Anda di halaman 1dari 12

PEMBENTUKAN KALIMAT

(Bahasa Indonesia)
Dosen pengampu : jupri S.Pd, M.Pd

Disusun oleh :
ALIF BUANA PUSPITA WIDI : 2211070058
ALPU WINDARTI : 2211070007
DESTRIA EKA PUTRI : 2211070013
ANGGI AYU SAFITRI :2211070043
FEBI LAIDA ROHMAH : 2211070046
ROSYIDA KAMILA :2211070037
RITA WIDIDANA : 2211070036
SAKILA ANDIN FHIDONA : 2211070053
MERI MELIA : 2211070028
DWI LESTARI : 2211070018
ALIFIYA TULAYNI : 2211070004
RETNO AJI MUNTAHANI : 2211070052
DEWI FINA : 2211070044
DILI RUSYANI : 2211070045
ZAHRA NABILA PUTRI : 2211070059
MAGNA DEFIFIRDAUSI ANATAMA FAKHRUROZI : 2211070025

PROGAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim Alhamdulillahirabbil‘alamin. Puji syukur kita


panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya lah kita dapat menyelesaikan makalah ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Sehingga penyusunan makalah
ini dapat terselesaikan. Makalah ini kita susun sebagai tugas kelompok dari
mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dan juga tidak lupa kita berterima kasih pada bapak Jupri S.Pd, M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarga Negaraan yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan kepada kita selama proses pembelajaran
berlangsung.
Dalam penyusunan makalah ini kita menyadari bahwa terdapat banyak
kekurangan dan kesalahaan serta jauh dari kesempurnaan, untuk itu kita
sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya
membangun untuk menyempurnakan isi dari makalah ini dan untuk
peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.
Serta semoga dengan adanya makalah ini kita bisa membuka
pengetahuan kita, menambah wawasan dan bermanfaat bagi semua
pembaca. Aamiin

Bandar lampung, 25 september 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................

A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
A. Pengertian Kalimat......................................................................................
B. Pembentukan Kalimat..................................................................................
C. Macam –Macam Kalimat .............................................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................................
KESIMPULAN........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap orang mampu membuat kalimat, baik secara lisan maupun tulisan,
terlepas dari pemahaman mereka mengenai makna kalimat itu sendiri. Namun,
belum tentu kalimat yang mereka buat dapat dikatakan kalimat yang baik dan benar.
Kalimat merupakan primadona dalam kajian bahasa. Hal ini disebabkan antara
lainkarena dengan perantara kalimatlah seseorang baru dapat menyampaikan
maksudnyasecara lengkap dan jelas. Untuk dapat membuat kalimat dengan baik,
kita perlu memahami terlebih dahulu struktur dasar suatu kalimat. Kalimat adalah
bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan
intonasi yang menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna.
Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda titik, tanda
tanya, atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini
menunjukkan kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang
tidak mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan makna menunjukkan sebuah
kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap
maksud penulis atau penuturnya. Oleh karena itu, kami membuat makalah ini
dengan tujuan agar dapat membuat kalimat dengan baik dan benar dengan
mengetahui unsur kalimat, jenis kalimat, dan pola kalimat itu sendiri

B. Rumusan Masalah
1.Apa saja unsur yang terkandung dalam sebuah kalimat?
2. bagaimanakah proses pembentukan dari sebuah kalimat ?
3. hal-hal apa sajakan yang perlu diperhatiakn dalam pembentuakan kaliamat?
4. masalah apa sajakah yang timbul dari pembentukan kalimat ?
C. Tujuan Masalah
1.  mampu mengerti dan memahami tentang pembentukan kata dan kalimat.
2. Mahasiswa diharapkan mampu menganalisis proses pembentukan kata dan
kalimat.
3. Mahasiswa diharapkan mampu memecahkan persoalan atau masalah-masalah
yang timbul dari pembentukan kata dan kalimat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,mepunyai
pola intonasi final,dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa atau
dalam linguistik,kalimat adalah satuan dari bahasa atau arus ujaran yang berisikan
kata atau kumpulan kata yang memiliki pesan atau tujuan dan di akhiri dengan
intonasi final.
B. Macam – Macam Kalimat
1. Kalimat aktif dan Kalimat pasif
Kalimat aktif adalah kalimat yang memiliki subjek untuk melakukan
pekerjaan dan predikat yang berupa kata kerja me-atau ber- dan di
2. Kalimat langsung dan Kalimat tidak langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan ucapan orang dan pada
bagian kutipan berupa kalimat tanya dan kalimat perintah menggunakan tanda
petik (“.....”) Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali
kepada orang lain yang pada bagian kutipan berubah menjadi kalimat berita.
3. Kalimat tunggal sederhana dan Kalimat tunggal luas
Kalimat tunggal sederhana adalah kalimat terdiri dari kata yang
menduduki jabatan subjek,predikat dan objek. Kalimat tunggal luas adalah
kalimat tunggal yang samping terdiri atas kata yang menduduki fungsi sebagai
subjek,predikat dan objek yang terdapat unsur perluasan pada kalimat. Kalimat
majamuk adalah kalimat yang mempunyai dua struktur kalimat yaitu kalimat
dasar atau kalimat lebih.
a. kalimat majemuk setara (koordinasi)
b. kalimat majemuk bertingkat
c. kalimat majemuk bertingkat
4. Kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang menimbulkan kembali gagasan-
gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca
5. Kalimat berita adalah suatu Kalimat yang peristiwa atau berita
kejadian.
6. Kalimat perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi peritah kepada orang lain
untuk melakukan sesuatu dan untuk mendapatkan tanggapan sesuatu Kalimat
tanya adalah suatu kalimat yang mengandung pertanyaan tentang yang belum di
ketahui.

C. Pembentukan kalimat
1. Unsur Kalimat Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-
buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran
kata, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan
(Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku terdiri dari sekurang-kurangnya atas dua
unsur, yakni S dan P. Unsur yang lain (O, Pel, dan Ket) dalam suatu kalimat dapat
wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
a. Subjek adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok
(benda), sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok
pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa,
atau frasa verbal.
1. Ayahku sedang melukis.
2. Meja direktur besar.
3. Yang berbaju batik dosen saya.
Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan
memakai kata tanya siapa (yang)… atau apa (yang)… kepada P. Kalau ada
jawaban yang logis atas pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata
jawabannya tidak ada atau tidak logis berarti kalimat itu tidak mempunyai S.
Inilah contoh “kalimat” yang tidak mempunyai S karena tidak ada atau
tidak jelas pelaku atau bendanya.
1. Bagi siswa sekolah dilarang masuk. (yang benar : Siswa sekolah
dilarang masuk)
2. Di sini melayani resep obat generik. (yang benar : Toko ini melayani
resep obat generik).
3. Melamun sepanjang malam. (yang benar : Dia melamun sepanjang
malam)
b. Predikat adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan
(tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana S (pelaku/tokoh atau benda di
dalam suatu kalimat). Selain memberi tahu tindakan atau perbuatan S, prediksi
dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri S. Termasuk juga
sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki
S. Predikat dapat berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau
adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal. Perhatikan
contoh berikut ini. 1. Kuda meringkik.
2. Ibu sedang tidur siang.
3. Putrinya cantik jelita.
Tuturan di bawah ini tidak memilik P karena tidak ada kata-kata yang
menunjuk perbuatan, sifat, keadaan, ciri dan status pelaku/bendanya.
1. Adik saya yang gendut lagi lucu itu.
2. Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.
3. Bandung yang terkenal sebagai kota kembang.
c. Objek
objek adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada umumnya
diisi oleh nominal, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang
berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O seperti pada
contoh dibawah ini.
a. Nurul menimang……....(bonekanya)
b. Arsitek merancang………....(sebuah gedung bertingkat)
Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak diperlukan.
a. Nenek sedang tidur.
b. Komputerku rusak.
c. Tamunya pulang.
Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya
dipasifkan. Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan
lihat ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.
a. Serena Williams mengalahkan Angelique Wijaya [O].
a. *Angelique Wijaya [S] dikalahkan oleh Serena Williams.
b. Orang itu menipu adik saya [O].
b. *Adik saya [S] ditipu orang itu
d. Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi
P. Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu
juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama,
yaitu dapat juga berupa nominal, frase nominal, atau klausa. Namun,
antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan contoh di bawah ini.
1. Ketua MPR // membacakan // Pancasila.
S P O
2. Banyak orsospol // berlandaskan // Pancasila.
S P Pel
Beda Pel dan O adalah Pel tidak dapat dipasipkan menjadi subjek,
sedangkan O dapat dipasipkan menjadi subyek.
Posisi Pancasila sebagai Pel pada contoh no. 2 di atas tidak dapat
dipindahkan ke depan menjadi S dalam kalimat pasip.
Contoh yang salah : Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol (X)
Akan tetapi Pancasila sebagai O pada contoh no. 1 di atas dapat dibalik
menjadi S dalam kalimat pasip.
Contoh : Pancasila dibacakan oleh Ketua MPR.
S P O
Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya.Selain diisi
oleh nomina dan frase nominal, Pel dapat pula diisi oleh frase adjektival
dan frase preposisional. Di samping itu, letak Pel tidak selalau persis di
belakang P. Kalau dalam kelimatnya terdapat O, letak Pel adalah di
belakang O sehingga urutuan penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel.
Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat. 1. Sutardji
membacakan pengagumnya puisi kontemporer. 2. Mayang
mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil. 3. Sekretaris itu mengambilkan
atasannya air minum. Bedakan : - Sekretaris itu mengambil air minum
untuk atasannya. - Annisa mengirim kopiah bludru untuk kakaknya. (Kata
atasannya dan kakanya menjadi Keterangan (Ket.), sedangkan air minum
dan kopiah bludru adalah Objek). e. Keterangan Keterangan (Ket) adalah
bagian kalimat yang menerangkan berbagai halmengenai S,P,O, dan Pel.

Posisinya bersifat manasuka, dapat di awal, di tengah, atau di akhir


kalimat. Pengisi Ket adalah frase nominal, frase preposional, adverbal,
atau klausa.
1. Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum dari kulkas. (ket.
Tempat)
2. Rita Wididana sekarang sedang belajar. (ket. Waktu)
3. Agna memotong roti dengan pisau. (ket. alat)
Bedakan : - sekertaris itu mengambil air minum untuk atsannya.
- Annisa mengirim kopiah bludru untuk kakaknya.
( kata atasanya dan kakaknya menjadi keterangan (ket), sedangkan air minum dan
kopiah bludru adalah objek ).
e. keterangan
keterangan (ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai
S,P,O, dan Pel. Posisinya bersifat manasuka, dapat di awal, di tengah, atau di
akhir kalimat. Pengisi ket adalah frase nominal, frase preposional, adverbal, atau
kalausa.
1. sekertaris itu mengambilkan atasanya air minum dari kulkas. ( ket. Tempat )
2. Rita Wididana sekarang sedang belajar. ( ket. Waktu )
3. Agna memotong roti dengan pisau. ( ket. Alat )
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Kalimat adalah adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,mepunyai
pola intonasi final,dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Subjek
adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu
hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek
biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal.
Predikat adalah adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan)
apa atau dalam keadaan bagaimana S (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu
kalimat). Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada umumnya
diisi oleh nominal, frasa nominal, atau klausa. Pelengkap adalah bagian kalimat
yang melengkapi P. B.

B. SARAN

 Perlunya pemahaman yang lebih mendalam terhadap proses


pembentukan kalimat.
 Perlu adanya batasan-batasan yang jelas mengenai materi yang termasuk
dalam pembentukan kalimat.
 Dibutuhkan banyak referensi, baik dari buku, internet, maupun surat
kabar
DAFTAR PUSTAKA

 Alwi, Hasan. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Moeliono,
Anton M. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai