Anda di halaman 1dari 86

MAKALAH

BAHASA
INDONESIA
KALIMAT
EFEKTIF
WAHYU DIYONO TUESDAY, MARCH 25, 2014 17
COMMENTS

Download Makalah = Here

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan kami
semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Bahasa Indonesia
yang berjudul Kalimat Efektif dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Tri Budiarta dosen mata kuliah Bahasa Indonesia Universitas Gunadarma
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga makalah ini
dapat terselesaikan
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah ini
dapat di selesaikan
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia . Makalah ini membahas tentang
kalimat efektif.
Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Jakarta , Oktoberr 2013

Penyusun

Daftar Isi

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan pembahasan

D. Sistematika Penulisan

E. Manfaat pembahasan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian kalimat efektif


B. Ciri-ciri kalimat efektif

C. Syarat kalimat efektif

D. Struktur kalimat efektif

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama
anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan
yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat
mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat
diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik
disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara
tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang
disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah,
jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi,
kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca
tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat
dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus
lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan.
Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan
keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya
dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat
sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang
dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca
sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif.
Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala
permasalahannya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?

2. Apa ciri-ciri kalimat efektif?

3. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?

4. Bagaimana struktur kalimat efektif?

C. Tujuan Pembahasan

1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga menjadi baik dan

benar

2. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa

3. Menjaga kemurnian bahasa Indonesia

D. Sistematika Penulisan

Penyusunan makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian

akhir. Pada bagian awal yaitu cover , kata pengantar dan daftar isi.
Kemudian pada bagian utama penulis membagi menjadi tiga bab yaitu :

Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari :

1. Latar Belakang

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan Penulisan

4. Sistematika Penulisan

5. Manfaat Pembahasan

Bab kedua berisi uraian, yang terdiri dari : Pengertian kalimat efektif, Ciri-ciri kalimat efektif,

Syarat kalimat efektif, dan Struktur kalimat efektif.

Bab ketiga merupakan penutup, yang berisi kesimpulan dari seluruh makalah ini dan penutup

dari penulis.

E. Manfaat Pembahasan

1. Manfaat untuk diri sendiri: agar bisa memahami bagaimana yang dikatakan dengan kalimat

efektif.

2. Manfaat untuk kelompok: agar kita bisa menjaga budaya Bahasa Indonesia yang baik dan

mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya

secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam

hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran

pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat

memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh

penulis atau pembicaranya.

Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai

pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan penggunaan

kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi

kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :

1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,

gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup

menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)


2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang

lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)

3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas,

dan enak dibaca. (Arifin: 1989)

4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi

tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)

5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu

persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan. (ARIF HP:

2013)

Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu

sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang

sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.

Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:

1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.

2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca

dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.


2.2. Ciri-ciri Kalimat Efektif

2.2.1. Kesejajaran

Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja

berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.

1. Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu

menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat

pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.

Kalimat itu harus diubah :

1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

2.2.3. Kehematan

Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih.

Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.

Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.

Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan

melati terkandung makna bunga.


Kalimat yang benar adalah:

Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.

2.2.2. Penekanan

Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.

Caranya:

Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan

kalimat.

Contoh :

1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain

2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.

Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel lah, -pun, dan

kah.

Contoh :

1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.

2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.

3. Bisakah dia menyelesaikannya?

Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.

Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak,

antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara

satu dan lainnya.

Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.

Contoh :

1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.

2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

2.2.5. Kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus

memiliki hubungan yang logis/masuk akal.

Contoh :

Waktu dan tempat saya persilakan.

Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak

dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;

Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

2.2.6. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur

bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak

dan kepaduan pikiran yang baik.

Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:

* Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.

Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif.

Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian

kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di

depan subjek.

Contoh:

a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)

b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)

* Tidak terdapat subjek yang ganda.

Contoh:

a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.

b. Saat itu saya kurang jelas.

Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :

a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.


b. Saat itu bagi saya kurang jelas.

* Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.

Contoh:

a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.

b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.

Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu

menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi

ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:

a. kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Atau

Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.

b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.

Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.

* Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.

Contoh:

a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.

b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.

Perbaikannya adalah sebagai berikut:

a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.


b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

2.2.7. Keparalelan

Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat

itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan

verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

Contoh:

a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.

b.Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang

penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri

dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan

cara menyejajarkan kedua bentuk itu.

Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.

Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama

bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik

kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut:


Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan

penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

2.2.8. Ketegasan

Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide

pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi

penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan

dalam kalimat.

Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).

Contoh:

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang

ada pada dirinya.

Penekanannya ialah presiden mengharapkan.

Contoh:

Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.

Penekanannya Harapan presiden.

Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.

Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-

anak terlantar.

Seharusnya:

Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-

anak terlantar.

Melakukan pengulangan kata (repetisi).

Contoh:

Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

Contoh:

Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.

Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).

Contoh:

Saudaralah yang bertanggung jawab.

2.2.9. Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata

Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda.

Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.

a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.


b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.

Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.

Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh

lima ribu rupiah.

Perhatikan kalimat berikut.

Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan

menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi

Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

2.2.10 Kepaduan

Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu

sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

a.Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak

simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.

Misalnya:

Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur

meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari

kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab
b.Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam

kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.

Contoh:

Surat itu saya sudah baca.

Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.

Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal.

Seharusnya kalimat itu berbentuk

a. Surat itu sudah saya baca.

b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.

c.Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang

antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Perhatikan kalimat ini :

a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.

b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.

Seharusnya:

a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.

b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.


2.3. Syarat-syarat Kalimat Efektif

Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:

1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.

2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca

dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

2.4. Struktur Kalimat Efektif


Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk,
sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya
benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang
strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu
pernyataan yang salah.
Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur yang
terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati posisi yang jelas
dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan aturan-aturan yang
sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya
akan menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai bahasa itu.
Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang ditimbulkannya akan
sangat lain, bila dikatakan:

1. Buat Papa menulis surat saya.

2. Surat saya menulis buat Papa.

3. Menuis saya surat buat Papa.

4. Papa saya buat menulis surat.


5. Saya Papa buat menulis surat.

6. Buat Papa surat saya menulis.


Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat kesalahan.
Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas fungsinya.
Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan
berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.
Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan struktural
pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan pengertian. Agar hal ini
tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati hokum yag sudah dibiasakan.

BAB III

PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat
sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap
seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan
keterangan (Ket).
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan,
kepaduan, kelogisan.
3.2.Saran

Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan simpel. Serta

dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan saran bagi pembahasan

materi tersebut.

Daftar Pustaka
Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.
http:////Pengertian, Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif.html.
http://dayintapinasthika.wordpress.com/2013/01/02/contoh-kalimat-efektif-dan-kalimat-tidak-
efektif/
http://arifharypurnomo.blogspot.com/2013/10/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-contoh.html

Kalimat Efektif dalam Bahasa


Indonesia
Untuk Memenuhi Tugas
Bahasa Indonesia
Disusun Oleh:
NURSETIANTI (261113698)
3KB01
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN
TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
Tahun Ajaran 2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan
sesama manusia, bahasa itu berisi pikiran,keinginan, atau
perasaan yang ada pada diri si pembaca atau
penulis.Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat
mendukung maksud secara jelas agar apa yang di
pikirkan,diinginkan,atau dirasakan itu dapat diterima oleh
pendengar atau pembaca.Kalimat yang dapat mencapai
sasarannya secara baik disebut dengan KALIMAT
EFEKTIF.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan
gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh
pendengar atau pembaca secara tepat.Apabila gagasan
yang disampaikan sudah tepat, pendengar atau pembaca
dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan
lengkap.

1. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa saja unsur-unsur kalimat?
3. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
4. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
5. Bagaimana struktur kalimat efektif?

1. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa
Indonesia sehingga menjadi baik dan benar
2. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif
dalam berbahasa
3. Mengetahui penulisan kalimat efektif yang baik dan benar
4. Mengetahui penggunaan kalimat efektif yang baik dan benar
dalam kehidupan sehari hari.
BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil,dalam wujud lisan


atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya subjek
dan predikat.Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat
adalah kesatuan kata yang mengandung makna atau
pikiran.Sedangkan bagi penutur atau penulis, kalimat adalah
satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam
kesatuan kata. Efektif mengandung pengertian tepat
guna,artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada
sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah
ketetapan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu
dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan
gagasan penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat
dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menjelaskan
maksud dari seseorang agar mudah dipahami oleh orang
lain. Kalimat efektif memiliki syarat:

1. Secara tepat mewakili gagasan penulis atau pembicaranya.


2. Menimbulkan gambaran yang sama antara penulis dengan
pembaca atau pembicara dengan pendengar.
Ciri-ciri kalimat efektif

1. Memiliki kesatuan gagasan atau ide pokok.


2. Menggunakan kata atau frase imbuhan yang memiliki
kesamaan.
3. Tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu.
4. Memberikan penekanan pada bagian-bagian yang penting.

UNSUR-UNSUR KALIMAT EFEKTIF

Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku


tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan
kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu subjek (S),
predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan
(Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya
terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat.

1. SUBJEK (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku,
tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu masalah yang
menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi
oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa
verbal.
2. PREDIKAT (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu
melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana
subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat).
Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), P
dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jati
diri S. Dalam sebuah kalimat P juga menyataan tentang
jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S. Predikat dapat juga
berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau
adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa
nominal.

3. OBJEK (O)
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek
pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau
klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba
transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O.

4. PELENGKAP (PEL)
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang
melengkapi P. letak Pelengkap umumnya di belakang P
yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh O,
dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu
dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak
Pelengkap tidak selalu persis di belakang P. Apabila dalam
kalimatnya terdapat O, letak pel adalah di belakang O
sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-
Pel. Brikut ini adalah contoh kalimat yang membedakan Pel
dan O:
1. Ketua MPR membacakan Pancasila.
S P O

2. Banyak orpospol berlandaskan Pancasila.


S P Pel

5. KETERANGAN
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan
berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur
Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel.
Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di
akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa
preporsisional, adverbia, atau klausa.

Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket


dalam kalimat. Para ahli membagi keterangan atas Sembilan
macam yaitu seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.
Berikut ini adalah jenis keterangan dan pemakaiannya.

Jenis
No. Posisi/penghubung Contoh pemakaian
keterangan

Di Di kamar, di kota

1. Tempat Ke Ke Surabaya, ke
rumahnya
Dari
Dari Manado, dari
Pada sawah

Pada permukaan

Sekarang, kemarin
Pada Pada pukul 5 hari ini

Dalam Dalam 2 hari ini

Se- Sepulang kantor


2. Waktu
Sebelum Sebelum mandi

Sesudah Sesudah makan

Selama Selama bekerja

sepanjang Sepanjang perjalanan

Dengan pisau,
3. Alat dengan
dengan mobil

Supaya/agar
Supaya/agar kamu
Untuk faham
4. Tujuan
Untuk kemerdekaan
Bagi
Demi Bagi masa depan

Demi orang tuamu

Secara hati-hati
Secara
Dengan cara damai
5. Cara Dengan cara
Dengan jalan
Dengan jalan
berunding

6. Kesalingan Satu sama lain

Seperti angin
Seperti
Bagaikan seorang
7. Similatif Bagaikan dewi

Laksana Laksana bintang di


langit

Karena perempuan
Karena
itu
8. Penyebab
Sebab
Sebab kegagalannya

Dengan adiknya
9. Penyerta Dengan
Bersama orang
Bersama tuanya

Beserta Beserta saudaranya

STRUKTUR KALIMAT EFEKTIF

Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus


memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah
yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang
strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan
sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya
rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa
dan merupakan suatu pernyataan yang salah.

Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk


yang jelas. Setiap unsur yang terdapat di dalamnya (yang
pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati posisi
yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu
harus diurutkan berdasarkan aturan-aturan yang sudah
dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi bertentangan.
Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan kelainan
yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai bahasa
itu.

Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat


papa. Efek yang ditimbulkannya akan sangat lain, bila
dikatakan:
1. Buat Papa menulis surat saya.
2. Surat saya menulis buat Papa.
3. Menuis saya surat buat Papa.
4. Papa saya buat menulis surat.
5. Saya Papa buat menulis surat.
6. Buat Papa surat saya menulis.
Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama,
namun terdapat kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena
kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas
fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak
jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan berdasarkan apa
yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.

Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan


terhadap kebiasaan struktural pemakaian bahasa pada
umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan pengertian.
Agar hal ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu
berusaha mentaati hokum yag sudah dibiasakan.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa dan


untuk menguasai suatu keterampilan kita harus rajin
berlatih begitu juga dengan keterampilan menulis. Agar kita
menguasai keterampilan menulis kita harus rajin berlatih
menulis, karena menulis mempunyai aturan (asas menulis
yang baik dan benar). Penggunaan kalimat efektif dalam
menulis termasuk menulis pengalaman pribadi sangat
kurang sekali. Penulis lebih sering beranggapan bahwa
menulis pengalaman pribadi tidak memerlukan/
membutuhkan tata cara menulis, karena penulis
beranggapan bahwa menulis pengalaman pribadi hanya
dikonsumsi diri sendiri, jadi kalimat kalimat yang
digunakan tidak sesuai EYD atau tidak efektif. Melalui
pembelajaran ini diharapkan penulis dapat menggunakan
kalimat efektif dalam menulis pengalaman pribadi.
Karenapembelajaran ini secara langsung memberikan
gambaran tentang apa itu kalimat efektif dan bagaimana
kalimat efektif dalam menulis pengalaman pribadi.

DAFTAR PUSTAKA

http://catatan-operator-warnet.blogspot.co.id/2014/11/makalah-
tentang-kalimat-efektif.html
http://kalimatefektif2013.blogspot.co.id/
Kalimat Efektif dalam Bahasa Indonesia
Untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :
Sarah Faradita (28113259)
3KB01
FAKULTAS ILMU
KOMPUTER DAN
TEKNOLOGI INFORMASI
Universitas Gunadarma
Tahun Ajaran 2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang
digunakan manusia dengan sesama anggota
masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu
berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada
pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang
digunakan itu hendaklah dapat mendukung
maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan,
diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh
pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat
mencapai sasarannya secara baik disebut dengan
kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara
tepat dan dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau
gagasan yang disampaikan sudah tepat,
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti
apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang
harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada
sebagian lawan bicara atau pembaca tidak
memahami apa maksud yang diucapkan atau
yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat
dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus
lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur
kalimat seharusnya ada yang tidak boleh
dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang
seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.
Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu
dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi
dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim,
1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai
kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat
sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh,
antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang
dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-
tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca
sukar mengerti maksud kalimat yang kita
sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif.
Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik
untuk membahas kalimat efektif dengan segala
permasalahannya.

B. RUMUSAN MASALAH
1.Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2.Apa saja unsur-unsur kalimat?
3.Apa ciri-ciri kalimat efektif?
4.Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
5.Bagaimana struktur kalimat efektif?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1.Agar tidak terjadi kesalahan dalam
penggunakan bahasa Indonesia sehingga
menjadi baik dan benar
2.Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan
kalimat efektif dalam berbahasa
3.Menjaga kemurnian bahasa Indonesia

D. MANFAAT PEMBAHASAN
1.Manfaat untuk diri sendiri: agar bisa
memahami bagaimana yang dikatakan
dengan kalimat efektif.
2.Manfaat untuk kelompok: agar kita bisa
menjaga budaya Bahasa Indonesia yang baik
dan mampu menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki
kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau
pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran
pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan
efektif apabila berhasil menyampaikan pesan,
gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai
dengan maksud si pembicara atau
penulis. Kalimat efektif adalah kalimat yang
terdiri atas kata-kata yang mempunyai unsur
SPOK atau kalimat yang mempunyai ide atau
gagasan pembicara/ penulis.
B. UNSUR-UNSUR KALIMAT EFEKTIF
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam
buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim
disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata
dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P),
objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-
kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek
dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap,
dan keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib
hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
1.Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan
pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu
masalah yang menjadi pangkal/pokok
pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis
kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa
verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh
sebagai berikut ini:
Ayahku sedang melukis.
Meja direktur besar.
Yang berbaju batik dosen saya.
Berjalan kaki menyehatkan badan.
Membangun jalan layang sangat mahal.
Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas
adalah S. Contoh S yang diisi oleh kata dan frasa
benda terdapat pada kalimat (a) dan (b), contoh S
yang diisi oleh klausa terdapat pada kalimat (c),
dan contoh S yang diisi oleh frasa verbal terdapat
pada kalimat (d) dan (e).
Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa,
klausa pembentuk S selalu merujuk pada benda
(konkret atau abstrak). Pada contoh di atas,
kendatipun jenis kata yang mengisi S pada
kalimat (c), (d) dan (e) bukan kata benda, namun
hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda. Bila
kita menunjuk pelaku pada kalimat (c) dan (d),
yang berbaju batik dan berjalan kaki tentulah
orang (benda). Demikian juga membangun jalan
layang yang menjadi S pada kalimat (e), secara
implisit juga merujuk pada hasil membangun
yang tidak lain adalah benda juga. Di samping
itu, kalau diselami lebih dalam, sebenarnya ada
nomina yang lesap, pada awal kalimat (c) sampai
(e), yaituorang pada awal kalimat (c)
dan kegiatan pada awal kalimat (d) dan (e).
Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan
cara bertanya dengan memakai kata
tanya siapa (yang) atau apa (yang) kepada
P. Kalau ada jawaban yang logis atas pertanyaan
yang diajukan, itulah S. Jika ternyata jawabannya
tidak ada dan atau tidak logis berarti kalimat itu
tidak mempunyai S. Inilah contoh kalimat yang
tidak mempunyai S karena tidak ada/tidak jelas
pelaku atau bendanya.
1. Bagi siswa sekolah dilarang masuk.
2. Di sini melayani obat generic.
3. Memandikan adik di pagi hari.
Contoh (a) sampai (c) belum memenuhi syarat
sebagai kalimat karena tidak mempunyai S.
Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang
masuk pada contoh (a) siapa yang melayani
resep pada contoh (b) dan siapa yang
memandikan adik pada contoh (c), tidak ada
jawabannya. Kalaupun ada, jawaban itu terasa
tidak logis.
2. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang
memberitahu melakukan (tindakan) apa atau
dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh
atau benda di dalam suatu kalimat). Selain
memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S),
P dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri,
atau jatidiri S. termasuk juga sebagai P dalam
kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu
yang dimiliki oleh S. predikat dapat juga berupa
kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba
atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia,
nomina, atau frasa nominal. Perhatikan contoh
berikut:
1. Kuda meringkik.
2. Ibu sedang tidur siang.
3. Putrinya cantik jelita.
4. Kota Jakarta dalam keadaan aman.
5. Kucingku belang tiga.
6. Robby mahasiswa baru.
7. Rumah Pak Hartawan lima.
Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di
atas adalah P. katameringkik pada kalimat (a)
memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok
katasedang tidur siang pada kalimat (b)
memberitahukan melakukan apa ibu,cantik
jelita pada kalimat (c) memberitahukan
bagaimana putrinya, dalamkeadaan aman pada
kalimat (d) memberitahukan situasi kota
Jakarta, belang tiga pada kalimat (e)
memberitahukan ciri kucingku, mahasiswa
baru pada kalimat (f) memberitahukan status
Robby, dan lima pada kalimat (g)
memberitahukan jumlah rumah Pak Hartawan.
Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki P
karena tidak ada kata-kata menunjuk pada
perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku
atau bendanya.
1. Adik saya yang gendut lagi lucu itu.
2. Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot
Subroto.
3. Bandung yang terkenal kota kembang.
Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis
seperti lazimnya kalimat normal, yaitu diawali
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik, namun di dalamnya tidak ada satu kata pun
yang berfungsi sebagai P. Tidak ada jawaban atas
pertanyaan melakukan apa adik yang gendut lagi
lucu (pelaku) pada contoh (a), tidak ada jawaban
atas pertanyaan kenapa atau ada apa dengan
kantor di Jalan Gatot Subroto dan Bandung
terkenal sebagai kota kembang itu pada contoh
(b) dan (c). karena tidak ada informasi tentang
tindakan, sifat, atau hal lain yang dituntut oleh P,
maka contoh (a), (b), (c) tidak mengandung P.
Karena itu, rangkaian kata-kata yang cukup
panjang pada contoh (a), (b), (c) itu belum
merupakan kalimat, melainkan baru merupakan
kelompok kata atau frasa.
3.Objek (O)
Objek (O) adalah bagian kalimat yang
melengkapi P. objek pada umumnya diisi oleh
nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O
selalu di belakang P yang berupa verba transitif,
yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O,
seperi pad contoh di bawah ini.
1. Nurul menimang
2. Arsitek merancang
3. Juru masak menggoreng
Verba transitif menimang,
merancang, dan menggoreng pada contoh
tersebut adalah P yang menuntut untuk
dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P pada
ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek.
Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak
diperlukan. Itulah sebabnya sifat O dalam
kalimat dikatakan tidak wajib hadir. Verba
intransitive mandi, rusak, pulang yang menjadi P
dalam contoh berikut tidak menuntut untuk
dilengkapi.
1. Nenek mandi.
2. Komputerku rusak.
3. Tamunya pulang.
Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi
S jika kalimatnya dipasifkan. Perhatikan contoh
kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan
ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.
1) Martina Hingis mengalahkan Yayuk
Basuki (O)
2) Yayuk Basuki (S) dikalahkan oleh Martina
Hingis.
1) Orang itu menipu adik saya (O)
2) Adik saya (S) ditipu oleh oran itu.
4.Pelengkap (pel)
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian
kalimat yang melengkapi P. letak Pelengkap
umumnya di belakang P yang berupa verba.
Posisi seperti itu juga ditempati oleh O, dan jenis
kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu
dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa.
Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan.
Perhatikan cnntoh di bawah ini:
1. Ketua MPR membacakan Pancasila.
S P O
2. Banyak orpospol berlandaskan Pancasila.
S P Pel
Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-
nya sama-sama diisi oleh nomina Pancasila, jika
hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya
kalimat (a) yang menempatkan Pancasila sebagai
O. Ubahan kalimat (a) menjadi kalimat pasif
adalah sebagai berikut:
Pancasila dibacakan oleh ketua MPR.
S P O
Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat
(b) tidak bisa dipindah ke depan menjadi S dalam
kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat
yang tidak gramatikal.
Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol.
Hal lain yang membedakan Pel dan O
adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh nomina
dan frasa nominal, Pelengkap dapat juga diisi
oleh frasa adjectival dan frasa preposisional.
Di samping itu, letak Pelengkap tidak selalu
persis di belakang P. Apabila dalam kalimatnya
terdapat O, letak pel adalah di belakang O
sehingga urutan penulisan bagian kalimat
menjadi S-P-O-Pel. Berikut adalah beberapa
contoh pelengkap dalam kalimat.
1. Sutardji membacakan pengagumnya puisi
kontemporer.
2. Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si
Kancil.
3. Sekretaris itu mengambilkan atasannya air
minum.
4. Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru.
5. Pamanku membelikan anaknya rumah
mungil.
5.Keterangan (ket)
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang
menerangkan berbagai hal mengenai bagian
kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi
menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat
bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir
kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa
preporsisional, adverbia, atau klausa.
Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-
macam Ket dalam kalimat. Para ahli membagi
keterangan atas Sembilan macam (Hasan Alwi
dkk, 1998:366) yaitu seperti yang tertera pada
tabel di bawah ini.
CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
1.Memiliki unsur penting atau pokok, minimal
unsur SP.
2.Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
3.Menggunakan diksi yang tepat.
4.Menggunakan kesepadanan antara struktur
bahasa dan jalan pikiran yang logis dan
sistematis.
5.Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa
yang dipakai.
6.Melakukan penekanan ide pokok.
7.Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
8.Menggunakan variasi struktur kalimat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili pikiran penulis atau pembicara secara
tepat sehingga pndengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas
dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh
penulis atau pembicaranya.
Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek
(S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel),
dan keterangan (Ket).
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan,
keparalelan, ketegasan, kehematan,
kecermatan, kepaduan, kelogisan.

B. SARAN
Bagi para pendidik

Para pendidik sebaiknya memahami dengan


seksama dan bena tentang bahasa indnesia yang
memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam
proses kegiatan belajar mengajar teradi
komunikas yang baik dan tepat penggunaan
bahasanya antara pendidik dengan peserta didik.
Bagi calon pendidik
Para calon pendidik sebaiknya memahami dan
mencari pengetahuan secara seksama mengenai
materi dalam makalah ini supaya pada saat
pendidik terjun ke lapangan tidak terjadi
kekeliruan dalam pemakaian bahasa terhadap
peserta didik dengan pedidik.
Bagi lembaga sekolah
Lembaga sekoah sebaiknya memberikan dan
menekankan perhatian penuh terhadap
penggunaan ragam bahasa yang tepat agar
terjalin komunikasi yang selaras.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis
Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa
Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta:
Gramedia.
http:////Pengertian, Ciri, dan Penggunaan
Kalimat Efektif.html.
http://kalimatefektif2013.blogspot.co.id/

Makalah Kalimat Efektif dalam Bahasa Indonesia


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
membahas tentang KALIMAT EFEKTIF .

Tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan
tentang Bahasa secara meluas. Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi
kontribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi Penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh pembaca.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan pembahasan D.
Manfaat pembahasan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kalimat efektif
B. Ciri-ciri kalimat efektif
C. Syarat kalimat efektif
D. Struktur kalimat efektif

BAB III PENUTUP


Kesimpulan

Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota
masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada
diri pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara
jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau
pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan
dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Gagasan yang disampaikan sudah tepat,
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap. Kalimat yang
dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus
lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan.
Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah

1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?

2. Apa ciri-ciri kalimat efektif?

3. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?

4. Bagaimana struktur kalimat efektif?

C. Tujuan Pembahasan

1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga menjadi baik dan benar

2. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa

3. Menjaga kemurnian bahasa Indonesia

D. Manfaat Pembahasan

1. Memahami pengertian kalimat efektif

2. Dapat berfikir ilmiah dan kreatif bagi penulis dan pembaca

3. Menjaga budaya Bahasa Indonesia yang baik dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki subjek dan
predikat. Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah kesatuan kata yang mengandung
makna atau pikiran.Sedangkan bagi penutur atau penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau
makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata.

Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada
sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah ketetapan penggunaan kalimat dan ragam
bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya secara
tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah
ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau
pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau
pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.Kalimat yang
efektif mempersoalkan bagaimana ia dapat mewakili secara tepat isi pikiran atau perasaan
pengarang/pembicara, bagaimana ia dapat mewakilinya secara segar, dan sanggup menarik perhatian
pembaca dan pendengar terhadap apa yang dibicarakan (Keraf, 2004:40).

B. Ciri-ciri Kalimat Efektif

1. Kesepadanan

Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O),
keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur
bahasa.

Contoh:

Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT). (Tidak Menjamakkan Subjek)

2. Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata

Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran
ganda).

Contoh:
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).

3. Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain
yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan
kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:

a. Menghilangkan pengulangan subjek.

b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.

c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.

d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

Contoh:

Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)

4. Kelogisan

Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan
ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk
akal.

Contoh:

Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

5. Kesatuan atau Kepaduan

Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga
informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:

a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.

b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat
yang berpredikat pasif persona.

c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat
kata kerja dan objek penderita.

Contoh:
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)

6. Keparalelan atau Kesajajaran

Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat
itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama
menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja
berimbuhan me- juga.

Contoh:

Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)

7. Ketegasan

Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk
membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:

a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).

b. Membuat urutan kata yang bertahap.

c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).

d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.

e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel lah, -pun, dan kah.

C. Syarat-syarat Kalimat Efektif

Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:

1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.

2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang
dipikirkan pembaca atau penulisnya.

D. Struktur dalam Kalimat Efektif

Setiap unsur yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati
posisi yang jelas dengan hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan aturan-
aturan yang sudah dibiasakan.Tidak boleh menyimpang apalagi bertentangan. Setiap penyimpangan
biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pengguna bahasa itu.

Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama,namun terdapat kesalahan. Kesalahan itu
terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat)tidak jelas fugsinya. Hubungan kata yang satu
dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan
oleh pemakai bahasa. Demikianlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan
struktural pemakaian bahasa pada umumnya.Akibat selanjutnya adalah kekacauan pengertian.Agar hal
ini tidak terjadi,maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati hukum yang sudah dibiasakan.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kalimat efektif adalah kalimat yang benar-benar dapat menjalankan fungsinya sebagai sarana
komunikasi yang baik. Kesalahan yang banyak ditemukan dapat dikelompokkan sebagai berikut,
ketidaklengkapan unsur kalimat, kalimat dipengaruhi bahasa Inggris, kalimat ambigu (mengandung
makna ganda), kalimat bermakna tidak logis, kalimat mengandung gejala pleonasme (pemborosan kata),
dan kalimat dengan struktur rancu (tidak lengkap dan tidak paralel). Sebuah kalimat dapat dikatakan
efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai
dengan maksud pembicara atau penulis. Disisi lain ada beberapa persyaratan yang perlu di perhatikan
dalam membuat kalimat efektif yaitu :

a. Kesepadanan dan kesatuan.

b. Kesejajaran bentuk-bentuk bahasa yang di pakai.

c. Penekanan untuk mengemukakan ide pokok.

d. Kehematan dalam menggunakan kata.

e. Kevariasian dalam struktur kalimat.

DAFTAR PUSTAKA

http://larvamerah.blogspot.co.id/2014/06/makalah-kalimat-efektif-penalaranlogika.html

https://unserebloggie.wordpress.com/2013/05/10/kelompok-6-kalimat-efektif/

http://catatan-operator-warnet.blogspot.co.id/2014/11/makalah-tentang-kalimat-efektif.html
http://wede56.blogspot.co.id/2014/03/contoh-makalah-bahasa-indonesia-kalimat_25.html

http://kedebok.blogspot.co.id/2013/04/tugas-makalah-kalimat-efektif-bahasa.html

Makalah Kalimat Efektif (Kata Kalimat) dalam


Bahasa Indonesia
Oleh: Wahyudi
Editor: Ibrahim Lubis, M.Pd.i

BAB I
PENDAHULUAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara
tepat dan dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau
gagasan yang disampaikan sudah tepat,
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti
apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang
harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian
lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa
maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.

Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan


gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat-
kalimat yang digunakan harus lengkap dan
eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya
ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya,
unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu
dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan
semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan
komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah
(Mustakim,1994:86).

Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-


kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai
bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain,
mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur,
kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan
adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti
maksud kalimat yang kita sampaikan karena
kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan
kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas
kalimat efektif dengan segala permasalahannya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun
menurut pola struktur yang benar sesuai dengan
situasi yang menyertainya.Orang yang membaca
kalimat efektif dan yang mendengarkannya
langsung dapat memahami dengan mudah dan
tepat. Kalimat efektif itu sederhana dan hemat
kata.

Contoh Kalimat tidak efektif


Para siswa di sekolah ini mendirikan dengan
penuh antusias, bergelora, bersemangat, dan
bergairah, serta tekad yang
bulat penanggulangan dan pencegahan,
penyalahgunaan obat setelah mendengarkan
secara tekun dan bersungguh-sungguh
ceramah dokter dari badan narkotika nasional
tentang bahayanya penyalahgunaan obat.
Mereka menyelesaikan dengan meyakinkan
dan baik serta dengan sangat
memuaskansemua soal-soal ujian dalam waktu
sembilan puluh menit.
Contoh Kalimat efektif
Para siswa di sekolah ini mendirikan
dengan bulat hati posko penanggulangan dan
pencegahan penyalahgunaan obat setelah
mendengarkan secara seksama ceramah
dokter dari badan narkotika nasional tentang
bahaya penyalahgunaan obat.
Mereka menyelesaikan dengan baik semua
soal-soal ujian dalam waktu sembilan puluh
menit.

B. Ciri-ciri kalimat efektif


1. Kesepadanan dan kesatuan
Setiap kalimat yang baik terdiri dari unsur-unsur
kalimat yaitu subjek,predikat,keterangan. Yang
dimaksudkan dengan kesepadanan adalah
hubungan timbal balik antara subjek dengan
predikat, antara predikat dengan objek serta
dengan keterangan-keterangan yang menjelaskan
unsur-unsur kalimat tadi. Yang dimaksudkan
dengan kesatuan ialah bahwa setiap kalimat harus
mengandung satu ide pokok atau kesatuan pikiran.
Jadi, yang dimaksudkan dengan kesepadanan dan
kesatuan dalam kalimat ialah kemampuan struktur
bahasa dalam mendukuing gagasan ide yang
dikandung kalimat.

2. Subjek dan predikat


Subjek adalah sesuatu yang menjadi inti
pembicaraan dalam kalimat. Predikat adalah hal
yang menceritakan atau menjelaskan inti
pembicaraan. Ketidakjelasan subjek atau predikat
pada suatu kalimat tentu saja akan membuat
kalimat itu tidak efektif. Perhatikan contoh berikut
ini :
Bangsa Indonesia menginginkan
keamanan,kesejahteraan,serta kedamaian
Kebudayaan daerah adalah milik seluruh
bangsa indonesia
Bagian yang diberi bergaris bawah disebut
subjek,sedangkan yang lainnya disebut predikat.
Bandingkanlah dengan kalimat-kalimat berikut ini :
Kepada para mahasiswa diharapkan
mendaftarkan diri di sekretariat
Didalam keputusan ini merupakan
kebijaksanaaan yang dapat menguntungkan
umum
Kalimat-kalimat diatas subjeknya kurang jelas
karena diantar oleh partikel. Oleh karena itu
partikel perlu dihilangkan sehingga menjadi :
Para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri
di sekretariat
Keputusan ini merupakan kebijaksanaan yang
dapat menguntungkan orang banyak
3. Ide pokok
Dalam menyusun kalimat kita harus
mengemukakan ide pokok kalimat tersebut.
Biasanya ide pokok kita letakan pada bagian
depan kalimat. Jika seorang penulis hendak
menggabungkan dua kalimat,maka penulis harus
menentukan bahwa kalimat yang mengandung ide
pokok harus menjadi induk kalimat. Perhatikan
contoh berikut ini :
Ia ditembak mati ketika masih dalam tugas
militer.
Ia masih dalam tugas militer ketika di tembak
mati.
Ide pokok dalam kalimat 1 ia ditembak mati. Ide
pokok dalam kalimat 2 ialah ia masih dalam tugas
militer. Oleh sebab itu ia ditembak mati menjadi
induk kalimat dalam kalimat 1, sedangkan ia
masih dalam tugas militer menjadi induk kalimat
dalam kalimat 2.

4. Penggabungan dengan yang,dan


Seorang penulis sering menggabungkan dua
kalimat atau klausa menjadi satu kalimat. Jika dua
kalimat digabungkan dengan partikel dan, maka
hasilnya kalimat majemuk setara. Jika dua kalimat
digabungkan dengan opartikel yang, maka akan
menghasilkan kalimat majemuk bertingkat, artinya
kalimat itu terdiri dari induk kalimat dan anak
kalimat. Perhatikan contoh kalimat berikut :
Masyarakat merasakan bahwa mutu
pendidikan kita masih rendah.
Perbaikan mutu pendidikan adalah tugas
utama perguruan tinggi.
Kalimat 1 dan kalimat 2 mengandung ide pokok
yang sama penting. Penggabungan yang efektif
untuk kedua kalimat diatas ialah dengan
mempergunakan partikel dan, sehingga kalimat itu
menjadi :
Masyarakat merasakan mutu pendidikan kita
masih rendah dan perbaikannya adalah tugas
utama perguruan tinggi.
Perhatikan contoh kalimat berikut :
-Kongres lingkungan hidup diadakan di Vancover
Canada.
-Kongres itu membicarakan beberapa masalah.

Gabungan kedua kalimat itu menjadi :


-Kongres lingkungan hidup diadakan di Vancaver
Canada membicarakan beberapa masalah.

C. Kesejajaran (Pararelisme)
Kesejajaran (pararelisme) dalam kalimat ialah
penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama
atau kostruksi bahasa yang sama yang dipakai
dalam susunan serial. Jika suatu ide dalam kalimat
din yatakan dengan frase (kelompok kata ),maka
ide-ide lain yang sederajat harus dinyatakan
dengan frase. Jika sebuah ide dalam suatu kaimat
dinyatakan dengan kata benda(misalnya bentuk
pe-an ,ke-an),maka ide lain yang sederajat harus
dengan kata benda juga. Demikian juga halnya bila
sebuah ide dalam suatu kalimat dinyatakan dengan
kata kerja(misalnya bentuk me-kan, di-kan) maka
ide lainnya yang sederajat harus dinyatakan
dengan jenis kata yang sama. Kesejajaran
(pararelisme) akan membatu memberi kejelasan
kalimat secara keseluruhan. Perhatikanlah contoh
berikut !
Penyakit Alzheimer alias pikun adalah satu
segi usia tua yang paling mengerikan dan
berbahaya, sebab pencegahan dan cara
mengobatinya tak ada yang tau!
Dalam kalimat diatas ide yang sederajat ialah kata
mengerikan dengan berbahaya dan kata
pencegahan dengan cara mengobatinya. Oleh
sebab itu,bentuk yang dipakai untuk kata kata yang
sederajat dalam kalimat di atas harus sama
(pararel), sehingga kalimat itu kita tata kembali
menjadi kalimat di bawah ini.
Penyakit alzhaimer alias pikun adalah satu segi
usia tua yang paling mengerikan dan
membahayakan, sebab pencegahannya dan
pengobatannyatak ada yang tau!.

D. Penekanan dalam kalimat


seorang pembicara biasanya akan member
penekanan pada pembagian kalimat dengan
memperlambat ucapan, meninggikan suara,dan
sebagainya pada bagian kalimat tadi. Ada
babarapa cara untuk member penekanan dalam
kalimat antara lain: Perhatikan contoh- contoh
berikut ini !
Prof.Dr.Herman Yohanes berpendapat, salah
satu indicator yang menunjukan tidak
efisiensinya Pertamina adalah rasio yang
masih timpang antara jumlah pegawai
Pertamina dengan produksi minyaknya.
Salah satu indikator yang menunjukan tidak
efisiensinya Pertamina, menurut pendapat
Prof.Dr.Herman Yohanes adalah rasio yang
masih timpang antara jumlah pegawai
Pertamina dengan produksi minyaknya.
Kalimat 1,dan 2 menunjukan bahwa ide yang
dipentingkan diletakkan dibagian depan kalimat.
Dengan demikian walaupun ketiga kalimat
mempunyai pengertian yang sama tetapi ide pokok
menjadi berbeda.

BAB III
KESIMPULAN
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang di susun
menurut pola struktur yang benar sesuai dengan
situasi yang menyertainya. Perhatikan contoh
kalimat berikut :
Mereka menyelesaikan dengan meyakinkan
dan baik serta dengan sangat memuaskan
semua soal-soal ujian dalam waktu Sembilan
puluh menit.
Kalimat di atas berubah menjadi :
Mereka menyelesaikan dengan baik semua
soal-soal ujian dengan waktu Sembilan puluh
menit.
2. Sebuah kalimat efektif haruslah di susun secara
sadar untuk mencapai daya informasi yang di
inginkan oleh penulis terhadap pembacanya.
3. Persyaratan-persyaratan yang perlu di
perhatikan dalam membuat kalimat efektif yaitu :
a. Kesepadanan dan kesatuan.
b. Kesejajaran bentuk-bentuk bahasa yang di
pakai.
c. Penekanan untuk mengemukakan ide pokok.
d. Kehematan dalam menggunakan kata.
e. Kevariasian dalam struktur kalimat.

DAFTAR PUSTAKA
Alisjahbana,S. Takdir.1980. Tata Bahasa Baru.
Bahasa Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat
Chaer,Abdul.1998. Tata Bahasa Praktis.
Bahasa Indonesia. Jakarta.Rineka Cip

MAKALAH KALIMAT
EFEKTIF
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Adapun makalah yang berjudul Kalimat


Efektif yang telah kami susun ini dibuat dalam
rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Menulis 1, Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.

Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih


yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah memberikan bimbingan serta saran yang
bermanfaat demi tersusunnya makalh ini dengan
baik. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Cianjur, April 2014

Penulis,

DAFTAR ISI

hal

KATA
PENGANTAR.............................................................
........................... i
DAFTAR
ISI...............................................................................
........................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar
Belakang.....................................................................
............... 1

B. Rumusan
Masalah......................................................................
......... 1

C. Tujuan
Penelitian....................................................................
............. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat
Efektif................................................................. 2

B. Persyaratan Kalimat Efektif Secara


Formal........................................ 2

1. Ketegasan/penekanan..............................................
...................... 2

2. Kehematan...............................................................
..................... 3

3. Kevariasian...............................................................
..................... 5

C. Macam-macam
variasi........................................................................
5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...............................................................
........................... 7

B. Saran
....................................................................................
.............. 7

DAFTAR
PUSTAKA..................................................................
....................... 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling
penting untuk mempersatukan seluruh bangsa. Oleh
sebab itu, merupakan alat mengungkapkan diri baik
secara lisan maupun tulisan, dari segi rasa harsa
dan cipta serta piker baik secara efektif dan logis.
Semua warga negara Indonesia harus mahir dalam
menggunakan Bahasa Indonesia karena itu
merupakan kewajiban bergaul di Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Selain itu kita harus memajukan
kepribadian Indonesia di dalam maupun di luar
negeri.
Kepribadian Indonesia dapat tercipta dari
kemahiran berbahasa Indonesia, bagi
mahasiswa Indonesia semua itu dapat tercermin
dalam tata pikir, tata tulis, tata ucapan dan tata laku.
Berbahasa Indonesia dalam konteks Ilmiah dan
Akademis, sebagai mahasiswa harus lebih dapat
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar supaya negeri ini bisa tetap utuh terjaga.
Mahasiswa selain berbahasa Indonesia juga
dapat menggunakan kalimat efektif. Kalimat yang
disampaikan secara mudah dipahami oleh
pembaca. Karya ilmiah ditulis untuk dipahami oleh
pembaca. Penulis hendaknya memperhatikan
kalimat yang disusun. Kalimat sangat penting dalam
sebuah tulisan, kalimat yang baik mudah dipahami
pembaca.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang dijabarkan di
atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Mengetahui dan memahami kalimat efektif.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari karya tulis ini adalah untuk
mengetahui dan memahami kalimat yang digunakan
dalam menyampaikan informasi yang baik dan
benar.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian kalimat efektif.


Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang
dapat menyampaikan informasi dan informasi
tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat
sangat penting dalam sebuah tulisan. Kalimat yang
baik mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat
lengkap dan bukan fragmentaris. Kalimat yang
disusun hendaknya memiliki struktur kalimat bahasa
Indonesia yaitu S P O K/pel.
Apabila struktur tersebut tidak dipenuhi, maka
kalimat yang disusun menjadi tidak lengkap
strukturnya yang disebut kalimat yang fragmentaris.
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki
kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-
gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca
seperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara
atau penulis.
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil
menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun
pemberitahuan sesuai dengan maksud sipembicara
atau penulis.
Contoh:
A. ira.
B. ira belajar.
C. ira belajar bahasa Indonesia.
D. ira belajar bahasa Indonesia dikampus.

B. Persyaratan kalimat efektif secara formal


1. Ketegasan/Penekanan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau
penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada
ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide
yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi
penekanan atau penegasan pada penonjolan itu.
Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat.
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan
kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun
bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang
ada pada dirinya. Penekanannya ialah presiden
mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun
bangsa dan negaranya. Penekanannya Harapan
presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan
mengubah posisi kalimat.

b. Membuat urutan kata yang bertahap


Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-
juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak
terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-
juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak
terlantar.

c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).


Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan
kelembutan mereka. Melakukan pertentangan
terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan
jujur.
d. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.

2. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat
efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa,
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-
kata yang dapat menambah kejelasan kalimat.
Peghematan di sini mempunyai arti penghematan
terhadap kata yang memang tidak diperlukan,
sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan:
a. Penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke
tempat itu. Hadirin serentak berdiri setelah mereka
mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat
itu. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui
bahwa presiden datang.
b. Penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghindarkan pemakaian superordinat pada
hiponimi kata.
Contoh:
a) Ia memakai baju warna merah.
b) Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kata merah sudah mencakupi kata warna. Kata pipit
sudah mencakupi kata burung. Kalimat itu dapat
diubah menjadi:
a) Ia memakai baju merah.
b) Di mana engkau menangkap pipit itu?

c. Penghematan dapat dilakukan dengan cara


menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Perhatikan kalimat- kalimat di bawah ini.
a) Dia hanya membawa badannya saja.
b) Sejak dari pagi dia bermenung. Kata naik
bersinonim dengan ke atas.
Kata turun bersinonim dengan ke bawah. Kalimat ini
dapat diperbaiki menjadi:
a) Dia hanya membawa badannya.
b) Sejak pagi dia bermenung.

d. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak


menjamakkan kata- kata yang berbentuk jamak.
Misalnya:
Bentuk tidak baku : para tamu-tamu, beberapa
orang-orang
bentuk baku : para tamu, beberapa orang.

3. Kevariasian
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak
belakang dengan repetisi. Repetisi atau
pengulangan kata sebuah kata untuk memperoleh
efek penekanan, lebih banyak menekankan
kesamaan bentuk. Variasi tidak lain daripada
menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahas agar
tetap terpelihara minat dan perhatian orang.

C. Macam-macam variasi :

a. Variasi Sinonim
Kata Variasi berupa penjelasan yang berbentuk
kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi
dari amanat yang akan disampaikan.

Contoh:
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu
makna, suatu realitas yang baru, suatu kebenaran
yang menjadi ide sentral yang menjiwai seluruh
puisi.
b. Variasi panjang pendeknya kalimat
Struktur kalimat akan mencerminkan dengan jelas
pikiran pengarang, serta pilihan yng tepat dari
struktur panjangnya sebuah kalimat dapat member
tekanan pada bagian-bagian yang diinginkan.

c. Variasi penggunaan bentuk me- dan di-


Pemakaian bentuk grametikal yang sama dengan
beberapa kalimat berturut-turut dapat menimbulkan
kelesuan. Sebab itu haruslah dicari variasi
pemakaian bentuk gramatikal.

4. Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan
mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan
ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk
akal.
Contoh:
a) Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara
ini. (tidak efektif)
b) Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.
(efektif)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang


dapat menyampaikan informasi dan informasi
tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran
penulis atau pembicara secara tepat sehingga
pndengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti
apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu
harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan
bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti.
Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki
kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti.
Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau
kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan
merupakan suatu pernyataan yang salah. Jadi,
kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk
yang jelas.
Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S),
prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan
keterangan (Ket).
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu :
Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan,
kecermatan, kepaduan, kelogisan.
B. Saran

Kritik dan saran yang membangun, kami harapkan untuk perbaikan dan

kemajuan karya tulis

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/# psj=1&q=kalimat+efektif
http://kalimatefektif2013.blogspot.com/
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/
JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_
INDONESIA/196711031993032-
NOVI_RESMINI/KALIMAT_EFEKTIF.pdf
http://www.docstoc.com/ docs/79011391/Kalimat-
Efektif---DOC

Anda mungkin juga menyukai