Anda di halaman 1dari 16

KUTIPAN

MAKALAH
Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Agung Suci Dian Sari, S.si, M. pd

Di SusunOleh :
Alfin Noviyanti

Institut Teknologi Sains Nahdlatul Ulama

Pendidikan Fisika

2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul "Kutipan"
ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku
umatnya hingga akhir zaman.

Makalah ini merupakan materi yang disajikan sebagai panduan pembuatan


kutipan dan diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk kita semua mengenai
kutipan.

Dengan kemampuan yang sangat terbatas dan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dalam pengetikan maupun isinya. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk


pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Pasuruan, 27 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………….1

B. Rumusan Masalah……....……………………………….1

C. Tujuan…………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi dan Jenis Kutipan

1. Definisi Kutipan……………….........………………..……….3

2. Jenis Kutipan……………....………………………………….3

B. Teknik Mengutip dalam Kutipan

1. Teknik Mengutip Berdasarkan Bentuknya........………………4

. a KutipanLangsung………………………………………….4

b. Kutipan Tidak Langsung….………..……………………..5

2. Teknik Mengutip Berdasarkan Penulisan Sumbernya…….......6

a. Catatan dalam Tubuh Karangan (Body Note)…….…...6

b. Catatan Kaki (Foot Note)………………………..………7


BAB III SIMPULAN

A. Simpulan…………………………………………………11

B. Saran………………………………….....………………..11

DAFTAR PUSTAKA……………………………….................……………12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kita pun dituntut
untuk selalu memngembangkan dan mempublikasikan hasil dari perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut agar dapat dinikmati oleh masyarakat.
Salah satu bentuk pengembangan tersebut ialah dengan cara membuat karya tulis
ilmiah, buku since, dan lain sebagainya. Dalam pembuatan karya ilmiah maupun
buku-buku since tentu tidak akan lepas dari yang namanya sumber rujukan.
Sumber rujukan dalam hal ini adalah teori – teori dari berbagai sumber baik
diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain
sebagainya yang mendukung argumen kita dalam pembuatan karya tulis tersebut.
Dalam pengambilan informasi tersebut tentu keterangan dari sumber tersebut
harus dicantumkan dalam karya tulis kita.Pencatuman tersebut biasa disebut
kutipan.

Sungguh ironis jika sampai saat ini masih banyak para terpelajar yang
kadang masih salah dalam melakukan kutipan. Karena pentingnya mengutip
dengan cara yang benar, maka atas keprihatinan akan hal inilah yang
mendorong kami untuk membuat makalah mengenai kutipan. Dengan adanya
makalah ini diharapkan bahwa nantinya dalam pembuatan karya tulis mahasiswa
dan para terpelajar lainnya dalam mengutip bisa mengutip dengan cara yang benar
berdasarkan sumber rujukan yang diambil.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dan jenis dalam kutipan?

2. Bagaimana teknik mengutip dalam kutipan?


C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dan jenis kutipan.

2. Untuk mengetahui teknik mengutip dalam kutipan yang benar.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Jenis Kutipan

1. Definisi Kutipan

Kutipan adalah upaya penulis untuk memperkuat gagasannya dengan mengutip


pendapat ahli di bidangnya atau upaya menyampaikan gagasannya dengan
menyampaikan gagasan para ahli.Oleh karena itu, kutipan didefinisikan sebagai
pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan seorang
pengarang yang terkenal baik dalam buku ataupun majalah (Keraf, 1994: 179).

2. Jenis Kutipan

Kutipan digolongkan menjadi dua jenis, antara lain:

a. Kutipan langsung

Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap


kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli.

b. Kutipan tidak langsung

Kutipan tidak langsung adalah pinjaman pendapat yang mengambil inti sarinya
saja.

Dari kedua jenis kutipan tersebut dapat disampaikan bahwa kutipan


langsung dan tidak langsung memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan
cara mengutipnya, kutipan langsung secara utuh mengutip teks yang akan
dijadikan rujukan, sedangkan kutipan tidak langsung hanya mengambil pokok
pikiran atau inti sarinya saja.

B. Teknik Mengutip dalam Kutipan

Teknik mengutip digolongkan menjadi teknik mengutip berdasarkan


bentuknya dan ternik mengutip berdasarkan penulisan sumbernya.
1. Teknik Mengutip Berdasarkan Bentuknya

a. Kutipan Langsung

Secara mekanisme, kutipan langsung memiliki dua pola penulisan yang masing-
masing pola ditentukan oleh banyaknya teks yang dikutip.Untuk teks yang tidak
lebih dari 4 baris, maka dapat melakukan langkah-langkah berikut.

1) Kutipan terintegarasi dengan teks;

2) Kutipan diawali dan diakhiri oleh tanda kutip;

3) Jika teks utama ditulis dengan 2 atau 1,5 spasi, maka kutipan pun ditulis 2
atau 1,5 spasi. Hal ini yang sama terjadi jika teks utama 1 spasi, maka ditulis 1
spasi;

4) Mencantumkan sumber referensi.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.

Pembelajaran sebagai suatu yang bersifat sistematis tersebut, dinyatakan pula oleh
Dimyati dan Mudjono (1999: 297) yang menyatakan bahwa, “pembelajaran
merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk
membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar.“

Adapun kutipan yang lebih dari empat baris memiliki cara penulisan
sebagai berikut.

1) Kutipan dipisahkan dari teks utama;

2) Kutipan tidak diawali dengan tanda kutip;

3) Kutipan ditulis 1 spasi walaupun teks utama 2 atau 1,5 spasi.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:


Strategi pembelajaran bahasa Indonesia menurut Iskandarwassid dan Sunendar
(2009: 8) memiliki pengertian,

Pola keterampilan pembelajaran yang dipilih pengajar untuk melaksanakan


program belajar keterampilan berbahasa Indonesia. Program tersebut dirancang
dapat diciptakan situasi pembelajar yang memungkinkan peserta didik melakukan
aktivitas mental dan intelektual secara optimal untuk mencapai tujuan
keterampilan berbahasa indonesia yang terdiri atas keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.

Selanjutnya, hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengutipan


langsung adalah teknik menghilangkan bagian yang tidak perlu. Dalam kutipan
seringkali justru gagasan yang ingin dikutip terletak di akhir atau bahkan di
tengah. Menulis semua teks tersebut tentu dapat menggangu konsentrasi pembaca
selain juga akan membuat halaman lebih banyak. Untuk menyiasati hal ini, maka
yang harus dilakukan adalah memberikan titik elipsis atau tiga titik (...) pada
bagian yang akan dihilangkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:

Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar menurut


Aunurrahman (2009:34) adalah,’’ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam
diri sendiri. Seorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam
dirinya telah terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti.”

Karena ada bagian yang tidak terlalu penting untuk karangan tersebut,
maka dilakukan penghilangan seperti ini:

Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar belajar menurut


Aunurrahman (2009:34) adalah, “... telah terjadi perubahan dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.”

b. Kutipan Tak Langsung

Karakteristik kutipan tak langsung berbeda dengan kutipan langsung.Hal


ini bisa dilihat dari teknis penulisannya berikut.
1) Terintegarasi dengan teks utama;

2) Tidak diapit oleh tanda kutip;

3) Teks kutipan sesuai dengan teks utama. Jika 1 spasi, maka 1 spasi,
begitupun jika 1,5 atau 2 spasi;

4) Mencantumkan sumber kutipan.

Jika dibandingkan dengan kutipan langsung, maka terlihat


perbedaannya.Perhatikan contoh berikut.

Nurgiyantoro menyatakan bahwa, “permajasan (figure of thought) merupakan


teknik pengungkapan bahasa, penggaya bahasa yang maknanya tidak menunjuk
pada makna harfiah kata-kata yang mendukung, melainkan pada makna yang
ditambah, makna yang tersirat.”

2. Teknik Mengutip Berdasarkan Penulisan Sumbernya

a. Catatan dalam Tubuh Karangan (Body Note)

Penggunaan body note dalam menyampaikan sumber rujukan


digunakan pada artikel atau karangan yang dimuat di koran ataupun majalah yang
tidak memungkinkan penulisan rujukan dengan pola catatan kaki. Semua itu
dilakukan karena body note memudahkan dalam proses tata letak baik pada koran,
majalah maupun buku. Hal ini karena body note memiliki pola pengutipan yang
terintegrasi dengan teks.

Dalam body note terdiri dari tiga unsur: Unsur tersebut yakni, nama
pengarang, tahun terbit, dan halaman. Untuk nama pengarang cukup ditulis nama
akhirnya saja dan ditulis tanpa gelar. Untuk tahun terbit yang ditulis adalah tahun
terbit yang ada pada katalog buku yang lazim ada pada awal sebuah buku.Adapun
halaman yang ditulis di sini adalah halaman teks yang kita jadikan rujukan bukan
halaman karangan kita sendiri.
Selain tiga unsur tadi, cara penulisan body note selalu menggunakan
tanda kurung dan tahun serta halaman serta halaman yang dipisah dengan dengan
titik dua. Adapun, jika nama di dalam, maka didalam tanda kurung tersebut berisi
nama ditambah koma, untuk kemudian ditulis tahun serta halaman yang dijeda
dengan titik dua. Perhatiakan contoh berikut: Haryanto (2009: 15) dan Ismail
(2008; 5).

Adapun variasi lain bisa yang bisa digunakan adalah sumber kutipan
bisa diletakkan di awal kutipan maupun di akhir kutipan. Bergantung pada
bagaimana penulis menetapkan sumber kutipan tersebut.

b. Catatan Kaki (Foot Note)

Catatan kaki lebih sering digunakan dalam tugas-tugas perkuliahan seprti


pembuatan makalah, skripsi, tesis, maupun desertasi.Namun, ada juga beberapa
peneitian ilmiah yang menggunakan catatan kaki daam menyampaikan sumber
rujukannya.

Pengunaan catatan kaki pada dasarnya memudahkan pembaca untuk mngetahui


secara cepat sumber referensi yang digunakan oleh seorang penulis.Hal ini
dikarenakan, unsur yang ada dicacatan kaki menyerupai unsur dalam daftar
pustaka dan bahkan ditambah dengan nomer petunjuk dan halaman.Perhatikan
unsur catatan kaki dengan penjelasannya sebagai berikut.

1) Nomer petunjuk

Nomer petunjuk letaknya di awal dengan bentuk angka arab yang


menggantung diatas dan berurutan secara berkesinambungan. Dalam perurutan
ini, ada dua cara yang mengabaikan bab sehingga nomor petunjuk berurutan dari
bab 1 sampai bab terakhir. Ada juga yang nomor petunjuknya setiap berganti bab
dimulai dari nomor satu.

2) Nama pengarang
Nama pengarang ditulis seperti baiasa, tidak dibalik dan dengan gelar yang tidak
dicantumkan.

3) Judul karangan

Judul juka besumber dari buku, maka judul tersebut diceak miring dan jika
bersumber dari majalah, koran, atau internet maka diapit dengan tanda kutip.

4) Data kepustakaan

Data kepustakaan meliputi kota terbit, penerbit dan tahun terbit. Ketiga hal
itu berada didalam tanda kurung dengan nama kota diawal yang diikuti dengan
titik dua untuk kemudian ditulis nama penerbitanya. Setelah nema penerbit,
barulah tahun terbit dengan nama penerbit yang dipisah dengan koma. Hal ini
berbeda dengan sumber yang berasal dari jurnal, majalah atau koran yang dalam
catatan kaki ini nama jurnal, majalah, atau koran tersebut dicetak miring diikuti
oleh tanggal penerbitan. Khusus untuk internet, hal yang disampaikan adalah
nama laman ( website) diikuti tanggal pengaksessan.

5) Halaman

Halaman ditulis diakhir catatan kaki.Ada yang menyingkat kata halam ini
dengan hlm. Atau hal., yang kemudian diikuti oleh halaman referensi yang
dirujuk. Setelah itu, barulah kemudian diakhiri dengan tanda titik.

1) Contoh dari buku

1Henry Guntur Tarigan, Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,


(Bandung: Angkasa, 2008), hlm. 5.

2) Contoh non buku

1Syarif Hidayatullah, “Apa Itu Bahasa: Sepuluh Pengertian Bahasa Menurut Para
Ahli,”Dikutip dari http://Wismasastra. wordpress.com pada 5 januari 2013.

2 Arifin.“ Bahasa kita Bhasa Indonesia.’’ Republika, 12 Desember 2013.


Kasus lain yang sering terjadi dalam ketika melakukan pengutipan dari
internet adalah nama pengarang dalam laman yang di kunjungi tidak ada. Jika
tetap ingin dijadikan sebagai sumber rujukan, maka pada nama pengarang cukup
ditulis dengan istilah anonim.

Dalam penulisan catatan kaki tidak selamanya sumber rujukan mencantumkan


seluruh unsur catatan kaki. Hal ini akan terjadi jika sumber kutipan yang dikutip
lebih dari sekali. Maka, kutipan-kutipan selanjutnya cukup diwakili dengan istilah
ibid.,loc. Cit, dan op. Cit.

Ibid. Merupakan singkatan dari ibidem yang memiliki arti pada tempat
yang sama. Penulisan ibid. Dilakukan jika kutipan yang telah dikutip berasal dari
sumber rujukan yang sama tanpa dijeda oleh kutipan lain.

Penulisan Ibid. Di atas menggunakan halaman karena halaman tersebut


berbeda. Jika halamannya sama, maka cukup ditulis dengan Ibid.

Selanjutnya adalah Op. Cit. Yang memiliki arti pada karya yang telah
dikutip.Sedangkan Loc. Cit. Berarti pada tempat yang telah dikutip. Dengan
demikian jelas secara harfiah bahwa Op. Cit. Diunakan jika ada kutipan yang
berasal dari buku dengan sumber yang sama, akan tetapi akan dijeda oleh kutipan
lain. Adapun Loc. Cit. Digunakan jika ada kutipan yang sama dan berasal dari
bukan buku yakni bisa jurnal, majalah, koran, maupun internet, akan tetapi telah
dijeda oleh kutipan lain.

Perhatikan contoh berikut:

1 Isjoni, Cooperative Learning Ejektifitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung:


Alfabeta,2009) hlm. 17.

2 Kiranawati, “Coopertive Integrated Reading and (CIRC)”diunduh dari


http://gurupkn.wordpress.com pada tanggal 10 Januari 2013.

3 Isjoni, Op, Cit, hlm. 19.

4 Kiranawati, Loc. Cit.


Dari contoh tersebut, nomor 3 merupakan rujukan yang bersumber dari buku dan
merujuk pada buku Isjoni. Nama dalam Op. Cit. Maupun Loc. Cit. Harus ada agar
tidak tertukar dengan rujukan lain. Sebab bisa saja hal ini trjadi pada kutipan
kedua puluh lima, maka jika dituis hanya Op. Cit. Atau Loc. Cit. Saja tentu
pembaca akan kebingungan. Adapun Loc. Cit. Mengapa tidak ada halamannya, ini
disebabkan karena memangdalam internet tidak ada jumlah halaman. Hal yang
sama bisa saja terjadi pada Op. Cit. Jika halaman yang dirujuk ternyata sama
dengan kutipan sebelumnya.
BAB III

SIMPULAN

A. Simpulan

Kutipan adalah upaya penulis untuk memperkuat gagasannya dengan mengutip


pendapat ahli di bidangnya atau upaya menyampaikan gagasannya dengan
menyampaikan gagasan para ahli.Kutipan dibagi menjadi kutipan langsung dan
kutipan tidak langsung. Teknik mengutip dalam kutipan diantaranya teknik
mengutip berdasarkan bentuknya dan teknik mengutip berdasarkan penulisan
sunbernya yang didalamnya terdapat body note dan foot note. Kiat-kiat dalam
mengutip diantaranya menerangkan kutipan, memperkuat gagasan dengan
kutipan, menyimpulkan beberapa kutipan, dan membandingkan beberapa kutipan.

B. Saran

Mengutip adalah suatu cara yang dilakukan untuk memperkuat suatu gagasan.
Tentunya dalam mengutip terdapat aturan-aturan didalamnya sehingga tidak bisa
sembarangan dalam mengutip sebuah pendapat orang lain. Jadi, perlu
pengetahuan dan pemahaman yang khusus dalam membuat kutipan dan
menerapkannya ketika membuat makalah, skripsi dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Ade, Nani. 2013. Bahasa Indonesia (untuk Mahasiswa S1 & Pascasarjana, Guru,
Dosen, Praktisi dan Umum). Jakarta: PT Grasindo

Sumber Kutipan (Referensi) - Salah satu karakter utama tulisan ilmiah adalah
referensial, menunjukkan bahwa argumen-argumen yang diajukan dilandasi oleh
teori atau konsep tertentu, sekaligus menunjukkan kejujuran intelektual dengan
mencantumkan sumber kutipan (referensi) yang digunakan. Dalam praktik
penulisan, setiap kali penulis mengutip pendapat orang lain, baik dari buku,
majalah, ataupun wawancara, setelah kutipan itu harus dicantumkan sumber
kutipan (buku, majalah, atau koran) yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai