimat, seperti di bawah ini :
a) Kami datang agak terlambat sehingga tidak dapat mengikuti acara pertama
4
 Diktat, Rina Devianty,S.S., M.Pd., Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Medan: 2019)

7
b) Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mnegikuti acara
pertama.

2. Kepararelan Bentuk
Kalimat efektif memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat.
Yang dimaksud dengan kesamaan bentuk kata adalah jika kata pertama berbentuk verba,
maka kata selanjutnya berbentuk verba. Namun jika kata pertama berbentuk nomina,
maka kata selanjutnnya berbentu nomina.
Contohnya :
1) Langkah – langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui,
dan mengaplikasikan defenisi kalimat efektif (tidak efektif).

2) Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami,mengetahui, dan


mengaplikasikan defenisi kalimat efektif (efektif)5.

3. Kehematan Kata
Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak perlu
digunakan. Untuk menghindari pemborosan kata didalam kalimat. Hal yang harus
diperhatikan adalah:
a. Menghindari unsur yang sama dalam majemuk.
1) Saya tidak suka apel dan saya tidak suka papaya (tidak efektif)
2) Saya tidak suka pisang dan anggur (efektif)

3) Karena dia tidak diundang, dia tidak datang pada acara itu

b. Menghindari kesinoniman dalam kalimat.


1) Saya hanya memiliki tiga buah buku saja (tidak efektif)
2) Saya hanya memiliki tiga buku (efektif)
c. Menghindari penjamakan pada kata jamak
5
Jurnal Parto, Kalimat Efektif Dan Pengajarannya Di Smp/Mts Pada Era Global, (Fkip Universitas
Jember: 2013)

8
1) Para mahasiswa-mahasiswi berunjuk rasa di depan gedung rektorat (tidak
efektif).
2) Para mahasiswa berunjuk rasa didepan gedung rektorat (efektif).
4. Kecermatan
Yang dimaksud dengan kecermatan adalah cermat dan tepat dalam memilih kata
sehingga tidak menimbulkan keracunan dan makna garis.
Contohnya :
1) Guru baru pergi ke ruang guru (tidak efektif)
2) Guru yang baru pergi ke ruang guru (efektif)

3) Dialah istri Pak Lurah yang baru (tidak efektif)

5. Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok
dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat. Ada beberapa cara:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (awal kalimat).
1) Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan Negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
2) Harapan Presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
(ketegasan)
b. Membuat urutan yang bertahap.
1) Bukan seribu, sejuta, seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar (Salah).
2) Bukan seratus, seribu, sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar (Benar).

c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).


Contohnya: Dongeng itu sangat menarik. Dongeng itu mengharukan.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contohnya : anak itu bodoh tetapi pintar.

9
e. Menggunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel-lah,-pun,-
kah.
1) Dapatkan ia menjawab pertanyaanku?
2) Kamulah yang harus bertanggung jawab menyelesaikan tugas ini.

6. Kepaduan
Kalimat Efektif memiliki kepaduan pernyataan sehingga informasi yang
disampaikan tidak terpecah-pecah.Berikut ini ciri-ciri kalimat yang padu ialah :
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele
1) Farhan menceritakan tentang pengalaman bertandingnya. (tidak efektif)
2) Farhan menceritakan pengalaman bertandingnya. (efektif).

b. Kalimat yang padu menggunakan pola  aspek + agen + verba  secara tertib
dalam kalimat-kalimat yang berpredikat persona
1) Surat itu saya sudah baca. Kalimat tersebut tidak menunjukkan kepaduan
karena aspek terletak di antara agen dan verba. Seharusnya kalimat itu seperti:
2) Surat itu sudah saya baca.

c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata antara predikat kata
kerja transiti dan ojek penderita
Contohnya :
1) Mahasiswa harus menyadari akan pentingnya perpustakaan. Kata akan pada
kalimat tidak diperlukan karena kata kerja transitif menyadari harus diikuti
secara langsung oleh objek penderita pentingnya perpustakaan. Perbaikan
kalimat tersebut adalah sebagai berikut:
2) Mahasiswa harus menyadari pentingnya perpustakaan.

7. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan adalah ide yang ada dalam kalimat itu dapat
diterima atau dimengerti oleh akal dan sesuai kaidah EBI.
Contohnya:

10
1) Waktu dan tempat kami persilahkan! (tidak efektif).
2) Bapak dekan kami persilahkan! (efektif).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kalimat Efektif merupakan kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas
maknanya, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Suatu kalimat dapat
dikatakan kalimat efektif apabila memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu,
Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya, Tidak menimbulkan kesalahan dalam
menafsirkan maksud sang penulis, Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca
atau pendengarnya dengan cepat, dan Sistematis tidak bertele-tele.
Dalam kalimat efektif strukturnya meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O),
pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
Suatu kalimat efektif harus memiliki ciri-ciri yaitu, kesepadanan struktur,
kepararelan bentuk, kehematan kata, kecermatan, ketegasan, kepaduan serta kelogisan.

B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis susun. Semoga apa yang telah penulis uraikan
diatas mengenai kalimat efektif, struktur dan ciri-ciri kalimat efektif dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Penulis menyarankan kita semua, agar dapat membedakan mana kalimat yang
efektif dan mana yang tidak. Agar komunikasi dapat berjalan dengan baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mustakim. Membina Kemampuan Berbahasa: Panduan Ke Arah Kemahiranberbahasa,


(Jakarta: Gramedia, 1994)
Diktat, Rina Devianty,S.S., M.Pd., Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Medan:
2019)
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.
Pardjimin, Bahasa Dan Sastra Indonesia ( Bogor: Ghalia Indonesia,2005)
Jurnal Parto, Kalimat Efektif Dan Pengajarannya Di Smp/Mts Pada Era Global, (Fkip
Universitas Jember: 2013)

12

Anda mungkin juga menyukai