Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENYUSUNAN KALIMAT BAHASA INDONESIA


Di susun untuk memenuhi tugas kelompok
Mata kuliah : BAHASA INDONESIA
Dosen Pengampu : Rio kurniawan S.pd,M.pd

Oleh :
1. DINI TRIANI (C1A020003)
2. MARWIN APRIZA (C1A020075)
3. MUTIARA RIZKI UTAMI (C1A020063)
4. MUHAMMAD YEKA SANJAYA (C1A020051)
5. TARA FATEHA NUR HARIA (C1A020035)

KELAS C
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU 2021
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Bahasa
Indonesia tentang Kalimat Penyusunan Kalimat. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga
untuk menambah wawasan tentang pengetahuan Bahasa secara meluas.

Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan  penyusun, makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia . Makalah ini membahas tentang
penyusunan kalimat.

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar  ................................................................................................... i

Daftar Isi             ................................................................................................... ii

BAB I  PENDAHULUAN

1.      Latar belakang ........................................................................................... 1

2.      Rumusan masalah ..................................................................................... 1

3.      Tujuan pembahasan .................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

1.      Kata dan Kalimat  .....................................................................................  2

2.      bagian-bagian dari kalimat ......................................................................  3

3.      Kalimat tunggal dengan kalimat majemuk ..............................................  4

4.      kalimat majemuk bertingkat ..................................................................   5

5.      kalimat efektif  ........................................................................................  6

BAB III PENUTUP

1.      Kesimpulan ..........................................................................................7                                               
2.      Saran  ..................................................................................................7

Daftar Pustaka                                                         

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

            Kalimat merupakan primadona dalam kajian bahasa. Hal ini disebabkan antara lain karena
dengan perantaraan kalimatlah seorang guru atau dosen dapat menyampaikan maksud secara
lengkap dan jelas.Satuan bentuk bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada ttaran kalimat
adalah kata (mis.tidak ) dan frasa atau kelompok kata (mis. tidak tahu). Kata dan frasa tidak dapat
mengungkapkan suatu maksud secara lengkap dan jelas, kecuali jika kata dan frasa itu sedang
berperan dalam kalimat minor atau merupakan jawaban sebuah pernyataan. Untuk dapat
berkalimat dengan baik perlu kita pahami terlebih dahulu sturuktur dasar suatu kalimat.

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota
masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada
pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud
secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar
atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.

B. Rumusan Masalah

1.      Apakah perbedaan kata dengan Kalimat?

2.        Apa saja bagian-bagian dari kalimat?

3.      Apakah perbedaan Kalimat tunggal dengan kalimat majemuk?

4.      Apa itu kalimat majemuk bertingkat?

5.      Apa itu kalimat efektif?

C.    Tujuan

1.       Untuk mengetahui apa perbedaan kata dengan Kalimat

2.       Untuk mengetahui bagian-bagian dari kalimat

3.       Untuk mengetahui perbedaan Kalimat tunggal dengan kalimat majemuk

4.       Untuk mengetahui Apa itu kalimat majemuk bertingkat?

5.       Untuk mengetahui apa itu kalimat efektif.

BAB 2
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Kata dan kalimat
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih
morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan
kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.

Contoh:

Mangga!   (dari kata)

Mangga manis!   (dari frasa)

Andik membeli mangga manis. (dari klausa)

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran (Widjono, 2007). Kalimat
dapat dibedakan menjadi bahasa lisan dan bahasa tulis. Dalam bahasa lisan, kalimat adalah satuan
bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan kata, gabungan kata dengan frasa, atau
gabungan frasa dengan frasa, yang minimal berupa sebuah klausa bebas yang minimal mengandung
satu subjek dan prediket, satuan bahasa itu didahului oleh suatu kesenyapan awal, diselingi atau
tidak diselingi oleh kesenyapan antara dan diakhiri dengan kesenyapan akhir yang berupa intonasi
final, yaitu intonasi berita, tanya, intonasi perintah, dan intonasi kagum. Dalam bahasa tulis, kalimat
adalah satuan bahasa yang diawali oleh huruf kapital, diselingi atau tidak diselingi tanda koma (,),
titik dua (:), atau titik koma (;), dan diakhiri dengan lambang intonasi final yaitu tanda titik (.), tanda
tanya (?), atau tanda seru (!).

Adapun ciri- ciri kalimat yaitu :

a.       Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan kesenyapan. Dalam bahasa
tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.

b.      Sekurang-kurangnya terdiri dari atas subjek dan prediket.

c.         Predikat transitif disertai objek, prediket intransitif dapat disertai pelengkap.

d.        Mengandung pikiran yang utuh.

e.       Mengandung urutan logis, setiap kata atau kelompok kata yang mendukung fungsi (subjek,
prediket, objek, dan keterangan) disusun dalam satuan menurut fungsinya.

f.       Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas.

2.      Bagian- bagian kalimat


Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan
membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :
            -Subjek / Subyek (S)
            - Predikat (P)
            - Objek / Obyek (O)
            - Keterangan (K)
Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya terdiri dari gabungan minimal satu buah subyek dan
satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap. Contoh kalimat Lengkap
- Presiden SBY (S) membeli (P) buku gambar (O)
- Si Jarwo (S) Pergi (P)
- PKI (S) digagalkan (P) TNI (O)

Kalimat Tidak Lengkap


            Kalimat tidak lengkap adalah kamilat yang tidak sempurna karena hanya memiliki sabyek saja,
predikat saja, objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap dapat berupa semboyan, salam,
perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman. Contoh kalimat
tak lengkap :
            - Selamat sore
            - Silakan Masuk!
            - Kapan menikah?
            - Hei, Kawan...

Kalimat Aktif
            Kalimat Aktif adalah kalimat di mana subyeknya melakukan suatu perbuatan atau aktifitas.
Kalimat aktif biasanya diawali oleh awalan me- atau ber- - Ayah membeli daging .Contoh:
- Kadir merayu gadis desa
- Bang Jajang bertemu Juminten

Kalimat Pasif
            Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat
pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-
- Pak Lurah dimintai pertanggung jawaban oleh Pak Camat
- Ayam dipukul Kucing
- Bunga anggrek hitam itu terinjak si lay

3.      Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk


a.       Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari unsur Subjek dan Predikat saja. Namun
kalimat tunggal bisa juga diikuti dengan objek dan keterangan. Berdasarkan jenis predikatnya,
kalimat tunggal terdiri dari beberapa jenis yaitu:

 Kalimat Nominal

Kalimat tunggal nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.Contoh:

Ayahnya   guru   di SMA.

S                  p            K

 Kalimat Verbal

Kalimat tunggal verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. Contoh:

Shinta  menangis  semalaman

               S            P                  K

 Kalimat Adjektival

           Kalimat ini memiliki Predikat yang berupa kata sifat.Contoh:

            Rumahnya   sangat besar

              S                    P

 Kalimat Numeral

           Kalimat tunggal numeral memiliki predikat berupa kata bilangan.Contoh:

           Yang   datang 10 orang

              S               P

 Kalimat Preposisional

             Kalimat ini predikatnya berupa kata depan atau preposisioanal. Contoh:

             Ibunya   dari Jawa Barat

                  S                 P

Perluasan Kalimat Tunggal

Perluasan kalimat tunggal bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.

1. Menambahkan unsur baru seperti keterangan atau pelengkap.

Contoh:

Pemburu   membakar  hutan   kemarin malam 4

S                      P           O                K   

Kalimat tersebut mengalami perluasan dengan ditambahkan keterangan waktu kemarin malam.
2. Memperluas unsur-unsur yang ada seperti subjek dan predikat.

Contoh:

Paman yang tinggal di Bandung  akan datang

             S                                               P

Kalimat tersebut mengalami perluasan pada unsur subjek.

2. Kalimat Majemuk
                Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki 2 klausa atau lebih yang digabungkan
kedalam satu kalimat dengan menggunakan Konjungsi atau kata penghubung. Kalimat majemuk
digolongkan menjadi 3 jenis kalimat yaitu kalimat majemuk setara, bertingkat, dan campuran.

a.     Kalimat Majemuk Setara

 Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang memiliki 2 klausa yang sejajar atau sederajat. Kalimat
ini biasanya dihubungkan dengan konjungsi berupa  dan, lalu, kemudian, tetapi, atau, bahkan.

Ayah membaca Koran dan ibu menonton televisi.

Klausa1= Ayah membaca ; Klausa 2= Ibu menonton televisi

Contoh:

Budi pergi ke sekolah sedangkan Andi tinggal di rumah.

Budi anak yang pintar, tetapi kakaknya lebih pintar.

Angga tidak lulus ujian, karena dia tidak belajar.

Budi anak yang pintar, bahkan gurunya pun mengakuinya.

Setelah membersihkan pekarangan rumah, kemudian dia membakar sampah.

b.      Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk ini memiliki 2 klausa yang hubungannya tidak sejajar. Di dalam kaliamat ini
terdapat klausa yang berkedudukan sebagai induk kalimat dan anak kalimat. konjungsi penghubung
kalimat ini adalah jika, ketika, walaupun, bahwa, bagaikan, sebab, sehingga dan dengan.

Para petani pergi ke sawah sebelum matahari terbit

Induk kalimat= Para petani pergi ke sawah ; anak kalimat= matahari terbit

Contoh:

 Aku sudah tertidur, ketika ayahku pulang.


 Jika aku menjadi juara kelas, Ayah akan memberiku hadiah.
 Walupun dia sangat kaya, hidupnya sederhana.
 Wanita yang memakai baju merah itu temanku waktu waktu kecil.
 Tingkah lakunya menunjukan bahwa dia anak yang nakal.

c.       Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang menghubungkan kalimat majemuk setara dan
kalimat majemuk bertingkat. Biasanya kalimat majemuk campuran memiliki klausa lebih dari 2.

Contoh:

Pekerjaan itu telah selesai ketika ayahku datang dan ibu sudah menyiapkan makan malam.

Induk kalimat= Pekerjaan itu telah selesai.

Anak kalimat= Ayah datang.

Anak kalimat= Ibu sudah menyiapkan makan malam.

Contoh:

 Indonesia negara maritim, tetapi Indonesia menghadapi kendala serius dalam hal tekhnologi
sehingga pemanfaatannya tidak optimal.
 Semua temanku telah pulang, ketika aku datang padahal hari masih cerah.
 Pamanku memberitahukan bahwa dia akan dataang dan aku sangat senang.

5
4.      Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya secara tepat
sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah
ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau
pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif  adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau
pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.Kalimat efektif
syarat-syarat sebagai berikut:

1.      Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.

2.      mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca
dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

a.       Ciri-ciri Kalimat Efektif

 Kesejajaran

Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan
di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.

  Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan
predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni
menggunakan imbuhan di-.

Kalimat itu harus diubah :

1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

 Kehematan

Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih.
Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.

Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.

Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan
melati terkandung makna bunga.

Kalimat yang benar adalah:

Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.

 Penekanan

Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.

Caranya:

• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan
kalimat.
6

Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain

2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.

• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –
kah.

Contoh :

1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.

2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.

3. Bisakah dia menyelesaikannya?

• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.

Contoh :

Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak,
antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara
satu dan lainnya.

• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan


makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.

Contoh :

1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.

2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

 Kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus
memiliki hubungan yang logis/masuk akal.

Contoh :

Waktu dan tempat saya persilakan.

Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak
dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;

Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

 Kesepadanan

Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur
bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan
kepaduan pikiran yang baik.

Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:

* Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. 6

Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif.
Kejelasan subjek dan predika
suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk,
pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.

Contoh:

 Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
 Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar).

 Keparalelan

Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu.
Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba,
bentuk kedua juga menggunakan verba.

Contoh:

 Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.


 Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

 Ketegasan

Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok
kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.

 Kepaduan

Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu
sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

 Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak

simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.

Misalnya:

Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur
meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian
manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab

 Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam

kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.

Contoh:

Surat itu saya sudah baca.


6

Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.


Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal.
Seharusnya kalimat itu berbentuk

a. Surat itu sudah saya baca.

b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.

c.Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang

antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Perhatikan kalimat ini :

a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.

b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.

Seharusnya:

a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.

b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

b.      Struktur Kalimat Efektif

Struktur kalimat efektif  haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan
bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki
kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau,
tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah.

Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur yang terdapat di
dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati posisi yang jelas dalam hubungan
satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan aturan-aturan yang sudah dibiasakan.
Tidak boleh menyimpang, aalagi bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan
kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai bahasa itu.

Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang ditimbulkannya akan
sangat lain, bila dikatakan:

1.    Buat Papa menulis surat saya.

2.    Surat saya menulis buat Papa.

3.    Menuis saya surat buat Papa.

4.    Papa saya buat menulis surat.

5.    Saya Papa buat menulis surat.

6.    Buat Papa surat saya menulis.

Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat kesalahan. Kesalahan itu
terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas fungsinya. Hubungan kata yang
satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah
ditentukan oleh pemakai bahasa.
6
BAB III
PENUTUP
a.      Kesimpulan
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih
morfem

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran (Widjono, 2007). Kalimat
dapat dibedakan menjadi bahasa lisan dan bahasa tulis. Dalam bahasa lisan, kalimat adalah satuan
bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan kata, gabungan kata dengan frasa, atau
gabungan frasa dengan frasa, yang minimal berupa sebuah klausa bebas yang minimal mengandung
satu subjek dan prediket, satuan bahasa itu didahului oleh suatu kesenyapan awal, diselingi atau
tidak diselingi oleh kesenyapan antara dan diakhiri dengan kesenyapan akhir yang berupa intonasi
final, yaitu intonasi berita, tanya, intonasi perintah, dan intonasi kagumKalimat tunggal adalah
kalimat yang hanya terdiri dari unsur Subjek dan Predikat saja. Namun kalimat tunggal bisa juga
diikuti dengan objek dan keterangan. Berdasarkan jenis predikatnya

Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki 2 klausa atau lebih yang digabungkan kedalam satu
kalimat dengan menggunakan Konjungsi atau kata penghubung.

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat
sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap
seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.

Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan
keterangan (Ket).

Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan,


kepaduan, kelogisan.

b.      Saran
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan simpel. Serta
dalam Penyusunan makalah ini pun masih memerlukan kritikan dan saran bagi pembahasan materi
tersebut.

7
Daftar Pustaka

Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.
http:////Pengertian, Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif.html.
http://dayintapinasthika.wordpress.com/2013/01/02/contoh-kalimat-efektif-dan-
kalimat-tidak-efektif/
http://arifharypurnomo.blogspot.com/2013/10/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-contoh.html
 

Anda mungkin juga menyukai