Disusun Oleh :
WIDYA SANGGRILA PUTRI
2111131004
Identitas buku
a. Judul buku : Panduan Terlengkap PUEBI(Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia)
B.PEMBAHASAN
BAB I
SEJARAH PUEBI dan PENGGUNAANNYA
Sejarah ejaan bahasa Indonesia telah mengalami perkembangan yang panjang sejak dari
belum berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berawal dari Ejaan van
Ophuijsen pada tahun 1901 hingga Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan yang
mulai berlaku sejak 16 Agustus 1972. Namun demikian, kita tidak akan membahas
sejarah perubahan ejaan tersebut dalam bahan ajar ini. Perkembangan terkini ejaan di
Indonesia menunjukkan bahwa sejak 30 November 2015, Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dinyatakan sudah tidak berlaku lagi. Sejak
diberlakukannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2015, pedoman ejaan yang dipakai secara resmi dan dijadikan
pedoman dalam penulisan adalah Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).
Pada hakikatnya Pedoman EYD tidaklah diganti sepenuhnya oleh Pedoman EBI. Seperti
yang tercantum dalam Permendikbud di atas, Pedoman EBI diterbitkan sebagai bentuk
penyempurnaan Pedoman EYD untuk memantapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara. Di dalam isinya, Pedoman EBI mengatur empat topik besar berikut.
Dalam bahan ajar ini tidak dibahas secara rinci satu per satu topik dan subtopik yang
terdapat dalam Pedoman EBI. Pembahasan mengenai pemakaian huruf, penulisan kata,
pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur serapan secara lebih rinci dapat Anda
pelajari di suplemen yang dilampirkan bersama bahan ajar ini. Namun demikian,
beberapa contoh penggunaan yang dibahas di dalam Pedoman EBI tetap akan disajikan,
terutama pada bagian-bagian yang memerlukan contoh penerapan.
Ada beberapa hal yang dilaporkan dari isi buku ini yaitu cara pemakaian huruf,penulisan
kata dan pemakaian tanda baca.
1. PEMAKAIAN HURUF
Huruf Abjad
Dalam EYD,huruf abjad dituliskan dalam tiga kolom, yakni huruf kapital,
huruf kecil dan nama. PUEBI menuliskan huruf abjad ini menjadi 4 kolom,
yakni huruf kapital, huruf noncapital, nama, dan pengucapan.
Huruf Vokal
EYD hanya memberi contoh penambahan aksen (‘) pada kata yang
ejaannya menimbulkan keraguan. PUEBI memperkuat penjelasan
informasi pelafalan diakritik é (taling tertutup), è (taling terbuka), ê
(pepet)
Huruf Konsonan
EYD memberi contoh huruf konsonan k di akhir (bapak) untuk
melambangkan bunyi hamzah.PUEBI menghapus contoh tersebut.Selain
itu, dalam PUEBI terdapat beberapa contoh yang belum ada sebelumnya,
yaitu huruf konsonan v dan w di akhir (motolov, takraw).Sementara itu
contoh huruf konsonan x di akhir dalam EYD (sinar-x), dihapuskan dalam
EBI.Hal lain yang ditambahkan dalam PUEBI, yakni keterangan tambahan
mengenai huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s]. Dengan demikian
empat konsonan (c, q, x, dan y) tidak digunakan di posisi akhir kata dasar
bahasa Indonesia.Konsonan y bisa terletak diakhir, tetapi dalam bentuk
gabungan huruf konsonan sy, misalnya arasy.
Huruf Diftong
EYD mencantumkan huruf diftong ada tiga, yaitu ai, au, dan oi. PUEBI
menambahkan huruf diftong menjadi empat, yaitu ai, au, oi, dan ei. Huruf
diftong ei digunakan dalam posisi awal (eigendom), posisi tengah (geiser),
dan posisi akhir (survei)
Huruf Kapital
EYD mencantumkan kaidah penulisan huruf capital sebanyak16,
sedangkan PUEBI menyederhanakan menjadi 13.Dalam PUEBI terdapat
beberapa pengelompokan yang lebih jelas mengenai penggunaan huruf
kapital.
Huruf Miring
Huruf Tebal
EYD mencantumkan tiga kaidah penulisan huruf tebal, yakni (1) untuk
menulisakan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar
lambing, daftar pustaka, indeks, dan lampiran; (2) tidak dipakai dalam
cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, atau kelompok kata; (3) untuk menuliskan lema dan sublema, lambing
bilangan yang menyatakan polisemi. PUEBI hanya mencantumkan dua kaidah
dalam penulisan huruf tebal, yakni (1) menegaskan bagian tulisan yang sudah
miring (penggunaan dua kaidah, antara huruf tebal dan huruf miring; (2)
menegaskan bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab. Kaidah
penulisan ketiga dalam EYD dihilangkan.Selain itu, PUEBI menambahkan klausul
bahwa huruf tebal tidal dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
2. PENULISAN KATA
Kata Dasar
Kantor pajak penuh sesak. Saya pergi ke sekolah. Buku itu sangat tebal.
Kata Berimbuhan
1.) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran)
ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
berjalan
berkelanjutan
mempermudah
gemetar
lukisan kemauan perbaikan
3.)Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau
sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.
Misalnya:
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita. Mudah-mudahan
Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
BENTUK ULANG
Misalnya:
anak-anak
mondar-mandir
mencari-cari
ramah-tamah
terus-menerus
GABUNGAN KATA
4.) Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis
serangkai. Misalnya: dilipatgandakan,menggarisbawahi dan
menyebarluaskan.
KATA DEPAN
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya: Di mana dia sekarang?,Kain itu disimpan di dalam lemari, dia
ikut terjun ke tengah kancah perjuangan,mari kita berangkat ke
kantor,saya pergi ke sana mencarinya,ia berasal dari Pulau Penyengat
dan cincin itu terbuat dari emas.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
5. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya,
wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik,
atau Nak. Misalnya: O, begitu? dan wah, bukan main!
1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Misalnya: Kapan Hari
Pendidikan Nasional diperingati? Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”?
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
atau emosi yang kuat.
Misalnya: Alangkah indahnya taman laut di Bunaken! Mari kita dukung
Gerakan Cinta Bahasa Indonesia! Bayarlah pajak tepat pada waktunya! Masa!
Dia bersikap seperti itu? Merdeka!
1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok
kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di
dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Misalnya: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik. Penggunaan
bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah bahasa
Indonesia. Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indonesia
dirayakan secara khidmat.
BAB II
KESALAHAN PENGGUNAAN EBI
1. Penggunaan bahasa Indonesia hanya sebagai pelengkap dan sekedar tahu sehingga melenceng
dari peratuaan ejaan bahasa Indonesia yang seharunya yang telah ditetapkan.
4. Minimnya informasi tentang penggunaan tanda baca yang benar sesuai dengan ejaan bahasa
Indonesia.
5. Kurangnya motivasi untuk dapat menulis teks persuasi yang penggunaan huruf kapital dan
tanda bacanya sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia.
6. Kurang menariknya topic atau tema yang dipilih dalam menulis teks persuasi.
1) Hari Senin-jumat
Pukul 08.00-13.00 WITA
Tempat Pendaftaran Di SMA Muhammadiyah
kesalahan itu dapat diperbaiki dengan tanda titik dua pada kata yang memerlukan
pemerincian. Perbaikannya adalah sebagai berikut.
Hari : Senin-jumat
Pukul : 08.00-13.00 WITA
Tempat Pendaftaran : SMA Muhammadiyah
2) Meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan sekolah yang bersih indah,rapi dan
nyaman untuk mendukung terwujudnya sekolah adiwiyata”.
Kesalahan tersebut masih ada yang belum disertai tanda koma. Perbaikannya adalah sebagai
berikut.
“Meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan sekolah yang bersih,indah,rapi,dan
nyaman untuk mendukung terwujudnya sekolah adiwiyata”.
3) “Satu-satunya Sekolah Teknologi di Kalimantan Selatan yang dikelola oleh Pondok
Pesantren”. Penulisan Sekolah Tinggi dan Pondok Pesantren yang menggunakan huruf awal
kapital harus menggunakan huruf kecil. Perbaikannya adalah sebagai berikut.
“Satu-satunya sekolah teknologi di Kalimantan Selatan yang dikelola oleh pondok pesantren”.
4) ”Disekolah selain mendidik siswa dibidang Teknologi dan Keperawatan juga mendidik siswa
mendalami Ajaran Agama”. Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia kata Depan Di
ditulis terpisah Dari kata yang mengikutinya. Perbaikannya adalah sebagai berikut.
5) “Arifin Syafi’ie, S.Pd”
Singkatan gelar diikuti dengan tanda titik pada setiap tidak singkatan itu,seharusnya diganti dengan
“Arifin Syafi’ie, S.Pd.”
6) Fasilitas yang ada di MAN 4 Banjar adalah
1. kantin
2. lapangan
3. laboratorium bahasa
Pemerincian dalam kalimat yang belum lengkap dipakai tanda koma diantara unsur-unsur dalam
pemerincian yang kemudian diikuti oleh tanda titik. Perbaikan dari kesalahan tersebut dapat
dilihat berikut ini.
Fasilitas yang ada di MAN 4 Banjar adalah
1. kantin,
2. lapangan,