Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Batasan Masalah................................................................................ 1
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Penulisan Kata .................................................................................. 3
2.2.1 Penulisan Kata Dasar .............................................................. 3
2.2.2 Penulisan Kata Turunan .......................................................... 3
2.2.3 Penulisan Kata Ulang .............................................................. 4
2.2.4 Penulisan Gabungan Kata ....................................................... 4
2.2.5 Penulisan Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya ............................ 5
2.2.6 Penulisan Kata Depan di, ke dan dari ..................................... 5
2.2.7 Penulisan Kata si dan sang ...................................................... 5
2.2.8 Penulisan Partikel .................................................................... 5
2.2.9 Penulisan Singkatan dan Akronim .......................................... 6
2.2.10 Penulisan Angka dan Lambang Bilangan ............................... 8
2.2 Penulisan Unsur Serapan.................................................................. 11

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam dunia pendidikan, terutama di bidang sastra Indonesia, sering
dijumpai hal-hal yang berkenaan dengan aturan dalam penulisan kata serta
penggunaanya dan unsur kata serapan yang pada awalnya berasal dari bahasa
asing.
Oleh karena itu, kita selaku pelajar atau mahasiswa dituntut untuk
mengetahui dan mendalami hal-hal yang sudah disebutkan di atas, tentu dalam hal
ini sangat diperlukan suatu pedoman dan panduan untuk memahami serta
memperdalam pengetahuan khusunya di materi pembelajaran aturan penulisan
suatu kata yang sesuai dengan PUEBI.
Kita dapat melihat suatu keadaan yang telah merebak dalam dunia
pendidikan sekarang ini, aturan yang telah ditetapkan Pemerintah lewat PUEBI
sudah dipandang sebelah mata.

1.2 Identifikasi Masalah


Sesuai dengan pemilihan judul di atas, yang menjadi identifikasi masalah
adalah sebagai berikut :
Aturan penulisan kata yang mencakup hal-hal berikut :
a. Kata Dasar
b. Kata Turunan
c. Kata Ulang
d. Kata Ganti
e. Gabungan Kata
f. Singkatan dan Akronim
g. Kata Depan
h. Angka dan Lambang Bilangan
i. Partikel
j. Kata Si dan Sang

1
1.3 Tujuan dan Manfaat Makalah
a. Untuk mengetahui cara penulisan kata dan unsur serapan yang baik.
b. Untuk menambah wawasan.
c. Untuk Mmeberikan masukan bagi kalangan pelajar pada khususnya, dan
masyarakat umum dalam hal aturan penulisan kata dan unsur serapan yang
benar susuai PUEBI.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penulisan Kata
2.2.1 Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu satuan.
Misalnya :
Saya tau ia cemburu.
Di mana ada gula disitu ada semut.
2.2.2 Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya :
perbaikan keramaian
memperjuangkan seenaknya
kemalasan pendidikan
2. Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikuti
atau mendahuluinya kalau bentuk katanya berupa gabungan kata.
Misalnya :
bersaudara kandung sebar luaskan
menganak sungai tanda tangani
3. Kalau bentuk kata berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat Awalan
dan Akhiran, maka kata-kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
mempertanggungjawabkan
mengkambinghitamkan
meninabobokan
dilipatgandakan
4. Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
Kombinasi.
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
amoral bilingual

3
dasawarsa ekstradisi
semifinal mahasiswa
tunarungu swadaya
Catatan:
1. Bila bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang menggunakan (diawali)
huruf besar, maka diantara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia pan-Amerika
non-India pan-Asia
2. Maha sebagai unsur gabungan kata ditulis serangkai kecuali jika diikuti
oleh yang bukan kata dasar.
Misalnya:
Maha Pengasih
Yang Maha Penyayang
2.2.3 Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya :
anak-anak, berkerlap-kerlip, sayu-mayur, bolak-balik
2.2.4 Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
bagian-bagiannya umumnya ditulis terpisah.

Misalnya :
anak tiri barang mewah
tanah tumpah darah persegi panjang
2. Gabungan kata termasuk istilsah khusus, yang mungkin menimbulkan salah
baca, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian diantara
unsur yang bersangkutan.
Misalnya:
alat pandang-dengar anak-istri
buku sejarah-baru

4
2.2.5 Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti;
Ku, mu dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahulinya.
Misalnya :
Kutulis kauambil
Rumahku sawahmu
Sekolahnya kampungnya
2.2.6 Kata Depan di, ke dan dari
Kata depan di ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata
seperti kepada dan daripada.
Misalnya :
Kakaknya sudah berangkat ke Bangkok.
Ia selalu duduk di samping Wati.
Nunung berasal dari Bandung.

Tetapi, perhatikan penulisan berikut :


Jangan mengesampingkan persoalan itu.
Keluar masuk saja kerjaannya dari tadi.
Adi sudah dikeluarkan dari sekolah.
2.2.7 Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya :
Si polan si tertuduh
Sang waktu sang pencuri
2.2.8 Partikel
1. partikel lah, kah dan tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun yang terjadi saya tetap menolak
Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak

5
Kelompok kata berikut sudah dianggap benar,ditulis serangkai : adapun,
andaipun, ataupun, bagaimanapun, sungguhpun, biarpun, kalaupun,
kendatipun, walaupun, maupun.

Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.


Baik mahasiswa maupun para dosen ikut hadir.
3. Partikel per yang berarti ‘mulai’, ’demi’ dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari
bagian-bagian kalimat yang mendampingnya.

Misalnya:
Berapa harga kain sutra per meter?
Silakan masuk ruangan satu per satu.
2.2.9 Singkatan dan akronim

Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau
Lebih.
1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti
dengan tanda titik.
Misalnya :
 A.S. Kramawijaya
 Muh. Yamin
 Sukanto S. A.
 MBA : master of business administration
 S.E : sarjana ekonomi
 S.Sos: sarjana sosial
2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,badan atau
organisasi,serta nama documen resmi yang terdiri atas huruf awal kata
ditulus dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
 DPR : Dewan Perwakilan Rakyat
 GBHN: Garis-garis Besar Haluan Negara

6
3. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih di ikuti satu tanda
titik.
Misalnya :
 dll : dan lain-lain
 sda : sama dengan atas
 Yth : Yang terhormat
Tetapi :

 a.n : atas nama


 d.a : dengan alamat
4. Lambang kimia, singkatan suatu ukuran, takaran, timbangan, dan mata
uang tidak di ikuti tanda titik.
Misalnya :
 Cu : kuprun
 kVA : kilovolt-ampere
 Rp.5000,00 : lima ribu rupiah
Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata yang diperlakukan sebagai
kata.
1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari d erer kata
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya :
 ABRI : Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
 SIM : Surat Izin Mengemudi.
2. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf
dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Misalnya :
 Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
 Iwapi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
3. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf , suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku

7
kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya :
 radar radio detecting and ranging
 rudal peluru kendali
Catatan:
Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-sayarat
berikut. (1) Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang
lazim pada kata Indonesia. (2) Akrom debentuk dengan mengindahkan keserasian
kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazi

2.2.10 Angka dan Lambang Bilangan


1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang atau nomor. Di dalam tulisan
lazim digunakan angka Arab dan angka Romawi. Pemakaiannya uraian
berikut.

Angka Arab 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9


Angka Romawi I,II,III,IV,V,VI,VII
L(50),C(100), D(500),M(1000),V(5000).

2. Angka digunakan untuk menyatakan :


a) ukuran panjang,berat,dan isi
Misalnya :
5 liter
10 kilogram
b) satuan waktu
Misalnya :
1 jam 20 menit
Tahun 1989
c) nilai uang
Misalnya :
Rp 150.000,00

8
US $760
500 yen

3. Angka dipakai untuk nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar Pada
alamat.
Misalnya :
Jalan Jen.soedirman No.65
Hotel Horizon, Kamar 4/5
4. Angka dipakai untuk menomori karangan atau bagiannya.
Misalnya :
Bab II, Pasal 3, halaman 21
Surah Yasin : 12
5. Penulisan Lambang bilangan dengan huruf dilaksanakan sebagai
berikut :
a).Bilangan utuh :
Misalnya :
12 dua belas
132 seratus tiga puluh dua

b).Bilangan pecahahan :
Misalnya :
1/4 seperempat
1/2 setengah, atau seperdua
6. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilaksanakan sebagai berikut
Misalnya :
Paku Buwono ke-10
Paku Buwono kesepuluh
Paku Buwono X
7. Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran mengikuti cara
berikut :
Misalnya :
tahun 50-an atau tahun lima puluhan

9
lima uang 1000-an lima uang seribuan
8. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang dipakai secara
berurutan, seperti dalam pemerincian dan pemaparan.
Misalnya :
Dia menonton drama itu sampai tiga kali.
Di antara 72 anggota yang hadir, 50 orang memberi
suara setuju, 12 orang tidak setuju, dan 10 orang abstain.
9. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika perlu,
susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat
dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat lagi pada awal
kalimat.

Misalnya:
Lima belas orang tewas dengan kecelakan itu
Bukan :
15 orang tewas dalam kecelakaan itu
10. Angka yang menunjukan bilangan bulat yang besar dapat dieja
sebagian supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya :
Perusahaan it baru saja mendapatkan pinjaman 250 juta rupiah.
Kekayaannya belum mencapai 25 milyar rupiah.
11. Kecuali didalam dokumen resmi akte dan kuitansi, bilangan tidak
perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks.
Misalnya :
Kantor kami mempunyai 20 orang pegawai.
Bukan:
Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.
12. Kalau bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya
Harus tepat.
Misalnya :
Saya telah menerima honorarium sebesar Rp 75.960,00 (tujuh

10
puluh ribu sembilan ratus enam puluh rupiah).

2.2 Penulisan Unsur Serapan


Dalam perkembangan, bahasa indonesia menyerap unsur dari beberapa
bahasa asing, baik bahasa daerah maupun bahasa sanskerta, Arab, Portugis,
Belanda, Inggris, dan bahasa asing lainnya.
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa indonesia
dapat dibagi atas dua golongan besar :
Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa
Indonesia, seperti : team, shuttle cock, I’exploitation de I’home par
i’home. Unsur-unsur ini dipakai dlam konteks bahasa indonesia, tetapi
pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Kedua, unsur asing yang pengucapannya dan penulisannya disesuaikan
dengan Kaidah bahasa indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaan asing
hanya diubah seperlunya sehingga bentuk indonesianya masih dapat dibandingkan
dengan bentuk asalnya. Kaidah ejaan yang berlaku bagi serapan ialah sebagai
berikut.
Bahasa Indonesia telah menyerap berbagai unsur dari bahasa lain, baik
bahasa daerah maupun dari bahasa asing Sansekerta , Arab, Portugis, Belanda,
Inggris, dan bahasa asing lain.
Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi
menjadi dua golongan, yaitu (1) unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke
dalam bahasa Indonesia dan (2) unsur asing yang pengucapan dan penulisannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Untuk keperluan itu telah diusahakan ejjaan asing hanya diubah seperlunya
sehingga bentuk Indonesia masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Di
dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
dicantumkan aturan penyesuaian itu. Dapat ditambahkan bahwa hal ini terutama
dikenakan kepada kata dan istilah yang baru masuk ke dalam bahasa Indonesia,
serapan lama yang sudah dianggap umum tidak selalu harus mengikuti aturan
penyesuaian tadi.

11
Berikut ini contoh unsur serapan itu.
 Baku Tidak Baku
 apotek : apotik
 atlet : atlit
 atmosfer : atmosfir
 aktivitas : aktifitas
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa
lain, baik dari bahasa daerah (lokal) maupun bahasa asing, seperti Sansekerta,
Arab, Portugis, dan Belanda.

aa (Belanda) menjadi a
paal pal
baal bal
ae jika bervariasi dengan e, tetap ae
aerobe aerob
aerodynamics aerodinamika
ai tetap ai
trailer trailer
caison kaison
au tetap au
audiogram audiogram
hydraulic hidraulik
c di muka a, u, o, dan konsonan berubah menjadi k
construction konstruksi
cubic kubik
crystal kristal
c di muka e, i, oe, dan y berubah menjadi s
central sentral
circulation sirkulasi
accumulation akumulasi

12
cc di muka o, u, clan konsonnan berubah menjadi k
accomodation akomodasi
acclamation aklamasi
cc di muka e, dan i berubah menjadi ks
accent aksen
vaccine vaksin
cch dan ch di muka a, o, dan konsonan berubah menjadi k
charisma karisma
cholera kolera
technique teknik
ch yang lafalnya s atau sy menjadi s
echelon eselon
machine mesin
ch yang lafalnya c berubah menjadi c
check cek
china cina
c (Sanskerta) berubah menjadi s
cabda sabda
castra sastra
e tetap e
effective efektif
system sistem
ea tetap menjadi ea
idealist idealis
realist realis
ee (Belanda) menjadi e
stratosfeer stratosfer
systeem sistem
ei tetap ei
aarbei arbie
eidetic eidetik

13
eo tetap eo
streo stereo
geometry geometri
eu tetap eu
neutrron neutron
eugenol eugenol
f tetap f
fanatic fanatik
factor factor
iie jika lafalnya menjadi ie
pastien pasien
efficient efisien
kh (Arab) tetap kh
khusus khusus
akhir akhir
ng tetap ng
contingent kontingen
congress kongres
OO (Belanda) menjadi o
Konfoor kompor
provoost provos
OO (Inggris) menjadi u
cantoon kartun
pool pul
OO (vokal ganda) tetap oo
zoologi zoologi
coordination koordinasi
ou jika lafalnya au menjadi u
gouverneur gubernur
coupon kupon
ph menjadi f
phase fase

14
physiologi fisiologi
ps tetap ps
pseudo pseudo
psychiatry psikiatri
pt tetap pt
adaptation adaptasi
ptyalin ptialin
q menjadi k
aquarium akuarium
aquator ekuator

rh menjadi r
rhythm ritme
rhetoric retorika
sc di muka a, u, o, dan konsonan menjadi sk
scandium skandium
scriptie skripsi
sc di muka e, i dan y menjadi s
scenography senografi
scyphistoma sifistoma
sch di muka vokal menjadi sk
schema skema
scholasticism skolatisisme
t di muka i, jika lafalnya s menjadi s
ratio rasio
actie aksi
th menjadi t
otography ortografi
method metode
u tetap u
unit unit
structure struktur

15
ua tetap ua
dualism dualisme
aquarium akuarium
ue tetap ue
suede sued
duet duet
ui tetap ui
duit duit
kuitantie kuitansi
uo tetap uo
quorum kuorum
quota kuota
uu menjadi u
prematuur prematur
vacuum vakum
v tetap v
vitamin vitamin
television televisi
x pada awl kt tetap x
xenon xenon
xylophone xilogon
x pada posisi lain tetap ks
taxi taksi
extra ekstra
xc di muka e dan i menjadi ks
excpetie eksepsi
excess ekses

16
xc di muka a, ou, dan konsonan, menjadi ksk
excursive ekskursif
exclusive eksklusif
y bila lafalnya y menjadi y
yangonin yangonin
yen yen
y jika lafalnya i menjadi I
dynamo dinamo
psychologi psikologi
z tetap z
zenith zenit
zodiac zodiak
Konsonan ganda menjadi konsonan tunggal, kecuali kalau membingungkan.
accu aki
effect efek
commision komisi
Catatan :
1). Unsur-unsur yang sudah diserap ke dalam bahasa indonesia dan lazim dieja
secara Indonesia tidak perlu lagi di ubah ejaannya.
misalnya : kabar, sirsak, ikan, perlu, hadir,
2). Sekalipun dalam ejaan ini huruf c dan x diterima sebagai bagian abjad bahasa
Indonesia, unsur yang mengandung kedua huruf itu diindonesiakan menurut
Kaidah yang terurai di atas. Kedua huruf itu dipertahankan penggunaannya
Dalam hal-hal tertentu saja. Seperti dalam perbedaan nama dan istilah
khusus.
Disamping pegangan untuk penyesuaiannya dalam bahasa Indonesia, akhiran
asing itu diserap sebagai bagian kata utuh. Kata seperti standardisasi,
implementasi, dan objektif diserap secara utuh disamping kata standar,
implemen dan obyek.
-aat menjadi at
advokaat advokat

17
-age menjadi ase
percentage persentase
-ant menjadi an
accountant akuntan
-aechi, archy, menjadi arki
anarchine, anarchy anarki
-air, -ary menjadi er
complementair, complementry – komplementer
-(a) tie, (a) tion menjadi asi, si
actie, action aksi
publicatie, publication -publikasi
-eel, aal, al menjadi al
formeel, formal formal
rationeel, rational rasional
-ein tetap ein
cystein sistein
protein protein
-eur, or, menjadi or
directeur, director direktur
corrector korektor
-or tetap or
dictator diktator
-ief, ive menjadi if
descriptief, descriptive -deskriptif
demonstratief, demonstrative -demonstratif
-eik, ica, ics, ique (nominal) menjadi ik, ika
phonetik, phonetics fonetik
logica logika
-iel, ile menjadi il
percentiel, percentile persentil
mobiel, mobile mobil
-isch, ic (adjektif) menjadi ik

18
electronicsh, electronic elektronik
mechanism, mechanisch, mechanic mekanik
-isme, ism menjadi isme
modernisme, modernism modernisme
-ist menjadi is
publicist publisis
-logie, logy menjadi logi
technologie, technology teknologi
analogie, analogy analogi
-logue menjadi log
catalogue katalog
-loog (Belanda) menjadi log
analoog analog
-oide, oid menjadi log
hominoide, hominoid hominoid

-oir (e) menjdi oar


trotoir trotoar
reportoire reportoar
-teit, ty menjadi tas
universiteit, university universitas
qualiteit, quality kualitas
-uur, ure, menjadi ur
factuur faktur
structure, structuur struktur

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan yang tertera dalam pedoman ejaan bahasa indonesia yang
disempurnakan yang termasuk dalam penulisan kata yaitu:
Kata dasar, turunan, ulang, gabungan kata, kata ganti, kata depan, kata si dan
sang, partikel kata, singkatan, dan angka lambang bilangan. Yang dimana
memiliki fungsi dan cara-cara untuk menjadikan penulisan kata yang benar dan
baik.
Untuk penulisan kata yang benar, kita dapat berpedoman pada PUEBI bahasa
Indonesia.

20
DAFTAR PUSTAKA
Drs.H.Zulfahmi HB.,M.Hum. 2014. APLIKASI BAHASA INDONESIA. Padang:
IAIN
http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_ejaan_dan_penulisan_kata
http://ejaanbahasaindonesia.blogspot.com/2008/02/iii-penulisan-kata.html
2005, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, Jakarta,
Balai Pustaka.

21

Anda mungkin juga menyukai