BAHASA
INDONESIA
KALIMAT
EFEKTIF
WAHYU DIYONO TUESDAY, MARCH 25, 2014 17
COMMENTS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan kami
semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Bahasa Indonesia
yang berjudul Kalimat Efektif dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Tri Budiarta dosen mata kuliah Bahasa Indonesia Universitas Gunadarma
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga makalah ini
dapat terselesaikan
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah ini
dapat di selesaikan
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia . Makalah ini membahas tentang
kalimat efektif.
Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan pembahasan
D. Sistematika Penulisan
E. Manfaat pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama
anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan
yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat
mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat
diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik
disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara
tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang
disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah,
jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi,
kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca
tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat
dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus
lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan.
Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan
keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya
dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat
sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang
dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca
sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif.
Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala
permasalahannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga menjadi baik dan
benar
D. Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian
akhir. Pada bagian awal yaitu cover , kata pengantar dan daftar isi.
Kemudian pada bagian utama penulis membagi menjadi tiga bab yaitu :
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
4. Sistematika Penulisan
5. Manfaat Pembahasan
Bab kedua berisi uraian, yang terdiri dari : Pengertian kalimat efektif, Ciri-ciri kalimat efektif,
Bab ketiga merupakan penutup, yang berisi kesimpulan dari seluruh makalah ini dan penutup
dari penulis.
E. Manfaat Pembahasan
1. Manfaat untuk diri sendiri: agar bisa memahami bagaimana yang dikatakan dengan kalimat
efektif.
2. Manfaat untuk kelompok: agar kita bisa menjaga budaya Bahasa Indonesia yang baik dan
PEMBAHASAN
secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam
hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran
pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai
pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan penggunaan
kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas,
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi
tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu
persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan. (ARIF HP:
2013)
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu
sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang
sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca
2.2.1. Kesejajaran
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja
berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat
2.2.3. Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan
2.2.2. Penekanan
Caranya:
Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan
kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel lah, -pun, dan
kah.
Contoh :
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak,
antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara
Contoh :
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
2.2.5. Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus
Contoh :
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak
2.2.6. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur
bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif.
Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian
kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di
depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
Contoh:
Contoh:
a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu
menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi
a. kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Atau
Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.
Contoh:
2.2.7. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat
itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan
Contoh:
b.Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang
Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri
dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan
Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama
bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik
2.2.8. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide
pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi
penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat.
Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang
Contoh:
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-
anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-
anak terlantar.
Contoh:
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
Contoh:
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda.
Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh
Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
2.2.10 Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu
a.Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak
simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur
meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari
kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab
b.Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam
Contoh:
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal.
c.Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat
sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap
seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan
keterangan (Ket).
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan,
kepaduan, kelogisan.
3.2.Saran
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan simpel. Serta
dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan saran bagi pembahasan
materi tersebut.
Daftar Pustaka
Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.
http:////Pengertian, Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif.html.
http://dayintapinasthika.wordpress.com/2013/01/02/contoh-kalimat-efektif-dan-kalimat-tidak-
efektif/
http://arifharypurnomo.blogspot.com/2013/10/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-contoh.html
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan
sesama manusia, bahasa itu berisi pikiran,keinginan, atau
perasaan yang ada pada diri si pembaca atau
penulis.Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat
mendukung maksud secara jelas agar apa yang di
pikirkan,diinginkan,atau dirasakan itu dapat diterima oleh
pendengar atau pembaca.Kalimat yang dapat mencapai
sasarannya secara baik disebut dengan KALIMAT
EFEKTIF.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan
gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh
pendengar atau pembaca secara tepat.Apabila gagasan
yang disampaikan sudah tepat, pendengar atau pembaca
dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan
lengkap.
1. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa saja unsur-unsur kalimat?
3. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
4. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
5. Bagaimana struktur kalimat efektif?
1. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa
Indonesia sehingga menjadi baik dan benar
2. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif
dalam berbahasa
3. Mengetahui penulisan kalimat efektif yang baik dan benar
4. Mengetahui penggunaan kalimat efektif yang baik dan benar
dalam kehidupan sehari hari.
BAB II
PEMBAHASAN
1. SUBJEK (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku,
tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu masalah yang
menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi
oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa
verbal.
2. PREDIKAT (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu
melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana
subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat).
Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), P
dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jati
diri S. Dalam sebuah kalimat P juga menyataan tentang
jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S. Predikat dapat juga
berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau
adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa
nominal.
3. OBJEK (O)
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek
pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau
klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba
transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O.
4. PELENGKAP (PEL)
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang
melengkapi P. letak Pelengkap umumnya di belakang P
yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh O,
dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu
dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak
Pelengkap tidak selalu persis di belakang P. Apabila dalam
kalimatnya terdapat O, letak pel adalah di belakang O
sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-
Pel. Brikut ini adalah contoh kalimat yang membedakan Pel
dan O:
1. Ketua MPR membacakan Pancasila.
S P O
5. KETERANGAN
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan
berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur
Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel.
Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di
akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa
preporsisional, adverbia, atau klausa.
Jenis
No. Posisi/penghubung Contoh pemakaian
keterangan
Di Di kamar, di kota
1. Tempat Ke Ke Surabaya, ke
rumahnya
Dari
Dari Manado, dari
Pada sawah
Pada permukaan
Sekarang, kemarin
Pada Pada pukul 5 hari ini
Dengan pisau,
3. Alat dengan
dengan mobil
Supaya/agar
Supaya/agar kamu
Untuk faham
4. Tujuan
Untuk kemerdekaan
Bagi
Demi Bagi masa depan
Secara hati-hati
Secara
Dengan cara damai
5. Cara Dengan cara
Dengan jalan
Dengan jalan
berunding
Seperti angin
Seperti
Bagaikan seorang
7. Similatif Bagaikan dewi
Karena perempuan
Karena
itu
8. Penyebab
Sebab
Sebab kegagalannya
Dengan adiknya
9. Penyerta Dengan
Bersama orang
Bersama tuanya
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://catatan-operator-warnet.blogspot.co.id/2014/11/makalah-
tentang-kalimat-efektif.html
http://kalimatefektif2013.blogspot.co.id/
Kalimat Efektif dalam Bahasa Indonesia
Untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia
Disusun Oleh :
Sarah Faradita (28113259)
3KB01
FAKULTAS ILMU
KOMPUTER DAN
TEKNOLOGI INFORMASI
Universitas Gunadarma
Tahun Ajaran 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang
digunakan manusia dengan sesama anggota
masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu
berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada
pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang
digunakan itu hendaklah dapat mendukung
maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan,
diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh
pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat
mencapai sasarannya secara baik disebut dengan
kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara
tepat dan dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau
gagasan yang disampaikan sudah tepat,
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti
apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang
harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada
sebagian lawan bicara atau pembaca tidak
memahami apa maksud yang diucapkan atau
yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat
dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus
lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur
kalimat seharusnya ada yang tidak boleh
dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang
seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.
Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu
dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi
dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim,
1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai
kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat
sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh,
antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang
dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-
tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca
sukar mengerti maksud kalimat yang kita
sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif.
Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik
untuk membahas kalimat efektif dengan segala
permasalahannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1.Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2.Apa saja unsur-unsur kalimat?
3.Apa ciri-ciri kalimat efektif?
4.Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
5.Bagaimana struktur kalimat efektif?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1.Agar tidak terjadi kesalahan dalam
penggunakan bahasa Indonesia sehingga
menjadi baik dan benar
2.Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan
kalimat efektif dalam berbahasa
3.Menjaga kemurnian bahasa Indonesia
D. MANFAAT PEMBAHASAN
1.Manfaat untuk diri sendiri: agar bisa
memahami bagaimana yang dikatakan
dengan kalimat efektif.
2.Manfaat untuk kelompok: agar kita bisa
menjaga budaya Bahasa Indonesia yang baik
dan mampu menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki
kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau
pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran
pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan
efektif apabila berhasil menyampaikan pesan,
gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai
dengan maksud si pembicara atau
penulis. Kalimat efektif adalah kalimat yang
terdiri atas kata-kata yang mempunyai unsur
SPOK atau kalimat yang mempunyai ide atau
gagasan pembicara/ penulis.
B. UNSUR-UNSUR KALIMAT EFEKTIF
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam
buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim
disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata
dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P),
objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-
kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek
dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap,
dan keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib
hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
1.Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan
pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu
masalah yang menjadi pangkal/pokok
pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis
kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa
verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh
sebagai berikut ini:
Ayahku sedang melukis.
Meja direktur besar.
Yang berbaju batik dosen saya.
Berjalan kaki menyehatkan badan.
Membangun jalan layang sangat mahal.
Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas
adalah S. Contoh S yang diisi oleh kata dan frasa
benda terdapat pada kalimat (a) dan (b), contoh S
yang diisi oleh klausa terdapat pada kalimat (c),
dan contoh S yang diisi oleh frasa verbal terdapat
pada kalimat (d) dan (e).
Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa,
klausa pembentuk S selalu merujuk pada benda
(konkret atau abstrak). Pada contoh di atas,
kendatipun jenis kata yang mengisi S pada
kalimat (c), (d) dan (e) bukan kata benda, namun
hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda. Bila
kita menunjuk pelaku pada kalimat (c) dan (d),
yang berbaju batik dan berjalan kaki tentulah
orang (benda). Demikian juga membangun jalan
layang yang menjadi S pada kalimat (e), secara
implisit juga merujuk pada hasil membangun
yang tidak lain adalah benda juga. Di samping
itu, kalau diselami lebih dalam, sebenarnya ada
nomina yang lesap, pada awal kalimat (c) sampai
(e), yaituorang pada awal kalimat (c)
dan kegiatan pada awal kalimat (d) dan (e).
Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan
cara bertanya dengan memakai kata
tanya siapa (yang) atau apa (yang) kepada
P. Kalau ada jawaban yang logis atas pertanyaan
yang diajukan, itulah S. Jika ternyata jawabannya
tidak ada dan atau tidak logis berarti kalimat itu
tidak mempunyai S. Inilah contoh kalimat yang
tidak mempunyai S karena tidak ada/tidak jelas
pelaku atau bendanya.
1. Bagi siswa sekolah dilarang masuk.
2. Di sini melayani obat generic.
3. Memandikan adik di pagi hari.
Contoh (a) sampai (c) belum memenuhi syarat
sebagai kalimat karena tidak mempunyai S.
Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang
masuk pada contoh (a) siapa yang melayani
resep pada contoh (b) dan siapa yang
memandikan adik pada contoh (c), tidak ada
jawabannya. Kalaupun ada, jawaban itu terasa
tidak logis.
2. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang
memberitahu melakukan (tindakan) apa atau
dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh
atau benda di dalam suatu kalimat). Selain
memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S),
P dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri,
atau jatidiri S. termasuk juga sebagai P dalam
kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu
yang dimiliki oleh S. predikat dapat juga berupa
kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba
atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia,
nomina, atau frasa nominal. Perhatikan contoh
berikut:
1. Kuda meringkik.
2. Ibu sedang tidur siang.
3. Putrinya cantik jelita.
4. Kota Jakarta dalam keadaan aman.
5. Kucingku belang tiga.
6. Robby mahasiswa baru.
7. Rumah Pak Hartawan lima.
Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di
atas adalah P. katameringkik pada kalimat (a)
memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok
katasedang tidur siang pada kalimat (b)
memberitahukan melakukan apa ibu,cantik
jelita pada kalimat (c) memberitahukan
bagaimana putrinya, dalamkeadaan aman pada
kalimat (d) memberitahukan situasi kota
Jakarta, belang tiga pada kalimat (e)
memberitahukan ciri kucingku, mahasiswa
baru pada kalimat (f) memberitahukan status
Robby, dan lima pada kalimat (g)
memberitahukan jumlah rumah Pak Hartawan.
Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki P
karena tidak ada kata-kata menunjuk pada
perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku
atau bendanya.
1. Adik saya yang gendut lagi lucu itu.
2. Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot
Subroto.
3. Bandung yang terkenal kota kembang.
Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis
seperti lazimnya kalimat normal, yaitu diawali
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik, namun di dalamnya tidak ada satu kata pun
yang berfungsi sebagai P. Tidak ada jawaban atas
pertanyaan melakukan apa adik yang gendut lagi
lucu (pelaku) pada contoh (a), tidak ada jawaban
atas pertanyaan kenapa atau ada apa dengan
kantor di Jalan Gatot Subroto dan Bandung
terkenal sebagai kota kembang itu pada contoh
(b) dan (c). karena tidak ada informasi tentang
tindakan, sifat, atau hal lain yang dituntut oleh P,
maka contoh (a), (b), (c) tidak mengandung P.
Karena itu, rangkaian kata-kata yang cukup
panjang pada contoh (a), (b), (c) itu belum
merupakan kalimat, melainkan baru merupakan
kelompok kata atau frasa.
3.Objek (O)
Objek (O) adalah bagian kalimat yang
melengkapi P. objek pada umumnya diisi oleh
nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O
selalu di belakang P yang berupa verba transitif,
yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O,
seperi pad contoh di bawah ini.
1. Nurul menimang
2. Arsitek merancang
3. Juru masak menggoreng
Verba transitif menimang,
merancang, dan menggoreng pada contoh
tersebut adalah P yang menuntut untuk
dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P pada
ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek.
Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak
diperlukan. Itulah sebabnya sifat O dalam
kalimat dikatakan tidak wajib hadir. Verba
intransitive mandi, rusak, pulang yang menjadi P
dalam contoh berikut tidak menuntut untuk
dilengkapi.
1. Nenek mandi.
2. Komputerku rusak.
3. Tamunya pulang.
Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi
S jika kalimatnya dipasifkan. Perhatikan contoh
kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan
ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.
1) Martina Hingis mengalahkan Yayuk
Basuki (O)
2) Yayuk Basuki (S) dikalahkan oleh Martina
Hingis.
1) Orang itu menipu adik saya (O)
2) Adik saya (S) ditipu oleh oran itu.
4.Pelengkap (pel)
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian
kalimat yang melengkapi P. letak Pelengkap
umumnya di belakang P yang berupa verba.
Posisi seperti itu juga ditempati oleh O, dan jenis
kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu
dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa.
Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan.
Perhatikan cnntoh di bawah ini:
1. Ketua MPR membacakan Pancasila.
S P O
2. Banyak orpospol berlandaskan Pancasila.
S P Pel
Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-
nya sama-sama diisi oleh nomina Pancasila, jika
hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya
kalimat (a) yang menempatkan Pancasila sebagai
O. Ubahan kalimat (a) menjadi kalimat pasif
adalah sebagai berikut:
Pancasila dibacakan oleh ketua MPR.
S P O
Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat
(b) tidak bisa dipindah ke depan menjadi S dalam
kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat
yang tidak gramatikal.
Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol.
Hal lain yang membedakan Pel dan O
adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh nomina
dan frasa nominal, Pelengkap dapat juga diisi
oleh frasa adjectival dan frasa preposisional.
Di samping itu, letak Pelengkap tidak selalu
persis di belakang P. Apabila dalam kalimatnya
terdapat O, letak pel adalah di belakang O
sehingga urutan penulisan bagian kalimat
menjadi S-P-O-Pel. Berikut adalah beberapa
contoh pelengkap dalam kalimat.
1. Sutardji membacakan pengagumnya puisi
kontemporer.
2. Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si
Kancil.
3. Sekretaris itu mengambilkan atasannya air
minum.
4. Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru.
5. Pamanku membelikan anaknya rumah
mungil.
5.Keterangan (ket)
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang
menerangkan berbagai hal mengenai bagian
kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi
menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat
bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir
kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa
preporsisional, adverbia, atau klausa.
Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-
macam Ket dalam kalimat. Para ahli membagi
keterangan atas Sembilan macam (Hasan Alwi
dkk, 1998:366) yaitu seperti yang tertera pada
tabel di bawah ini.
CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
1.Memiliki unsur penting atau pokok, minimal
unsur SP.
2.Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
3.Menggunakan diksi yang tepat.
4.Menggunakan kesepadanan antara struktur
bahasa dan jalan pikiran yang logis dan
sistematis.
5.Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa
yang dipakai.
6.Melakukan penekanan ide pokok.
7.Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
8.Menggunakan variasi struktur kalimat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili pikiran penulis atau pembicara secara
tepat sehingga pndengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas
dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh
penulis atau pembicaranya.
Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek
(S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel),
dan keterangan (Ket).
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan,
keparalelan, ketegasan, kehematan,
kecermatan, kepaduan, kelogisan.
B. SARAN
Bagi para pendidik
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
membahas tentang KALIMAT EFEKTIF .
Tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan
tentang Bahasa secara meluas. Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi
kontribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi Penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan pembahasan D.
Manfaat pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kalimat efektif
B. Ciri-ciri kalimat efektif
C. Syarat kalimat efektif
D. Struktur kalimat efektif
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota
masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada
diri pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara
jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau
pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan
dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Gagasan yang disampaikan sudah tepat,
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap. Kalimat yang
dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus
lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan.
Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga menjadi baik dan benar
D. Manfaat Pembahasan
3. Menjaga budaya Bahasa Indonesia yang baik dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki subjek dan
predikat. Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah kesatuan kata yang mengandung
makna atau pikiran.Sedangkan bagi penutur atau penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau
makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada
sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah ketetapan penggunaan kalimat dan ragam
bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya secara
tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah
ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau
pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau
pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.Kalimat yang
efektif mempersoalkan bagaimana ia dapat mewakili secara tepat isi pikiran atau perasaan
pengarang/pembicara, bagaimana ia dapat mewakilinya secara segar, dan sanggup menarik perhatian
pembaca dan pendengar terhadap apa yang dibicarakan (Keraf, 2004:40).
1. Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O),
keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur
bahasa.
Contoh:
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran
ganda).
Contoh:
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).
3. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain
yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan
kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
Contoh:
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
4. Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan
ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk
akal.
Contoh:
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga
informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat
yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat
kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat
itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama
menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja
berimbuhan me- juga.
Contoh:
7. Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk
membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel lah, -pun, dan kah.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang
dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Setiap unsur yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati
posisi yang jelas dengan hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan aturan-
aturan yang sudah dibiasakan.Tidak boleh menyimpang apalagi bertentangan. Setiap penyimpangan
biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pengguna bahasa itu.
Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama,namun terdapat kesalahan. Kesalahan itu
terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat)tidak jelas fugsinya. Hubungan kata yang satu
dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan
oleh pemakai bahasa. Demikianlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan
struktural pemakaian bahasa pada umumnya.Akibat selanjutnya adalah kekacauan pengertian.Agar hal
ini tidak terjadi,maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati hukum yang sudah dibiasakan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang benar-benar dapat menjalankan fungsinya sebagai sarana
komunikasi yang baik. Kesalahan yang banyak ditemukan dapat dikelompokkan sebagai berikut,
ketidaklengkapan unsur kalimat, kalimat dipengaruhi bahasa Inggris, kalimat ambigu (mengandung
makna ganda), kalimat bermakna tidak logis, kalimat mengandung gejala pleonasme (pemborosan kata),
dan kalimat dengan struktur rancu (tidak lengkap dan tidak paralel). Sebuah kalimat dapat dikatakan
efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai
dengan maksud pembicara atau penulis. Disisi lain ada beberapa persyaratan yang perlu di perhatikan
dalam membuat kalimat efektif yaitu :
DAFTAR PUSTAKA
http://larvamerah.blogspot.co.id/2014/06/makalah-kalimat-efektif-penalaranlogika.html
https://unserebloggie.wordpress.com/2013/05/10/kelompok-6-kalimat-efektif/
http://catatan-operator-warnet.blogspot.co.id/2014/11/makalah-tentang-kalimat-efektif.html
http://wede56.blogspot.co.id/2014/03/contoh-makalah-bahasa-indonesia-kalimat_25.html
http://kedebok.blogspot.co.id/2013/04/tugas-makalah-kalimat-efektif-bahasa.html
BAB I
PENDAHULUAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara
tepat dan dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau
gagasan yang disampaikan sudah tepat,
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti
apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang
harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian
lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa
maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.
BAB II
PEMBAHASAN
C. Kesejajaran (Pararelisme)
Kesejajaran (pararelisme) dalam kalimat ialah
penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama
atau kostruksi bahasa yang sama yang dipakai
dalam susunan serial. Jika suatu ide dalam kalimat
din yatakan dengan frase (kelompok kata ),maka
ide-ide lain yang sederajat harus dinyatakan
dengan frase. Jika sebuah ide dalam suatu kaimat
dinyatakan dengan kata benda(misalnya bentuk
pe-an ,ke-an),maka ide lain yang sederajat harus
dengan kata benda juga. Demikian juga halnya bila
sebuah ide dalam suatu kalimat dinyatakan dengan
kata kerja(misalnya bentuk me-kan, di-kan) maka
ide lainnya yang sederajat harus dinyatakan
dengan jenis kata yang sama. Kesejajaran
(pararelisme) akan membatu memberi kejelasan
kalimat secara keseluruhan. Perhatikanlah contoh
berikut !
Penyakit Alzheimer alias pikun adalah satu
segi usia tua yang paling mengerikan dan
berbahaya, sebab pencegahan dan cara
mengobatinya tak ada yang tau!
Dalam kalimat diatas ide yang sederajat ialah kata
mengerikan dengan berbahaya dan kata
pencegahan dengan cara mengobatinya. Oleh
sebab itu,bentuk yang dipakai untuk kata kata yang
sederajat dalam kalimat di atas harus sama
(pararel), sehingga kalimat itu kita tata kembali
menjadi kalimat di bawah ini.
Penyakit alzhaimer alias pikun adalah satu segi
usia tua yang paling mengerikan dan
membahayakan, sebab pencegahannya dan
pengobatannyatak ada yang tau!.
BAB III
KESIMPULAN
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang di susun
menurut pola struktur yang benar sesuai dengan
situasi yang menyertainya. Perhatikan contoh
kalimat berikut :
Mereka menyelesaikan dengan meyakinkan
dan baik serta dengan sangat memuaskan
semua soal-soal ujian dalam waktu Sembilan
puluh menit.
Kalimat di atas berubah menjadi :
Mereka menyelesaikan dengan baik semua
soal-soal ujian dengan waktu Sembilan puluh
menit.
2. Sebuah kalimat efektif haruslah di susun secara
sadar untuk mencapai daya informasi yang di
inginkan oleh penulis terhadap pembacanya.
3. Persyaratan-persyaratan yang perlu di
perhatikan dalam membuat kalimat efektif yaitu :
a. Kesepadanan dan kesatuan.
b. Kesejajaran bentuk-bentuk bahasa yang di
pakai.
c. Penekanan untuk mengemukakan ide pokok.
d. Kehematan dalam menggunakan kata.
e. Kevariasian dalam struktur kalimat.
DAFTAR PUSTAKA
Alisjahbana,S. Takdir.1980. Tata Bahasa Baru.
Bahasa Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat
Chaer,Abdul.1998. Tata Bahasa Praktis.
Bahasa Indonesia. Jakarta.Rineka Cip
MAKALAH KALIMAT
EFEKTIF
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Penulis,
DAFTAR ISI
hal
KATA
PENGANTAR.............................................................
........................... i
DAFTAR
ISI...............................................................................
........................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.....................................................................
............... 1
B. Rumusan
Masalah......................................................................
......... 1
C. Tujuan
Penelitian....................................................................
............. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat
Efektif................................................................. 2
1. Ketegasan/penekanan..............................................
...................... 2
2. Kehematan...............................................................
..................... 3
3. Kevariasian...............................................................
..................... 5
C. Macam-macam
variasi........................................................................
5
B. Saran
....................................................................................
.............. 7
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................
....................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling
penting untuk mempersatukan seluruh bangsa. Oleh
sebab itu, merupakan alat mengungkapkan diri baik
secara lisan maupun tulisan, dari segi rasa harsa
dan cipta serta piker baik secara efektif dan logis.
Semua warga negara Indonesia harus mahir dalam
menggunakan Bahasa Indonesia karena itu
merupakan kewajiban bergaul di Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Selain itu kita harus memajukan
kepribadian Indonesia di dalam maupun di luar
negeri.
Kepribadian Indonesia dapat tercipta dari
kemahiran berbahasa Indonesia, bagi
mahasiswa Indonesia semua itu dapat tercermin
dalam tata pikir, tata tulis, tata ucapan dan tata laku.
Berbahasa Indonesia dalam konteks Ilmiah dan
Akademis, sebagai mahasiswa harus lebih dapat
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar supaya negeri ini bisa tetap utuh terjaga.
Mahasiswa selain berbahasa Indonesia juga
dapat menggunakan kalimat efektif. Kalimat yang
disampaikan secara mudah dipahami oleh
pembaca. Karya ilmiah ditulis untuk dipahami oleh
pembaca. Penulis hendaknya memperhatikan
kalimat yang disusun. Kalimat sangat penting dalam
sebuah tulisan, kalimat yang baik mudah dipahami
pembaca.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang dijabarkan di
atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Mengetahui dan memahami kalimat efektif.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari karya tulis ini adalah untuk
mengetahui dan memahami kalimat yang digunakan
dalam menyampaikan informasi yang baik dan
benar.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat
efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa,
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-
kata yang dapat menambah kejelasan kalimat.
Peghematan di sini mempunyai arti penghematan
terhadap kata yang memang tidak diperlukan,
sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan:
a. Penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke
tempat itu. Hadirin serentak berdiri setelah mereka
mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat
itu. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui
bahwa presiden datang.
b. Penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghindarkan pemakaian superordinat pada
hiponimi kata.
Contoh:
a) Ia memakai baju warna merah.
b) Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kata merah sudah mencakupi kata warna. Kata pipit
sudah mencakupi kata burung. Kalimat itu dapat
diubah menjadi:
a) Ia memakai baju merah.
b) Di mana engkau menangkap pipit itu?
3. Kevariasian
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak
belakang dengan repetisi. Repetisi atau
pengulangan kata sebuah kata untuk memperoleh
efek penekanan, lebih banyak menekankan
kesamaan bentuk. Variasi tidak lain daripada
menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahas agar
tetap terpelihara minat dan perhatian orang.
C. Macam-macam variasi :
a. Variasi Sinonim
Kata Variasi berupa penjelasan yang berbentuk
kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi
dari amanat yang akan disampaikan.
Contoh:
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu
makna, suatu realitas yang baru, suatu kebenaran
yang menjadi ide sentral yang menjiwai seluruh
puisi.
b. Variasi panjang pendeknya kalimat
Struktur kalimat akan mencerminkan dengan jelas
pikiran pengarang, serta pilihan yng tepat dari
struktur panjangnya sebuah kalimat dapat member
tekanan pada bagian-bagian yang diinginkan.
4. Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan
mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan
ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk
akal.
Contoh:
a) Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara
ini. (tidak efektif)
b) Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.
(efektif)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kritik dan saran yang membangun, kami harapkan untuk perbaikan dan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/# psj=1&q=kalimat+efektif
http://kalimatefektif2013.blogspot.com/
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/
JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_
INDONESIA/196711031993032-
NOVI_RESMINI/KALIMAT_EFEKTIF.pdf
http://www.docstoc.com/ docs/79011391/Kalimat-
Efektif---DOC