Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TENTANG KALIMAT EFEKTIF

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

BAHASA INDONESIA
DARI DOSEN PENGAMPU : Ubaidillah, S.Ag. M.Pd.

Disusun oleh :
AHMAD TAFRIJI TAFTAH ZANI .221360045
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB


UIN SULTAN MAULANA HASANUDIN
BANTEN
2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa, tidak lupa juga
sholawat dan salam penulis haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang membawa
manusia dari jaman jahiliyah menuju jalan cahaya ilmu karena sehingga tulisan ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini yang berjudul “Kalimat” ini dalam
rangka pengembangan ilmu pengetahuan ditingkat perguruan tinggi.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal ini
disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,
semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan naskah
yang lebih baik untuk kedepannya.
Tulisan ini dapat penuh selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada dosen pengampu yang telah memberikan
masukan demi kelancaran dan kelengkapan naskah tulisan ini. Akhirnya, semoga tulisan yang
jauh dari sempurna ini ada manfaatnya.

Serang, 25 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................
1.2.Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3.Tujuan............................................................................................................................
1.4.Metode...........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Objek..............................................................................................................................
2.2 Pelengkap.......................................................................................................................
2.3 Keterangan.....................................................................................................................
2.4 Inti Kalimat....................................................................................................................
2.5 Jenis Konjungsi..............................................................................................................
2.6 Jenis Kalimat..................................................................................................................
2.7 Kalimat Aktif Dan Kalimat Pasif...................................................................................
2.8 Kalimat Langsung Dan Kalimat Tidak Langsung..........................................................
2.9 Kalimat Deklaratif, Interogratif, Imperatif, dan Ekslamatif...........................................
2.10 Kalimat Efektif.............................................................................................................
BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
3.2 Saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa Indonesia sangat penting perannya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga memiliki peranan yang penting dalam dunia
Pendidikan dan pengajaran. Hal ini dapat diamati dan dirasakan pada waktu kegiatan belajar-
mengajar. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
menggunakan bahasa Indonesia dialam segala fungsinya, yaitu untuk sarana komukasi, sarana
berfikir, sarana persatuan dan sarana kebudayaan. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan
untuk meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
Dalam hal ini untuk menarik dan dapat mencapai pembelajaran yang baik juga harus
menggunakan kalimat yang efektif dengan variasi-variasi kalimat tersebut. Kalimat yang efektif
itu bervarias, didalam sebuah alinea kalimat yang bervariasi itu merupakan hal yang menarik.
Kalimat itu dapat meringkas pembaca, bukan saja karena memahaminya mudah, tetapi terutama
sifat yang menyenangkan. Dengan demikian mampu membuka selera pembaca.
Adapun keefektifan kalimat, selain dilihat dari ciri gramatikal , keselarasan, kepaduan dan
kehematannya itu dapat dilihat dari variasi kalimat tersebut. Kevariasiannya secara tidak
langsung berdampak pada kesalahan, tetapi lebih berdampak pada ketepatan, gaya atau keindahan.
Kevariasian dapat menghindarkan seorang pembaca atau pendengar dari kebosanan. Artinya
orang berkomunikasi dituntut memilih kata, klausa, kalimat dan faragraf yang bervariasi.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa aitu kalimat?
1.2.2 Bagaimana ciri kalimat?
1.2.3 Apa unsur kalimat?
1.2.4 Apa syarat kalimat?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian kalimat
1.3.2 Mengetahui ciri-ciri kalimat
1.3.3 Mengetahui unsur-unsur kalimat
1.3.4 Mengetahui syarat suatu kalimat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Objek
Objek (O) adalah unsur kalimat yang wajib hadir setelah verba transitif pada kalimat aktif
(ditandai dengan -kan, -i, meN-)
Contoh :
a. Putri mencintai aku sepenuh hati
b....Rahmat sudah memasukan buku barunya kedalam tas
c....Pasukan upacara mengibarkan Sang saka
Ciri-ciri objek:
1.Berkategori nomina (N) atau frasa nomina (FN)
Contoh :
a. Maria menulis puisi (O-N)
b. Sang Kancil mengelabui Sang Buaya (O-FN)
2.Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif
Contoh :
a. Pemerintah mengecam KDRT
b. KDRT dikecam pemerintah
3.Tidak didahului kata depan.
Contoh :
a. Mahasiswa mendiskusikan tentang hasil penelitian mereka (salah)
b. Mahasiswa mendiskusikan hasil penelitian mereka (benar)
2.2 Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen, seperti objek, hadir setelah verba. Namun, pelengkap
dan objek memiliki perbedaan yang jelas. Pelengkap dalam kalimat tidak menjadi subjek jika
kalimat tersebut dipasifkan. Predikat yang diikuti pelengkap adalah kata yang berimbuhan ber-,
ter, ber-an, ber-kan, dan kata-kata khusus, seperti merupakan, berdasarkan dan menjadi (Alwi
dkk., 1998:329)
Contoh :
a. Indonesia berlandaskan hukum (pel)
b. Gonzales bertubuh kekar (pel)
c. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia (pel)
Ciri-ciri pelengkap: (Alwi dkk., 1998:329)
1. Berkategori nomina (N), frasa nomina (FN) adjektiva (Adj), frasa adjectival (FAdj),
frasa verba (FV), frasa proposisional (FPrep).
Contoh :
a. Bondang tersandung batu
b. Ayah berjualan tekstil di Tanah Abang
c. Saya benci akan kemunafikan
2. Terdapat tepat dibelakang predikat jika jika tidak ada objek atau di belakang objek jika
objek hadir di dalam kalimat.
Contoh :
a. Anak-anak bernyanyi (P) “Selamat Ulang Tahun” (Pel)
b. Nenek membuatkan (P) Kakek (O) kopi (Pel)
3. Tidak dapat dijadikan bentuk pasif
Contoh :
a. Teh menjadi (P) minuman kesehatan (Pel) kita sehari-hari
b. Minuman Kesehatan dijadi teh kita sehari-hari (tidak berterima)

2.3 Keterangan
Keterangan (K) adalah unsur kalimat yang menambahkan kejelasan waktu, tempat, cara,
sebab, akibat dan sebagainya. Kehadirannya merupakan manasuka karena bukan merupakan inti
kalimat (Alwi dkk., 1998). Fungsinya meluaskan atau membatasi makna subjek dan predikat.
Contoh :
a. Sukreni tinggal di bali (K)
b. Setiap hari minggu (K) kami berwisata kuliner
Ciri-ciri keterangan :
1. Dapat berpindah posisi di awal, di tengah, dan diakhir kalimat.
Contoh :
a. Dewasa ini (K) ada operating system (OS) yang menarik perhatian orang
b. Ada operating system (OS) yang menarik perhatian orang dewasa ini (K)
c. Ada operating system (OS) dewasa ini (K) yang menarik perhatian orang
d. Mahasiswa mendengarkan kuliah dengan serius (K)
e. Mahasiswa dengan serius (K) mendengarkan kuliah
f. Dengan serius (K) mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Dapat berupa keterangan tambahan, keterangan pewatas, atau keterang aposisi
Contoh :
a. Megawati, yang menjabat Presiden RI pada tahun 2001-2004, adalah putri Bung
Karno (keterangan tambahan)
b. Megawati yang menjabat Presiden RI pada tahun 2001-2004 adalah putri Bung
Karno (keterangan pewatas)
c. Megawati, Presiden RI 2001-2004, adalah putri Bung Karno (keterangan aposisi)
2.4 Inti Kalimat
Inti kalimat pada dasarnya adalah unsur utama yang wajib hadir dalam kalimat, yaitu
subjek dan predikat. Kadang kala kalimt yang panjang sulit ditelusuri intinya. Namun, dengan
menanggalkan unsur-unsur tambahan yang bersifat tidak wajib dapat diketahui inti kalimat.
Contoh :
a. Banyak siswa berjualan keliling//menjajakan berbagai jenis makanan//Ketika jam
istirahat sekolah//dalam rangka belajar wirausaha,//tetapi kegiatan ini juga
menimbulkan pro-kontra para guru.
b. Guru menganggap//tanggung jawab siswa adalah belajar//bukan mencari
uang//karena mencari uang adalah tugas orang tua.
Inti kalimat a adalah banyak siswa yang berjualan keliling. Sedangkan inti
kaalimat b adalah tanggung jawab siswa adalah belajar
2.5 Jenis Konjungsing
Konjungsing atau kata penghubung dalam bahasa Indonesia terdiri atas konjungsing
intrakalimat, yaitu konjungsi yang terletak pada awal kalimat. Jenis konjungsi menentukan perlu
atau tidaknya tanda baca koma disisipkan didalam kalimat. Konjungsi Intrakalimat ada yang
harus diikiuti tanda koma, ada pula yang tidak. Sebaliknya, konjungsi antar kalimat harus diikuti
tanda koma (Kridalaksana, 2007:102)
Contoh konjungsi intrakalimat yang tidak didahului koma:
…agar/supaya…
…sehingga…
…sebab…
Contoh konjungsi intrakalimat yang didahului koma:
…,padahal…
…,sedangkan…
…,tetapi…
Contoh konjungsi antarkalimat:
Akan tetapi,…
Akibatnya,…
Bahkan,…
2.6 Jenis kalimat
Jenis kalimat didalam bahasa Indonesia bermacam-macam, antara lain
a. Kalimat tunggal dan kalimat majemuk
b. Kalimat aktif dan kalimat pasif
c. Kalimat langsung dan kalimat tidak langsung
d. Kalimat deklaratif, kalimat interogatif, kalimat imperatif, dan kalimat ekslamatif
2.6.1 Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk
Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat
S-P = Gonzales sedang bertanding
S-P-O = Bambang menendang bola
S-P-Pel = Indonesia merupakan negara berkembang
S-P-K = Cut Tari tinggal di Pondok Kelapa
S-P-O-K = Ariel akan memimpin perusahaan ini bulan depan
S-P-O-Pel Kakak mengambilkan adik bola
S-P-O-Pel-K = Saya mengirimi ibu uang setiap bulan
Kalimat tunggal dapat diperluas dengan kata yang. Namun, kata yang tidak boleh
didahului predikat (lihat contoh a di bawah ini), tetapi dapat menduduki unsur subjek
(lihat contoh c di bawah ini). Kalimat b di bawah ini lebih baik karena tidak didahului
oleh yang
Contoh:
a. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa negara.* (tidak berterima)
b. Bahasa Indonesia merupakan bahasa negara
c. Yang berbaju hitam itu pacar saya
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung lebih dari dua kalimat tunggal.
Kalimat majemuk dikelompokan menjadi kalimat majemuk setara, kalimat majemuk
bertingkat, dan kalimat majemuk campuran (Alwi dkk., 1998).
A. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara terdiri terdiri atas dua klausa atau lebih yang
bebas. Kalimat ini dihubungkan dengan konjungsi koordinatif, seperti dan, serta,
lalu, atau, tetapi, padahal,dan sedangkan.
Contoh:
a. Amin ingin sekali menjadi insinyur,tetapi dia kurang menyukai
matematika
b. Karmila kuliah di Atma Jaya, sedangkan Kartono kuliah di Trisakti
c. Wirausaha kuliner di SMA menimbulkan pro-kontra, padahal kegiatan
ini banyak manfaatnya bagi siswa
B. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang dihubungkan dengan
konjungsi subordinatif. Konjungsi subordinatif dapat menyatakan berbagai
hubungan makna, yaitu hubungan waktu (sebelum, sejak, sewaktu), syarat
(asalkan, jika, kalau), pengandaian (jangan-jangan, seandainya), tujuan(agar,
biar, supaya), konsesif (walaupun, sekalipun, sungguhpun), pembandingan (alih-
alih, daripada, ibarat, sebagaimana), sebab/alasan (karena,sebab), hasil/akibat
sampai-sampai, maka, sehingga), cara (dengan, tanpa), alat (dengan, tanpa),
komplementasi (bahwa), resktriktif (yang), pertandingan (sama), dan
optatif(semoga) (Alwi dkk., 404-414).
Contoh :
a. Setelah memberikan sambutan, Presiden RI yang baru dilantik itu menyalami
tetamu
b. Daripada menagnggur, saya bantu Mang Ujang di kebun
c. Masyarakat pesisir perlu diberdayakan dengan memberikan keterampilan
berbahan baku local
d. Mahasiswa yang kesulitan membayar uang kuliah dapat menghubungi bagian
keuangan
e. Mari kita berdoa semoga bencana alam ini tidak terulang lagi dimasa
mendatang
C. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat Majemuk campuran terdiri atas dua atau lebih klausa bebas dan satu atau
lebih klausa terkait. Klausa ini merupakan campuran antara kalimat majemuk
setara dan kalimat majemuk bertingkat
Contoh:
a. Kendatipun banyak permainan sudah disediakan ayahnya dirumah, Rangga
masih sering keluar rumah dan menginap di rumah temannya
b. Jika menemukan kejanggalan di dalam kemasan obat, konsumen dapat
mengadukan temuan it uke BPOM atau menghubungi 426333
c. Mangrove yang ditanam di sepanjang pantai di Kecamatan Muara Gembong
tidak hanya berguna untuk melawan abrasi,tetapi juga berguna bagi para
nelayan karena banyak ikan suka bersembunyi di akar mangrove.
2.6.2 Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
Kalimat aktif adalah kalimat yang predikatnya melakukan pekerjaan yang
dinyatakan dalam predikat. Kalimat aktif ditandai dengan adanya verba aktif berawalan
meN-, ber-, atau tidak berawalan, seperti pergi, datang, kembali, dan bangkit (Sugono,
2009:118)
Contoh :
a. Ketua paniti membuka seminar hari ini
b. Kami belajar di luar kelas
c. Jakarta dan sekitarnya kembali kebanjiran
Kalimat pasif berkaitan dengan kalimat aktif berimbuhan meN-. Dalam
kalimat pasif, subjek tidak berperan pelaku, tetapi menjadi sasaran perbuatan
yang dinyatakan oleh predikat (Sugono, 2009:122). Kalimat pasif ditandai
dengan awalan di-, ter-, ke-an, dan bentuk pasif persona (aspek + agen +
verba).
Contoh :
a. Seminar hari ini dibuka oleh Ketua Panitia
b. Jamilah tertipu Dani
c. Seperti anak ayam kehilangan induknya
d. Pameran produk Indonesia telah kami tutup
Catatan:
Ada dua hal yang perlu dioerhatikan tentang kalimat aktif yang tidak dapat
dipasifkan
1. Kalimat aktif tidak dapat dipasifkan jika kalimat aktif itu berbentuk
ungkapan. Contoh: Setiap hari ayah membanting tulang
2. Kalimat aktif tidak dapat dipasifkan jika kalimat aktif itu mengandung kata
ingin/mau,suka,gemar,senang
Contoh:
a. Revano ingin menulis surat untuk fahrani
b. Azalia suka mengoleksi prangko
c. Afsar gemar memainkan alat music tiup
d. Kami senang mempelajari ilmu bahasa
2.6.3 Kalimat Langsung dan Kalimat Tidak Langsung
Kalimat langsung adalah ujaran yang dituturkan, sedangkan kalimattidak
langsungadalah ujaran yang dilaporkan (Chaer, 2009). Perbedaan mencolok keduanya
terletak pada pemakaian tanda baca petik (kutip) pada kalimat langsung (lihat contoh a di
bawah ini) dan tidak ada pemakaian tanda petik pada kalimat tidak langsung (seperti
contoh b di bawah ini).
Contoh:
a. “Coba kurangi waktu bermainmu, Andi!” saran pembimbing akademik
b. Pembimbing akademik menyarankan agar Andi mencoba mengurangi
waktu bermain.
2.6.4 Imperatif, dan Ekslamatif
Kalimat yang menyatakan sesuatu dengan lengkap dinamakan Kalimat deklaratif.
Kalimat berbentuk pertanyaan atau permintaan untuk memperoleh informasi dinamakan
kalimat interogatif. Kalimat yang bernada memerintah atau melarang seseorang berbuat
sesuatu dinamakan kalimat imperatif. Kalimat yang mengungkapkan perasaan hati
dinamakan kalimat ekslamatif (seruan) (Alwi dkk., 1998).
Contoh:
a. Pemerintah menaikan harga BBM. (deklaratif)
b. Apa yang kamu kerjakan sekarang? (interogatif)
c. Buang semua pikiran negatifmu! (imperatif)
d. Amboi, cantik sekali gadis itu! (ekslamatif)
2.7 Kalimat Efektif
2.7.1 Pengertian
Dalam menulis, penulis seyogianya menyampaikan gagasan atau pikirannya dalam
rangkaian kalimat yang tersusun secara efektif, artinya kalimat-kalimatnya singkat, padat, jelas,
lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Singkat berarti penulis hanya
menggunakan unsur-unsur yang penting. Padat berarti kalimatnya sarat informasi, tidak banyak
pengulngan gagasan. Lengkap berarti mengandung makna kelengkapan struktur kalimat dan
kelengkapan gagasan (Widjono, 2005:148)
Cobalah cermati informasi di dalam kalimat-kalimat berikut. Apakah ada perbedaan?
a. Ibu Jelita seorsng dosen
b. Ibu, Jelita seorang dosen
c. Rumah saya yang di Bandung sudah dijual
d. Rumah saya, yang di Bandung, sudah dijual
Tentu saja ada perbedaanya antara kalimat a dan b dan antara kalimat c dan d
2.7.2 Ciri-ciri
Kalimat dinyatakan efektif jika memiliki ciri kesatuan gagasan, kesepadanan,
keparalelan, kehematan, kelogisan, kecermatan, kebervariasian, ketegasan, ketepatan,
kebenaran struktur, dan keringkasan (Keraf, 1989; Widjono, 2005; Kuntarto, 2007).
1. Kesatuan gagasan
Kalimat efektif hanya mengandung satu gagasan. Perhatikan kalimat berikut yang
mempunyai lebih dari satu gagasan.
Contoh:
Melihat perkembangan penduduk RW 02 Kampung Kedung gede yang semakin padat
namun tidak didukung dengan kemampuan perekonomian yang cukup yang tanpa
kita sadari bahwa peningkatan tersebut memerlukan sarana prasarana yang memadai.
Kalimat tersebut mempunyai tiga gagasan
a. Perkembangan penduduk RW 02 Kampung Kedung gede semakin padat
b. Perkembangan itu tidak didukung perekonomian yang cukup
c. Kita tidak menyadari bahwa perkembangan itu memerlukan sarana prasarana yang
memadai
Saran perbaikan kalimat tersebut:
Perkembangan penduduk RW 02 Kampung Kedung gede semakin padat. Tetapi tidak
didukung oleh perekonomian yang cukup dan sarana prasarana yang memadai.
2. Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran (gagasan) dengan struktur kalimat. Untuk
menghasilkan kalimat yang mengandung kesepadanan, perlu diperhatikan hal-hal
berikut.
1) Kalimat memiliki subjek dan predikat yang jelas.
Contoh:
a. Tidak diharapkan oleh bangsa mana pun, tetapi kenyataannya kita harus dapat
menerimanya dengan tabah
(Apa atau siapa yang tidak diharapkan oleh bangsa mana pun?)
b. Krisis ekonomi tidak diharapkan oleh bangsa manapun, tetapi kenyataannya
kita harus dapat menerimanya dengan tabah.
(krisis ekonomi sebagai subjek)
2) Kata depan tidak berada di depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa baru harus segera konfirmasi. (Bagi di depan subjek)
b. Semua mahasiswa baru harus segera konfirmasi
3) Konjuksi intrakalimat tidak digunakan di dalam kalimat tunggal
Contoh:
a. Saksi tidak hadir. Sehingga persidangan ditunda minggu depan. (Sehingga di
awal kalimat)
b. Saksi tidak hadir sehingga persidangan ditunda minggu depan.
4) Predikat tidak di dahului konjungsi yang
Contoh:
a. Supporter timnas Indonesia yang mengenakan baju merah putih. (yang di
depat predikat
b. Supporter timnas Indonesia mengenakan baju merah putih
5) Subjek tidak ganda
Contoh: Toyota Avanza banyak orang menyebutnya mobil sejuta umat karena
banyak menjadi pilihan masyarakat.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil namun terlengkap maknanya
dan mempunyai intonasi final yang mengakhirinya. Sebuah kalimat dalam Bahasa
Indonesia secara sederhana biasanya terdiri dari dua unsur yang membangunnya,
yaitu unsur Subjek (S) dan Predikat (P). Kalimat tunggal adalah jika kalimat
tersebut hanya memiliki gagasan dan hanya terdiri dari Subjek (S) dan Predikat (P)
saja. Kalimat majemuk adalah jika kalimat itu terdiri dari dua atau lebih klausa
yang membangunnya, dan biasanya memiliki lebih dari satu predikat (P).
Kalimat efektif adalah kakimat yang dapat menjelaskan gagasan penulis
kepada pembaca secara utuh tanpa ada kebimbangan atau keraguan dalam
menafsirkannya
3.2 SARAN
Demikian makalah ini disusun. Semoga untukkedepannya kita semua
dapat memahami unsur-unsur dan pola dasar kalimat. Sehimgga dapat
mengaplikasikannya dalam penulisan. Terima kasih atas antusias dari pembaca
yang telah mencoba memahami isi makalah ini, karena keterbatasan pengetahuan.
Kami berharap pembaca memberikan saran dan kritik kepada kami demi
sempurnanya makalah ini di kesempatan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai