Anda di halaman 1dari 16

PEMBENTUKAN DAN PERLUASAN KALIMAT

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Anggi Yus Susilowati M.Si

Oleh :

1. Muhamad Darlis Purnama Fuad (2108305019)


2. Depi Pidianti (2108305026)
3. Lu’lu Aulia’ Az-Zahra’ Ilyasa’ (2108305004)
4. Ika Nurhayati (2108305012)

KELAS A
PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pembentukan dan Perluasan Kalimat ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Anggi Yus
Susilowati M.Si pada mata kuliah Bahasa Indonesia.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Pembentukan dan Perluasan Kalimat bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Anggi Yus Susilowati M.Si selaku dosen Bahasa
Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Cirebon, 27 September 2021

Muhamad Darlis Purnama Fuad


Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................................................................. 2


Daftar Isi ........................................................................................................................................................ 3
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................................................... 4
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 5
A. Pengertian Kalimat ........................................................................................................................... 5
B. Bagian-Bagian Kalimat ...................................................................................................................... 5
C. Pengertian Kalimat Tunggal .............................................................................................................. 8
D. Pengertian Kalimat Majemuk ........................................................................................................... 9
E. Kalimat majemuk setara ................................................................................................................... 9
F. Kalimat Majemuk Bertingkat........................................................................................................... 12
BAB 3 PENUTUP ..................................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................................................... 15
BAB 4 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 16
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kalimat merupakan hal yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kalimat sering
digunakan dalam berdialog baik itu dalam forum resmi atau dalam kehihdupan sehari-hari.
Kalimat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari merupakan kalimat yang tidak
efektif, masih banyak kalimat yang salah, namun tetap masih digunakan. Oleh sebab itu, kita
harus mempelajari hal-hal mengenai kalimat yang baik untuk melancarkan berbahasa.

Kalimat yang baik harus memenuhi syarat kelengkapan dan kejelasan peran unsur-unsur
pembentuk kalimat yang meliputi subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
Pengenalan terhadap ciri-ciri dan peran unsur-unsur pembentuk kalimat sangat bermanfaat dalam
menghasilkan dan menilai apakah suatu kalimat telah memenuhi kaidah ketata bahasan atau
belum. Selain itu, pemahaman terhadap kata dan kelompok kata pembentuk unsur-unsur kalimat
merupakan faktor pendukung dalam menghasilkan kalimat yang baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian kalimat ?

2. Apa saja bagian-bagian kalimat ?

3. Apa pengertian kalimat tunggal ?

4. Apa pengertian kalimat majemuk ?

5. Apa itu kalimat majemuk setara ?

6. Apa itu kalimat majemuk bertingkat ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mendeskripsikan pengertian kalimat

2. Mendeskripsikan bagian-bagian kalimat

3. Mendeskripsikan pengertian kalimat tunggal

4. Mendeskripsikan pengertian kalimat majemuk

5. Mendeskripsikan pengertian kalimat majemuk setara


6. Mendeskripsikan pengertian kalimat majemuk bertingkat
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat
Pengertian Kalimat secara umum adalah gabungan dua kata ataupun lebih, baik itu dalam bentuk
lisan maupun tulisan yang disusun sesuai pola tertentu sehingga memiliki arti. Kalimat yang baik
dan benar tentunya memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu mengandung unsur-unsur seperti S (Subjek),
P (Predikat), O (Objek), dan K (Keterangan), atau disingkat menjadi pola S-P-O-K.

B. Bagian-Bagian Kalimat
Bagian-bagian kalimat adalah fungsi yang didalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim
disebut jabatan kata, seperti subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan
(Ket).Kalimat bahasa Indonesia baku terdiri dari sekurang-kurangnya atas dua unsur, yakni S dan
P.Unsur yang lain (O, Pel, dan Ket) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau
wajib tidak hadir. Berikut adalah keterangan dari Subjek, Predikat, Objek, Pelengkap, Keterangan

1. Subjek
Fungsi subjek merupakan pokok dalam sebuah kalimat. Pokok kalimat itu dibicarakan atau
dijelaskan oleh fungsi kalimat lain, yaitu predikat.

Ciri-ciri subjek adalah sebagai berikut:

a) Jawaban apa atau siapa,


b) Dapat didahului oleh kata bahwa,
c) Berupa kata atau frasa benda (nomina)
d) Dapat diserta kata ini atau itu,
e) Dapat disertai pewatas yang,
f) Tidak didahului preposisi di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dan lain-lain,

Hubungan subjek dan predikat dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini.
• Adik bermain.

S P

• Ibu memasak.

S P

2. Predikat
Predikat merupakan unsur yang membicarakan atau menjelaskan pokok kalimat atau
subjek.Hubungan predikat dan pokok kalimat dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini.

• Adik bermain.

S P

Adik adalah pokok kalimat, bermain adalah yang menjelaskan pokok kalimat.

• Ibu memasak.

S P

Ibu adalah pokok kalimat, memasak adalah yang menjelaskan pokok kalimat.

- Prediket mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


a) Bagian kalimat yang menjelaskan pokok kalimat,
b) Dalam kalimat susun biasa, prediket berada langsung di belakang subjek,
c) Prediket umumnya diisi oleh verba atau frasa verba,
d) Dalam kalimat susun biasa (S-P) prediket berintonasi lebih rendah,
e) Prediket merupakan unsur kalimat yang mendapatkan partikel-lah,
f) Prediket dapat merupakan jawaban dari pertanyaan apa yang dilakukan (pokok kalimat)
atau bagaimana (pokok kalimat).

3. Objek
Fungsi objek adalah unsur kalimat yang kehadirannya dituntut oleh verba transitif pengisi
predikat dalam kalimat aktif.Objek dapat dikenali dengan melihat verba transitif pengisi predikat
yang mendahuluinya seperti yang terlihat pada contoh di bawah ini:
• Dosen menerangkan materi.

S P O

Menerangkan adalah verba transitif.

• Ibu menyuapi adik.

S P O

Menyuapi adalah verba transitif.

- Objek mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


a) Berupa nomina atau frasa nominal
b) Berada langsung di belakang predikat (yang diisi oleh verba transitif)
c) Dapat diganti enklitik –nya, ku atau –mu
d) Objek dapat menggantikan kedudukan subjek ketika kalimat aktif transitif dipasifkan

4. Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek,
dan melengkapi struktur kalimat.Pelengkap (pel.) bentuknya mirip dengan objek karena sama-
sama diisi oleh nomina atau frasa nominal dan keduanya berpotensi untuk berada langsung di
belakang predikat.

- Kemiripan antara objek dan pelengkap dapat dilihat pada contoh berikut:

• Bu Minah berdagang sayur di pasar pagi.

S P pel. ket.

• Bu Minah menjual sayur di pasar pagi.

S P O ket.
- Pelengkap mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kehadirannya dituntut oleh predikat aktif yang diisi oleh verba yang dilekati oleh prefiks
ber dan predikat pasif yang diisi oleh verba yang dilekati oleh prefiks di- atau ter
b. Pelengkap merupakan fungsi kalimat yang kehadirannya dituntut oleh verba dwi-transitif
pengisi predikat
c. Pelengkap merupakan unsur kalimat yang kehadirannya mengikuti predikat yang diisi oleh
verba adalah, ialah, merupakan, dan menjadi
d. Dalam kalimat, jika tidak ada objek, pelengkap terletak langsung di belakang predikat,
tetapi kalau predikat diikuti oleh objek, pelengkap berada di belakang objek
e. Pelengkap tidak dapat diganti dengan pronomina –nya
f. Satuan bahasa pengisi pelengkap dalam kalimat aktif tidak mampu menduduki fungsi
subjek apabila kalimat aktif itu dijadikan kalimat pasif

5. Keterangan
Keterangan adalah unsur kalimat yang memberikan keterangan kepada seluruh
kalimat.Sebagian besar unsur keterangan merupakan unsur tambahan dalam kalimat.Keterangan
sebagai unsur tambahan dalam kalimat dapat dilihat pada contoh berikut.

• Ibu membeli kue di pasar.

S P O Ket.Tempat

• Ayah menonton TV tadi pagi.

S P O Ket.waktu

C. Pengertian Kalimat Tunggal


Dikutip dari buku Penyuluhan Kalimat (2014) karya Sry Satriya Tjatur Wisnu Sasangka,
kalimat tunggal yang juga dikenal dengan kalimat simpleks bisa diartikan sebagai kalimat yang
hanya terdiri dari sebuah klausa bebas (satu predikat) atau tidak mengandung klausa terikat.
Lantaran terdiri dari satu klausa, maka kalimat tunggal hanya mengandung satu informasi.
Biasanya, cara melihat informasi tersebut dapat dilakukan dengan mencari predikat dari kalimat
yang tertulis/terucap. Selain itu, terdapat beberapa rangkaian struktur dari kalimat tunggal, mulai
yang terdiri dari subjek dan predikat (S-P); subjek predikat, dan objek (S-P-O); subjek, predikat,
dan pelengkap (S-P-O-Pel); subjek, predikat, dan keterangan (S-P-K); hingga berupa predikat saja
(P).
- Berikut ini beberapa contoh kalimat tunggal dan strukturnya:
1. Dia pingsan (S-P)
2. Bapak lari dari perampok (S-P-O)
3. Aku suka makan (S-P-Pel)
4. Guru mengajar muridnya membaca (S-P-O-Pel)
5. Rudi makan soto di kantin (S-P-O-K)
6. Saya tiba pukul 12.00 siang (S-P-K)
7. Sini! (P)

D. Pengertian Kalimat Majemuk


Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai 2 pola kalimat atau lebih yang memiliki
kalimat penghubung yang dapat memperjelas kalimat tersebut. Bisa diartikan dengan mudah untuk
kalimat majemuk adalah seperti ini. Kalimat majemuk bisa saja memiliki lebih dari satu subjek
maupun predikat.

Pengertian Kalimat Majemuk Menurut Para Ahli

Berikut ini terdapat beberapa pengertian kalimat majemuk menurut para ahli, terdiri atas:

• Keraf, 1984: 167

Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Sebagai
contoh: ayah menulis surat sambil adik berdiri disampingnya, pola kalimat yang pertama adalah
ayah menulis surat dan pola kalimat yang ke dua adalah adik berdiri disampingnya.

• Jamiludin, 1994: 62

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih.

E. Kalimat majemuk setara


Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang
kedudukannya sejajar atau sederajat. Sehingga, kedua klausa bersifat koordinatif dan dapat berdiri
sendiri tanpa kata hubung (konjungsi).

1. Ciri-Ciri kalimat majemuk setara :

• Klausa pembentuknya dapat dipisahkan menjadi kalimat tunggal tanpa adanya perubahan
maksud kalimat
• Kedudukan pola-pola kalimat, sama derajatnya.

• Penggabungannya disertai perubahan intonasi.

• Menggunakan kata penghubung, yang bersifat kesetaraan.

• Pola umum uraian jabatan kata : S-P+S-P

- Jenis-Jenis kalimat majemuk setara berikut diantaranya :


1. Kalimat majemuk setara sejalan

Intonasi disertai kesenyapan antara.

Konjungsi atau kata penghubung: Serta, lagi pula, sementara, ketika.

Contoh:

- Klausa 1

Bapak sedang menonton televisi

- Klausa 2

Ibu sedang memasak

- Kalimat Majemuk

Bapak sedang menonton televisi ketika ibu sedang memasak.

- Klausa 1

Aku sedang bermain boneka

- Klausa 2

Adiku sedang bermain bola

- Kalimat majemuk

Aku sedang bermain boneka sementara adiku sedang bermain bola

2. Kalimat majemuk setara berlawanan

Ciri dari kalimat majemuk setara adalah biasanya konjungsi yang digunakan adalah: sedangkan,
tetapi, melainkan.
Contoh:

- Klausa 1

Budi adalah anak yang rajin.

- Klausa 2

Tono adalah anak yang pemalas.

- Kalimat Majemuk

Budi adalah anak yang rajin sedangkan Tono adalah anak yang pemalas.

- Klausa 1

Aku mengambil jurusan IPA

- Klausa 2

Adiku mengambil jurusan IPS

- Kalimat majemuk

Aku mengambil jurusan IPA sedangkan adiku mengambil jurusan IPS

3. Kalimat majemuk setara sebab akibat

Konjungsi yang biasa digunakan adalah: dan, lalu, kemudian.

Contoh:

- Klausa 1

Siti menyapu.

- Klausa 2

Siti pergi bermain.

- Kalimat Majemuk

Siti menyapu kemudian pergi bermain.

- Klausa 1

Dina membuat kue

- Klausa 2
Dina membuat bolu

- Kalimat majemuk

Dina membuat kue dan membuat bolu

F. Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat yaitu jenis kalimat yang memiliki lebih dari satu klausa dan
hubungan antarklausa pembentuknya tidak setara, klausa yang satu merupakan bagian dari klausa
lainnya. Jadi, satu di antara unsur dalam kalimat majemuk bertingkat ada yang menduduki induk
kalimat sedangkan unsur lainnya sebagai anak kalimat.

- Kalimat majemuk bertingkat hubungan waktu :


1. Ayahku pulang dari Jakarta saat malam hari tiba.
2. Ibuku memintaku untuk cepat pulang sebelum hujan turun.
3. Hidupnya telah berubah secara dramatis sejak ia menjadi pengedar narkoba dan pecandu.
4. Dia sudah meninggalkan rumahnya sebelum fajar menyingsing.
5. Dia sering menangis ketika teringat ibunya yang tidak pernah pulang.

- Kalimat majemuk bertingkat hubungan tujuan :


1. Warga bekerja sama membersihkan selokan dan halaman rumah agar nyamuk tidak
berkembang biak.
2. Kakak menambahkan aksesoris di rambutnya agar terkesan lebih anggun.
3. Ibu membawakannya payung agar ia tidak kehujanan.
4. Ayah menambahkan gula ke kopinya supaya terasa lebih manis.
5. Ani mencuci tas sekolahnya supaya terlihat bersih

- Kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat :


1. Ayah ingin membeli mobil baru jika ayah dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi.
2. Kita akan mengalami kerugian besar apabila produk kita gagal di pasaran.
3. Ibu tidak semarah itu seandainya ia meminta maaf.
4. Tidak ada barang yang ketinggalan asalkan kau menyusunnya dengan teliti.
5. Semua pekerjaan itu selesai dalam sekejap asalkan semua orang bergotong royong
mengerjakannya.

- Kalimat majemuk bertingkat hubungan perumpamaan/perbandingan


1. Berdiam diri lebih baik daripada bergosip membicarakan orang lain.
2. Setiap hari dua bersaudara itu bertengkar ibarat anjing dan kucing.
3. Ayu sangat mirip dengan ibunya seperti pinang dibelah dua.
4. Semangatnya menyala-nyala laksana kobaran api.
5. Sifat saudara kembar itu sangat berbeda bagaikan bumi dan langit.

- Kalimat majemuk bertingkat hubungan sebab akibat


1. Beberapa hari terakhir gelombang besar menghantam perahu nelayan sehingga mereka
tidak berani melaut.
2. Kakak bermain games sampai larut malam sehingga kakak sering tertidur di kelas.
3. Ayu adalah anak tunggal di keluarganya, oleh karena itu ia sangat dimanja orangtuanya.
4. Lingkungan yang kotor menyebabkan terjangkitnya banyak penyakit, oleh karena itu kita
harus menjaga kebersihan.
5. Banyak anak sekolah yang menjadi pecandu narkoba, oleh karena itu tugas kita semua
untuk memeranginya

- Kalimat majemuk bertingkat hubungan pertentangan/perlawanan


1. Setiap hari ia terlambat masuk sekolah padahal jarak rumahnya hanya sejengkal.
2. BMG meramalkan hari ini hujan lebat, kenyataannya sepanjang hari ini panas menyengat.
3. Polisi merupakan aparat pengayom bagi masyarakat, faktanya di lapangan beberapa
oknum melakukan pemerasan.
4. Konglomerat itu hidup sederhana padahal ia bergelimpangan harta.
5. Pihak kelurahan itu mengatakan mengurus KTP cukup satu hari, kenyataannya sudah
seminggu KTP-ku belum ada kabar beritanya.

- Kalimat majemuk bertingkat hubungan cara


1. Pencuri masuk ke rumah mewah itu dengan mengendap-ngendap.
2. Dinding kamarku kotor berantakan karena adik mencoretnya dengan crayon.
3. Menghadapi terjangan air laut, penduduk menahan tanggul dengan karung yang diisi pasir.
4. Pesta pernikahannya dirayakan dengan megah dan mewah.
5. Berjam-jam guru itu memeriksa hasil ulangan muridnya dengan teliti.

- Kalimat majemuk bertingkat hubungan penjelas


1. Akbar Risuddin adalah bayi terbesar yang lahir di Sumut bahkan terbesar di Indonesia.
2. Kepala sekolah mengumumkan bahwa tahun ini seluruh siswa lulus ujian negara.
3. Surat edaran kelurahan memberitahukan bahwa minggu depan seluruh warga ikut kerja
bakti di lingkungan masing-masing.
4. Ayah memberi kabar bahwa tahun depan ayah akan pensiun dini,
5. Pemuda itu mengatakan bahwa di perempatan lampu merah sana terjadi kecelakaan.

- Kalimat majemuk bertingkat hubungan atributif


1. Pemenang lomba matematika tingkat kabupaten minggu lalu adalah gadis yang memakai
kacamata tebal itu.
2. Petani menyemaikan bibit unggul yang diberikan pemerintah bulan lalu.
3. Para orang tua sibuk merias anak-anaknya yang mengikuti karnaval batik tadi sore.
4. Orang yang mondar-mandir di depan rumah pak RT tadi sedang mencari alamat.
5. Pak satpam memarahi anak yang membuang sampah di depan pagar rumah itu.

- Kalimat majemuk bertingkat hubungan pengandaian


1. Hatinya sedih pilu seolah-olah di iris sebilah bambu.
2. Hidupnya hancur berantakan seolah-olah dunia sudah kiamat.
3. Anak kecil itu mengangguk-angguk seolah-olah ia mengerti apa yang dikatakan ibunya.
4. Setelah peristiwa kemarin itu, ia diam seribu bahasa seolah-olah tak terjadi apa pun.
5. Sejak kematian kedua orang tuanya, seakan-akan hidupnya telah terengut dari dunia ini.

- Kalimat majemuk bertingkat hubungan konsesif


1. Malam itu ia tetap pergi, walaupun ibu sudah melarangnya.
2. Banyak pegguna jalan yang menyeberang sembarangan, meskipun sudah dibangun
jembatan penyeberangan.
3. Orang tua itu tidak mau mengungsi biarpun badai sudah memporak porandakan tempat
tinggalnya.
4. Ia tetap berjuang untuk sembuh, kendatipun dokter mengatakan sudah tidak ada harapan
lagi.
5. Amir menganti kerugian pedagang itu sungguhpun ia tak tahu apa yang terjadi.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kalimat adalah gabungan dua kata ataupun lebih, baik itu dalam bentuk lisan maupun tulisan
yang disusun sesuai pola tertentu sehingga memiliki arti. Kalimat yang baik dan benar tentunya
memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu mengandung unsur-unsur seperti S (Subjek), P (Predikat), O
(Objek), dan K (Keterangan), atau disingkat menjadi pola S-P-O-K. Kalimat juga terbagi menjadi
4, yaitu kalimat tunggal, kalimat majemuk, kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat dan semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Apabila memiliki saran atau kritik untuk disampaikan, Silahkan sampaikan
kepada kami. Kami akan sangat berterimakasih karna kami dapat mereferensi diri dari saran dan
kritik pembaca.

Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan, dimohon untuk dimaafkan dan dimaklumi. Kami
juga adalah hamba allah, maka dari itu kami juga tidak luput dari kesalahan. Kemudian kita juga
sudah tau bahwa setiap sesame manusia itu harus saling maaf-memaafkan.
BAB 4
DAFTAR PUSTAKA

Salmaa Awwabiin. 2021. Pengertian Kalimat, Unsur, dan Lengkap dengan Contoh SPOK-nya.
Pengertian Kalimat, Unsur, dan Lengkap dengan Contoh SPOK-nya (penerbitdeepublish.com)
(diakses tanggal 27 September 2021).
Faozan Tri Nugroho. 2021. Contoh-Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat yang Perlu Dipahami.
Contoh-Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat yang Perlu Dipahami - Ragam Bola.com (diakses tanggal 24
September 2021).

Yuda Prinada. 2021. Pengertian Kalimat Tunggal, Struktur dalam SPOK, & Contohnya.
Pengertian Kalimat Tunggal, Struktur dalam SPOK, & Contohnya (tirto.id) (diakses tanggal 24 September
2021).

Samhis Setiawan. 2021. “Kalimat Majemuk Setara” Pengertian & ( Jenis – Contoh ).
Pengertian Kalimat Majemuk Setara, Ciri, Jenis dan Contoh (gurupendidikan.co.id) (diakses tanggal 24
September 2021).

Info_PAPB. 2021. Kalimat Majemuk – Pengertian, Contoh dan Ciri-Ciri.


Kalimat Majemuk - Pengertian, Contoh Dan Ciri-Ciri (smpislampapb.sch.id) (diakses tanggal 24
September 2021).

Anda mungkin juga menyukai