Anda di halaman 1dari 25

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA

DOSEN :

Ibu Lita Srimaryati,M.Pd

DISUSUN OLEH :

- Ahmad Gilbert Yoza


- Ervan Kurniawan
- Inggit Noviyanti
- Peki Pratama

PROGRAM STUDI :

Bahasa Indonesia

FALKUKTAS SYARIAH

HUKUM TATA NEGARA

UNIVERSITAS ISLAM RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan
karunianya sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai. Dalam makalah
ini saya akan membahas tentang “Kalimat dalam Bahasa Indonesia”. Tidak lupa
kami mengucapkan begitu banyak terimakasih atas uluran tangan dan bantuan berasal
dari pihak yang telah bersedia berkontribusi bersama dengan mengimbuhkan
sumbangan baik anggapan maupun materi yang telah mereka kontribusikan.

Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman


serta ilmu bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup memperbaiki
bentuk maupun tingkatkan isikan makalah sehingga menjadi makalah yang miliki
wawasan yang luas dan lebih baik lagi.

Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, Kami percaya tetap


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat berharap saran
dan kritik yang membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 11 September2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah1
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Kalimat 3
2.2 Unsur-Unsur Kalimat 3

2.3 Pola Dasar Kalimat 5

2.4 Jenis-Jenis Kalimat 7

2.4.1 Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya 7

2.4.2 Jenis Kalimat Menurut Kelengkapan Unsurnya 10

2.4.3 Jenis Kalimat Menurut Susunan Subjek Predikatnya 10

2.4.4 Jenis Kalimat Menurut Fungsi Isinya 11

2.5 Kalimat Efektif 14

BAB III PENUTUP 15

3.1 Kesimpulan 18

DAFTAR PUSTAKA 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah sarana berfikir baik untuk menyampaikan pesan kepada orang lain
maupun untuk menerima pesan dari orang lain. Secara lisan maupun tulisan kita tidak
menggunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi kita menggunakan kata-kata sesuai
dengan kaidah dan aturan yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang
dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan yang dinamakan kalimat.
Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan
predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan
makna.
Kalimat merupakan salah satu unsur utama tata bahasa yang dapat berdiri sendiri
sebagai satu kesatuan. Kalimat merupakan faktor utama dalam kajian bahasa. Hal ini
disebabkan karena perantara kalimat. Karena peran kalimatlah seseorang dapat
menyampaikan maksud dari apa yang ingin disampaikannya. Untuk dapat berkalimat
dengan baik perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar kalimat.
Dalam sebuah karangan kita menjumpai banyak penulisan kalimat yang tidak
efektif. Hal ini disebabkan oleh kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, dan
tidak logis. Akibatnya, pembaca susah untuk mengerti atau dapat memahami isi dari
karangan tersebuit. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas
kalimat dengan segala permasalahannya.

1.2 RumusanMasalah

1
1.    Apa yang dimaksud dengan kalimat?
2.    Bagaimana bentuk pola kalimat dasar?
3.    Apa saja jenis-jenis kalimat?
4.    Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?

1.3 Tujuan

1.    Menjelaskan pengertian kalimat.


2.    Menjelaskan bagaimana bentuk pola kalimat dasar.
3.    Menjelaskan jenis-jenis kalimat.
4.    Menjelaskan apa yang dimaksud dengan kalimat efektif.

2
3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat

Kalimat merupakan sebuah bentuk bahasa yang didalamnya terdlain seapat


sebuah gagasan yang utuh. Kalimat yang benar dan jelas akan mudah dipahami orang
lain sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan. Untuk itu, dalam menulis sebuah
kalimat yang baik, mempunyai pokok pikir yang jelas sehingga menghasilkan kalimat
yang efektif.
Kalimat bukan semata-mata gabungan dari beberapa kata. Namun, dalam kalimat
harus mempunyai sebuah maknna yang utuh dan jelas. Untuk itu, belum kita dapat
membuat kalimat yang baik, kita perlu memahami terlebih dahulu struktur dasar serta
unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat. Berikut ini adalah beberapa pengertian
kalimat menurut para ahli.

  Menurut Arifin dan Tasai (2003:58), kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam
wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.

  Menurut Widjono (2012:187), kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan
kesatuan pikiran.

  Menurut Cook (1971:39-40); Elson dan Picket (1969:82), dalam Tarigan (2009:6)
kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, yang
mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri dari klausa.

2.2    Unsur-Unsur Kalimat

4
Dalam pola kalimat dasar kita dapat menjumpai Subjek (S), Prediket (P), Objek (O),
Pelengkap (Pel), dan Keterangan (Ket) yang merupakan unsur pembangun sebuah
kalimat. Unsur-unsur kalimat ini memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing di
dalam sebuah kalimat. Kalimat minimal harus memiliki unsur Subjek (S) dan
Prediket (P) yaitu :
1 .   Subjek (S)
subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan
kejelasan kalimat. Pada umumnya subjek berupa nomina, frasa nominal, atau klausa.
Contoh: Sayasedang makan.
              Orang-Orang sedang demo kenaikan BBM.

2  .   Predikat (P)


Predikat merupakan konstituen pokok yang disertai konstituen subjek di sebelah kiri
dan jika ada konstituen objek, pelengkap, dan/atau keterangan wajib di sebelah
kanan. Predikat biasanya berupa frasa verbal atau frasa adjektival.
Contoh: Ayahnya guru bahasa Inggris.
              Adiknya dua.

3.     Objek (O)


Objek adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang
berupa verba transitif pada kalimat aktif. Objek biasanya berupa nomina atau frasa
nominal.
Contoh: Adi mengunjungi Pak Rustam.
              Ibu mencuci baju.

4.       Pelengkap (Pel)


Pelengkap berwujud frasa nominal, frasa verbal, frasa adjektival, frasa adjektival,
frasa preposisional, atau klausa. Pelengkap berada langsung di belakang predikat jika
tidak ada objek dan di belakang objek kalau unsur ini hadir.

5
Contoh: Ibunya sakit kepala.
              Beliau senang bermain tenis.

5.      Keterangan (Ket)


Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah
berpindah letaknya. Keterangan dapat berada di akhir, di awal, dan bahkan di tengah
kalimat. Konstituen keterangan biasanya berupa frasa nominal, frasa preposisional, atau
frasa adverbial.
Contoh: widya memotong rambutnya di kamar.
              Bella mencuci piring di dapur.

2.3 Pola kalimat Dasar


Kalimat yang jumlahnya banyak biasanya disusun dengan pola yang mempunyai
makna. Pola-pola tersebut disusun berdasarkan unsur-unsur pembangin kalimat.
Berikut merupakan pola kalimat dasar.
1)      Kalimat Berpola S P (P: Verba)
Kalimat berpolakan S P merupakan kalimat yang terdiri dari Subjek dan Predikat
dimana subjek berupa nomina, frasa nomina, atau klausa sedangkan predikat berupa
verba atau frasa verba.
Contoh: Dea sedang tidur.
              Doni sedang berolahraga.

2)      Kalimat Berpola S P (P: Nomina)


Kalimat yang berpolakan S P merupakan kalimat yang terdiri dari Subjek dan
Predikat dimana subjek berupa nomina, frasa nomina, atau klausa sedangkan predikat
berupa nomina. Tetapi nomina predikat mempunyai pengertian lebih luas daripada
nomina subjek dan berupa nomina penggolong (identifikasi).
Contoh: Ayahnya guru bahasa Inggris.
              Mereka itu mahasiswa

6
3)      Kalimat Berpola S P (P: Adjektiva)
Kalimat yang berpolakan S P merupakan kalimat yang terdiri dari Subjek dan
Predikat dimana subjek berupa nomina, frasa nomina, atau klausa sedangkan predikat
berupa adjektiva ( kata sifat).
Contoh: Gadis itu cantik.
              Tas itu mahal sekali.

4)      Kalimat Berpola S P Pel

Kalimat yang berpolakan S P Pel merupakan kalimat yang terdiri dari Subjek,
Predikat, dan Pelengkap dimana subjek berupa nomina(kata benda), frasa nomina,
atau klausa. Predikat berupa verba atau kata sifatdan pelengkap berupa nomina (kata
benda) atau adjektiva (kata sifat).

Contoh: rafli makan roti.


              Kakak membuat lukisan.

5)   Kalimat Berpola S P O

Kalimat yang berpolakan S P O merupakan kalimat yang terdiri dari Subjek, Predikat,
dan Objek dimana subjek berupa nomina (kata benda), frasa nomina, atau klausa.
Predikat berupa verba atau kata sifatdan objek berupa nomina (kata benda) atau frasa
nominal.

Contoh: Mereka menonton film.


              Pesawat itu menembus angkasa.

7
6)      Kalimat Berpola S P K

Kalimat yang berpolakan S P K merupakan kalimat yang terdiri dari Subjek, Predikat,
dan Keterangan dimana subjek berupa nomina (kata benda), frasa nomina, atau
klausa. Predikat berupa verba atau kata sifatdan keteranganberupa frasa berpreposisi.

Contoh: Dosen itu selalu ramah setiap hari .Mahasiswa IA sedang berdiskusi di kelas.
7)      Kalimat Berpola S P O K
Kalimat yang berpolakan S P O K merupakan kalimat yang terdiri dari Subjek,
Predikat, Objek dan Keterangan dimana subjek berupa nomina (kata benda), frasa
nomina, atau klausa. Predikat berupa verba atau kata sifat, objek berupa nomina atau
frasa nominaldan keteranganberupa frasa berpreposisi.

Contoh: Ayah berangkat ke kantor setiap pagi.


              Vony memasak di dapur kemarin sore.

8)      Kalimat Berpola S P O Pel


Kalimat dasar yang mempunyai unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. Subjek
berupa nomina (kata benda) atau frasa nominal, predikat berupa verba, objek berupa
nomina (kata benda) atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina (kata benda)
atau frasa nominal.
Contoh: Ibuku menggorengkan ayah ikan.
              Chervon membukakan ibunya pintu.

2.4  Jenis-Jenis Kalimat


Kalimat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:
2.4.1      Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya
Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas 2 macam yaitu:
1.      Kalimat Tunggal

8
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari atas satu klausa. Karena terdiri dari
satu klausa yang unsurnya subjek dan predikat yang serba tunggal maka kalimat ini
disebut kalimat tunggal.
Berdasarkan jenis frasa pengisi predikatnya, kalimat tunggal dapat dibagi empat
macam:

a.       Kalimat Nominal


Kalimat nominalialah klausa yang predikatnya terdiri dari kata atau frasa golongan
nominal.
Contoh: 
-          Ia guru.
-          Dina dibelikan orang itu sepeda.

b.      Kalimat Adjektival


Kalimat adjektival predikatnya terdiri dari kata golongan verbal yang termasuk
golongan kata sifat atau terdiri dari frasa golongan verbal yang unsur pusatnya berupa
kata sifat.
Contoh:
-          Udaranya panas sekali.
-          Harga buku sangat mahal.
c.       Kalimat Verbal
Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya terdiri dari kata frasa golongan
verbal.
Contoh:

9
-          Petani mengerjakan sawahnya dengan tekun.
-          Udaranya panas.
d.      Kalimat Numeral
Kalimat numeral adalah kalimat yang predikatnya terdiri dari kata atau frasa
golongan bilangan.
Contoh:
-          Kerbau petani itu terdiri dari dua ekor.
-          Anaknyaduaorang.

2.      Kalimat Majemuk


Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih
klausa tunggal Kalimat majemuk terbagi menjadi dua golongan yaitu:
a.       Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah gabungan beberapa kalimat tunggal menjadi sebuah
kalimat yang lebih besar dan tiap-tiap kalimat tunggal yang digabungkan tidak
kehilangan unsur-unsurnya. Biasanya dihubungkan dengan konjungsi koordinatif
dan, atau, tetapi, dan sedangkan.

Contoh:
-          Vony ingin sekali menjadi guru matematika, tetapi dia kurang menyukai matematika.
-          Raja kuliah di UR, sedangkanRisma kuliah di UIR.
b.      Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan pola-polanya tidak
sederajat, salah satu pada bagian yang lebih tinggi kedudukannya disebut induk kalimat,
sedangkan bagian yang lebih rendah kedudukannya disebut anak kalimat. Konjungsi
subordinatif dapat menyatakan berbagai hubungan makna, yaitu hubungan waktu

10
(sebelum, sejak, sewaktu, setelah), syarat (asalkan, jika, kalau), pengandaian (jangan-
jangan, seandainya), tujuan (agar, biar, supaya), konsesif (walaupun, sekalipun,
sungguhpun), pembandingan (alih-alih, daripada, ibarat, sebagaimana), sebab/alasan
(karena, sebab), hasil/akibat (sampai-sampai, maka, sehingga), cara (dengan, tanpa),
komplementasi (bahwa), atribut (yang), perbandingan (sama).
Contoh:
-          Daripada menganggur, Tessa membantu ibunya di toko.
-          Setelah memberikan pertunjukkan, Fitri juga menemui fansnya.
c.       Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang terdiri dari sebuah pola atasan dan
sekurang-kurangnya dua pola bawahan, atau sekurang-kurangnya dua pola atasan dan
satu atau lebih pola bawahan.
Contoh:
1)        Satu pola atasan dan dua polah bawahan
Kami telah menyelenggarakan sebuah malam kesenian, yang dimeriahkan oleh para
artis ibu kota, serta dihadiri pula oleh para pembesar kota itu.
2)        Satu pola atasan dan satu atau lebih pola bawahan
Bapak menyesalkan perbuatan itu, dan meminta kami agar kami berjanji tidak akan
mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama, yang dapat merugikan nama baik dan
kedudukannya.
2.4.2      Jenis Kalimat Menurut Kelengkapan Unsurnya
Kalimat menurut kelengkapan unsurnya dibagi menjadi dua yaitu:
1.      Kalimat Lengkap (Mayor)
Kalimat lengkap adalah kalimat yang memiliki subjek dan predikat.
Contoh:
-          Ibu pergi.
-          Adik sedang belajar.
2.      Kalimat Tidak Lengkap (Minor)

11
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak memiliki salah satu unsur subjek
atau predikatnya. Kalimat ini sering dipakai pada slogan, ucapan atau sapaan dan
bahasa lisan.
Contoh:
-          Sampai jumpa lagi.
-          Selamat hari ulang tahun.

2.4.3      Jenis Kalimat Menurut Susunan Subjek Predikatnya


Kalimat menurut susunan subjek dan predikatnya dibagi menjadi dua yaitu:
1.      Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang subjek mendahului predikat.
Contoh:
-          Agung berangkat ke Jakarta
-          Ibu menyiram bunga.
2.      Kalimat Invers
Kalimat invers adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjek. Urutan ini
digunakan untuk penegasan makna.

Contoh:
-          Bawa bibit itu kemari.
-          Disiramnya bunga itu.

2.4.4      Jenis Kalimat Menurut Fungsi Isinya


1.      Kalimat Berita (Deklaratif)
Jika dilihat berdasarkan fungsinya, kalimat berita pada umumnya berfungsi untuk
memberitahukan sesuatu informasi pada orang lain sehingga orang yang mendengar
informasi tersebut memberi tanggapan seperti misalnya berupa perhatian pada

12
informasi tersebut. Umumnya kalimat berita disertai kontur intonasi akhir kalimat
yang menurun. Dalam kalimat berita tidak terdapat kata-kata tanya seperti: apa, siapa,
dimana, dan mengapa. Tetapi terdapat kata-kata ajakan seperti: mari dan ayo. Kata
persilahkan seperti: silahkan dan dipersilahkan. Kata larangan seperti: jangan.
Contoh:
-          Menurut ilmu sosial konflik dapat terjadi karena penemuan-penemuan baru.
-          Belajarlah mereka dengan tekun.

2.      Kalimat Tanya (Introgratif)


Jika ditinjau berdasarkan fungsinya, kalimat tanya berfungsi untuk menanyakan sesuatu.
Kalimat tanya ini pola intonasinya berbeda dengan kalimat berita. Perbedaan utamanya
terletak pada nada akhirnya. Kalimat berita bernada akhir turun sedangkan kalimat tanya
berakhir nada naik.Kalimat tanya seringa menggunakan kata tanya, seperti apa, siapa,
mengapa, kenapa, bagaimana, mana, bilamananya, kapan, bila, dan berapa.
a.       Contoh kata tanya apa.
Apa yang dibawa petani itu?
b.      Contoh kata tanya siapa.
Siapa yang menulis surat ini?
c.       Contoh kata tanya mengapa.
Mengapa anak-anak itu dipulangkan?
d.      Contoh kata tanya kenapa.
Kenapa Vony tidak pergi ke kampus?
e.       Contoh kata tanya bagaimana.
Bagaimana Chervon itu dapat lulus di Universitas tersebut?
f.       Contoh kata tanya di mana.
Pengusaha itu bertempat tinggal di mana?
g.      Contoh kata tanya bilamana, bila, dan kapan.
-          Bilamana karyawan itu akan menyelesaikan pekerjaannya?
-          Kapan kapal terbang itu mengalami kerusakan?

13
-          Bila bapak guru akan pulang?
h.      Contoh kata tanya berapa.
Berapa harga buku tersebut?

3.      Kalimat Perintah (Imperatif)


Berdasarkan fungsi dalam hubungan situasi, kalimat perintah mengharapkan
tanggapan yang berupa tindakan dari orang lain. Berdasarkan struktur kalimat
perintah dapat digolongkan menjadi.
a.       Kalimat suruh yang sebenarnya ditandai oleh pola intonasi suruh. Hanya partikel lah
yang dapat ditambahkan pada kata verbal itu guna menghaluskan perintah.
Contoh:
-          Tertawalah engkau sepuas-puasnya!
-          Berangkatlah sekarang juga!
b.      Kalimat persilakan yang ditandai oleh pola intonasi suruh, dan penambahan kata
silahkan atau persilahkan yang diletakkan di awal kalimat.
Contoh:
-          Silahkan tuan mengambil buku sendiri!
-          Silahkan beristirahatlah!
c.       Kalimat ajakan yang mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan, hanya
perbedaannya tindakan itu bukan hanya dilakukan oleh orang yang diajak berbicara,
melainkan juga oleh orang yang berbicara atau penuturnya.
Contoh:
-          Ayo kita bermain sepak bola!
-          Marilah belajar ke perpustakaan pusat!
d.      Kalimat larangan, selain ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat ini ditandai
dengan kata jangan atau dilarang di awal kalimat. Partikel lah dapat ditambahkan
pada kata tersebut untuk memperhalus larangan.
Contoh:
-          Janganlah suka menyakiti hati orang.

14
-          Dilarang membawa buku itu!

4.      Kalimat Seruan (Eksklamatif)


Kalimat seruan digunakan untuk menyatakan emosi atau perasaan batin yang
biasanya terjadi secara tiba-tiba. Misalnya rasa terkejut, marah, kagum, gemas,
kecewa, sedih, cemas, takut, tidak suka, benci, iba, dan sebagainya.

Contoh:

-          Betapa kecewanya aku!


-          Sungguh indahnya hari ini!

2.5    Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan kembali
gagasan atau pikiran pada diri pendengar atau pembaca.

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili secara tepat isi pikiran atau
perasaan penulis secara segar, dan sanggup menarik perhatian pembaca atau
pendengar terhadap pokok persoalan yang dibicarakan.

Jadi, yang dimaksud kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat sebagai
berikut:

a.       Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
b.      Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau
pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.

15
Kalimat efektif menurut penulis: kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
menimbulkan  pikiran dan gagasan yang dapat dimengerti oleh orang lain dan
menarik perhatian pembaca mengenai pokok pembicaraan.

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur,


keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran,
kepaduan gagasan.

1.    Kesepadan Struktur

Kesepadanan struktur adalah keseimbangan antara gagasan atau pikiran dan struktur
bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti:

a)      Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas.


b)      Tidak terdapat subjek yang ganda.
c)      Kata penghubunga intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
d)     Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.

Contoh:

a)      Kepadasemua pegawaiuntuk memasuki ruang rapat. (Salah)


b)      Semua pegawaiuntuk memasuki ruang rapat. (Benar)

2.    Keparalelan Bentuk

Keparalelan bentuk adalah kesamaan atau bentuk kata atau frasa yang digunakan
dalam sebuah kalimat. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk
kedua dan seterusnya juga menggunakan nomina. Kalau bengtuk pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

16
Contoh :

a)      Harga BBM minggu ini segera dibakukan dan kenaikan secara luwes.
b)      Harga BBM minggu inisegera dibakukan dan dinaikkan secara luwes.

3.      Ketegasan Makna

Ketegasan makna adalah penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat
ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberika penekanan atau penegasan
pada penonjolan tersebut. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam
kalimat, yaitu:

a)      Meletakkan kata yang ditonjolkan di depan kalimat


Contoh:
Harapan Presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
b)      Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Sekali, dua kali, tiga kali, ia selalu membuat kekacauan.
c)      Melakukan pengulangan kata
Contoh:
Saya suka kecantikannya, saya suka kelembutannya, saya suka senyumnya.
d)     Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
mega itutidak cantik, tetapiberhati tulus.
e)      Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang harus bertanggung jawab.

17
4.      Kehematan Kata

kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa atau
bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak harus menghilangkan kata-
kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan disini mempunyai arti
penghematan terhadap kata yang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata
bahasa. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan, yaitu :

a.)    Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.


Contoh:
         Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa Presiden datang. (Salah)
         Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa Presiden datang. (Benar)
b.)    Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat
(sejumlah perincian).
Contoh:
         Di mana engkau menangkap burung merpati itu? (Salah)
         Di mana engkau menangkap merpati itu? (Benar)
c.)    Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu
kalimat.
Contoh:
         Sejak dari pagi dia bermenung. (Salah)
         Sejak pagi dia bermenung. (Benar)
d.)   Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang
berbentuk jamak.
Contoh:
         Para hadirin(Salah)
         hadirin(Benar)

18
5.      Kecermatan dan Kesantunan

Kecermatan adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat
dalam pilhan kata.

Contoh:
         Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para
menteri. (Salah)
         Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri. (Benar)

6.      Kepaduan Makna

Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu
sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

Contoh:
         Kita harus memperhatikan daripada kehendak rakyat (Salah)
         Kita harus memperhatikan kehendak rakyat (Benar)

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil namun terlengkap maknanya dan


mempunyai intonasi final yang mengakhirinya. Sebuah kalimat dalam Bahasa
Indonesia secara sederhana biasanya terdiri dari dua unsur yang membangunnya,
yaitu unsur Subjek (S) dan Predikat (P). Kalimat tunggal adalah jika kalimat tersebut
hanya memiliki satu gagasan dan hanya terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) saja.
Kalimat majemuk adalah jika kalimat itu terdiri dari dua atau lebih klausa yang
membangunnya, dan biasanya memiliki lebih dari satu Predikat (P).

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menjelaskan gagasan penulis


kepada pembaca secara utuh tanpa ada kebimbangan atau keraguan dalam
menafsirkannya.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://lytasapi.wordpress.com/2010/04/25/unsur-unsur-kalimat/

https://eziekim.wordpress.com/2010/10/12/unsur-dan-pola-kalimat-dasar-
bahasa-indonesia/

http://binakubinamu.blogspot.com/2011/03/jenis- kalmat-menurut-fungsinya.html

Hs, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di


Perguruan Tinggi. Cet. 2. Jakarta: PT Grasindo.

21
22

Anda mungkin juga menyukai