Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KALIMAT EFEKTIF
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Bahasa Indonesia

Oleh :
MUHAMAD AQIL RIDHO

Dosen Pengampu
AGUNG SUCI DIAN SARI, M.Si,. M.Pd.

INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS NAHDLATUL ULAMA’


PASURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
TAHUN AKADEMIK 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan pertolongan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “KALIMAT EFEKTIF” ini dengan baik. Makalah ini ditulis
untuk memenuhi tugas matakuliah Bahasa Indonesia. Penyusunan makalah ini
berdasarkan sumber-sumber informasi yang relevan, baik dari media cetak seperti
buku dan media elektronik seperti Internet.

Kami menyadari makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kami senantiasa menerima kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
perbaikan makalah selanjutnya. Akhirnya, semoga makalah yang sederhana ini
dapat memberikan manfa’at bagi kita semua. Amiin.

Pasuruan, 27 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
Kata pengantar ………………………………………………………………..i
Daftar Isi........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Lata belakang ………………………………………………………….1
2. Rumusan masalah ……………………………………………………..1
3. Tujuan …………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Kalimat Efektif ...……………………….………………... 3
2. Ciri-Ciri Kalimat efektif .....………………………………………….. 4
3. Syarat yang Mendasari Kalimat Efektif …................….....……….…. 7
4. Unsur-Unsur Kalimat Efektif ............................................................... 8
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan …………………………………………………… ………6
2. Saran …………………………………………………………………..6
3. Daftar Pustaka ………………………………………………………....7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi


dengan manusia yang lainnya dengan tujuan menyampaikan maksud dari
si pembicara. Bahasa tentu memiliki unsur atau aturan yang digunakan
agar dapat lebih mudah di pahami oleh lawan bicara. Kalimat efektif
adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara
tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau
gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa
yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya,
ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud
yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang
digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat
seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur
yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan
keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi
dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita mengenal bahasa
lisan dan bahasa tulisan. Kedua bahasa ini sering menimbulkan
kesalahpahaman. Penggunaan kalimat yang baik dan benar (yang disebut
kalimat efektif) akan memudahkan pemahanam orang lain sehingga
kesalahpahaman yang sering terjadi dapat terhindarkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah
yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
3. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
4. Apa unsur-unsur kalimat efektif?

C. Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian kalimat efektif
2. Mengetahui ciri-ciri kalimat efektif
3. Mengetahui syarat yang mendasari kalimaat efektif
4. Mengetahui unsur-unsur kalimat efektif
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan
gagasan penutur atau penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami
oleh pendengar atau pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini
adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan
atau pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara
secara tepat sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh
penulis atau pembicaranya.
Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi
syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi
juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup
menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga
dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah,
Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai
dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat
menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami
oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)
B. Ciri-Ciri kalimat Efektif
Untuk dapat mencapai keefektifan suatu kalimat harus memenuhi
setidaknya enam syarat, yaitu:
1. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan
antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.
Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang
kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
 Sebuah kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja
membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat
suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian
kata depan di, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai,
menurut, dan sebagainya di depan subjek.
 Tidak terdapat subjek yang ganda
 Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat
tunggal
 Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang
2. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk
kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh: Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
Kalimat itu tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang
mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan
dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan
kedua bentuk itu.
“Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes”
3. Ketegasan
Ketegasan adalah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok
kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan.
Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu.
Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat. Antara
lain:
 Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat
Contoh: Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa
dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya adalah presiden mengharapkan..
 Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh: Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta
rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
 Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh: Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan
mereka.
 Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh: Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
 Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh: Saudaralah yang bertanggung jawab.
4. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif
adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang
dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan
kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini
mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak
diperlukan, sejauh tidak menyalahi tata cara bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan, antara lain:
 Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan
pengulangan subjek
 Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan
pemakaian superordinat pada hiponimi kata
 Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan
kesinoniman dalam satu kalimat
 Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan
kata-kata yang berbentuk jamak
5. Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak
menimbulkan tafsiran ganda.
6. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan adalah kepaduan pernyataan
dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak
terpecah-pecah.
 Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara
berpikir yang tidak simetris. Oleh karena itu, kita hindari kalimat
yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya: Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian
kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa
kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari
kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil
dan beradab
 Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal
secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
Contoh: Surat itu saya sudah baca
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak
antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
“Surat itu sudah saya baca”
 Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti
daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek
penderita.
Perhatikan kalimat di bawah ini:
 Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat (Salah)
 Mereka membicarakan kehendak rakyat (Benar)

7. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu
dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang
berlaku.
C. SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF
1. Koherensi Adalah Hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara
unsur - unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kata itu.
2. Kesatuan, Suatu kalimat efektif harus mempunyai struktur yang baik.
Artinya, kalimat itu harus memiliki unsur - unsur subyek dan predikat,
atau bisa ditambah dengan obyek, keterangan, dan pelengkap yang
bisa melahirkan arti yang merupakan ciri - ciri keutuhan kalimat.
3. Kehematan adalah kehematan dalam pemakain kata, frase atau bentuk
lainnya yang dianggap tidak diperlukan. Kehematan tersebut
menyangkut soal gramatikal dan makna kata. Namun, dalam hal ini
tidak berarti bahwa kata yang menambah kejelasan kalimat boleh
dihilangkan.
4. Paralelisme atau kesejajaran Adalah kesamaan bentuk kata atau
imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu Jika pertama
menggunakan verba, maka bentuk kedua juga menggunakan verba.
Lalu, jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-,
maka kalimat berikutnya juga harus menggunakan kata kerja
berimbuhan me-, juga.
5. Penekanan Gagasan pokok atau misi yang ingin ditekankan oleh
pembicara biasanya dilakukan dengan memperlambat ucapan,
melirihkan suara, dan sebagainya pada bagian kalimat tadi.
6. Kevariasian, untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat
membaca, diperlukan variasi dalam teks. Ada kalimat yang dimulai
dengan subyek, predikat atau keterangan. Ada kalimat yang pendek
dan panjang.
7. Logis/Nalar, suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi dalam
kalimat tersebut dapat diterima oleh akal atau nalar. Logis atau
tidaknya kalimat dilihat dari segi maknanya, bukan strukturnya.
D. Unsur-Unsur  Kalimat Efektif
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata
bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran
kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap
(Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-
kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat. Unsur yang
lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib
hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
1. Subjek (S)
Subjek adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok
(benda), sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok
pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda
(nominal), klausa, atau frasa verbal.
2. Predikat (P)
Predikat adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan
(tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh
atau benda di dalam suatu kalimat). Selain memberitahu tindakan atau
perbuatan subjek (S), P dapat pula menyatakan sifat, situasi, status,
ciri, atau jatidiri S. termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah
pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S. predikat dapat
juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau
adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal.
3. Objek (O)
Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada
umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu
di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut
wajib hadirnya O. Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak
diperlukan. Itulah sebabnya sifat O dalam kalimat dikatakan tidak
wajib hadir. Contoh verba intransitive adalah mandi, rusak, pulang,
dst.

4. Pelengkap (pel)
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang
melengkapi P. letak Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa
verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang
mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa
nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan.
Perhatikan contoh di bawah ini:
a. Ketua MPR membacakan Pancasila.
S                  P             O
b. Banyak orpospol berlandaskan Pancasila.
            S             P           Pel
Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama
diisi  oleh nomina Pancasila, jika hendak dipasifkan ternyata yang
bisa hanya kalimat (a) yang menempatkan Pancasila sebagai O.
5. Keterangan (ket)
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai
hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi
menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal,
di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal,
frasa preporsisional, adverbia, atau klausa.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis
atau pembicara secara tepat sehingga pndengar atau pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti
apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
2. Ciri-ciri kalimat efektif yaitu: Kesepadanan, keparalelan, ketegasan,
kehematan, kecermatan, kepaduan, kelogisan.
3. Syarat-syarat kalimat efektif adalah koherensi, kesatuan, kehematan,
paralelisme, penekanan gagasan pokok, kevariasian, logis atau nalar.
4. Unsur-unsur dalam kalimat efektif meliputi: subjek (S), prediket (P),
objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
B. Saran
Peserta didik sebaiknya memahami dan mencari pengetahuan secara
seksama mengenai materi dalam makalah ini supaya pada saat peserta
didik terjun ke lapangan tidak terjadi kekeliruan dalam pemakaian bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Putri, Liemphawaty. 2016. Kalimat efektif
https://www.academia.edu/30700260/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_KALIMAT_EFEK
TIF Diakses pada Rabu, 27 Maret 2019

Diyono, wahyu. 2014. Makalah Bahasa Indonesia Kalimat efektif


https://wede56.blogspot.com/2014/03/contoh-makalah-bahasa-indonesia-
kalimat_25.html Diakses pada Rabu, 27 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai