PEMBAHASAN MATERI
A. Kata Dasar
B. Kata Turunan
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan
kata itu ditulis serangkai.
C. Bentuk Ulang
1
D. Gabungan Kata
Contoh: tanda tangan; terima kasih; rumah sakit; tanggung jawab; kambing
hitam; dll.
Apabila gabungan kata itu mendapatkan awalan atau akhiran saja, awalan atau
akhiran itu harus dirangkai dengan kata yang dekat dengannya. kata lainnya tetap
ditulis terpisah dan tidak diberi tanda hubung.
Apabila gabungan kata itu mendapatkan awalan dan akhiran, penulisan gabungan
kata harus serangkai dan tidak diberi tanda hubung.
Dalam bahasa Indonesia ada gabungan kata yang sudah dianggap padu benar. Arti
gabungan kata itu tidak dapat dikembalikan kepada arti kata-kata itu.
Kata daripada, misalnya, artinya tidak dapat dikembalikan kepada kata dari dan
pada. Itu sebabnya, gabungan kata yang sudah dianggap satu kata harus ditulis
serangkai.
Gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu
kata yang mengandung arti penuh, unsur itu hanya muncul dalam kombinasinya.
2
Kata tuna berarti tidak punya, tetapi jika ada yang bertanya, Kamu punya uang?
kita tidak akan menjawabnya dengan tuna. Begitu juga dengan kata dwi, yang
berarti dua, kita tidak akan berkata, saya punya dwi adik laki-laki. Karena
itulah gabungan kata ini harus ditulis dirangkai.
Jika unsur terikat itu diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara kedua
unsur itu diberi tanda hubung
Unsur maha dan peri ditulis serangkai dengan unsur yang berikutnya, yang
berupa kata dasar. Namun dipisah penulisannya jika dirangkai dengan kata
berimbuhan.
Tetapi, khusus kata ESA, walaupun berupa kata dasar, gabungan kata maha dan
esa ditulis terpisah => Maha Esa.
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku,
-mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Kata Depan menurut definisi tradisional adalah kata yang merangkaikan kata-kata
atau bagian-bagian kalimat. Kata-kata Depan yang terpenting dalam bahasa
Indonesia ialah Di, Ke, Dari ketiga macam kata depan ini dipergunakan untuk
merangkaikan kata-kata yang menyatakan tempat atau sesuatu yang dianggap
tempat.
Pada bagi kata-kata yang menyatakan orang, nama orang atau nama binatang,
nama waktu atau kiasan dipergunakan kata pada untuk menggantikan di, atau
kata-kata depan lain yang digabungkan dengan pada seperti daripada, kepada.
3
Selain daripada itu terdapat Kata Depan yang lain, seperti: di mana, di sini, di
situ, akan, oleh, dalam, atas, demi, guna, untuk, buat, berkat, terhadap, antara,
tentang, hingga, dan lain-lain. Di samping itu ada beberapa Kata Kerja yang
dipakai pula sebagai kata depan, yaitu: menurut, menghadap, mendapatkan,
melalui, menuju, menjelang, sampai.
1. Akan
a. Pengantar Obyek
c. Sebagai penguat atau penekan; dalam hal ini dapat berfungsi sebagai
penentu.
2. Dengan
Kata Depan dengan dapat menduduki beberapa macam fungsi, antara lain:
4
Contoh: Adik sama tinggi dengan Ali.
3. Atas
a. Membentuk keterangan tempat, dalam hal ini sama artinya dengan di atas .
4. Antara
b. Sebagai penunjuk tempat, dalam hal ini sama artinya dengan di antara .
4. Konfiks : imbuhan awal dan akhir yang sama-sama membentuk satu arti.
5
5. Afiks gabung : imbuhan awal dan akhir, dan tiap-tiap imbuhan masih tetap
mempertahankan arti dan fungsi.
6
5. Kumpulan, contoh: lautan = kumpulan laut.
7
Contoh: Seluruh anggota keluarga bersalam-salaman pada hari raya Idul
Fitri
H. Partikel
Partikel adalah kata tugas yang dilekatkan pada kata yang mendahuluinya. Ada
empat partikel, yakni sebagai berikut:
1. PARTIKEL -KAH
Jika dalam kalimat tanya sudah ada kata tanya, seperti apa, di mana,
bagaimana, maka -kah bersifat manasuka. Pemakaian -kah menjadikan
kalimatnya lebih formal dan sedikit lebih halus.
Jika dalam kalimat tidak ada kata tanya, maka -kah akan memperjelas bahwa
kalimat itu adalah kalimat tanya. Kadang-kadang urutan katanya dibalik.
8
Tanpa -kah, arti kalimatnya bergantung pada cara kita mengucapkannya dapat
berupa kalimat berita atau kalimat tanya.
2. PARTIKEL -LAH
Dalam kalimat berita, -lah dipakai untuk memberikan tegasan yang sedikit
keras.
3. PARTIKEL -PUN
Pun dipakai untuk mengeraskan arti kata yang diiringinya. Dalam tulisan, pun
dipisahkan dari kata depannya.
9
Perlu diperhatikan bahwa partikel pun pada konjungsi ditulis serangkai. Jadi,
ejaannya walaupun, meskipun, kendatipun, adapun, sekalipun, biarpun, dan
sungguhpun.
Dengan arti yang sama seperti di atas, pun sering dipakai bersama -lah.
4. PARTIKEL -TAH
1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau
lebih.
a. Singkatan nama orang orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat
diikuti dengan tanda titik.
Contoh: A.S.Kramawijaya
Contoh: DPR
10
c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu
tanda titik.
Contoh: dll.
2. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku
kata ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang
diperlakukan sebagai kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf
capital.
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku
kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya
ditulis dengan huruf kecil.
11
2. Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan
isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.
4. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab
suci.
a. Bilangan utuh. Misalnya: dua puluh dua, dua ratus dua puluh dua
8. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilagan dipakai secara
berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
9. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu,
sesunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan
dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
12
Contoh: Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.
10. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian
supaya lebih mudah dibaca.
Contoh: Perusahaan itu baru saja mendapat pinaman 250 juta rupiah.
11. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks
kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
12. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus
tepat.
K. SUKU KATA
13
mu-ta-khir
mu-sywa-rah
d. Jika di tengah kata dasar ada huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya :
ap-ril
cap-lok
makh-luk
man-di
sang-gup
som-bong
swas-ta
e. Jika di tengah kata dasar ada tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing
melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan diantara huruf konsonan
yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya :
ul-tra
in-fra
ben-trok
ins-tru-men
Catatan :
1) Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak di
penggal.
Misalnya :
bang-krut
bang-sa
ba-nyak
ikh-las
kong-res
makh-luk
masy-hur
sang-gup
2) Pemenggalan kata tidak boleh menyebabkan munculnya satu huruf
(vokal) di awal atau akhir baris.
Misalnya :
itu i-tu
setia se-ti-a
2. Pemenggalan kata dengan awalan, akhiran, atau partikel dilakukan diantara bentuk
dasar dan imbuhan atau partikel itu.
Misalnya :
ber-jalan
mem-bantu
di-ambil
ter-bawa
per-buat
makan-an
letak-an
me-rasa-kan
14
pergi-lah
apa-kah
per-buat-an
ke-kuat-an
Catatan :
1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami
perubahan dilakukan seperti kata dasar.
Misalnya :
me-nu-tup
me-ma-kai
me-nya-pu
me-nge-cat
pe-no-long
pe-mi-kir
pe-nga-rang
pe-nye-but
pe-nge-tik
2) Akhiran -i tidak dipisahkan pada pergantian garis.
3) Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar.
Misalnya :
ge-lem-bung
ge-mu-ruh
ge-ri-gi
si-nam-bung
te-lun-juk
4) Pemenggalan tidak dilakukan pada suku kata yang terdiri atas satu vokal.
Misalnya :
Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah di sampaikan.
Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau ambil makanan itu.
3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih salah satu unsurnya itu dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya di lakukan diantara unsur-unsur itu.
Tiap-tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.
Misalnya :
bio-grafi bi-o-gra-fi
bio-data bi-o-da-ta
foto-grafi fo-to-gra-fi
foto-kopi fo-to-ko-pi
intro-speksi in-tro-spek-si
intro-jeksi in-tro-jek-si
kilo-gram ki-lo-gram
kilo-meter ki-lo-me-ter
pasca-panen pas-ca-pa-nen
pasca-sarjana pas-ca-sar-ja-na
4. Nama orang, badan hukum, atau nama diri lain yang terdiri atas dua unsur atau lebih,
di penggal pada akhir baris pada unsur-unsurnya (tanpa tanda pisah). Unsur nama
yang berupa singkatan tidak dipisahkan.
15
2.2 Kasus Kasus
5 Kata yang Penulisannya Sering Keliru
Di bawah ini adalah contoh kata-kata apa saja yang sering ditulis keliru dalam
penulisan :
1. Analisis
Sejumlah blogger sering menulis Analisa. Analisis berasal dari kata bahasa Inggris
yaitu analysis. Dalam penyerapannya ke bahasa Indonesia, akhiran -ysis berubah
menjadi -isis. Jadi, analysis diserap menjadi analisis. Tidak menjadi analisa.
2. Sekadar
Kata ini sering ditulis menjadi sekedar. Mengapa sekedar salah? Ini karena tidak ada
kata kedar. Yang ada alah kata kadar. Jadi, bila awalan se- ditambahkan kepada kata
kadar, maka menjadi sekadar.
3. Silakan
Kata silakan sering dituliskan keliru menjadi silahkan. Mengapa silahkan keliru? Ini
karena tidak ada kata silah, yang ada sila. Dengan demikian, kata sila ditambahi
akhiran -kan menjadi silakan.
Dalam KBBI:
16
4.Praktik
Praktik sering keliru ditulis menjadi praktek. Mengapa? Bahasa Indonesia menyerap
kata praktik dari bahasa Inggris yaitu practice.
Menurut KBBI:
praktik n 1 pelaksanaan secara nyata apa yg disebut dl teori: teorinya mudah, tetapi
nya sukar; 2 pelaksanaan pekerjaan (tt dokter, pengacara, dsb): dokter dibuka
mulai pukul 15.00; 3 perbuatan menerapkan teori (keyakinan dsb); pelaksanaan:
aturan itu menemui kesukaran dl nya;
kandang kerja praktik yg dilakukan di perusahaan peternakan (mencakup
pengelolaan, perkandangan, pemberian makan, dsb);
berpraktik v melakukan (melaksanakan) pekerjaan (tt dokter, pengacara, dsb):
mereka ~ selama dua minggu; ia ~ sbg seorang astrolog;
mempraktikkan v melakukan (apa yg tsb dl teori, pelajaran, dsb); melaksanakan;
menunaikan: ~ teori yg telah dipelajarinya; ~ ajaran Budha
5. Mengubah
Kata ini sering keliru dituliskannya menjadi merubah atau merobah. Mengapa keliru?
Kata dasar mengubah adalah ubah.
Bila awalan me- digabungkan dengan kata dasar yang diawali huruf vokal (a, i, u, e,
dan o) berubah menjadi meng-. Jadi, me- + ubah = mengubah.
Menurut KBBI:
KESIMPULAN
Berdasarkan makalah yang kami susun, kami menyimpulkan bahwa penulian kata
meliputi kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, gabungan kata,kata ganti ku;-kan;-mu dan
17
nya, kata depan atau preposisi, kata si dan sang, partikel, singkatan dan akronim, angka dan
lambang bilangan, suku kata .
18
DAFTAR PUSTAKA
M.Moeliono,Anton. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
www.google.com
http://www.blogodolar.com/5-kata-yang-penulisannya-sering-keliru/
www.wikipedia.com
19