Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMBENTUKAN DAN PERLUASAN KALIMAT

Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Berlian Nursyanti Mahardika, M.Pd

Disusun oleh kelompok 2 :


1. Ahmad Arman Darmawan ( 26201230139 )

2. Farhan Ramadhan ( 26201230013 )

3. Tubagus Alfi Alfarizi ( 26201230107 )

KELAS : RC 1

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PRIMAGRAHA

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmatnya sehinga makalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Penyusunan makalah
ini tidak bisa diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Berlian Nursyanti Mahardika,
M.Pd yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Ada banyak hal yang bisa
kami pelajari melalui penelitian dalam makalah ini. Makalah berjudul
“Pembentukan Dan Perluasan Kalimat”

Selain itu, makalah ini juga diharapkan bisa memberikan sudut pandang baru
tentang budaya asing yang masuk ke Indonesia. Budaya Korea saat ini menjadi
budaya yang digandrungi masyarakat. Sayangnya, ada banyak orang yang
menganggap bahwa budaya ini hanya membawa dampak buruk.

Melalui makalah ini, diharapkan pembaca bisa mendapatkan perspektif baru.


Setelah berhasil menyelesaikan makalah ini, kami berharap apa yang sudah kami
teliti bisa bermanfaat untuk orang lain. Jika ada kritik dan saran terkait ide tulisan
maupun penyusunannya, kami akan menerimanya dengan senang hati.

Serang, 20 November 2023

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................2

DAFTAR ISI ...........................................................................................................3

BAB I .......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang ..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

C. Tujuan Masalah .............................................................................................5

BAB II .....................................................................................................................6

PEMBAHASAN .....................................................................................................6

1. DASAR-DASAR PEMBENTUKAN KALIMAT ............................................6

2. UNSUR-UNSUR KALIMAT ............................................................................6

3. MACAM-MACAM PERLUASAN KALIMAT ..............................................9

BAB III ..................................................................................................................13

PENUTUP .............................................................................................................13

A. Kesimpulan ..................................................................................................13

B. Saran .............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalimat merupakan satuan bahasa kata atau rangkaian kata yang berdiri
sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil
yang mengungkapkan pikiran yang utuh, Baik menggunakan cara lisan maupun
tulisan.

Pada wujud lisan kalimat diucapkan menggunakan suara naik turun dan
keras lembut, disela jeda serta diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam
wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
menggunakan pertanda titik (.) buat menyatakan kalimat informasi atau yang
bersifat informatif, pertanda Tanya (?) buat menyatakan pertanyaan dan tanda seru
(!) buat menyatakan kalimat perintah.

Gagasan dan pikiran (konsep) yang dimiliki oleh seorang penulis dapat dipahami
oleh pembaca jika diungkapkan dalam bentuk kalimat. Kalimat dapat diungkapkan
melalui rangkaian kata yang terpilih dan tersusun sesuai dengan kaidah
pembentukan kalimat.

Kaidah pembentukan kalimat sangat terkait dengan kelengkapan dan keteraturan


unsur sebuah kalimat. Unsur pembentuk kalimat berupa subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan harus tampak dengan jelas (eksplisit) dan disusun secara
logis dan teratur.

Kalimat yang jelas dan teratur akan mudah dipahami oleh pembaca secara tepat
sesuai dengan maksud (informasi) yang ingin disampaikan penulisnya.

Kalimat yang memenuhi syarat tersebut terkait pula dengan keefektifan kalimat.
Seorang penulis yang telah menuangkan gagasan-gagasannya dalam bentuk kalimat
yang efektif akan membantu mewujudkan keingintahuan pembaca terhadap isi

4
sebuah tulisan, untuk memperjelas uraian yang terkait dengan pembentukan kalimat
akan dijelaskan tentang dasar-dasar pembentukan kalimat dan unsur-unsur kalimat.

Makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pembentukan
dan peluasan kalimat dalam bahasa indonseia, Sehingga pembaca dapat
mengaplikasikan komunikasi sehari- hari dan penulis yang efektif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Dasar-Dasar Pembentukan Kalimat?

2. Bagaimana Unsur-unsur Kalimat?

3. Bagaimana Macam-Macam Perluasan Kalimat?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Dasar-Dasar Pembentukan Kalimat.

2. Untuk mengetahui Unsur-unsur Kalimat.

3. Untuk mengetahui Macam-Macam Perluasan Kalimat.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. DASAR-DASAR PEMBENTUKAN KALIMAT

Sebuah kalimat tunggal dibangun oleh satu pola kalimat, yaitu sekurang-
kurangnya terdiri atas dua unsur, yaitu unsur subjek (S) dan unsur predikat (P).
Subjek merupakan unsur yang menjadi pokok pembicaraan, sedangkan predikat
merupakan unsur yang memberikan penjelasan terhadap pokok pembicaraan. Jika
predikat kalimat menggunakan kata kerja aktif transitif, kalimat tersebut harus
dilengkapi dengan objek (O) tertentu. Bagian lain yang berfungsi memberikan
penjelasan terhadap predikat kalimat adalah pelengkap (Pel) dan keterangan (K).

2. UNSUR-UNSUR KALIMAT

Bagian ini yang harus hadir dalam sebuah kalimat adalah subjek dan
predikat. Bagian inti kalimat adalah bagian yang tidak dapat dihilangkan dalam
struktur kalimat. Subjek kalimat berfungsi sebagai inti pembicaraan, sedangkan
predikat berfungsi sebagai penjelasan terhadap subjek, yang dapat dilengkapi
dengan objek (O), pelengkap (Pel), atau keterangan (K). hal tersebut dapat dilihat
pada uraian berikut ini.

a. Subjek dan Predikat

Setiap kalimat memiliki unsur subjek dan predikat. Hubungan antara subjek
dan predikat turut menentukan isi pikiran yang terkandung dalam sebuah kalimat.
Kata atau kelompok kata yang digaribawahi pada contoh berikut berfungsi sebagai
subjek dan predikat.

Contoh:

Mereka sedang beristirahat.


S P

Perusahaannya semakin meningkat.

6
S P
Unsur subjek dan predikat kalimat dapat dipertukarkan sehingga membentuk
variasi pola struktur kalimat.
Contoh:

(1a) Sedang beristirahat mereka.


P S
(2a) Semakin meningkat perusahaannya.
P S
b. Predikat dan Objek

Predikat kalimat memiliki hubungan yang erat dengan objeknya. Artinya


antara predikat dan objek tidak boleh disisipi kata lain.

Contoh:
Ani merayakan hari ulang tahunnya di rumah.
S P O K
Mahasiswa sedang mengerjakan tugas di kelas.

S P O K
Pengubahan pola kalimat dengan variasi lain harus tetap mempertahankan posisi
objek di belakang predikat (P/O).
Contoh:
(3a) Ani di rumah merayakan hari ulang tahunnya.
S K P O

(3b) Di rumah Ani merayakan hari ulang tahunnya.


K S P O
(3c) Ani merayakan di rumah hari ulang tahunnya.
S P K O
(3d) Hari ulang tahunnya dirayakan (oleh) Ani di rumah.

S P Pel K
(4a) Mahasiswa di kelas sedang mengerjakan tugas.

7
S K P O
(4b) Di kelas mahasiswa sedang mengerjakan tugas.

K S P O
(4c) Mahasiswa sedang mengerjakan di kelas tugas.
S P K O
(4d) Tugas sedang dikerjakan oleh mahasiswa di kelas.
S P Pel K

c. Objek dan Pelengkap

Objek dan pelengkap memiliki kesamaan, yaitu sama-sama berada pada


posisi di belakang predikat. Akan tetapi, objek pada kalimat aktif dapat berubah
menjadi subjek dan kalimat pasif, sedangkan pelengkap tidak dapat berubah
menjadi subjek dalam kalimat pasif.

Contoh:
Negara Indonesia berdasarkan pancasila.
S P Pel
Anak-anak itu sedang bermain bola.
S P Pel

Objek pada kalimat (3) dan (4) dapat berubah menjadi subjek dalam pemasifannya.
Contoh:
(3d) Hari ulang tahunnya dirayakan (oleh) Ani di rumah.
S P Pel K
(4d) Tugas sedang dikerjakan oleh mahasiswa di kelas.
S P Pel K
Pelengkap pada kalimat (5) dan (6) tidak dapat berubah menjadi subjek dalam
pemasifannya. Contoh:
(5a) Pancasila didasarkan negara Indonesia.
S P Pel
(6a) Bola sedang dimain anak-anak itu.

S P Pel

8
d. Objek dan Keterangan

Objek dan keterangan adalah dua unsur yang sering muncul dalam kalimat
untuk melengkapi predikat. Hubungan antara objek dan predikat lebih erat daripada
hubungan antara keterangan dan predikat. Oleh karena itu, keterangan dapat
menduduki posisi berbagai posisi tanpa mengubah makna kalimat, yaitu dapat
berada di depan subjek dan predikat, di belakang predikat, tetapi tidak dapat berada
di antara predikat dan objek.

Contoh:
tahunny
Kami merayakan hari ulang tahunnya kemarin.
S P O K

Kalimat tersebut dapat divariasikan menjadi :


(7a) Kemarin kami merayakan hari ulang tahunnya.
K S P O
(7b) Kami kemarin merayakan hari ulang tahunnya.
S K P O

(7c) Kami merayakan kemarin hari ulang tahunnya.


S P K O

3. MACAM-MACAM PERLUASAN KALIMAT

a. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal ialah kalimat yang hanya memiliki satu pola (klausa), yang
terdiri dari subjek dan predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang paling
sederhana. Kalimat tunggal yang sederhana ini dapat ditelusuri berdasarkan pola-
pola pembentukannya.

Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah sebagai berikut :

KB + KK (kata benda + kata kerja) Contoh:

9
Ibu memasak

S P

KB + KS (kata benda + kata sifat) Contoh:

Anak itu sangat rajin.

S P

KB + KBil (kata benda + kata bilangan) Contoh:

Apel itu ada dua buah.

S P

Kalimat tunggal terdiri dari 2 jenis, yaitu:

• Kalimat Nominal yaitu jenis kalimat yang pola predikatnya menggunakan


kata benda. Contoh: Adik perempuan saya ada dua orang.

• Kalimat Verbal yaitu jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai
predikatnya. Contoh: Saya sedang mandi.

b. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa kalimat dasar.
Struktur kalimat majemuk terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal yang saling
berhubungan baik secara kordinasi maupun subordinasi.

Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 4 jenis:

1. Kalimat Majemuk Setara (KMS)


Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri dari 2 atau lebih kalimat
tunggal, dan kedudukan tiap kalimat tunggal itu ialah setara baik secara struktur
maupun makna kalimat itu. Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang-

10
kurangnya dua kalimat dasar dan masing- masing dapat berdiri sebagai kalimat
tunggal.
Contoh: Adik menyanyi dan saya menari.
2. Kalimat Majemuk Rapatan (KMR)
Kalimat majemuk rapatan adalah gabungan beberapa kalimat tunggal yang
karena subjek, predikat, atau objeknya sama, maka bagian yang hanya disebutkan
sekali.
Contoh:
Kalimat 1: Ia hanya datang di sekolah
Kalimat 2: Ia hanya duduk di sekolah
Kalimat Akhir : Ia hanya datang dan duduk di sekolah.
3. Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk bertingkat adalah penggabungan dua kalimat atau lebih
kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk
bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul
akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Kalimat majemuk
bertingkat mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan satu
atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat
itu. Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat adalah ketika,
karena, supaya, meskipun, jika,agar, dan sehingga.
Contoh : Engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat menjadi orang
sukses
4. Kalimat Majemuk Campuran (KMC)
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk yang merupakan
penggabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat.
Minimal pembentukan kalimatnya terdiri dari 3 kalimat.
Contoh:
Toni bermain dengan Kevin. (kalimat 1)
Rina membaca buku dikamar. (kalimat 2)
Ketika aku datang kerumahnya. (kalimat 3)

11
Kalimat akhir: Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca buku di kamar
ketika aku datang ke rumahnya.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan suatu pikiran yang utuh dan dapat berdiri sendiri. Kalimat
sekurangkurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Jika predikat kalimat itu
berupa kata kerja transitif, unsur kalimat yang disebut objek juga harus hadir.
Unsur-unsur kalimat yang lainnyapelengkap dan keterangan (Ket), kehadirannya
bersifat tidak wajib.
Unsur-unsur pembentuk kalimat terdiri dari satuan kata dan ada pula yang
yang berupa kelompok kata. Kelompok kata dapat berupa frase atau klausa. Frase
adalah kelompok kata (satuan gramatikal) yang tidak melebihi batas fungsi kalimat
atau kelompok kata yang unsurunsurnya masih mempertahankan makna aslinya.
Berbeda dengan frase, klausa merupakan kelompok kata yang memiliki konstruksi
sintaksis yang mengandung unsur subjek dan predikasi. Klausa dibedakan menjadi
klausa utama dan klausa bawahan; klausa utama adalah klausa yang dapat berdiri
sendiri sebagai kalimat dan isinya sudah dapat kita pahami, sedangkan klausa
bawahan adalah klausa yang belum lengkap isinya sehingga klausa itu tidak dapat
berdiri sendiri.
Unsur dalam kalimat adalah subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel.),
dan keterangan (Ket.).
Kalimat menurut jenis klausa dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat
majemuk.
B. Saran
Sebagai warga Negara yang baik, hendaknya kita mempelajari lebih dalam
mengenai Bahasa Indonesia. Kita tidak boleh menyepelekan hal – hal kecil dalam
menyusun kalimat hendaknya kita kembali merujuk kepada kaidah tata bahasa.

13
DAFTAR PUSTAKA

Salam, Burhanuddin (1997). Pengantar Pedagodik (Dasar-Dasar Ilmu Mendidik).


Jakarta: PT Rineka Cipta.
Alwi, Hasan et al (2010). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (edisi tiga). Jakarta:
BP Balai Pustaka.
Chaer, Abdul (2011). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia (edisi revisi). Jakarta:
Rineka Cipta.
Bagus Putrayasa, Prof.Dr.Ida (2014). Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika)
Edisi Revisi. Bandung
Razak, Abdul (1998). Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Ainia Prihatini MASTER
BAHASA INDONESIA/Ainia Prihatini: Penyuting, Priameani –
Yogyakarta: B firs, 2015

14

Anda mungkin juga menyukai