DOSEN :
DISUSUN OLEH :
PROGRAM STUDI :
Bahasa Indonesia
FALKUKTAS SYARIAH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan
karunianya sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai. Dalam makalah
ini saya akan membahas tentang “Kalimat dalam Bahasa Indonesia”. Tidak lupa
kami mengucapkan begitu banyak terimakasih atas uluran tangan dan bantuan berasal
dari pihak yang telah bersedia berkontribusi bersama dengan mengimbuhkan
sumbangan baik anggapan maupun materi yang telah mereka kontribusikan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah1
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Kalimat 3
2.2 Unsur-Unsur Kalimat 3
3.1 Kesimpulan 18
DAFTAR PUSTAKA 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa adalah sarana berfikir baik untuk menyampaikan pesan kepada orang lain
maupun untuk menerima pesan dari orang lain. Secara lisan maupun tulisan kita tidak
menggunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi kita menggunakan kata-kata sesuai
dengan kaidah dan aturan yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang
dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan yang dinamakan kalimat.
Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan
predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan
makna.
Kalimat merupakan salah satu unsur utama tata bahasa yang dapat berdiri sendiri
sebagai satu kesatuan. Kalimat merupakan faktor utama dalam kajian bahasa. Hal ini
disebabkan karena perantara kalimat. Karena peran kalimatlah seseorang dapat
menyampaikan maksud dari apa yang ingin disampaikannya. Untuk dapat berkalimat
dengan baik perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar kalimat.
Dalam sebuah karangan kita menjumpai banyak penulisan kalimat yang tidak
efektif. Hal ini disebabkan oleh kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, dan
tidak logis. Akibatnya, pembaca susah untuk mengerti atau dapat memahami isi dari
karangan tersebuit. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas
kalimat dengan segala permasalahannya.
1.2 RumusanMasalah
1
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat?
2. Bagaimana bentuk pola kalimat dasar?
3. Apa saja jenis-jenis kalimat?
4. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
1.3 Tujuan
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Arifin dan Tasai (2003:58), kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam
wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Menurut Widjono (2012:187), kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan
kesatuan pikiran.
Menurut Cook (1971:39-40); Elson dan Picket (1969:82), dalam Tarigan (2009:6)
kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, yang
mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri dari klausa.
4
Dalam pola kalimat dasar kita dapat menjumpai Subjek (S), Prediket (P), Objek (O),
Pelengkap (Pel), dan Keterangan (Ket) yang merupakan unsur pembangun sebuah
kalimat. Unsur-unsur kalimat ini memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing di
dalam sebuah kalimat. Kalimat minimal harus memiliki unsur Subjek (S) dan
Prediket (P) yaitu :
1 . Subjek (S)
subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan
kejelasan kalimat. Pada umumnya subjek berupa nomina, frasa nominal, atau klausa.
Contoh: Sayasedang makan.
Orang-Orang sedang demo kenaikan BBM.
5
Contoh: Ibunya sakit kepala.
Beliau senang bermain tenis.
6
3) Kalimat Berpola S P (P: Adjektiva)
Kalimat yang berpolakan S P merupakan kalimat yang terdiri dari Subjek dan
Predikat dimana subjek berupa nomina, frasa nomina, atau klausa sedangkan predikat
berupa adjektiva ( kata sifat).
Contoh: Gadis itu cantik.
Tas itu mahal sekali.
Kalimat yang berpolakan S P Pel merupakan kalimat yang terdiri dari Subjek,
Predikat, dan Pelengkap dimana subjek berupa nomina(kata benda), frasa nomina,
atau klausa. Predikat berupa verba atau kata sifatdan pelengkap berupa nomina (kata
benda) atau adjektiva (kata sifat).
Kalimat yang berpolakan S P O merupakan kalimat yang terdiri dari Subjek, Predikat,
dan Objek dimana subjek berupa nomina (kata benda), frasa nomina, atau klausa.
Predikat berupa verba atau kata sifatdan objek berupa nomina (kata benda) atau frasa
nominal.
7
6) Kalimat Berpola S P K
Kalimat yang berpolakan S P K merupakan kalimat yang terdiri dari Subjek, Predikat,
dan Keterangan dimana subjek berupa nomina (kata benda), frasa nomina, atau
klausa. Predikat berupa verba atau kata sifatdan keteranganberupa frasa berpreposisi.
Contoh: Dosen itu selalu ramah setiap hari .Mahasiswa IA sedang berdiskusi di kelas.
7) Kalimat Berpola S P O K
Kalimat yang berpolakan S P O K merupakan kalimat yang terdiri dari Subjek,
Predikat, Objek dan Keterangan dimana subjek berupa nomina (kata benda), frasa
nomina, atau klausa. Predikat berupa verba atau kata sifat, objek berupa nomina atau
frasa nominaldan keteranganberupa frasa berpreposisi.
8
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari atas satu klausa. Karena terdiri dari
satu klausa yang unsurnya subjek dan predikat yang serba tunggal maka kalimat ini
disebut kalimat tunggal.
Berdasarkan jenis frasa pengisi predikatnya, kalimat tunggal dapat dibagi empat
macam:
9
- Petani mengerjakan sawahnya dengan tekun.
- Udaranya panas.
d. Kalimat Numeral
Kalimat numeral adalah kalimat yang predikatnya terdiri dari kata atau frasa
golongan bilangan.
Contoh:
- Kerbau petani itu terdiri dari dua ekor.
- Anaknyaduaorang.
Contoh:
- Vony ingin sekali menjadi guru matematika, tetapi dia kurang menyukai matematika.
- Raja kuliah di UR, sedangkanRisma kuliah di UIR.
b. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan pola-polanya tidak
sederajat, salah satu pada bagian yang lebih tinggi kedudukannya disebut induk kalimat,
sedangkan bagian yang lebih rendah kedudukannya disebut anak kalimat. Konjungsi
subordinatif dapat menyatakan berbagai hubungan makna, yaitu hubungan waktu
10
(sebelum, sejak, sewaktu, setelah), syarat (asalkan, jika, kalau), pengandaian (jangan-
jangan, seandainya), tujuan (agar, biar, supaya), konsesif (walaupun, sekalipun,
sungguhpun), pembandingan (alih-alih, daripada, ibarat, sebagaimana), sebab/alasan
(karena, sebab), hasil/akibat (sampai-sampai, maka, sehingga), cara (dengan, tanpa),
komplementasi (bahwa), atribut (yang), perbandingan (sama).
Contoh:
- Daripada menganggur, Tessa membantu ibunya di toko.
- Setelah memberikan pertunjukkan, Fitri juga menemui fansnya.
c. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang terdiri dari sebuah pola atasan dan
sekurang-kurangnya dua pola bawahan, atau sekurang-kurangnya dua pola atasan dan
satu atau lebih pola bawahan.
Contoh:
1) Satu pola atasan dan dua polah bawahan
Kami telah menyelenggarakan sebuah malam kesenian, yang dimeriahkan oleh para
artis ibu kota, serta dihadiri pula oleh para pembesar kota itu.
2) Satu pola atasan dan satu atau lebih pola bawahan
Bapak menyesalkan perbuatan itu, dan meminta kami agar kami berjanji tidak akan
mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama, yang dapat merugikan nama baik dan
kedudukannya.
2.4.2 Jenis Kalimat Menurut Kelengkapan Unsurnya
Kalimat menurut kelengkapan unsurnya dibagi menjadi dua yaitu:
1. Kalimat Lengkap (Mayor)
Kalimat lengkap adalah kalimat yang memiliki subjek dan predikat.
Contoh:
- Ibu pergi.
- Adik sedang belajar.
2. Kalimat Tidak Lengkap (Minor)
11
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak memiliki salah satu unsur subjek
atau predikatnya. Kalimat ini sering dipakai pada slogan, ucapan atau sapaan dan
bahasa lisan.
Contoh:
- Sampai jumpa lagi.
- Selamat hari ulang tahun.
Contoh:
- Bawa bibit itu kemari.
- Disiramnya bunga itu.
12
informasi tersebut. Umumnya kalimat berita disertai kontur intonasi akhir kalimat
yang menurun. Dalam kalimat berita tidak terdapat kata-kata tanya seperti: apa, siapa,
dimana, dan mengapa. Tetapi terdapat kata-kata ajakan seperti: mari dan ayo. Kata
persilahkan seperti: silahkan dan dipersilahkan. Kata larangan seperti: jangan.
Contoh:
- Menurut ilmu sosial konflik dapat terjadi karena penemuan-penemuan baru.
- Belajarlah mereka dengan tekun.
13
- Bila bapak guru akan pulang?
h. Contoh kata tanya berapa.
Berapa harga buku tersebut?
14
- Dilarang membawa buku itu!
Contoh:
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili secara tepat isi pikiran atau
perasaan penulis secara segar, dan sanggup menarik perhatian pembaca atau
pendengar terhadap pokok persoalan yang dibicarakan.
Jadi, yang dimaksud kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat sebagai
berikut:
a. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
b. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau
pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
15
Kalimat efektif menurut penulis: kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
menimbulkan pikiran dan gagasan yang dapat dimengerti oleh orang lain dan
menarik perhatian pembaca mengenai pokok pembicaraan.
Kesepadanan struktur adalah keseimbangan antara gagasan atau pikiran dan struktur
bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti:
Contoh:
Keparalelan bentuk adalah kesamaan atau bentuk kata atau frasa yang digunakan
dalam sebuah kalimat. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk
kedua dan seterusnya juga menggunakan nomina. Kalau bengtuk pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
16
Contoh :
a) Harga BBM minggu ini segera dibakukan dan kenaikan secara luwes.
b) Harga BBM minggu inisegera dibakukan dan dinaikkan secara luwes.
Ketegasan makna adalah penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat
ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberika penekanan atau penegasan
pada penonjolan tersebut. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam
kalimat, yaitu:
17
4. Kehematan Kata
kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa atau
bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak harus menghilangkan kata-
kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan disini mempunyai arti
penghematan terhadap kata yang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata
bahasa. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan, yaitu :
18
5. Kecermatan dan Kesantunan
Kecermatan adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat
dalam pilhan kata.
Contoh:
Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para
menteri. (Salah)
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri. (Benar)
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu
sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
Contoh:
Kita harus memperhatikan daripada kehendak rakyat (Salah)
Kita harus memperhatikan kehendak rakyat (Benar)
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
20
DAFTAR PUSTAKA
https://lytasapi.wordpress.com/2010/04/25/unsur-unsur-kalimat/
https://eziekim.wordpress.com/2010/10/12/unsur-dan-pola-kalimat-dasar-
bahasa-indonesia/
http://binakubinamu.blogspot.com/2011/03/jenis- kalmat-menurut-fungsinya.html
21
22